PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
auditnya. Pengawasan bank syariah yang berada dalam otoritas Bank Indonesia dan
Dewan Syariah Nasional (DSN) dilakukan dalam rangka menjaga kepatuhan terhadap
prinsip prinsip dan aturan syariah dalam operasional kegiatannya dan pelaporannya
sesuai konsep perbankan syariah serta sesuai prinsip akuntansi bertema umum. Bank
Syariah menjadi salah satu bagian dari Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang
Pengawasan bank syariah yang berada dalam otoritas Bank Indonesia (BI) dan
Dewan Syariah Nasional (DSN) dilakukan dalam rangka menjaga kepatuhan terhadap
sesuai konsep perbankan syariah serta sesuai prinsip akuntansi bertema umum. Dalam
hal ini, Dewan Pengawas Syariah (DPS) memiliki peran yang utama dalam
pengendalian dalam aspek syariah dan auditor memiliki peran utama dalam menguji
Adapun standar audit yang berlaku pada LKS termasuk bank Syariah adalah
standar audit yang dikeluarkan dan disahkan oleh AAOIFI (Accounting and Auditing
1
Akhmad Mujahidin, Pengawas LKS cet. Ke-4, (Depok: RajaGrafindo Persada, 2017), h.47
1
Lembaga Keuangan Syari’ah khususnya bank syariah bergerak di sektor
keuangan (finance) yang umumnya memiliki risiko yang tinggi di bisnisnya. Oleh
karena itu, disamping adanya pengawasan dan audit syariah, diperlukan elemen lain
(tata kelola perusahaan yang baik). Tujuan corporate governance secara umum
adalah untuk mewujudkan keadilan bagi seluruh pihak yang berkepentingan terhadap
dan efisien maka BI, DSN, dan DPS harus saling bekerja sama dalam mengemban
Audit syariah sendiri biasanya dilakukan oleh Team Audit Sharia Compliance
yang bertugas untuk membantu pekerjaan Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam
dari konsep perbankan syariah dapat dicegah. Tugas tersebut juga bertujuan agar
standar yang diterapkan oleh perbankan syariah sesuai dengan standar yang telah
Financial Institutions).2
2
Akhmad Mujahidin, Pengawas LKS cet. Ke-4, (Depok: RajaGrafindo Persada, 2017), h.47-48
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Menurut Alvin A Arens dan James K Loebbecke (1980), auditing adalah suatu set
informasi sehingga agunan dapat menyatakan satu pendapat tentang apakah laporan
keuangan yang diperiksa disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku.
Audit adalah faktor penting untuk menjamin akuntabilitas perusahaan, hal ini
serta perspektif Islam. Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi. Atestasi,
proses dengan apa seseorang yang mampu dan independent dapat menghimpun dan
mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur dasri suatu kesatuan ekonomi
keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk
mengetahui dengan jelas pengertian auditing, berikut ini akan dikemukakan definisi-
pengevaluasi bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas
ekonomi yang dilakukan oleh seorang yang kompoeten dan independen untuk
3
menentukan dan melaporkan kesesuaian kesesuaian informasi dimaksud dan
berkepentingan” Secara umum Audit Syari‟ah adalah untuk melihat dan mengawasi,
mengontrol dan melaporkan transaksi, sesuai aturan dan hukum Islam yang
bermanfaat, benar, tepat waktu dan laporan yang adil untuk pengambilan keputusan.
