Anda di halaman 1dari 4

REFERAT

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA

“BIPOLAR”

Penguji :
dr. Tri Rini Budi Setyaningsih, Sp. KJ

Oleh :
Nada Shauti Sadida G4A017060

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2019
LEMBAR PENGESAHAN

REFERAT
STASE ILMU KEDOKTERAN JIWA

BIPOLAR

Disusun untuk memenuhi salah satu syarat ujian


Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
RSUD Prof Margono Soekarjo

Oleh :
Nada Shauti Sadida G4A017060

Disetujui
Pada tanggal, Agustus 2019
Penguji,

dr. Tri Rini Budi Setyaningsih, Sp. KJ


NIP. 19570919 198312 2 001
I. Pendahuluan

Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik


dan ditandai oleh gejala-gejala manik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren
serta dapat berlangsung seumur hidup. Istilah GB sebenamya kurang tepat karena
ia tidak selalu merupakan dua emosi yang berlawanan dari suatu waktu yang
berkesinambungan. Kadang-kadang pasien bisa memperlihatkan dua dimensi
emosi yang muncul bersamaan, pada derajat berat tertentu. Sekitar 40% pasien
dengan GB memperlihatkan campuran emosi, keadaan ini disebut dengan episode
campuran. Bipolar dapat dibedakan dengan skizofrenia, awitan manik-depresif
pada bipolar tiba-tiba dan perjalanan penyakitnya berfluktuasi dengan keadaan
yang relatif normal di antara episode, terutama di awal-awal perjalanan penyakit.
Sebaliknya, pada skizofrenia, bila tidak diobati, terdapat penurunan yang progresif
tanpa kembali ke keadaan sebelum sakit. Walaupun demikian, pada keadaan akut
kedua penyakit terlihat serupa yaitu adanya waham dan halusinasi.1
Ada tujuh jenis GB tertera di dalam Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders V (DSM V) yaitu GB I, GB II. gangguan siklotimia, GB yang
diinduksi oleh zat/pengobatan, GB yang terkait dengan kondisi medis lain, GB
dengan spesifikasi lain, GB yang tak dapat dispesifikasikan11
Gangguan bipolar (GB) sering salah atau tidak terdiagnosis. Karena salah
atau tidak terdiagnosis, pengobatan GB sering tidak efektif sehingga menjadi
beban keluarga, disabilitas psikososial jangka panjang, dan tingginya risiko bunuh
diri. Sekitar 20-50% pasien yang mulanya didiagnosis sebagai episode depresi
mayor unipolar ternyata adalah GB. Bila manifestasi yang muncul adalah mania
akut, penegakan diagnosisnya lebih mudah. Meskipun demikian, mania akut sulit
dibedakan dengan skizofrenia.1
Angka morbiditas dan mortalitasnya cukup tinggi. Tingginya angka
mortalitas disebabkan oleh seringnya terjadi komorbiditas antara GB dengan
penyakit fisik, misalnya, dengan diabetes melitus, penyakit jantung koroner, dan
kanker. Komorbiditas dapat pula terjadi dengan penyakit psikiatrik lainnya
misalnya, dengan ketergantungan zat dan alkohol yang juga turut berkontribusi
dalam meningkatkan mortalitas. Selain itu, tingginya mortalitas juga dapat
disebabkan oleh bunuh diri. Sekitar 25% penderita gangguan bipolar pemah
melakukan percobaan bunuh diri, paling sedikit satu kali dalam kehidupannya.
Oleh karena itu, penderita GB harus diobati dengan segera dan mendapat
penanganan yang tepat.1,2

II. Tinjauan Pustaka


III. Kesimpulan
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai