Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Gangguan Kepribadian” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan Jiwa
Kami ucapkan terima kasih kepada ibu dosen pembimbing, atas bimbingan dan arahan
dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan sekelompok atas bantuan dan
kerjasamanya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Kami berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dan dapat menambah wawasan kita terutama dalam hal Penanganan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial, khususnya bagi penanganan klien yang mengalami Gangguan
Kepribadian. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat mendukung dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.
PENULIS
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gangguan Kepribadian……………………………..……….2
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...…..18
BAB I
PENDAHULUAN
Kita semua memiliki gaya berperilaku dan cara tertentu dalam berhubungan dengan
orang lain. Beberapa dari kita adalah tipe teratur, yang lain ceroboh. Beberapa dari kita lebih
memilih mengerjakan tugas sendiri, yang lain lebih social. Beberapa dari kita tipe pengikut ,
yang lain pemimpin. Beberapa dari kita terlihat kebal terhadap penolakan dari orang lain,
sementara yang lain menghindari insiatif social karena takut dikecewakan. Saat pola perilaku
menjadi begitu tidak fleksibel atau maladaptive sehingga dapat menyebabkan distress personal
yang signifikan atau mengganggu fungsi social dan pekerjaan, maka pola perilaku tersebut
dapat didiagnosis sebagai gangguan kepribadian.
Kepribadian dapat didefinisikan sebagai gabungan emosi dan tingkah laku yang
membuat individu memiliki karakteristik tertentu untuk menghadapi kehidupan sehari-hari.
Kepribadian individu relatif stabil dan memungkinan oarng lain untuk memprediksi pola pikir
atau tindakan yang akan diambilnya.
Pada individu ini, ciri kepribadian maladaptif itu tampak begitu melekat pada dirinya.
Biasanya mereka menolak untuk mendapatkan pertolongan dari terapis dan menolak atau
menyangkal bahwa dirinya memiliki suatu masalah. Individu dengan gangguan kepribadian
lebih tidak menyadari masalah mereka, mereka tidak merasa cemas tentang perilakunya yang
maladaptif sehingga mereka pun tidak memiliki motivasi untuk mencari pertolongan dan sulit
sekali untuk mendapatkan perbaikan atau kesembuhan.
1.2 Rumusan Masalah
Tujuan Umum
Untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang apa itu gangguan kepribadian.
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apa itu pengertian dari gangguan kepribadian
b. Mengetahui faktor penyebab timbulnya gangguan kepribadian
c. Mengetahui gejala umum gangguan kepribadian
d. Mengetahui klasifikasi dan diskripsi gangguan kepribadian
e. Mengetahui resiko gangguan kepribadian
f. Treatment bagi gangguan kepribadian
BAB II
PEMBAHASAN
1. Faktor Genetika
Satu buktinya berasal dari penelitian gangguan psikiatrik pada 15.000 pasangan kembar di
Amerika Serikat. Diantara kembar monozigotik, angka kesesuaian untuk gangguan kepribadian
adalah beberapa kali lebih tinggi dibandingkan kembar dizigotik. Selain itu menurut suatu
penelitian, tentang penilaian multiple kepribadian dan temperamen, minat okupasional dan
waktu luang, dan sikap social, kembar monozigotikyang dibesarkan terpisah adalah kira-kira
sama dengan kembar monozigotik yang dibesarkan bersama-sama.
2. Faktor Temperamental
Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin berhubungan
dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa. Contohnya, anak-anak yang secara
temperamental ketakutan mungkin mengalami kepribadian menghindar.
3. Faktor Biologis
Hormon, orang yang menunjukkan sifat impulsive seringkali juga menunukkan
peningkatan kadar testosterone, 17-estradiol dan estrone.