Bukan tugas yang mudah untuk melakukan audit syariah di dalam kondisi
kapitalistik dan sistem keuangan konvensional yang kompetitif. Masalah ini lebih
diperparah oleh penurunan nilai-nilai moral, sosial dan ekonomi Islam di negara-
penjajahan dan dominasi budaya dunia barat selama beberapa abad lalu. Hal ini
konvensional, dimana auditing syariah selain mengacu pada standar audit nasional
dan internasional juga mengacu pada prinsip-prinsip syariah. Dalam audit syariah
bisa menerapkan aturan audit nasional dan internasional selama tidak bertentangan
syariah adalah laporan internal syariah yang bersifat independen atau bagian dari
3
Mustafa Edwin Nasution, dkk, Audit lembaga keuangan, (Jakarta: Kencana, 2006), h.89
4
aturan syariah, fatwa- fatwa, instruksi dan lain sebagainya yang diterbitkan fatwa IFI
Dapat disimpulkan pengertian audit syariah adalah salah satu unsur melalui
karena itu, auditor merupakan wakil dari para pemegang saham yang menginginkan
Banyak sekali pesan tentang audit dan kontrol dalam ajaran Islam. Berikut ini
adalah beberapa nash Al-qur’an yang dapat dijadikan para bankir dan praktisi
keuangan
م ْ
و َ
ق ايَ َ
ل اَ
ق ا
ًۗبْ
ي َ
عُش ْمهُا َ
خ َ
َ أ ين ْم
َد َِلى
َ ٰ َإو
ِ
َْ
د ه ق ۖ ْر
ُُ َيٍ غٰله
َِ
ْ إِنْ مُمما َلك َ ََّلل
دوا اه ُُْب
اع
َ
ْلَي ْ ُوا
الك ْفَ
َأوْ ف ُۖ
م ِك ْ ر
َب ِنٌ م َةبيِن ُم
َ ْ ْء
تك ََاج
ْهمُء َ
هاسَ أشْي
ََا ْخَسُوا الن تب ََ
َ َل ن و ََا
ِيز ْ َ
الم و
4
Mustafa Edwin Nasution, dkk, Audit lembaga keuangan, (Jakarta: Kencana, 2006), h.89-90
5
Dwi Condro Triono, . KEUANGAN DAN PENGAWASAN cet. Ke-2, (Yogyakarta: Irtikaz,
2012), h.61
5
ُم
ْ ِٰ
لكَ
ذ ۚه
ا َْ
ََِلحِص
د إَْ
بعَ ض اْلَر
ِْ ْ ِي ُِ
دوا ف ْس
تف ََ
ُ َلو
َ ِن
ِين ْم
مؤُ ُْمْتُن
ن كِْ ُم
ْ إ ٌ َلك
ْرَيخ
“Dan (kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka,
Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan
bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari
demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman".
2.2.1.2 Q.s Al-An’aam (6) ayat 152:
َِيِي ه َل ب ه
ِالت ِهِ إِيمَت
الي ْ ل َماَ بوا َُْر
تقَ َلََ
و
َ
ْلَي ْ ُوا
الك َو
ْف َأ
ه و ُد
ۖ َشُه َ ألغُْ
يبَ ٰهى
َتُ حْسَنَح
أ
ِه
َلْسًا إنفَ ُ
ِفَل
نكُ َل
َ ِ ِْۖس
ط ْ ن ب
ِالق ََاِيز ْ َ
الم و
ََا
ن ْ كََلو
ِلوا وُْدَاعْ ف ُم
لت َا ق
ُْ َإ
ِذ ۖ و هاََُسْع
و
ُم
ْ لكِٰ
َ
ۚ ذ ُواْفَو ِ اه
َّللِ أ َْ
هد َب
ِع ٰ و ۖب
ى ُر
َْ َا ق ذ
َُو
ن هرذكَت َ ُْم
لكَه
ِ َلع ْ ب
ِه ُمهاك َص
و
“Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih
bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan
dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar
kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu Berlaku adil,
Kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. yang demikian itu
6
ٌ َاس
ِق ْ فُم
ءكََا ِْ
ن جُوا إ منََ آِين ها ه
الذ َُّ
َي يا أ َ
ٍ َ ه
الة ََ
ِجما ب َو
ًْ ُوا قِيب ُ ن
تص َْ
ُوا أ َي
هن َت
َب إ فٍََب
ِنب
َ
ِينِم َ ْ
ناد ُم
لتَْ
َعما فَ ٰ
لىََ
ُوا ع ِحْب َت
ُص ف
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik
membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
ِْ
دِنْ ع
ِن ََا
ن م ََلو
ْ ك ن و َْآ
ۚ ُر ْ ن
الق َُوبر ََ
ده يت َ ََ
َلَف
أ
ًا َث
ِير ًا ك َْت
َِلف ِ اخ
ِيه َُ
دوا فَجَّللِ َلو
اه ْر
ِ َي
غ
“Maka Apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? kalau kiranya
AlQuran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang
banyak di dalamnya.” 6
2.2.2 Hadist
2.2.2.1 Hadis riwayat Abu Dawud, dari Abu Hurairah, Rasul Saw bersabda: Artinya :
Aku jadi yang ketiga antara dua orang yang berserikat selama yang satu
tidak khianat kepada yang lainnya, apabila yang satu berkhianat kepada
pihak yang lain, maka keluarlah aku darinya.
