Anda di halaman 1dari 19

Makalah 1

POLISTIRENA

Oleh : kelompok 8
1. Andi Arfani Humam (1855041006)
2. Devi Sagitha Anggraini (1815041048)
3. Eva Mayanti (1815041024)
4. Fahmi Rahman Firdaus (1815041014)
5. Febrina Uli Lubis (1815041056)

Mata Kuliah : Industri Proses Kimia


Dosen : Yuli Darni, S.T, M.T
Lia Lismeri, S.T, M.Sc

Jurusan Teknik Kimia


Fakultas TeknikUniversitas Lampung
Bandar Lampung
03 Oktober 2018
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................
1.2 Tujuan.......................................................................................................
1.3 Manfaat.....................................................................................................

BAB II ISI
2.1 Definisi Polistirena....................................................................................
2.2 Struktur dan Sifat polistirena....................................................................
2.3 Reaksi-Reaksi............................................................................................
2.4 Pembuatan Polistirena...............................................................................
2.5 Contoh Polistirena.....................................................................................
2.6 Penggunaan Polistirena.............................................................................
2.7 Bahaya.......................................................................................................
2.8 Pencegahan................................................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...............................................................................................
3.1 Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Polistirena.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Polistirena ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bandar Lampung,10
November2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita sering menggunakan berbagai bahan kimia dalam kehidupan sehari-


hari. Sebagian besar dari masyarakat tidak menyadari akan bahaya dari bahan
kimia tersebut, bahan kimia yang banyak digunakan didalam kehidupan sehari-
hari memang tidak memberikan akibat secara langsung dan cepat, namun
membutuhkan waktu yang lama. Kita mungkin tahu polimer merupakan suatu
golongan bahan kimia yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari – hari
maupun dalam industri.

Kemasan plastik terbuat dari beberapa polimer yaitu Polietilen teraflatat


(PET), Polivinil kloroda (PVC), Polietilen (PE), Polipropilen (PP), Polikarbonat
(PC), melamin dan Polistirena (PS). Diantara kemasan plastik tersebut, salah satu
jenis yang cukup populer di kalangan masyarakat produsen maupun konsumen
adalah polistirena terutama polistirena foam. Styrofoam adalah nama dagang
yang telah dipatenkan oleh perusahaanDow Chemical.

(Badan POM RI, 2008)

Styrofoam memiliki nama lain polystyrene, banyak digunakan oleh


manusia dalam kehidupan sehari hari. Begitu Styrofoam diciptakan pun langsung
marak digunakan di Indonesia. Banyak keunggulan pada styrofoam yang akan
sangat menguntungkan bagi para penjual makanan seperti tidak mudah bocor,
praktis dan ringan yang sudah pasti lebih disukai sebagai pembungkus makanan
mereka. Mulai dari pedagang kaki lima sampai kelas restaurant sekalipun masih
mengandalkan styrofoam sebagai wadah makanan mereka Bahkan dalam satu hari
saja kita tidak dapat terlepasdari bahan polimer sintetik ini.

Polistirena merupakan salah satu polimer yang ditemukan pada sekitar


tahun 1930, dibuat melalui proses polimerisasi adisi dengan cara suspensi. Stirena
dapat diperoleh dari sumber alam yaitu petroleum. Stirena merupakan cairan yang
tidak berwarna menyerupai minyak dengan bau seperti benzena dan memiliki
rumus kimia C6H5CH=CH2 atau ditulis sebagai C8H8.

1.2 Tujuan

 Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang industri petrokimia polistirena


 Agar mahasisa dapat memahami :
a. definisi polistirena
b. struktur dan sifat polistirena
c. pembuatan polistirena
d. contoh polistirena
e. penggunaan polistirena dalam kehidupan sehari-hari
f. bahaya polistirenaa
g. pencegahan

1.3 Manfaat

 Mahasiswa dapat mengetahui tentang industri petrokimia polistirena


 Mahasisa dapat memahami :
a. definisi polistirena
b. struktur dan sifat polistirena
c. pembuatan polistirena
d. contoh polistirena
e. penggunaan polistirena dalam kehidupan sehari-hari
f. bahaya polistirenaa
g. pencegahan
BAB II

