Anda di halaman 1dari 14

ROLEPLAY

DISCHARGE PLANNING
KATA PENGANTAR

Pertama-tama, penulis mengucapkan puji syukur atas karunia Tuhan Yang


Maha Esa karena atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas mata
kuliah Manajemen Keperawatan yang berjudul “Discharge Planning”.

Adapun Roleplay ini sengaja disusun atas dasar kelengkapan tugas mata
kuliah Manajemen Keperawatan agar para mahasiswa/ mahasiswi dapat dengan
mudah memahami tentang “Discharge Planning”. Tak lupa penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun demi kesempurnan makalah ini. Akhir kata, penulis sampaikan terima
kasih dan semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 7 November 2018


Discharge Plainning

A. Pendahuluan
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam
mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk
kembali ke lingkungannya. Discharge Planning menunjukkan beberapa
proses formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk
mengatur perpindahan sekelompok orang ke kelompok lainnya (RCP,2001).
Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai
discharge planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan
dan menggunakan data yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah
actual dan potensial, menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan
keluarga, memberikan tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji
secara individu dalam mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi
pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan Asuhan
Keperawatan. Merupakan usaha keras perawat demi kepentingan pasien
untuk mencegah dan meningkatkan kondisi kesehatan pasien, dan sebagai
anggota tim kesehatan, perawat berkolaborasi dengan tim lain untuk
merencanakan, melakukan tindakan, berkoordinasi dan memfasilitasi total
care dan juga membantu pasien memperoleh tujuan utamanya dalam
meningkatkan derajat kesehatannya.

B. Definisi

Kozier (2004) mendefenisikan discharge planning sebagai proses


mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada
unit yang lain di dalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan umum.
Sedangkan Jackson (1994, dalam The Royal Marsden Hospital, 2004)
menyatakan bahwa discharge planning merupakan proses
mengidentifikasi kebutuhan pasien dan perencanaannya dituliskan untuk
memfasilitasi keberlanjutan suatu pelayanan kesehatan dari suatu
lingkungan ke lingkungan lain.
Rondhianto (2008) mendefenisikan discharge planning sebagai
merencanakan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien
dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan
sehubungan dengan kondisi/penyakitnya pasca bedah.

C. Pemberi Layanan Discharge Plainning


Proses discharge planning harus dilakukan secara komprehensif dan
melibatkan multidisiplin, mencakup semua pemberi layanan kesehatan yang
terlibat dalam memberi layanan kesehatan kepada pasien (Perry & Potter,
2006). Discharge planning tidak hanya melibatkan pasien tapi juga
keluarga, teman-teman, serta pemberi layanan kesehatan dengan catatan
bahwa pelayanan kesehatan dan sosial bekerja sama (Nixon et al, 1998
dalam The Royal Marsden Hospital, 2004). Seseorang yang merencanakan
pemulangan atau koordinator asuhan berkelanjutan (continuing care
coordinator) adalah staf rumah sakit yang berfungsi sebagai konsultan
untuk proses discharge planning bersamaan dengan fasilitas kesehatan,
menyediakan pendidikan kesehatan, dan memotivasi staf rumah sakit untuk
merencanakan dan mengimplementasikan discharge planning (Discharge
Planning Association, 2008).

D. Penerima Discharge Plainning


Semua pasien yang dihospitalisasi memerlukan discharge planning
(Discharge Planning Association, 2008). Namun ada beberapa kondisi yang
menyebabkan pasien beresiko tidak dapat memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan yang berkelanjutan setelah pasien pulang, seperti pasien yang
menderita penyakit terminal atau pasien dengan kecacatan permanen (Rice,
1992 dalam Perry & Potter, 2005). Pasien dan seluruh anggota keluarga
harus mendapatkan informasi tentang semua rencana pemulangan (Medical
Mutual of Ohio, 2008).

E. Tujuan Discharge Plainning


Discharge planning bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan
spesifik untuk mempertahankan atau mencapai fungsi maksimal setelah
pulang (Capernito, 1999). Juga bertujuan memberikan pelayanan terbaik
untuk menjamin keberlanjutan asuhan berkualitas antara rumah sakit dan
komunitas dengan memfasilitasi komunikasi yang efektif (Discharge
Planning Association, 2008).
The Royal Marsden Hospital (2004) menyatakan bahwa tujuan
dilakukannya discharge planning antara lain untuk mempersiapkan pasien
dan keluarga secara fisik dan psikologis untuk di transfer ke rumah atau ke
suatu lingkungan yang dapat disetujui, menyediakan informasi tertulis dan
verbal kepada pasien dan pelayanan kesehatan untuk mempertemukan
kebutuhan mereka dalam proses pemulangan, memfasilitasi proses.
Perpindahan yang nyaman dengan memastikan semua fasilitas
pelayanan kesehatan yang diperlukan telah dipersiapkan untuk menerima
pasien, mempromosikan tahap kemandirian yang tertinggi kepada pasien,
teman- teman, dan keluarga dengan menyediakan, memandirikan aktivitas
perawatan diri.

F. Prinsip Discharge Plainning

Ketika melakukan discharge planning dari suatu lingkungan ke


lingkungan yang lain, ada beberapa prinsip yang harus diikuti/diperhatikan.
Berikut ini adalah beberapa prinsip yang dikemukakan oleh The Royal
Marsden Hospital (2004), yaitu :
1. Discharge planning harus merupakan proses multidisiplin, dimana
sumber-sumber untuk mempertemukan kebutuhan pasien dengan
pelayanan kesehatan ditempatkan pada satu tempat.
2. Prosedur discharge planning harus dilakukan secara konsisten
dengan kualitas tinggi pada semua pasien
3. Kebutuhan pemberi asuhan (care giver) juga harus dikaji.
4. Pasien harus dipulangkan kepada suatu lingkungan yang aman dan
adekuat.
5. Keberlanjutan perawatan antar lingkungan harus merupakan hal
yang terutama.
6. Informasi tentang penyusunan pemulangan harus diinformasikan
antara tim kesehatan dengan pasien/care giver, dan kemampuan
terakhir disediakan dalam bentuk tertulis tentang perawatan
berkelanjutan.
7. Kebutuhan atas kepercayaan dan budaya pasien harus
dipertimbangkan ketika menyusun discharge planning.

G. Proses Pelaksanaan Discharge Plainning


Proses discharge planning mencakup kebutuhan fisik pasien,
psikologis, sosial, budaya, dan ekonomi. Perry dan Potter (2006) membagi
proses discharge planning atas tiga fase, yaitu akut, transisional, dan
pelayanan berkelanjutan. Pada fase akut, perhatian utama medis berfokus
pada usaha discharge planning. Sedangkan pada fase transisional,
kebutuhan pelayanan akut selalu terlihat, tetapi tingkat urgensinya semakin
berkurang dan pasien mulai dipersiapkan untuk pulang dan merencanakan
kebutuhan perawatan masa depan. Pada fase pelayanan berkelanjutan,
pasien mampu untuk berpartisipasi dalam perencanaan dan pelaksanaan
aktivitas perawatan berkelanjutan yang dibutuhkan setelah pemulangan.
Perry dan Potter (2005) menyusun format discharge planning sebagai
berikut :

1. Pengkajian Keperawatan
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
4. Penatalaksanaan
5. Evaluasi
H. Unsur-unsur Discharge Plainning
Discharge Planning Association (2008) mengatakan bahwa unsur-
unsur yang harus ada pada sebuah form perencanaan pemulangan antara lain
:
1. Pengobatan di rumah, mencakup resep baru, pengobatan yang sangat
dibutuhkan, dan pengobatan yang harus dihentikan.
2. Daftar nama obat harus mencakup nama, dosis, frekuensi, dan efek
samping yang umum terjadi.
3. Kebutuhan akan hasil test laboratorium yang dianjurkan, dan
pemeriksaan lain, dengan petunjuk bagaimana untuk memperoleh
atau bilamana waktu akan diadakannya.
4. Bagaimana melakukan pilihan gaya hidup dan tentang perubahan
aktivitas, latihan, diet makanan yang dianjurkan dan pembatasannya.
5. Petunjuk perawatan diri (perawatan luka, perawatan kolostomi,
ketentuan insulin, dan lain-lain).
6. lokasi setiap janji untuk control.
7. Apa yang harus dilakukan pada keadaan darurat dan nomor telepon
yang bisa dihubungi untuk melakukan peninjauan ulang petunjuk
pemulangan.
8. Bagaimana mengatur perawatan lanjutan (jadwal pelayanan di
rumah, perawat yang menjenguk, penolong, pembantu jalan;
9. walker, kanul, oksigen, dan lain-lain) beserta dengan nama dan
nomor telepon setiap institusi yang bertanggung jawab untuk
menyediakan pelayanan.
10. Cara Mengukur Discharge Plainning
Sebuah discharge planning dikatakan baik apabila pasien telah
dipersiapkan untuk pulang, pasien telah mendapatkan penjelasan-
penjelasan yang diperlukan, serta instruksi-instruksi yang harus dilakukan,
serta apabila pasien diantarkan pulang sampai ke mobil atau alat transportasi
lainnya (The Royal Marsden Hospital, 2004).
11. Naskah Roleplay

Naskah Role Play

Pada tanggal 9 November 2018 datang seorang pasien bernama An. Eugine
Pedro dengan diagnose medis demam dengue atau yang biasanya disebut
demam berdarah.

Jam 08.00 diruang UGD

Ibu Pasien : Bagaimana suster, dokternya ada ?

P. UGD : Tunggu sebentar bu, dokternya sedang menuju kesini

Beberapa menit kemudian dokter datang

Dokter : Apa yang dikeluhkan dek ? ( sambil memeriksa )

Pasien : Pusing dan demam sudah 1 minggu dok

Dokter : Oh sebentar ya, saya mau ambil darahnya sedikit untuk di


cek.

Sus, tolong siapkan alatnya

P. UGD : Baik dok (sambil menyiapkan alat dan mengambil darah)

Setelah darah pasien diambil, perawat UGD membawa darah tersebut ke


laboratorium untuk di cek, setelah itu pasien dipindahkan ke ruang melati
kemudian petugas lab menemui dokter untuk memberikan hasilnya.

P. Lab : Ini dok hasil lab dari An. Agung. Hasilnya positif terjangkit
demam berdarah dengue

Dokter : Terima kasih, nanti akan saya sampaikan ke pihak keluarga

Pada pukul 20.00 suster melakukan visit

Perawat 1 : Selamat malam dek

Pasien : Iya selamat malam sus


Dokter : Bagaimana dek, sudah merasa lebih baik belum ?

Pasien : Belum dokter

Ibu pasien : Bagaimana hasil lab nya dokter ?

Perawat 1 : Oh iya bu nanti akan dijelaskan oleh dokter

Dokter : Begini bu, dek agung ini mengalami penyakit demam


berdarah

Ibu pasien : Masyaallah, lalu bagaimana dokter ?

Dokter : Tidak apa-apa bu, ibu dan bapak tenang saja, kondisi dari
anak ibu tidak terlalu parah, karena ia memiliki kekebalan
tubuh yang baik, tapi untuk beberapa hari ini dia harus
dirawat disini

Ayah pasien : Kira-kira berapa lama ia harus dirawat dokter ?

Dokter : Mungkin hanya 2-3 hari saja

Perawat 1 : Banyak istirahat ya dek, obatnya jangan lupa diminum dan


kalau makanannya datang segera dimakan supaya kekebalannya semakin
membaik

Dokter dan perawat bangsal meninggalkan ruangan pasien.

Setelah 3 hari keadaan pasien agung telah membaik dan demamnya sudah
turun. Pada jam 07.00 pagi, dokter dan perawat mengunjungi ruangan pasien
agung

Dokter : Selamat pagi dek, bagaimana keadaannya ? Sudah enakan


belum ?

Pasien : Sudah baik dokter, setiap makanan dating langsung saya


habiskan. Lalu kapan saya boleh pulang dokter ?

Dokter : Oh baguslah kalau begitu, mungkin nanti siang bisa pulang


Pasien : Alhamdulilah, terima kasih dokter

Dokter : Iya sama-sama, sus nanti tolong infusnya dilepaskan ya.

Perawat 1 : Baik dokter (sambil mendekat ke pasien agung)

Dokter : Baiklah, saya akan memeriksa pasien yang lain dulu

Ibu Pasien : Iya dokter terima kasih banyak ya

Dokter : Iya bu mari

Perawat 1 : Permisi ya dek, infusnya akan saya lepas

Pasien : Iya suster

Perawat 1 : Oiya bu, nanti setelah dirumah berikan minum air putih
yang cukup, minum banyak jus buah dan boleh selain jambu,
upayakan cairan masuk dan BAK nya sama, istirahat dan
makan yang cukup dan teratur. Kenali tanda gejala jika
terjadi kekambuhan, hindari meminum obat selain dari
rumah sakit

Ibu pasien : Oiya baik suster

Perawat 1 : (setelah infus dilepas kemudian membantu pasien untuk


duduk) silahkan dek bisa pulang, untuk keluarga nanti bias
ke ruang administrasi dulu untuk memenuhi administrasinya
dan mengambil obat yang harus diminum

Ayah pasien menuju ruangan administrasi

Administrasi : Mari pak ada yang bias saya bantu ?

Ayah pasien : Iya mbak, ini saya ayah dari agung mau memenuhi
administrasi dan mengambil obatnya

Administrasi : Oiya, bapak silahkan tanda tangan disini ya (menjelaskan


meminum obatnya)
Ayah pasien : Oiya mbak terima kasih ya

Administrasi : Iya pak sama-sama


DAFTAR PUSTAKA

Di akses melaluihttp://pkko.fik.ui.ac.id/files/KONSEP%20DISCHARGE%20PLANNING.doc
pada tanggal 6 November 2018.
Di akses melalui https://www.academia.edu/12236618/discharge_planning pada tanggal 6
November 2018.
Di akses melalui http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5580 pada tanggal 6
November 2018.

Anda mungkin juga menyukai