2.2.2.2 Hadis Nabi Riwayat Tirmidzi dari „Amr Bin Auf : Artinya : Perdamaian
6
Dawan Raharjo, Dewan pengawas syariah : DSN dan DPS, (Jakarta: Lembaga Studi Agama
dan Filsafat, 1999), h.102
7
2.2.2.3 Hadis Nabi Dikeluarkan ibnu majah dari ibadah ibnu shamit dalam
Ahmad dari Ibnu Abas, dan Malik dari Yahya) 10 Artinya: Rasulullah s.a.w.
boleh (pula) membalas bahaya (kerugian yang ditimbulkan oleh orang lain)
2.2.3.5 Auditor lembaga keuangan Islam harus mematuhi “Kode etik professi
2.2.3.6 Auditor harus melakukan auditnya menurut standar yang dikeluarkan oleh
professional, hati-hati dan menyadari segala keadaaan yang mungkin ada yang
7
Dawan Raharjo, Dewan pengawas syariah : DSN dan DPS, (Jakarta: Lembaga Studi Agama
dan Filsafat, 1999), h.103
8
Dawan Raharjo, Dewan pengawas syariah : DSN dan DPS, (Jakarta: Lembaga Studi Agama
dan Filsafat, 1999), h.104
8
2.3 Tujuan Audit Syariah
2.3.1 Untuk memastikan kesesuaian seluruh operasional bank dengan prinsip dan
tindakan
audit yang syari'ah dalam operasi dan kegiatan, peran masing-masing pelaku utama
merupakan orang dalam perusahaan yang tidak independen. Laporan internal auditor
2.4.1.1 Komite Audit dan Tata Lembaga Keuangan Islam. Komite ini bertanggung
9
Veithzal dan Andi Buchari Rivai, EKONOMI ISLAM : tata kelola islamicet. Ke-2, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), h.79
9
rekening investasi terbatas, kepatuhan syari'ah, rekening sementara dan tahunan dan
dengan produk dan jasa dari Lembaga Keuangan Islam. Peran dasar mereka adalah
sebagai persetujuan atau stamping otoritas. Fungsi utama dewan Syariah adalah
sebagai penasihat dan pemberi sran kepada Direksi Bursa sebagai penyelenggara
Pasar Komoditas Syariah mengenai hal-hal yang berkaitan dengan aspek syariah
untuk melakukan audit internal dan untuk memastikan Lembaga Keuangan Islam
mematuhi syari'at dan semua transaksi dan kontrak yang dilaksanakan dalam
kerangka syari'at. Beberapa Lembaga Keuangan Islam juga memiliki petugas syari'at
mereka sebagai unit bekerja sama dengan auditor internal atau mereka adalah bagian
apakah transaksi dan kontrak yang dalam syari'at kebijakan, peraturan Dimana
auditor internal dan eksternal juga bertanggung jawab untuk menguji kepatuhan
syari'ah lembaga keuangan syari‟ah Selain itu, masih ada perdebatan berlangsung
pada siapa harus melakukan audit syari'ah. Studi Kasim menemukan bahwa beberapa
responden lebih suka praktek syari'at audit yang akan dilakukan oleh orang-orang
yang memenuhi syarat dalam syari'at saja. Lainnya ingin audit syari'ah menjadi
10
Veithzal dan Andi Buchari Rivai, EKONOMI ISLAM : tata kelola islamicet. Ke-2, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), h.79-80
10
tanggung jawab auditor internal atau departemen syari'ah lembaga keuangan syari‟ah
terhadap laporan keuangan apakah telah disusun sesuai peraturan yang berlaku
atau tidak.