ISI

2.1 Definisi Polistirena

Polistirena merupakan salah satu polimer yang ditemukan pada sekitar


tahun 1930, dibuat melalui proses polimerisasi adisi dengan cara suspensi.
Stirena dapat diperoleh dari sumber alam yaitu petroleum. Stirena merupakan
cairan yang tidak berwarna menyerupai minyak dengan bau seperti benzena dan
memiliki rumus kimia C6H5CH=CH2 atau ditulis sebagai C8H8.
(ibnusulamin.blogspot)

Polistirene ( IUPAC Poly (1-phenylethane-1 ,2-diyl)), disingkat berikut


ISO Standard PS, adalah sebuah aromatik polimer yang dibuat
dariaromatik monomerstyrene, cairan hidrokarbon yang secara komersial
diproduksi dari minyak bumi oleh di industri kimia. Polistirena adalah salah satu
jenis plastik yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
(iamajessie.wordpress)

Polistirena pertama kali dibuat pada 1839 oleh Eduard Simon, seorang
apoteker Jerman. Ketika mengisolasi zat tersebut dari resin alami, dia tidak
menyadari apa yang dia telah temukan. Seorang kimiawan organik Jerman
lainnya, Hermann Staudinger, menyadari bahwa penemuan Simon terdiri dari
rantai panjang molekul stirena, yang adalah sebuah polimer plastik.
Polistirena padat murni adalah sebuah plastik tak berwarna, keras dengan
fleksibilitas yang terbatas yang dapat dibentuk menjadi berbagai macam produk
dengan detail yang bagus. Penambahan karet pada saat polimerisasi dapat
meningkatkan fleksibilitas dan ketahanan kejut. Polistirena jenis ini dikenal
dengan nama High Impact Polystyrene (HIPS). Polistirena murni yang transparan
bisa dibuat menjadi beraneka warna melalui proses compounding. Polistirena
banyak dipakai dalam produk-produk elektronik sebagai casing, kabinet dan
komponen-komponen lainya. Peralatan rumah tangga yang terbuat dari
polistirena, a.l: sapu, sisir, baskom, gantungan baju, ember.
(Wikipedia)

2.2 Struktur dan sifat Polistirena

Susunan kimiawi dari polistiren adalah hidrokarbon rantai panjang dengan


setiap karbon lain yang terhubung ke kelompok fenil (nama yang diberikan
kepada cincin aromatik benzena ketika terikat untuk substituen karbon kompleks).
Rumus kimia Polystyrene adalah (C8H8)n,itu berisi unsur-unsur
kimia karbon dan hydrogen. Karena itu adalah hidrokarbon aromatic, ia
membakar dengan nyala kuning oranye, memberi dari jelaga, sebagai lawan
aromatik hidrokarbon non-polimer seperti polyethylene, yang terbakar dengan
nyala kuning muda (sering dengan semburat biru) dan tidak ada
jelaga. Lengkap oksidasi polistirena hanya menghasilkan karbon dioksida dan uap
air. Karena inertness kimia, plastik yang digunakan untuk membuat wadah untuk
bahan kimia, pelarut, dan makanan.

Polimer ini penambahan hasil stirena ketika vinyl benzene (styrene)


monomer (yang mengandung ikatan rangkap antara atom karbon) melampirkan
untuk membentuk rantai polystyrene (dengan masing-masing karbon terpasang
dengan ikatan tunggal dengan dua karbon lain dan kelompok fenil).

Polistirena umumnya fleksibel dan bisa berbentuk padatan moldable atau


cairan kental. Gaya tarik pada plastik terutama disebabkan oleh van der Waals
pendek berkisar atraksi antara rantai. Karena molekul hidrokarbon rantai panjang
yang terdiri dari ribuan atom, gaya menarik total antara molekul-molekul
besar. Namun, ketika polimer dipanaskan (atau, sama, cacat pada kecepatan
tinggi, karena kombinasi dari sifat insulasi viskoelastik dan panas), rantai dapat
mengambil tingkat yang lebih tinggi konformasi dan slide terakhir satu sama
lain. Ini antarmolekul kelemahan (versus tinggi intramolekul kekuatan karena
tulang punggung hidrokarbon) memungkinkan rantai polistiren untuk meluncur
sepanjang satu sama lain, rendering sistem curah fleksibel dan
elastis. Kemampuan sistem yang akan mudah cacat di atas temperatur transisi
kaca memungkinkan polystyrene (dan polimer termoplastik pada umumnya)
untuk dengan mudah melunak dan dicetak dengan penambahan panas.