Neurotransmitter, penilaian sifat kepribadian dan system dopaminergik dan
serotonergik, menyatakaan suatu fungsi mengaktivasi kesadaran dari
neurotransmitter tersebut. Meningkatkan kadaar serotonin dengan obat
seretonergik tertentu seperti fluoxetine dapat menghasilkan perubahan dramatik
pada beberapa karakteristik kepribadian. Serotonin menurunkan depresi,
impulsivitas.
Elektrofisiologi, perubahan konduktansi elektrik pada elektroensefalogram telah
ditemukaan pada beberaapa pasien dengan gangguan kepribadian, paling sering
pada tipe antisocial dan ambang, dimana ditemukan aktivitas gelombang
lambat.
4. Faktor Psikoanalitik
Sigmund Freud menyatakan bahwa sifat kepribadian berhubungan dengan fiksasi pada
salah satu stadium perkembangan psikoseksual. Fiksasi pada stadium anal, yaitu anakyang
berlebihan atau kurang pada pemuasan anal dapat menimbulkan sifat keras kepala, kikir dan
sangat teliti.
Individu dengan gangguan kepribadian sarat dengan pelbagai pengalaman konflik dan
ketidakstabilan dalam beberapa aspek dalam kehidupan mereka. Gejala secara umum gangguan
kepribadian berdasarkan kriteria dalam setiap kategori yang ada. Secara umum gangguan ini
klasifikasikan berdasarkan :
1. Pengalaman dan perilaku individu yang menyimpang dari social expectation.
Penyimpangan pola tersebut pada satu atau lebih:
o Cara berpikir (kognisi) termasuk perubahan persepsi dan interpretasi terhadap
dirinya, orang lain dan waktu.
o Afeksi (respon emosional terhadap terhadap diri sendiri, labil, intensitas dan
cakupan)
o Fungsi-fungsi interpersonal
o Kontrol terhadap impuls
2. Gangguan-gangguan tersebut bersifat menetap dalam diri pribadi individu dan
berpengaruh pada situasi sosial.
3. Gangguan kepribadian yang terbentuk berhubungan erat dengan pembentukan distress
atau memburuknya hubungan sosial, permasalahan kerja atau fungsi-fungsi sosial
penting lainnya.
4. Pola gangguan bersifat stabil dengan durasi lama dan gangguan tersebut dapat muncul
dan memuncak menjelang memasuki dewasa dan tidak terbatas pada episode penyakit
jiwa.
5. Gangguan pola kepribadian tidak disebabkan oleh efek-efek psikologis yang muncul
yang disebabkan oleh kondisi medis seperti luka di kepala.
Paranoid
Gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh ketidakpercayaan kepada orang lain dan
kecurigaan berlebih bahwa orang di sekitarnya memiliki motif jahat. Orang dengan
kelainan ini cenderung memiliki kepercayaan yang berlebihan pada pengetahuan dan
kemampuan mereka sendiri dan biasanya menghindari hubungan dekat. Mereka mencari
makna tersembunyi dalam segala sesuatu dan membaca niat bermusuhan ke dalam
tindakanorang lain. Mereka suka mengetest kesetiaan teman dan orang-orang terkasih
dan sering tampak dingin dan menjauh. Mereka biasanya suka menyalahkan orang lain
dan cenderung membawa dendam lama.
7. Curigaan parah
Schizoid
Orang dengan gangguan kepribadian Schizoid menghindari hubungan dengan orang lain
dan tidak menunjukkan banyak emosi. Tidak seperti avoidants, schizoids benar-benar
lebih suka menyendiri dan tidak diam-diam menginginkan popularitas. Mereka
cenderung mencari pekerjaan yang memerlukan sedikit kontak sosial. keterampilan sosial
mereka lemah dan mereka tidak menunjukkan perlunya perhatian atau penerimaan.
Mereka dianggap tidak punya selera humor dan jauh dan sering disebut sebagai
“penyendiri.”
