Anda di halaman 1dari 10

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 3
1.1 LATAR BELAKANG .............................................................................................. 3
1.2 TUJUAN PENULISAN ............................................................................................ 4
1.3 METODE PENULISAN ........................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
2.1 URAIAN KASUS ..................................................................................................... 5
2.2 Tanggapan Masyarakat setempat : ............................................................................ 7
2.3 Hasil Analisis : ........................................................................................................... 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 8
3.1 KESIMPULAN ............................................................................................................. 8
3.2 SARAN ......................................................................................................................... 8
Daftar Pustaka : ................................................................................................................... 9
LAMPIRAN...................................................................................................................... 10

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh

Puji syukur saya panjatkan terhadap kehadiran Allah yang maha kuasa, atas berkat
dan rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan studi kasus program
pendidikan pancasila tentang masalah yang berkaitan dengan ideologi pancasila.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di yaumul
akhirat nanti.
saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kat
sempurna, dan saya berharap setelah ini tidak ada lagi kasus-kasus yang berkaitan
dengan ideologi pancasila, tidak ada lagi rasisme diantara kita, tidak ada lagi hal-
hal yang dapat memecahkan Negara kesatuan republik Indonesia. Mungkin itu
saja yang dapat saya sampaikan, lebih kurangnya saya mohon maaf, kepada allah
saya mohon ampun.

Wabilahitaufiq walhidayah wassalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pancasila sebagai dasar negara , selain itu pancasila bisa dikatakan sebagai
pedoman hidup. Didalam sila-sila pancasila terdapat hak-hak sebagai
selayaknya manusia yang terkandung didalamnya, selain itu sila-sila
pancasila bisa kita pakai dalam kehidupan sehari-hari misalnya dengan
adanya pancasila ini kita lebih bisa menghargai disetiap perbedaan dan
dengan adanya pancasila kita bisa lebih mengenal apa arti kebersamaan serta
keadilan dalam bermasyarakat yang saling gotong-royong. Sehingga warga
Indonesia dapat menciptakan bangsa yang guyup rukun, saling mendukung
satu sama lain, dan dapat bersatu demi satu tujuan yaitu membuat bangsa
Indonesia menjadi negara yang maju. Jadilah negara yang gotong-royong
sesuai pesan-pesan soekarno agar kita bisa meraih tujuan bersama untuk
memajukan bangsa dan negara Indonesia. Terdapat lima sila dalam
Pancasila, setiap silanya memiliki nilai-nilai tersendiri. Nilai-nilai tersebut
sekaligus sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Nilai Pancasila
berkembang sebagai nilai dasar dan puncak budaya bangsa yang dirumuskan
dan ditetapkan melalui pemikiran para tokoh bangsa sebagai dasar negara
dan pandangan hidup.

3
1.2 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang tersebut tujuan penulisan dan penelitian studi kasus
tentang ideologi pancasila adalah agar tidak ada lagi kasus-kasus yang terjadi di
Indonesia yang berkaitan dengan pancasila. Dan berharap Indonesia dapat bersatu
tanpa harus memandang ras, suku, bangsa, dan agama sesuai dengan semboyan
Negara kesatuan republik Indonesia yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”.

1.3 METODE PENULISAN


Metode penulisan yang saya gunakan adalah media digital atau biasa disebut
internet browsing dan Microsoft office word 2007.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 URAIAN KASUS


Sesuai dengan bunyi sila ke -2 “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” “
artinya setiap masyarakat diharapkan bisa hidup adil dan sesuai dengan
hakikat manusia.
salah satu contoh kasus penyimpangan ideologi pancasila sila ke-2 adalah
mempekerjakaan anak dibawah umur.

seperti halnya dengan contoh kasus yang telah saya telusuri dibawah ini :
TANGERANG SELATAN - Kejadian memilukan menimpa dua anak di
bawah umur di sebuah yayasan sosial di Jalan Tentara Pelajar, Perigi Baru,
Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel). Mereka disekap berhari-hari
seraya mendapat penganiayaan dari pengurus yayasan sosial Husnul
Khotimah Indonesia.Kedua anak malang itu berinisial, SA (16) dan GP (16),
Keduanya tercatat pernah menjadi relawan di yayasan amal tersebut. Saat
bertugas, mereka berkeliling pemukiman dan mendatangi rumah satu-
persatu dengan modal amplop kosong dan brosur yayasan. Peristiwa tragis
itu dimulai saat beberapa pengurus yayasan pada 5 September 2018 lalu
memergoki SA dan GP berada di wilayah Jakarta Selatan. Meski sudah tak
menjadi relawan yayasan, keduanya dan seorang remaja yang diketahui
bernama Dona Ardiana (21), terlihat tengah meminta sumbangan dengan
brosur yayasan. Melihat hal itu, pengurus yayasan bernama Dedi (25),
langsung membawa ketiganya ke kantor yayasan untuk diinterogasi. Disana,
Dedi dibantu pengurus lain, yakni Abdul Rojak (33) dan Haerudin (27),
langsung melakukan penganiayaan. "Ketiga korban dibawa ke kantor
yayasan lalu diintimidasi dan dianiaya. Penganiayaan itu berupa pemukulan,
mata dan mulut korban ditutup lakban, rambutnya digunduli secara paksa.
Salah satu tersangka juga mengarahkan sepatunya ke mulut korban dengan
cara paksa untuk dijilat," ujar Kapolres Tangsel AKBP Ferdy Irawan,
kepada wartawan, Senin (24/9/2018) sore. Menurut Ferdy, para tersangka

5
mengakui bahwa penganiayaan itu dipicu oleh ulah korban yang meminta
sumbangan mengatasnamakan yayasan. Ketiganya pun disekap selama lima
hari dan diharuskan membayar ganti rugi sebesar Rp18 juta jika ingin
dilepaskan. "Keluarganya (korban) melapor bahwa korban ini disekap oleh
yayasan. Jika ingin dilepas maka harus menebusnya berdasarkan kerugian
yayasan selama namanya dicatut oleh korban. Lalu kita lakukan
penyelidikan. Dua tersangka kami tangkap dalam waktu berbeda. Sedangkan
tersangka Haerudin masih buron," katanya. Informasi yang dihimpun, para
pelaku memiliki posisi berbeda-beda di yayasan yang baru berdiri sekitar
dua tahun lalu itu. Pelaku Dedi diketahui bertugas sebagai pengurus,
sedangkan Abdul Rojak sebagai pemilik dan penanggung jawab yayasan.
Sementara aeruddin yang bekerja sebagai pegawai tak tetap Dinas
Perhubungan Kota Tangsel itu berstatus teman dari Abdul Rojak. Parahnya,
dari hasil penyelidikan diketahui jika ternyata hasil penggalangan donasi
amal selama ini digunakan untuk keperluan pribadi para pelaku. Sedangkan
status yayasan masih dalam penelusuran dan menunggu penjelasan lembaga
terkait (Kemenkumham).

"Berdasarkan pengakuan tersangka, rupanya donasi yang terkumpul selama


ini digunakan untuk keperluan pribadi. Per hari mereka minimal mendapat
setoran Rp300 ribu dari satu relawan, nanti hasilnya 70 persen untuk
tersangka, sisanya 30 persen untuk relawan itu," jelas Ferdy. Dua dari tiga
korban yang masih dibawah umur itu kini terus didampingi oleh Pusat
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota
Tangsel. Sebab penyekapan dan penganiayaan yang dialami keduanya
masih menyimpan trauma mendalam. Adapun atas perbuatannya, para
tersangka dijerat Pasal berlapis dengan ancaman hukuman 15 tahun
penjara.