A-D model 3 akan menunjukkan bahwa masing-masing dari kiral karbon


tulang punggung terletak di pusat tetrahedron , dengan 4 perusahaan
obligasi menunjuk ke simpul. Ucapkan-CC-obligasi diputar sehingga rantai tulang
punggung terletak sepenuhnya di bidang diagram. Dari skema datar, tidak jelas
yang mana dari fenil (benzena) kelompok yang miring ke arah kami dari bidang
diagram, dan mana yang miring pergi. Para isomer mana semua dari mereka
berada di sisi yang sama disebut polystyrene isotaktik, yang tidak diproduksi
secara komersial.

polystyrene ataktik Biasa memiliki kelompok-kelompok fenil besar secara


acak didistribusikan di kedua sisi rantai. Ini posisi acak mencegah rantai dari yang
pernah menyelaraskan dengan keteraturan yang memadai untuk mencapai
setiap kristalinitas , sehingga plastik memiliki sangat rendah titik lebur ,
yakni, T m adalah jauh lebih rendah daripada T RT. Tapi metalosena -
katalis polimerisasi dapat menghasilkan polistiren sindiotaktik memerintahkan
dengan kelompok fenil di sisi bergantian. Formulir ini sangat kristal
dengan m T 270 ° C (518 ° F). Extruded polystyrene adalah sekuat
unalloyed aluminium , namun jauh lebih fleksibel dan lebih ringan (1,05 g /
cm 3 vs 2,70 g / cm 3 untuk aluminium).
Properties
Kepadatan 1,05 g / cm 3

Kepadatan EPS 16-640 kg / m 3 [4]

Konstanta dielektrik 2.4-2.7


Listrik konduktivitas (s) 10 -16 S / m
Thermal konduktivitas (k) 0,08 W / (m ° K)
Young's modulus (E) 3000-3600 MPa
Kekuatan tarik (t) 46-60 MPa
Perpanjangan putus 3-4%
Notch test 2-5 kJ / m 2
Suhu transisi gelas 95 ° C
Melting point [5] 240 ° C
Vicat B 90 ° C [6]
Koefisien ekspansi linear (a) 8 × 10 -5 / K
Panas spesifik (c) 1,3 kJ / (kg K ·)
Penyerapan air (ASTM) 0.03-0.1
Penguraian tahun X, masih membusuk

2.3 Reaksi-Reaksi

Degradasi Polistirena Dengan Inisiator Dikumil Peroksida

Polistirena yang ditambahkan dengan dikumil peroksida akan terjadi


pemutusan rantai polistirena dan pembentukan ikatan silang pada polistirena.
Dengan reaksinya sebagai berikut:
1. Tahap Dekomposisi

2. Tahap Inisiasi

3. Tahap Pemutusan Rantai

4. Tahap Pembentukan Ikatan Silang

2.4Pembuatan Polistirena

Polystyrene terbentuk dengan suatu reaksi polimerisasi adisi terhadap


molekul stirena sebagai monomer dengan melibatkan partikel cis 1-4
polibutadiena, melalui suatu mekanisme yang disebut grafting. Grafting adalah
mekanisme dimana rantai polistirena terikat secara kimia terhadap rangka
polibutadiena. Polimer yang dihasilkan berwujud padatan yang berwarna putih
dan bersifat thermoplastic.