3. Orang lain menganggap dia jauh, menyendiri, dan tidak bisa terikat dengan orang lain.
Schizotypal
Banyak yang percaya bahwa gangguan kepribadian schizotypal mewakili skizofrenia
ringan. Gangguan ini ditandai oleh bentuk-bentuk berpikir dan memahami dengan cara
yang aneh, dan individu dengan gangguan ini sering mencari isolasi dariorang lain .
Mereka kadang-kadang percaya untuk memiliki kemampuan indra yang ekstra atau
kegiatan yang tidak berhubungan berhubungan dengan mereka dalam beberapa cara
penting. Mereka umumnya berperilaku eksentrik dan sulit berkonsentrasi untuk waktu
yang lama. pidato mereka sering lebih rumit dan sulit untuk diikuti.
7. Nampak pemalu, suka menyendiri, atau menarik diri dari orang lain
Antisosial
Banyak yang salah paham bahwa gangguan kepribadian antisosial mengacu pada orang
yang memiliki keterampilan sosial yang buruk. Sebaliknya, gangguan kepribadian
antisosial ditandai oleh kurangnya hati nurani. Orang dengan gangguan ini rentan
terhadap perilaku kriminal, percaya bahwa korban-korban mereka lemah dan pantas
dimanfaatkan. Antisocials cenderung suka berbohong dan mencuri. Sering kali, mereka
tidak hati-hati dengan uang dan mengambil tindakan tanpa berpikir tentang
konsekuensinya . Mereka sering agresif dan jauh lebih peduli dengan kebutuhan mereka
sendiri daripada kebutuhan orang lain.
Ambang/ Borderline
Merupakan suatu gangguan kepribadian yang menyebabkan penderita tidak memiliki rasa
diri yang jelas dan konsisten serta tidak pernah memiliki kepastian dalam nilai – nilai,
loyalitas, dan pilihan karier mereka. Mereka tidak tahan berada dalam kesendirian,
memiliki rasa takut di abaikan, dan menuntut perhatian. Mudah mengalami perasaan
depresi dan perasaaan kosong yang kronis, mereka seringkali mencoba bunuh diri dan
melakukan tindakan memutilasi diri sendiri (Davidson, Neale, Kring, 2004).
4. Perilaku impulsif
9. Pikiran paranoid dan sintom – sintom disosiatif yang di picu oleh stres.
Histrionic
Orang dengan gangguan kepribadian Histrionicadalah pencari perhatian konstan. Mereka
perlu menjadi pusat perhatian setiap waktu, sering menggangguorang lain untuk
mendominasi pembicaraan. Mereka menggunakan bahasa muluk-muluk untuk
menggambarkan kejadian sehari-hari dan mencari pujian konstan. Mereka suka
berpakaian ”yang memancing” atau melebih-lebihkan kelemahannya untuk mendapatkan
perhatian. Mereka juga cenderung membesar-besarkan persahabatan dan hubungan,
percaya bahwa setiaporang menyukai mereka. Mereka sering manipulatif.
4. Melebih-lebihkan persahabatan.
Narcissistic
Gangguan kepribadian Narcissistic dicirikan oleh keterpusatan diri. Seperti gangguan
Histrionic, orang-orang dengan gangguan ini senang mencari perhatian dan pujian.
Mereka membesar-besarkan prestasi mereka, mengharapkan orang lain untuk mengakui
mereka sebagai superior. Mereka cenderung teman, karena mereka percaya bahwa tidak
sembarang orang yang layak menjadi teman mereka. Narsisis cenderung membuat kesan
pertama yang baik, namun mengalami kesulitan menjaga hubungan jangka panjang.
Mereka umumnya tidak tertarik pada perasaan orang lain dan dapat mengambil
keuntungan dari mereka.