syari’ah mengenai tujuan dan prinsip umum pelaksanaan audit atas laporan
keuangan yang disajikan oleh lembaga keuangan Islam yang beroperasi sesuai
2.5.3 Agar auditor mampu menyatakan suatu pendapat apakah laporan keuangan
yang disusun oleh lembaga keuangan syari‟ah, dari semua aspek yang bersifat
material, benar dan wajar sesuai dengan aturan dan prinsip syari‟ah, standar
akuntansi AAOIFI, serta standar dan praktek akuntansi nasional yang berlaku
Audit Syariah dapat dimaknai sebagai suatu proses untuk memastikan bahwa
syariah atau pengujian kepatuhan syariah secara menyeluruh terhadap aktivitas bank
operasional bank dengan prinsip dan aturan syariah yang digunakan sebagai pedoman
11
Veithzal dan Andi Buchari Rivai, EKONOMI ISLAM : tata kelola islamicet. Ke-2, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), h.80-81
12
Dwi Condro Triono, . KEUANGAN DAN PENGAWASAN cet. Ke-2, (Yogyakarta: Irtikaz,
2012), h.69
11
2.6.1 Hal-hal yang dilakukan pada audit bank syariah meliputi:
syariah,
2.6.1.2 Memeriksa akunting dalam aspek produk, baik sumber dana ataupun
pembiayaan.
2.6.1.8 Ada tidaknya transaksi yang mengandung unsur-unsur yang tidak sesuai
dengan syariah Hal-hal di atas adalah unsur-unsur yang harus ada dalam audit
syariah, meskipun demikian prosedur audit yang telah ada tetap memiliki peran
sumbersumber berwujud,
mendapat informasi
12
mengeluarkan dan mensahkan standar audit yang berlaku pada lembaga keuangan
Standar Auditing AAOIFI untuk audit pada lembaga keuangan syariah sendiri
mencakup lima standar, yaitu tujuan dan prinsip (objective and principles of
Adapun penjelasan singkat dari kelima standar tersebut adalah Pertama terkait
tujuan dan prinsip. Tujuan dari sebuah audit laporan keuangan yaitu untuk
semua hal yang material dan sesuai dengan aturan dan prinsip Islam, AAOIFI,
standar akuntansi nasional yang relevan, serta praktek di negeri yang mengoperasikan
lembaga keuangan. Adapun prinsip etika profesi meliputi, kebenaran, integritas, dapat
Kedua terkait laporan auditor Elemen dasar dari laporan auditor (judul, alamat,
paragraf pembukaan atau pengenalan, cakupan paragraf (gambaran dari audit), acuan
ASIFI dan standar nasional yang relevan atau praktek, Uraian pekerjaan yang
dilakukan auditor, Paragraf opini berisi sebuah ungkapan opini tentang laporan
audit dengan menyatakan bahwa audit telah dilaksanakan sesuai ASIFI dan standar
13
Dwi Condro Triono, . KEUANGAN DAN PENGAWASAN cet. Ke-2, (Yogyakarta: Irtikaz,
2012), h.69-70
13
nasional yang relevan atau praktek telah sesuai dan tidak melanggar aturan dan
melaksanakan prosedur audit yang dianggap penting dalam hal itu. Hal ini
meyakinkan para pembaca bahwa audit telah berjalan sesuai ketetapan standar
maupun praktek.
Disamping itu juga telah sesuai dengan standar auditing nasional atau praktek
mengikuti negara tempat auditor berada, hal ini terlihat dalam alamat auditor.Laporan
itu termasuk sebuah pernyataan bahwa audit telah direncanakan dan dilaksanakan
untuk memperoleh jaminan layak mengenai apakah laporan keuangan bebas dari
2.6.3.1 pengujian, pada sebuah uji dasar, bukti yang mendukung sejumlah laporan
keuangan.
2.6.3.3 menilai perkiraan signifikan yang dibuat oleh manajemen dalam persiapan
laporan keuangan.
2.6.3.4 mengevaluasi presentasi laporan keuangan secara keseluruhan.
Ketiga terkait ketentuan keterlibatan audit. Auditor dan klien harus menyetujui
ketentuan perjanjian. Istilah setuju perlu disampaikan dalam surat penugasan audit
sesuai kontrak. Isi dasar surat perjanjian adalah dokumen surat penunjukan dan
menegaskan tanggung jawab auditor untuk klien dan bentuk setiap laporan yang akan
14
Kelima berkaitan dengan tujuan Syariah (shari’a review). Shari'ah review
merupakan sebuah pengujian yang luas dari kepatuhan Syariah sebuah LKS, dalam
seluruh kegiatannya.
keuangan, laporan (khususnya audit internal dan pengawasan bank central), sirkulasi,
dll. Tujuan dari sebuah shari'a review adalah untuk memastikan bahwa seluruh
DPS bertanggung jawab untuk membuat dan mengungkapkan sebuah opini dari
Secara ringkas, audit Syariah terdiri dari tiga tahap, yaitu perencanaan,
pengujian dan pelaporan. Dengan kerangka ini dan penjelasan di atas, maka nampak
15
bersertifikasi SAS (Sertifikasi Akuntansi Umum tanpa ketentuan
Syariah) bersertifikasi SAS
2.6.4 Kerangka audit syariah antara lain memenuhi unsur sebagai berikut:
2.6.4.1 Audit syariah dilakukan dengan tujuan untuk menguji kepatuhan perbankan
syariah pada prinsip dan aturan syariah dalam produk dan kegiatan usahanya
sehingga auditor syariah dapat memberikan opini yang jelas apakah bank syariah
2.6.4.2 Audit syariah diselenggarakan dengan acuan standar audit yang telah
2.6.4.3 Audit syariah dilakukan oleh auditor bersertifikasi SAS (Sertifikasi Akuntansi
Syariah)
2.6.4.4 Hasil dari audit syariah berpengaruh kuat terhadap keberlangsungan usaha
2.7.1 Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan. Dalam
pencatatannya dapat terjadi kesalahan baik yang tidak sengaja atau yang tidak
disengaja. Bila disengaja, ini merupakan indikasi adanya kecurangan dari perusahaan.
14
Akhmad Mujahidin, Pengawas LKS cet. Ke-4, (Depok: RajaGrafindo Persada, 2017), h.57
16
2.7.2 Perusahaan dalam membuat laporan keuangan sesuai dengan kepentingannya
agar terlihat asetnya banyak dan labanya besar sehingga dapat menarik investor
2.7.3 Adanya perusahaan yang membesarkan biaya sehingga laba terlihat kecil, hal
auditor sebagai pihak ketiga diluar lingkungan perusahaan yang independen yang
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Audit syariah adalah salah satu unsur melalui pendekatan administratif dengan
3.1.2 Dasar hukum audit syariah terkandung dalam Al-Qur’an, hadist, UUD serta
(AAOIFI)
3.1.3 Tujuan audit syariah secara garis besar adalah Untuk memastikan kesesuaian
seluruh operasional bank dengan prinsip dan aturan syariah yang digunakan
3.1.4 Jenis audit syariah terbagi atas audit eksternal dan internal diaman audit internal
memiliki Komite Audit dan Tata Lembaga Keuangan Islam dan Dewan
15
Veithzal dan Andi Buchari Rivai, EKONOMI ISLAM : tata kelola islamicet. Ke-2, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), h.86
17
3.1.5 Manfaat audit syariah secara umum adalah untuk meningkatkan kepercayaan
3.1.6 Kerangka audit Syariah Terbagi atas Pertama terkait tujuan dan prinsip, Kedua
terkait laporan auditor Elemen dasar dari laporan auditor , Ketiga terkait
board yang intinya berisi penunjukan, komposisi dan laporan DPS. Kelima
3.1.7 Audit syariah sangat berperan penting sebagai Laporan keuangan merupakan
terlihat kecil, hal ini untuk mengurangi pajak dan zakat, Adanya ketidak
3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih belum sempurna.
Penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, untuk
kesempurnaan makalah ini dan penyusun juga berharap pembaca dapat mengambil
18
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Mustafa Edwin, dkk. 2006. Audit lembaga keuangan. Jakarta: Kencana
Rahardjo, Dawam. 1999. Dewan pengawas syariah : DSN dan DPS. Jakarta:
Rivai, Veithzal dan Andi Buchari. 2013 EKONOMI ISLAM : tata kelola islamicet.
Yogyakarta: Irtikaz
19