Reaksi :
1. Tahap penyiapan bahan baku

a. Stirena

Stirena monomer sebagai bahan baku utama disimpan dalam bentuk cair
dalam tangki penyimpan (T-01) pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm, dialirkan ke
dalam mixer 1 (M-01) untuk dicampur dengan arus recycle dengan menggunakan
pompa sentrifugal P-01 dan selanjutnya dialirkan ke mixer 2 (M-02) yang
sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu oleh pemanas HE-01.

b. Etil Benzena

Etil Benzena sebagai pelarut disimpan dalam bentuk cair dalam tangki
penyimpan (T-02) pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm, dialirkan ke mixer 1(M-01)
dengan menggunakan pompa sentrifugal P-02 dan selanjutnya bersama stirena
dan arus recycle dialirkan ke mixer 2 (M-02) yang sebelumnya dipanaskan
terlebih dahulu oleh pemanas HE-01.

c. Cis 1-4 polibutadiena

Cis 1-4 polibutadiena yang disimpan dalam bentuk padat dalam gudang
(G-01) pada suhu 30oC dan 1 atm, diangkut dengan menggunakan bucket elevator
BE-01 menuju Hammer mill HM-01 untuk direduksi ukurannya dari 2,5 cm
menjadi 10 μm, kemudian polibutadiena yang tidak memenuhi syarat dan yang
melebihi ukuran dipisahkan di screner SC-01. Polibutadiena yang memenuhi
syarat dikirim ke mixer 2 (M-02) denganmenggunakan belt conveyor BC-01,
sedangkan yang melebihi ukuran akan menjadi limbah. Di mixer 2 (M-02) yang
dilengkapi dengan pengaduk, polibutadiena dicampur dengan bahan baku lainnya.
Supaya polibutadiena terlarut sempurna, maka mixer 2 (M-02) dioperasikan pada
suhu 105oC dan tekanan 1 atm dengan waktu tinggal 4,5 jam. (US Patent,1983)
2. Tahap Reaksi

Campuran stirena monomer, Etil Benzena, Polibutadiena dan inisiator


Benzoil Peroksida dimasukkan ke dalam reaktor (R-01) yang berupa tangki
berpengaduk. Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis sehingga diperlukan
pendingin dengan menggunakan jaket pendingin. Sebagai pendingin digunakan
air yang masuk pada suhu 30oC dan keluar pada suhu 45oC. Kondisi operasi
dalam reaktor dipertahankan pada suhu 137oC dan tekanan 1 atm selama 7,6 jam
untuk mencapai konversi sebesar 85% (US Patent,1976).

3. Tahap Akhir

Produk yang keluar dari reaktor berbentuk slurry dengan menggunakan


pompa sentrifugal P-05 dialirkan ke devolatilizer yang dioperasikan pada suhu
150oC dan tekanan vacuum 0,5 atm untuk memisahkan sisa pereaktan dengan
produk High Impact Polystyrene berdasarkan titik didihnya. Sisa pereaktan yang
berupa Stirena monomer, Etil Benzena dikondensasikan di kondensor (C-01) dan
hasil kondensasi direcycle kembali sebagai bahan baku Produk High Impact
Polystyrene yang telah terpisah dari sisa pereaktan dengan suhu 150oC
didinginkan terlebih dahulu di cooler (C-02) sampai suhu 30oC. Kemudian
dimasukkan ke Rotary Dryer (RD) untuk dikeringkan dengan efisiensi 72%.
Selanjutnya dalam pellet mill (PM) strand dipotong menjadi bentuk pellet,
kemudian HIP akan di teruskan ke screner (SC-02) untuk mendapatkan
keseragaman ukuran dan selanjutnya HIP akan dimasukkan ke dalam unit
pengantongan pada gudang (G–03).
FLOWSHEET INDUSTRI POLISTIRENA

Stirena
monomer (cair)

Etil Benzena Sisa


(cair) Reaktor pereaktan
(mixer)
Cis 1-4
polibutadiena
(padat)

inisiator Benzoil masukkan


devolatilizer didinginkan
Peroksida air 300

pallet mill
screner rotary dryer
(dipotong)

polistirena
(produk)

2.5 Contoh Polistirena

Salah satu jenis polistirena yang cukup populer di kalangan masyarakat


produsen maupun konsumen adalah polistirena foam. Polistirena foam dikenal
luas dengan istilah styrofoam yang seringkali digunakan secara tidak tepat oleh
publik karena sebenarnya styrofoam merupakan nama dagang yang telah
dipatenkan oleh perusahaan Dow Chemical. Oleh pembuatnya Styrofoam
dimaksudkan untuk digunakan sebagai insulator pada bahan konstruksi bangunan.

