Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

Belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif permanen pada pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, dan tingkah laku, yang terjadi sebagai hasil dari usaha yang disengaja dan
pengalaman yang terkontrol dan tidak terkontrol.

Menurut Miarso belajar adalah:

Learning is the process by which relatively enduring change in behavior occurs as a result of
controlled and uncontrolled experiences, and also considered as the acquisition of skills,
knowledge, ability and attitude which influence the description and diagnose of events and
people.

Definisi tersebut menunjukkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan yang relatif
permanen pada tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman yang terkontrol dan tidak
terkontrol, dan belajar merupakan proses pemerolehan keterampilan, pengetahuan, kemampuan,
dan tingkah laku yang mempengaruhi deskripsi dan diagnosa terhadap peristiwa dan manusia.

Dalam Undang-Undang N0. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, istilah belajar
tidak ditemukan. Istilah yang digunakan adalah pembelajaran. Pembelajaran didefinisikan
sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar.

Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga
seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1)
pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik
pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Pada tulisan ini akan
dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang
penggunaan istilah tersebut.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya,
pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang
berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi
pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat
unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :

1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran
(target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat
yang memerlukannya.
2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif
untuk mencapai sasaran.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak
titik awal sampai dengan sasaran.
4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard)
untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.

Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:

1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil


perilaku dan pribadi peserta didik.
2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling
efektif.
3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik
pembelajaran.
4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan
ukuran baku keberhasilan.

Salah satu contoh dari pendekatan pembelajaran adalah Pendekatan Konflik Kognitif

B. Strategi Pembelajaran

Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah
suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Variabel strategi pembelajaran diklasifikasikan menjadi
tiga bagian yaitu:

1. Strategi Pengorganisasian (Organizational Strategy)

Merupakan cara untuk menata isi suatu bidang studi, da kegiatan ini berhubungan dengan
tindakan pemilihan isi/materi, penataan isi, pembukaan diagram, format dan sejenisnya.

1. Strategi Penyampaian (Delivery Strategy)

Merupakan cara untuk menyampaikan pembelajaran pada siswa dan/atau untuk menerima serta
merespon masukan dari siswa.

1. Strategi Pengolahan (Management Strategy)


Merupakan cara untuk menata interaksi antar siswa dan variabel strategi pembelajaran lainnya.

Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa
dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada
dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam
dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning
(Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya,
strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi
pembelajaran deduktif.

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan


berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of
operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something”
(Wina Senjaya (2008).

Contoh dari strategi pembelajaran adalah strategi cooperative learning dan strategi active
learning.

C. Metode Pembelajaran

Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:

1. Metode ceramah adalah metode yang lebih banyak dilakukan oleh guru sementara anak
didiknya bersifat pasif;
2. Metode demonstrasi adalah suatu metode yang menggunakan atau memperlihatkan suatu
proses, mekanisme, atau cara kerja suatu alat dengan bahan pelajaran
3. Metode diskusi adalah metode yang bertujuan untuk memecahkan atau menemukan
solusi masalah yang ditemukan dalam mempelajari materi pembelajaran.
4. Metode tanya jawab adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk
pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik.
5. Metode eksperimen adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak didik baik
perorangan ataupun perkelompok untuk melakukan suatu percobaan di laboratorium atau
lapangan guna membuktikan suatu teori atau menemukan sendiri suatu pengetahuan baru
bagi anak didik.
6. Metode pemberian tugas (resitasi) adalah metode yang menugaskan kepada anak didik
untuk mengerjakan sesuatu dengan tujuan memantapkan, mendalami dan memperkarya
materi yang sudah dipelajari.

D. Teknik Pembelajaran

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan
demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah
pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang
tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang
jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan
teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor
metode yang sama.

E. Taktik Pembelajaran

Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau
teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena
memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki
sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang
sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan
dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru
yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga
seni (kiat).

F. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
komputer, kurikulum, dan lain-lain (Joyce, 1992). Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap
model pembelajaran mengarah kepada desain pembelajaran untuk membantu peserta didik
sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) mengemukakan maksud dari model pembelajaran
adalah: “Kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan
aktivitas belajar mengajar.” Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Eggen dan
Kauchak bahwa model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi guru untuk mengajar.

Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A.
Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1)
model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4)
model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model
pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.

1. Model interaksi sosial


Model interaksi sosial menekankan pada hubungan personal dan sosial kemasyarakatan diantara
peserta didik. Model tersebut berfokus pada peningkatan kemampuan peserta didik. untuk
berhubungandengan orang lain, terlibat dalam proses-proses yang demokratis dan bekerja secara
produktif dalam masyarakat. Model ini didasari oleh teori belajar Gestalt (field-theory). Model
interaksi sosial menitikberatkan pada hubungan yang harmonis antara individu dengan
masyarakat (learning to life together).

