ISI
2.2 Epidemiologi
Seluruh dunia menyatakan bahwa penyakit campak bersifat
endemik artinya suatu penyakit yang dapat menyerang beberapa orang
dalam suatu wilayah yang luas bahkan dapat menyerang beberapa negara
dalam waktu bersamaan. Tahun 1980, sebelum imunisasi dilakukan secara
luas, diperkirakan lebih 20 juta orang di dunia terkena campak dengan 2,6
juta kematian setiap tahun yang sebagian besar adalah anak-anak di bawah
usia lima tahun. Sejak tahun 2000, lebih dari satu miliar anak di negara-
negara berisiko tinggi telah divaksinasi melalui program imunisasi,
sehingga pada tahun 2012 kematian akibat campak telah mengalami
penurunan sebesar 78% secara global. Indonesia merupakan salah satu dari
negara-negara dengan kasus Campak terbanyak di dunia. (Depkes, 2018).
Halim, 2016 menyatakan bahwa pada tahun 2013 diseluruh dunia terjadi
145.700 kematian yang disebabkan oleh campak yang berkisar 400
kematian setiap hari atau 16 kematian setiap jam pada sebagian besar anak
kurang dari lima tahun. Berdasarkan Depkes RI tahun 2014, kasus campak
di Indonesia mencapai 12.222 kasus. Frekuensi Kejadian Luar Biasa
sebanyak 173 kejadian dengan 2.104 kasus. Sebagian besar yang
mengalami kasus campak adalah anak-anak usia pra sekolah dan anak SD
(Sekolah Dasar).
2.3 Etiologi
Penyebab penyakit campak adalah Virus yang bernama
Ribonucleid Acidtermasuk dalam family Paramyxovirus dan genus
Morbilivirus. Virus ini berbentuk bulat dengan tepi yang kasar dan begaris
tengah 140 mm, dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan
protein, didalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari
bagian protein yang mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan sruktur
heliks nukleoprotein yang berada dari myxovirus. Selubung luar sering
menunjukkan tonjolan pendek, satu protein yangberada di selubung luar
muncul sebagai hemaglutinin. Virus campak ini dapat dilihat pada gambar
Gambar 1. Virus Campak
Hal ini dibuktikan adanya penurunan kasus dan tidak adanya laporan KLB
Campak pada bulan Oktober 2017 sampai dengan Maret 2018 di wilayah
pelaksanaan imunisasi. KLB Campak dalam tiga tahun terakhir hampir di setiap
provinsi dengan jumlah provinsi melaporkan KLB meningkat dari 27 provinsi
tahun 2015 menjadi 30 provinsi tahun 2017. Peningkatan ini di antaranya
disebabkan perbaikan kewaspadaan dini terhadap kasus Campak, yaitu petugas
lebih cepat menangkap adanya peningkatan kasus.
Tahun 1990 campak semakin meningkat hingga mencapai lebih dari 90%.
Tahun 2000, dalam rangka mengatasi KLB (Kejadian Luar Biasa) dan
memberikan kesempatan kedua bagi anak yang belum diimunisasi atau pun yang
belum terbentuk kekebalannya, maka ditetapkan 3 strategi pengendalian Campak :