Avoidant
Gangguan kepribadian yang ditandai dengan kegelisahan sosial yang ekstrim. Orang
dengan gangguan ini sering merasa ”tidak cukup”, menghindari situasi sosial, dan
mencari pekerjaan dengan sedikit kontak dengan orang lain. Avoidant takut ditolak dan
khawatir jika mereka memalukan diri mereka sendiri di depan orang lain. Mereka
membesar-besarkan potensi kesulitan pada situasi baru untuk membuat orang berpikir
agar menghindari situasi itu. Sering kali, mereka akan menciptakan dunia fantasi untuk
pengganti yang asli. Tidak seperti gangguan kepribadian skizofrenia, avoidant
merindukan hubungan sosial, tetapi belum merasa merekabisa mendapatkannya. Mereka
sering mengalami depresi dan memiliki kepercayaan diri yang rendah.
1. Keengganan dalam relasi sosial; mundur dari orang lain dalam mengantisipasi
penolakan
2. Terobsesi denga tolakan atau kritikan dalam situasi sosial
Dependent
Gangguan kepribadian ini ditandai dengan kebutuhan untuk dijaga. Orang dengan
kelainan ini cenderung bergantung pada orang dan merasa takut kehilangan mereka.
Mereka mungkin menjadi bunuh diri ketika berpisah dengan orang yang dicintai. Mereka
cenderung untuk membiarkan orang lain mengambil keputusan penting bagi mereka dan
sering melompat dari hubungan satuke hubungan yang lainnya. mereka sering bertahan
dalam suatu hubungan, walaupun sering dikasari atau disakiti. kepekaan berlebih
terhadap penolakan umum. Mereka sering merasa tak berdaya dan tertekan.
4. Pasrah
Obsesif-Kompulsif
Nama gangguan kepribadian Obsesif-Kompulsif (OCDP) mirip dengan kecemasan
obsesif-kompulsif, namun keduanya sangat berbeda. Orang dengan gangguan kepribadian
obsesif-kompulsif terlalu fokus pada keteraturan dan kesempurnaan. Mereka harus
melakukan segalanya “benar” sering mengganggu produktivitas mereka. Mereka
cenderung untuk terjebak dalam halhal yang detil, namun kehilangan gambaran yang
lebih besar. Mereka menetapkan standar yang tinggi tidak masuk akal untuk diri mereka
sendiri dan orang lain, dan cenderung sangat kritis terhadap orang lain ketika mereka
tidak hidup sampai saat ini standar yang tinggi. Mereka menghindari bekerja dalam tim,
percaya orang lain terlalu ceroboh atau tidak kompeten. Mereka menghindari membuat
keputusan karena mereka takut membuat kesalahan dan jarang murah hati dengan waktu
atau uang. Mereka sering mengalami kesulitan mengekspresikan emosi.
3. Kaku
(2) Bunuh diri, melukai diri sendiri sering terjadi pada individu yang mengalami gangguan
kepribadian ambang dan cluster B
(4) Depresi, kecemasan dan gangguan makan. Untuk semua cluster mempunyai resiko
berkembangnya problema psikologis lainnya
(5) Perilaku berbahaya yang dapat merusak diri sendiri. Penderita gangguan kepribadian
ambang berpotensi melakukan tindakan berbahaya, tanpa perhitungan seperti terlibat
pada seks bebas beresiko atau terlibat dalam perjudian. Pada gangguan kepribadian
dependen beresiko mengalami pelecehan seksual, emosional, atau kekerasan fisik
karena individu ini hanya mengutamakan pada bertahan hubungan semata (bergantung
pada orang tersebut)
(6) Kekerasan atau bahkan pembunuhan. Perilaku agresif pada gangguan kepribadian
paranoid dan antisosial
(7) Tindakan kriminal. Gangguan kepribadian antisosial mempunyai resiko lebih besar
melakukan tindakan kriminal. Hal ini dapat mengakibatkan diri bersangkutan
dipenjara
(8) Gangguan simtom yang ada dapat menjadi lebih buruk dikemudian hari bila tidak
mendapatkan perawatan secara baik.
