Anda di halaman 1dari 4

MIGRAIN

: 067/ /SOP-
No.Dokumen
UKP/PKM-LGK/2019
No.Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : Agustus 2019

Halaman : 1/3
PUSKESMAS Dr.Riesda Nandini Y
LEGOK Nip.197401012008012005

Migrain adalah suatu istilah yang digunakan untuk nyeri kepala primer dengan
kualitas vaskular (berdenyut), diawali unilateral yang diikuti oleh mual,
fotofobia, fonofobia, gangguan tidur dan depresi. Serangan seringkali berulang
dan cenderung tidak akan bertambah parah setelah bertahun-tahun. Migren bila
tidak diterapi akan berlangsung antara 4-72 jam dan yang klasik terdiri atas 4 fase

1. Pengertian yaitu fase prodromal (kurang lebih 25 % kasus), fase aura (kurang lebih 15%
kasus), fase nyeri kepala dan fase postdromal. Pada wanita migren lebih banyak
ditemukan dibanding pria dengan skala 2:1. Wanita hamil tidak luput dari
serangan migren, pada umumnya serangan muncul pada kehamilan trimester I.
Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti faktor penyebab migren, diduga
sebagai gangguan neurobiologis, perubahan sensitivitas sistem saraf dan avikasi
sistem trigeminal-vaskular, sehingga migren termasuk dalam nyeri kepala primer.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penatalaksanaan pasien dengan
migrain
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 823/ 01 /SK-UKP/PKM-LGK/2019
tentang Pelayanan Klinis di Puskesmas Legok.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
4. Referensi HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur/ Diagnosis Klinis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis dan
langkah- pemeriksaan fisik umum dan neurologis. Kriteria Migren: Nyeri kepala episodik
langkah dalam waktu 4-72 jam dengan gejala dua dari nyeri kepala unilateral, berdenyut,
bertambah berat dengan gerakan, intensitas sedang sampai berat ditambah satu
dari mual atau muntah, fonopobia atau fotofobia.
Diagnosis Banding

a. Arteriovenous Malformations

b. Atypical Facial Pain

c. Cerebral Aneurysms
d. Childhood Migraine Variants

e. Chronic Paroxysmal Hemicrania

f. Cluster-type hedache (nyeri kepala kluster)

Komplikasi

a. Stroke iskemik dapat terjadi sebagai komplikasi yang jarang namun


sangat serius dari migren. Hal ini dipengaruhi oleh faktor risiko seperti
aura, jenis kelamin wanita, merokok, penggunaan hormon estrogen.
b. Pada migren komplikata dapat menyebabkan hemiparesis.

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium: darah rutin, elektrolit, kadar gula darah, dll (atas

indikasi, untuk menyingkirkan penyebab sekunder).

Radiologi: atas indikasi, untuk menyingkirkan penyebab sekunder

Penatalaksanaan
Beberapa obat yang terbukti efektif mengatasi MIGRAIN:

Regimen analgesik NNT*

Aspirin 600-900 mg + metoclopramide

Asetaminofen 1000 mg

Ibuprofen 200-400 mg 7,5

* Respon terapi dalam 2 jam (nyeri kepala residual ringan atau hilang dalam 2 jam)
Domperidon atau metoklopropamid sebagai antiemetic dapat diberikan saat serangan nyeri
kepala atau bahkan lebih awal yaitu pada saat fase prodromal.

Edukasi
a. Pada saat serangan pasien dianjurkan untuk menghindari stimulasi
sensoris berlebihan.
b. Bila memungkinkan beristirahat di tempat gelap dan tenang dengan
dikompres dingin.
c. Perubahan pola hidup dapat mengurangi jumlah dan tingkat keparahan
migren, baik pada pasien yang menggunakan obat-obat preventif atau
tidak.
d. Menghindari pemicu, jika makanan tertentu menyebabkan sakit kepala,
hindarilah dan makan makanan yang lain. Jika ada aroma tertentu yang
dapat memicu maka harus dihindari. Secara umum pola tidur yang reguler
dan pola makan yang reguler dapat cukup membantu.
e. Berolahraga secara teratur, olahraga aerobik secara teratur mengurangi
tekanan dan dapat mencegah migren.
f. Mengurangi efek estrogen, pada wanita dengan migren dimana estrogen
menjadi pemicunya atau menyebabkan gejala menjadi lebih parah, atau
orang dengan riwayat keluarga memiliki tekanan darah tinggi atau stroke
sebaiknya mengurangi obat-obatan yang mengandung estrogen.
g. Berhenti merokok, merokok dapat memicu sakit kepala atau membuat
sakit kepala menjadi lebih parah (dimasukkan di konseling).
h. Penggunaan headache diary untuk mencatat frekuensi sakit kepala.
melakukan vital sign menegakan diagnose
Melakukan dan pemeriksaan fisik berdasarkan hasil pemeriksaan
anamnesis pada
pasien

6. Bagan Alir

menulis hasil Memberikan tata laksana pada


menulis diagnose anamnesa, pasien sesuai hasil pemeriksaan
pasien ke buku pemeriksaan dan
register. diagnose ke rekam
medic

7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan

8. Unit terkait Ruang Pemeriksaan Umum

9. Dokumen
 Rekam medis
Terkait  Kertas resep

10. Rekaman
historis No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai