1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahiwabarakatuh
Puji syukur saya panjatkan terhadap kehadiran Allah yang maha kuasa, atas berkat
dan rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan studi kasus program
pendidikan pancasila tentang masalah yang berkaitan dengan ideologi pancasila.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
yaitu nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di yaumul
akhirat nanti.
saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kat
sempurna, dan saya berharap setelah ini tidak ada lagi kasus-kasus yang berkaitan
dengan ideologi pancasila, tidak ada lagi rasisme diantara kita, tidak ada lagi hal-
hal yang dapat memecahkan Negara kesatuan republik Indonesia. Mungkin itu
saja yang dapat saya sampaikan, lebih kurangnya saya mohon maaf, kepada allah
saya mohon ampun.
2
BAB I
PENDAHULUAN
Pancasila sebagai dasar negara , selain itu pancasila bisa dikatakan sebagai
pedoman hidup. Didalam sila-sila pancasila terdapat hak-hak sebagai
selayaknya manusia yang terkandung didalamnya, selain itu sila-sila
pancasila bisa kita pakai dalam kehidupan sehari-hari misalnya dengan
adanya pancasila ini kita lebih bisa menghargai disetiap perbedaan dan
dengan adanya pancasila kita bisa lebih mengenal apa arti kebersamaan serta
keadilan dalam bermasyarakat yang saling gotong-royong. Sehingga warga
Indonesia dapat menciptakan bangsa yang guyup rukun, saling mendukung
satu sama lain, dan dapat bersatu demi satu tujuan yaitu membuat bangsa
Indonesia menjadi negara yang maju. Jadilah negara yang gotong-royong
sesuai pesan-pesan soekarno agar kita bisa meraih tujuan bersama untuk
memajukan bangsa dan negara Indonesia. Terdapat lima sila dalam
Pancasila, setiap silanya memiliki nilai-nilai tersendiri. Nilai-nilai tersebut
sekaligus sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Nilai Pancasila
berkembang sebagai nilai dasar dan puncak budaya bangsa yang dirumuskan
dan ditetapkan melalui pemikiran para tokoh bangsa sebagai dasar negara
dan pandangan hidup.
3
1.2 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan latar belakang tersebut tujuan penulisan dan penelitian studi kasus
tentang ideologi pancasila adalah agar tidak ada lagi kasus-kasus yang terjadi di
Indonesia yang berkaitan dengan pancasila. Dan berharap Indonesia dapat bersatu
tanpa harus memandang ras, suku, bangsa, dan agama sesuai dengan semboyan
Negara kesatuan republik Indonesia yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”.
4
BAB II
PEMBAHASAN
seperti halnya dengan contoh kasus yang telah saya telusuri dibawah ini :
TANGERANG SELATAN - Kejadian memilukan menimpa dua anak di
bawah umur di sebuah yayasan sosial di Jalan Tentara Pelajar, Perigi Baru,
Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel). Mereka disekap berhari-hari
seraya mendapat penganiayaan dari pengurus yayasan sosial Husnul
Khotimah Indonesia.Kedua anak malang itu berinisial, SA (16) dan GP (16),
Keduanya tercatat pernah menjadi relawan di yayasan amal tersebut. Saat
bertugas, mereka berkeliling pemukiman dan mendatangi rumah satu-
persatu dengan modal amplop kosong dan brosur yayasan. Peristiwa tragis
itu dimulai saat beberapa pengurus yayasan pada 5 September 2018 lalu
memergoki SA dan GP berada di wilayah Jakarta Selatan. Meski sudah tak
menjadi relawan yayasan, keduanya dan seorang remaja yang diketahui
bernama Dona Ardiana (21), terlihat tengah meminta sumbangan dengan
brosur yayasan. Melihat hal itu, pengurus yayasan bernama Dedi (25),
langsung membawa ketiganya ke kantor yayasan untuk diinterogasi. Disana,
Dedi dibantu pengurus lain, yakni Abdul Rojak (33) dan Haerudin (27),
langsung melakukan penganiayaan. "Ketiga korban dibawa ke kantor
yayasan lalu diintimidasi dan dianiaya. Penganiayaan itu berupa pemukulan,
mata dan mulut korban ditutup lakban, rambutnya digunduli secara paksa.
Salah satu tersangka juga mengarahkan sepatunya ke mulut korban dengan
cara paksa untuk dijilat," ujar Kapolres Tangsel AKBP Ferdy Irawan,
kepada wartawan, Senin (24/9/2018) sore. Menurut Ferdy, para tersangka
5
mengakui bahwa penganiayaan itu dipicu oleh ulah korban yang meminta
sumbangan mengatasnamakan yayasan. Ketiganya pun disekap selama lima
hari dan diharuskan membayar ganti rugi sebesar Rp18 juta jika ingin
dilepaskan. "Keluarganya (korban) melapor bahwa korban ini disekap oleh
yayasan. Jika ingin dilepas maka harus menebusnya berdasarkan kerugian
yayasan selama namanya dicatut oleh korban. Lalu kita lakukan
penyelidikan. Dua tersangka kami tangkap dalam waktu berbeda. Sedangkan
tersangka Haerudin masih buron," katanya. Informasi yang dihimpun, para
pelaku memiliki posisi berbeda-beda di yayasan yang baru berdiri sekitar
dua tahun lalu itu. Pelaku Dedi diketahui bertugas sebagai pengurus,
sedangkan Abdul Rojak sebagai pemilik dan penanggung jawab yayasan.
Sementara aeruddin yang bekerja sebagai pegawai tak tetap Dinas
Perhubungan Kota Tangsel itu berstatus teman dari Abdul Rojak. Parahnya,
dari hasil penyelidikan diketahui jika ternyata hasil penggalangan donasi
amal selama ini digunakan untuk keperluan pribadi para pelaku. Sedangkan
status yayasan masih dalam penelusuran dan menunggu penjelasan lembaga
terkait (Kemenkumham).
(https://metro.sindonews.com/read/1340943/170/dua-anak-di-bawah-umur-
relawan-yayasan-sosial-disekap-dan-dianiaya-1537798801)
6
2.2 Tanggapan Masyarakat setempat :
Kejadian ini terjadi sudah cukup lama menurut tanggapan Yudho selaku ketua rt
setempat pelaku sudah sering menganiaya korban. Tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh para tersangka antara lain melakukan penganiayaan berupa
pemukulan, melakban mata dan mulut korban, serta membotaki kepala korban
menggunakan gunting. Menurut yudho seharusnya kejadian tersebut tidak terjadi
pada anak dibawah umur dan seharusnya polisi lebih memperhatikan keamanan
terhadap masyarakat yang ada. Dilansir dari liputan 6.
Hasil analisis terhadap kasus tersebut adalah hal ini termasuk ke dalam
contoh pelanggaran sila ke 2 di sekolah tentang perbudakan. Memperkerjakan
anak di bawah umur termasuk tindakan yang melanggar sila kedua karena anak-
anak tidak dilakukan secara semestinya dan tidak manusiawi.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
1. seharusnya lebih memahami kebijakan-kebijakan mengenai perlindungan anak
yang telah dibuat oleh pemerintah. Dengan memahami kebijakan-kebijakan
tersebut diharapkan masyarakat akan lebih bijak dan ikut serta memberikan solusi
terhadap permasalah eksploitasi anak.
8
Daftar Pustaka :
(https://metro.sindonews.com/read/1340943/170/dua-anak-di-bawah-
umur-relawan-yayasan-sosial-disekap-dan-dianiaya-1537798801)
9
LAMPIRAN
10