(https://metro.sindonews.com/read/1340943/170/dua-anak-di-bawah-umur-
relawan-yayasan-sosial-disekap-dan-dianiaya-1537798801)

6
2.2 Tanggapan Masyarakat setempat :

Kejadian ini terjadi sudah cukup lama menurut tanggapan Yudho selaku ketua rt
setempat pelaku sudah sering menganiaya korban. Tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh para tersangka antara lain melakukan penganiayaan berupa
pemukulan, melakban mata dan mulut korban, serta membotaki kepala korban
menggunakan gunting. Menurut yudho seharusnya kejadian tersebut tidak terjadi
pada anak dibawah umur dan seharusnya polisi lebih memperhatikan keamanan
terhadap masyarakat yang ada. Dilansir dari liputan 6.

"Ketiga korban dibawa ke kantor yayasan lalu diintimidasi dan dianiaya.


Penganiayaan itu berupa pemukulan, mata dan mulut korban ditutup lakban,
rambutnya digunduli secara paksa. Salah satu tersangka juga mengarahkan
sepatunya ke mulut korban dengan cara paksa untuk dijilat," ujar Kapolres
Tangsel AKBP Ferdy Irawan, kepada wartawan, Senin (24/9/2018) sore.

2.3 Hasil Analisis :

Hasil analisis terhadap kasus tersebut adalah hal ini termasuk ke dalam
contoh pelanggaran sila ke 2 di sekolah tentang perbudakan. Memperkerjakan
anak di bawah umur termasuk tindakan yang melanggar sila kedua karena anak-
anak tidak dilakukan secara semestinya dan tidak manusiawi.

Semestinya, anak di bawah umur tidak sepantasnya dipekerjakan karena tanggung


jawab mereka adalah sekolah dan belajar dengan tekun. Sebab masa depan
mereka yang gemilang sangat penting untuk mereka rajut duduk di bangku
sekolah dasar. Sehingga mereka harus fokus dengan pelajaran di sekolah dan
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh bapak/ibu guru.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa penganiayaan dan eksploitasi


pekerja pada anak dibawah umur sering terjadi pada kehidupan sehari-hari.
Budaya masyarakat yang cenderung bersifat patriarchi dan kemiskinan secara
structural merupakan suatu iklim yang permisif terhadap pekerja anak di
Indonesia. Terbatas atau kurangnya studi dan perhatian terhadapa para pekerja
anak dibawah umur. Dari waktu ke waktu perlindungan terhadap pekerja anak
dibawah umur di Indonesia tidak benyak mengalami perubahan. Pemerintah
kurang responsible terhadap kasus eksploitasi pekerja pada anak dibawah umur.
Dan faktor ekonomi selalu menjadi alasan utama para oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab untuk memperbudak atau mempekerjakan anak dibawah umur.

3.2 SARAN
1. seharusnya lebih memahami kebijakan-kebijakan mengenai perlindungan anak
yang telah dibuat oleh pemerintah. Dengan memahami kebijakan-kebijakan
tersebut diharapkan masyarakat akan lebih bijak dan ikut serta memberikan solusi
terhadap permasalah eksploitasi anak.

2.Pemerintah lebih tegas untuk member sanksi terhadap oknum-oknum yang


membiarkan, bahkan menyuruh anak dibawah umur untuk bekerja.

3.Diberlakukannya hukum yang tegas terhadap orang yang melakukan


penganiayaan dalam bentuk apapun terhadap siapapun.

8
Daftar Pustaka :
(https://metro.sindonews.com/read/1340943/170/dua-anak-di-bawah-
umur-relawan-yayasan-sosial-disekap-dan-dianiaya-1537798801)

9
LAMPIRAN

Kapolres Tangsel AKBP Ferdy Irawan memberikan keterangan kepada


wartawan terkait kasus penganiayaan terhadap anak di bawah umur.
Foto: Hambali/Okezone

2 Tersangka penganiayaan terhadap dua anak dibawah umur

10

Anda mungkin juga menyukai