Kelompok A
A. Paranoid
Psikoterapi – Pasien paranoid tidak bekerja baik dalam psikoterapi kelompok, karena
itu ahli terapi harus berhadapan langsung dalam menghadapi pasien dan harus diingat
bahwa kejujuran merupakan halyang sangat penting bagi pasien.
B. Skizoid
Pasien harus dilindungi dari serangan agresif anggota kelompok lain mengingat
kecenderungan mereka akan ketenangan. Dengan berjalaannya waktu, anggota kelompok
menjadi penting bagi pasien schizoid dan dapaat memberikan kontak sosial.
C. Skizotipal
Psikoterapi – Pikiran yang aneh dan ganjil pada pasien gangguan kepribadian skizotipal
harus ditangani dengan berhati-hati. Beberapa pasien terlibat dalam pemujaan, praktek
religius yang aneh. Ahli terapi tidak boleh menertawakan aktivitas tersebut atau mengadili
kepercayaan atau aktivitas mereka.
Kelompok B
A. Antisosial
Psikoterapi – Jika pasien merasa berada diantara teman-teman sebayanya, tidak adanya
motivasi mereka untuk berubah bisa menghilang, kemungkinan karena hal itulah kelompok
yang menolong diri sendiri akan lebih berguna dibandingkan di penjara dalam
menghilangkan gangguan.
Tetapi ahli terapi harus menemukan suatu cara untuk menghadapi perilaku merusak
pada pasien. Dan untuk mengatasi rasa takut pasien terhadap keintiman, ahli terapi harus
mengagalkan usaha pasien untuk melarikan diri dari perjumpaan dengan orang lain.
B. Ambang/ Borderline
Latihan keterampilan social, khususnya dengan video tape, membantu pasien untuk
melihat bagaimana tindakan mereka mempengaruhi orang lain, hal ini untuk meningkatkan
perilaku interpersonal mereka.
Farmakoterapi – Antipsikotik dapat digunakan untuk mengendalikan kemarahan,
permusuhan dan episode psikotik yang singkat. Antidepresan memperrbaiki mood yang
terdepresi yang sering ditemukan pada pasien.
Dialectical behavior therapy merupakan salah satu type dari CBT berfokus pada coping
skill, dalam terapi ini individu belajar mengontrol perilaku dan emosi dengan teknik
kesadaran penuh, pasien dibantu untuk mengenal pelbagai muatan emosinya tanpa perlu
bereaksi (mengontrol perilakunya) Terapi ini efektif untuk penyembuhan gangguan
kepribadian ambang.
1. Mengajari individu untuk mengatur dan mengendalikan tingkah laku dan emosi
yang ekstrem.
2. Mengajari individu untuk menoleransi perasaan distress.
Istilah ”dialectic” mengacu pada sikap yang berlawanan, yaitu di mana terapis harus
menerima individu borderline apa adanya sekaligus membantu individu tersebut untuk
berubah. Istilah ”dialectic” juga mengacu pada kenyataan bahwa individu borderline tidak
perlu membagi dunia secara dikotomi, tetapi dapat mencapai suatu sintetsis. Dengan kata
lain, salah satu tujuan DBT adalah mengajari individu untuk memandang dunia secara
dialektik, suatu pemahaman bahwa hidup terus berubah dan suatu hal tidak semuanya
buruk atau semuanya baik. Sedangkan aspek kognitif-behavioral dari DBT, baik yang
dilakukan secara individual atau dalam kelompok, terdiri dari membantu individu belajar
menyelesaikan masalah, membantu untuk memperoleh penyelesaian masalah yang lebih
efektif dan dapat diterima secara sosial dan mengendalikan emosi, meningkatkan
kemampuan interpersonal, dan mengendalikan amarah dan kecemasan.
Terapi dengan obat-obatan juga berfungsi dalam menangani beberapa gejala tertentu
yang ditunjukkan oleh pasien. Obat antidepresan dan obat untuk penstabil mood sangat
membantu untuk menghilangkan perasaan depresi dalam diri penderita dan keadaan diri
labil yang mereka alami. Serta untuk mengatasi distorsi kognitif pada penderita maka
pemberian obat antipsikosis sangatlah membantu.