Polistirena foam dihasilkan dari campuran 90-95% polistirena dan 5-10%


gas seperti n-butana atau n-pentana. Polistirena foam dibuat dari monomer stirena
melalui polimerisasi suspensi pada tekanan dan suhu tertentu, selanjutnya
dilakukan pemanasan untuk melunakkan resin dan menguapkan sisa blowing
agent. Polistirena foam merupakan bahan plastik yang memiliki sifat khusus
dengan struktur yang tersusun dari butiran dengan kerapatan rendah, mempunyai
bobot ringan, dan terdapat ruang antar butiran yang berisi udara yang tidak dapat
menghantar panas sehingga hal ini membuatnya menjadi insulator panas yang
sangat baik.

Polistirena foam begitu banyak dimanfaatkan dalam kehidupan, tetapi


tidak dapat dengan mudah direcycle sehingga pengolahan limbahnya harus
dilakukan secara benar agar tidak merugikan lingkungan. Pemanfaatan polistirena
bekas untuk bahan aditif dalam pembuatan aspal polimer merupakan salah satu
cara meminimalisir limbah tersebut.

2.6 Penggunaan Polistirena

Polistirena adalah kimia nonreactive dan karenanya, digunakan untuk


membuat wadah untuk bahan kimia lain, pelarut dan bahkan
makanan.Transformasi ikatan karbon-karbon ganda menjadi obligasi tunggal
kurang reaktif dalam polistiren, adalah alasan utama untuk stabilitas
kimia.Polystyrene adalah fleksibel dan bisa dibuat menjadi moldable padatan
kental padat atau tebal. Hal ini terutama karena kekuatan Van der Waal's tarik-
menarik, yang ada antara rantai hidrokarbon panjang. Namun, bila panas
diterapkan, rantai dapat meluncur satu sama lain.Properti kelemahan antarmolekul
bersama dengan kekuatan intramolekul, karena tulang punggung hidrokarbon
yang kuat, memungkinkan polistiren untuk menjadi fleksibel dan elastis.
Polystyrene dapat larut dalam pelarut yang mengandung aseton, seperti
kebanyakan semprotan cat aerosol dan perekatcyanoacrylate.

Polistirena pertama kali diproduksi secara komersil pada tahun 1930


sebelum terjadi perang dunia ke-II dan memegang peranan penting dalam
perkembangan kimia polimer. Setelah perang dunia II sudah banyak pengolahan
stirena menjadi polistirena dan kopolimernya secara komersial. Polistirena banyak
dipakai dalam produk-produk elektronik sebagai casing, kabinet dan komponen-
komponen lainya. Peralatan rumah tangga yang terbuat dari polistirena antara lain
sapu, sisir, baskom, gantungan baju, ember.