Model interaksi sosial ini mencakup strategi pembelajaran sebagai berikut:

1. Kerja Kelompok bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta dalam proses


bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal dan discovery skill
dalam bidang akademik.
2. Pertemuan kelas bertujuan mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri dan rasa
tanggungjawab baik terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok.
3. Pemecahan masalah sosial atau Inquiry Social bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah-masalah sosial dengan cara berpikir logis.
4. Model laboratorium bertujuan untuk mengembangkan kesadaran pribadi dan keluwesan
dalam kelompok.
5. Bermain peran bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
menemukan nilai-nilai sosial dan pribadi melalui situasi tiruan.
6. Simulasi sosial bertujuan untuk membantu peserta didik mengalami berbagai kenyataan
sosial serta menguji reaksi mereka.
7. Model pengolahan informasi

Model pengolahan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan


informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.

Model ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan peserta
didik memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan Informasi
merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data,
memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol verbal dan visual. Teori
pemrosesan informasi/kognitif dipelopori oleh Robert Gagne (1985). Asumsinya adalah
pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan
merupakan hasil komulatif dari pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan
informasi yang kemudian diolah sehingga menghasilkan output dalam bentuk hasil belajar.
Dalam pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi internal (keadaan individu, proses
kognitif) dan kondisi-kondisi eksternal (rangsangan dari lingkungan). Interaksi antar keduanya
akan menghasilkan hasil belajar.

1. Model personal-humanistik

Model personal menekankan pada pengembangan konsep diri setiap individu. Hal ini meliputi
pengembangan proses individu dan membangun serta mengorganisasikan dirinya sendiri. Model
memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan realistis untuk membantu membangun hubungan
yang produktif dengan orang lain dan lingungannya.
Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu berorientasi pada pengembangan individu.
Perhatian utamanya pada emosional peserta didik dalam mengembangkan hubungan yang
produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi peserta didik mampu
membentuk hubungan harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif. Tokoh
humanistik adalah Abraham Maslow (1962), R. Rogers, C. Buhler dan Arthur Comb. Menurut
teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar peserta didik
merasa bebas dalam belajar mengembangkan dirin baik emosional maupun intelektual. Teori
humanistik timbul sebagai cara untuk memanusiakan manusia. Pada teori humanistik ini,
pendidik seharusnya berperan sebagai pendorong bukan menahan sensivitas peserta didik
terhadap perasaanya.

1. Model modifikasi tingkah laku (Behavioral)

Model behavioral menekankan pada perubahan perilaku yang tampak dari peserta ddik sehingga
konsisten dengan konsep dirinya. Sebagai bagian dari teori stimulus-respon. Model behaviorial
menekankan bahwa tugas-tugas harus diberikan dalam suatu rangkaian yang kecil, berurutan dan
mengandung perilaku tertentu.
Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan sistem
yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara
memanipulasi penguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada aspek perubahan
perilaku psikologis dan perlilaku yang tidak dapat diamanti karakteristik model ini adalah
penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari peserta didik lebih efisien dan berurutan.

Implementasi dari model modifikasi tingkah laku ini adalah meningkatkan ketelitian pengucapan
pada anak. Guru selalu perhatian terhadap tingkah laku belajar peserta didik. Modifikasi tingkah
laku anak yang kemampuan belajarnya rendah dengan reward, sebagai reinforcement
pendukung. Penerapan prinsip pembelajaran individual dalam pembelajaran klasikal.

BAB III

HUBUNGAN ANTARA MODEL, PENDEKATAN, STRATEGI, METODE, TEKNIK


DAN TAKTIK PEMBELAJARAN

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah
terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran.

Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat
divisualisasikan sebagai berikut:

Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain
pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur
umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara
merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran
tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai
kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah
modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan
unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun
beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria
penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah
yang akan dibangun.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan,
sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru
atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-
kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat
sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat
memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan
teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat
secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas,
sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan
muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin
memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah
terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model
pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang
tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, penulis menyarankan kepada pembaca khususnya
bagi para guru agar mengenal dan lebih mendalami lagi perbedaan antara model, pendekatan,
strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.

Alumni Smangadawi. 2009. Pengertian Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik
Pembelajaran. http://alumni.smadangawi.net/2009/06/28/pengertian-pendekatan-strategi-
metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/. Diakses 10 September 2009.

Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah).
Bandung: FPTK-IKIP Bandung.

Hoesnaeni. 2009. Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran.
http://hoesnaeni.wordpress.com/2009/01/24/beda-strategi-model-pendekatan-metode-dan-teknik-
pembelajaran/. Diakses 10 September 2009.

Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.

Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Zaifbio. 2009. Model-model Pembelajaran. http://zaifbio.wordpress.com/2009/07/01/model-


model-pembelajaran/. Diakses 20 Oktober 2009.
5. Model pembelajaran menurut Joyce dan Weil (1986:14-15)

Joyce dan Weil mendefinisikan model pembelajaran sebagai sebuah metode, cara atau strategi
dalam kegiatan belajar dan mengajar yang harus memiliki empat unsur, yaitu:

 Sintak (syntax)

Sintak merupakan fase-fase atau phasing dari model pembelajaran yang isinya menjelaskan tidak
hanya tentang model pembelajaran tersebut, tetapi juga dalam pelaksanaannya yang bisa dilihat
secara nyata.

 Sistem sosial (the social system)

Metode pembelajaran harus menunjukkan bukti berupa peran ataupun hubungan antara guru dan
siswanya selama dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini, tugas guru bisa bermacam-macam,
kadang sebagai fasilitator dan kadang juga sebagai nara sumber ilmu pengetahuan.

<="" ins="" data-adsbygoogle-status="done">

 Prinsip reaksi (principle of reaction)

Suatu metode pembelajaran harus bisa menunjukkan bagaimana seorang guru dalam
memperlakukan siswanya. Selain itu, seorang guru juga harus bisa merespon terhadap apa yang
dilakukan oleh siswanya. Cara memperlakukan dan merespon siswa juga bervariasi tergantung
apa yang dilakukan siswa.

 Sistem pendukung (support system)

Sistem pendukung dalam metode pembelajaran yang dikemukakan oleh Joyce dan Weil
mencakup 3 hal penting, yaitu:

 Sarana
 Bahan
 Alat yang dapat dipergunakan dalam mendukung model pembelajaran.

Contoh Model Pembelajaran


Berikut ini beberapa contoh model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik menjadi
lebih aktif, sehingga dapat Anda jadikan sebagai acuan dalam kegiatan pengajaran keterampilan
di kelas, yaitu:

1. Model pembelajaran individual (individual learning)


Metode pembelajaran individual ini memiliki tujuan agar peserta didik diharapkan mampu
berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik secara mandiri. Contoh:

 Portofolio
 Tugas mandiri
 Penilaian diri
 Galeri proses

2. Model pembelajaran kolaborasi (collaboration learning)

Dalam model pembelajaran ini, peseta didik dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Tiap-tiap
kelompok diberi tugas. Dengan diberikannya tugas tersebut, diharapkan peserta didik mampu
menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok dengan cara saling membantu. Contoh:

 Tim quiz
 Kartu sortis
 Proyek
 Turnamen

3. Model pembelajaran sikap

Tujuan dari model pembelajaran sikap ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran akan perasaan,
nilai dan sikap dari peserta didik dalam hal, misalnya:

 Penilaian diri dan teman


 Mengenali diri sendiri
 Posisi penasehat

4. Model pembelajaran bermain

Dengan bermain game, maka peserta didik bisa lebih terbuka, kreatif dan senang. Dengan
menerapkan metode ini, maka diharapkan peserta didik dapat lebih kreatif dan bersemangat
dalam belajar. Contoh:

 Tebak kata
 Teka-teki
 Bermain peran

5. Model pembelajaran multimodel

Tujuan dari model pembelajaran multimodel adalah agar dapat mendapatkan hasil yang optimal
dibanding dengan metode pembelajaran yang hanya menggunakan satu jenis model. Contoh:

 Proyek
 Magang (cooperative study)
 simulasi
Jenis Model Pembelajaran
Metode pembelajaran memiliki beberapa jenis, yaitu:

1. Metode diskusi (discussion method)

Metode pembelajaran jenis diskusi menerapkan sistem dimana peserta didik harus bisa
memecahkan masalah (problem solving).

Masalah di sini bisa diciptakan dengan melemparkan pertanyaan atau pernyataan yang memiliki
sifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama-sama.

2. Metode eksperimen

Metode pembelajaran eksperimen mengajak peserta didik untuk melakukan suatu percobaan.
Dengan strategi ini diharapkan mereka dapat membuktikan sendiri sesuai dengan apa yang
mereka pelajari.

3. Metode demonstrasi (demonstration method)

Metode pembelajaran demonstrasi merupakan suatu bahan pengajaran yang dilakukan dengan
cara memperagakan atau mempertunjukkan sesuatu, seperti proses, situasi ataupun mengenai
benda (benda) tertentu.

Metode pembelajaran ini lebih banyak memperagakan dengan diikuti dengan penjelasan lisan.

4. Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab merupakan metode yang sering dilakukan dan tertua. Baik peserta didik ke
pengajar ataupun dari pengajar ke peserta didik, keduanya bisa menyampaikan pertanyaan yang
wajib dijawab oleh pihak yang diberi pertanyaan.

5. Metode ceramah (preaching method)

Satu lagi metode kuno dalam proses pembelajaran, yaitu metode ceramah. Dalam metode ini,
pendidik (guru) memberikan materi dalam bentuk lisan atau ceramah. Hal ini bisa diartikan juga
sebagai bentuk komunikasi lisan antara pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar.

Dengan mengetahui informasi dan ilmu mengenai pengertian, contoh dan jenis metode
pembelajaran, diharapkan seorang pendidik mampu meningkatkan kinerja mendidiknya.
Selain itu, sang pendidik pun dapat menemukan metode pembelajaran apakah yang sekiranya
tepat untuk mendidik anak didiknya di era sekarang. Antara pendidik satu dan lainnya mungkin
akan menemukan perbedaan mana metode terbaik untuk anak didiknya.

Hal ini wajar karena metode pembelajaran terbaik dipengaruhi beberapa hal, termasuk tingkat
kecerdasan peserta didik, lingkungan tempat tinggal.

Anda mungkin juga menyukai