C. Gangguan Kepribadian Historinic
Kelompok C
A. Menghindar/ Avoid
Psikoterapi – Ahli terapi mendorong pasien untuk ke luar ke dunia untuk melakukan
apa yang dirasakan mereka memiliki resiko tinggi penghinaan, penolakan dan kegagalan.
Tetapi ahli terapi harus berhati-hati saat memberikan tugas untuk berlatih keterampilan
social yang baru di luar terapi, karena kegagalan dapat memperberat harga diri pasien yang
telah buruk.
Tetapi kelompok dapat membantu pasien mengerti efek kepekaan mereka terhadap
penolakan pada diri mereka sendiri dan orang lain. Melatih ketegasan adalah bentuk terapi
perilaku yang dapat mengajarkan pasien untuk mengekspresikan kebutuhan mereka secara
terbuka dan untuk meningkatkan harga diri mereka.
B. Dependen
Psikoterapi – Terapi yang digunakan yaitu melalui proses kognitif behavioral, dengan
menciptakan kemandirian pada pasien, melatih ketegasan dan menumbuhkan rasa percaya
diri.
C. Obsesif Kompulsif
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gangguan Kepribadian adalah istilah umum untuk suatu jenis penyakit mental di mana
cara berpikir, memahami situasi, dan berhubungan dengan orang lain tidak berfungsi. Penderita
gangguan kepribadian mempunyai karakteristik perilaku yang kaku sulit menyesuaikan diri
sehingga orang lain seperti bersikap impulsif, lekas marah, banyak permintaan, ketakutan,
permusuhan, manipulatif, atau bahkan bertindak kasar.
Berupa gangguan psikologis yang sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Memiliki
gangguan kepribadian negatif dapat mempengaruhi pekerjaan seseorang, keluarga, dan
kehidupan sosial seseorang. Mereka yang memiliki gangguan kepribadian memiliki beberapa
fitur yang berbeda termasuk gangguan psikologis dalam diri : kemampuan untuk memiliki
hubungan interpersonal yang sukses, kesesuaian dari jangkauan emosi, cara memahami diri
mereka sendiri, orang lain, dan dunia, dan kesulitan memiliki kontrol impuls yang tepat.
Gangguan kepribadian menciptakan suatu pola perilaku meresap dan pengalaman batin
yang sangat berbeda dari norma-norma budaya dan individu yang ada didalam masyarakat.
Terkadang berupa penyimpangan perilaku yang muncul secara dramatis tanpa disadari. Oleh
karena itu, mereka yang memiliki gangguan kepribadian sering mengalami konflik dengan
dirinya secara pribadi, keluarga, maupun lingkungan sekitarnya.
Gangguan Kepribadian dikelompokkan menjadi 3 : cenderung berpikir atau berperilaku
aneh dan eksentrik/ tampak aneh, cenderung emosi dalam berpikir dan berperilaku, serta
cenderung ketakutan dan cemas.
Namun, dari segala bentuk gangguan kepribadian tersebut telah dilakukan beberapa
treatment bagi penanganan penderita gangguan kepribadian. Sehingga,seiring berjalannya
waktu perilaku tersebut dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
Suryabrata, Sumardi. 2008. Psikologi Kepribadian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Davidson, dkk. 2006. Psikologi Abnormal. Cetakan Kesembilan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
http://indonesiaindonesia.com/f/47044-gangguan-kepribadian-personality-disorder/
http://hadianiekaputri.blogspot.com/2010/11/makalah-gangguan-kepribadian.html
http://www.indonesiaindonesia.com/f/47044-gangguan-kepribadian-personality-disorder/
http://health.detik.com/read/2009/12/03/091252/1253138/770/gangguan-kepribadian 9:23