2.7 Bahaya

Dibalik semua keunggulan styrofoam itu dapat menimbulkan kerugian


yang sangat merugikan bagi manusia dan alam. Bila ditinjau dari faktor alam atau
lingkungan sudah kita semua tahu kalau styrofoam sangat berbahaya karena bila
sampahnya terus menumpuk dan tidak ada upaya untuk mendaur maka akan dapat
menimbulkan timbunan sampah yang sulit unutk diurai. Walaupun faktanya sudah
banyak pengrajin yang menggunakan styrofoam sebagai bahan utamanya untuk
diolah lebih lanjut tetapi jumlah sampah styrofoam tetap saja masih meningkat
setiap harinya. Bila sampah styrofoam yang mengalir ke arah laut maka sudah
tentu biota laut akan terganggu ekosistemnya karena styrofoam akan bereaksi
dengan air laut dan menyebabkan biota laut terganggu kehidupannya.
Dampak yang lainnya adalah bagi kesehatan manusia, kandungan yang
terdapat pada styrofoam seperti benzen, carsinogen, dan styrene akan bereaksi
dengan cepat begitu makanan dimasukkan kedalam styrofoam. Uap panas dari
makanan akan memicu rekasi kimia ini terjadi lebih cepat, misalnya saja zat
benzen yang bila sudah bereaksi dan masuk kedalam tubuh dan masuk kedalam
jaringan darah dan terakumulasi selama bertahun tahun akan menimbulkan
kerusakan pada sum sum tulang belakang, menimbulkan anemia dan bahkan
mengurangi produksi sel darah merah yang sangat dibutuhkan tubuh untuk
mengankut saripati makana dan oksigen ke seluruh tunuh. Bila jumlah sel darah
merah kita semakin berkurang akibat dari reaksi styrofoam ini maka tubuh kita
akan mengalmai beberapa gejala yang kurang wajar. Lalu zat yang tidak kalah
bahayanaya adalah carsinogen yang dapat mengakibatkan kanker, carsinoge akan
lebih berbahaya bila pemakai wadah styrofoam atau plastik digunakan berulang
ulang karena carsinogen mudah larut. Lalu styrene pada penelitian di New Jersey
ditemukan 75% ASI (air susu ibu) terkontaminasi styrene. Hal ini terjadi akibat si
ibu menggunakan wadah styrofoam saat mengonsumsi makanan. Penelitian yang
sama juga menyebutkan bahwa styrene bisa bermigrasi ke janin melalui plasenta
pada ibu-ibu yang sedang mengandung. Terpapar dalam jangka panjang, tentu
akan menyebabkan penumpukan styrene dalam tubuh. Akibatnya bisa muncul
gejala saraf, seperti kelelahan, gelisah, sulit tidur, dan anemia.

2.8 Pencegahan

Sebenarnya banyak pencegaham yang dilakukan para pedagang atau


penjual makanan, salah satunya adalah dengan melapisi styrofoam dengan plastik
transparan. Sebenarnya hal ini akan menambah jumlah reaksi zat kimia yang
terjadi pada pengemasan makanan bertambah banyak, karena plastik juga bahan
yang berbahaya untuk pembungkus makanan, jadi langkah ini dianggap kurang
cocok untuk mengurangi bahaya styrofoam. Jadi antisipasi yang dapat kita
lakukan untuk mengurangi bahaya syrofoam bagi kesehatan kita adlah dengan
membawa sendiri wadah yang akan kita gunakan untuk membungkus makanan
dan segeralah pindahkan makanan yang sudah dibungkus dengan styrofoam
kedalam wadah yang lebih aman sepeti piring kaca atau mangkuk kaca. Setelah
itu kumpulkan bahan pembungkus makanan styrofoam ini agar nantinya dapat di
daur ulang.
Banyak sudah negara yang mengeluarkan peraturan untuk tidak
menggunakan styrofoam contohnya kanada, korea, jepang dan masih banyak lagi.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Billmeyer, F.W., (1962), “Text Book of Polymer Science”, Intescience


Publishers, a Division of John Wiley and Sons, New York

Fried, J.R., 1995. Polymer Science and Technology. Prentice Hall PTR :
New Jersey

Odian, G. 1991. Principles of Polymerization. 3rd edition, John Wiley &


Sons, Inc : New York

Van Krevelen, D.W., 1990. Properties of Polymers. Elsevier Science B.V


: Amsterdam

Sperling, L.H., 1986. Introduction to Physical Polymer Science. John


Wiley & Sons, Inc : New York

Malcolm, P.S., 2001. Polymer Chemistry : An Introduction,


diindonesiakan oleh Lis Sopyan, cetakan pertama, PT Pradnya Paramita : Jakarta

Website :
https://id.wikipedia.org/wiki/Polistirena
www.ibnusulamin.blogspot

www.iamajessie.wordpress

http://kimia-master.blogspot.com/2011/11/polistirena-styrofoam.html

https://www.scribd.com/doc/134887729/POLISTIRENA

https://www.temukanpengertian.com/2015/09/pengertian-polistirena.html

Anda mungkin juga menyukai