Anda di halaman 1dari 14

PERBEEDAAN TINGKAT KELELAHAN ANTARA SHIFT

PAGI, SORE DAN MALAM PADA PERAWAT RAWAT INAP


DI RS PKU AISYIYAH BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh :

LUSI FATONA
J410131025

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Perbedaan Tingkat Kelelahan Antara Shift Pagi, Sore dan Malam Pada Perawat Rawat Inap di RS
ARTIKEL PENELITIAN PKU Aisyiyah Boyolali

PERBEDAAN TINGKAT KELELAHAN ANTARA SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM


PADA PERAWAT RAWAT INAP DI RS PKU AISYIYAH BOYOLALI
Lusi Fatona*, Tarwaka**, Kusuma Estu Werdani***

*Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS,
***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS

ABSTRAK
Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang beroperasi 24 jam. Tanggung jawab dan
beban kerja perawat yang perlu diperhatikan dengan pembagian shift kerja, yaitu shift pagi, sore dan
malam. Pembagian shift ini dapat memberikan dampak negatif yang salah satunya adalah kelelahan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kelelahan pada shift kerja
pada perawat rawat inap di RS PKU Aisiyah Boyolali. Jenis penelitian ini adalah observasional
analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yang
berjumlah 48 orang. Data penelitian ini diperoleh dengan lembar isian data identitas diri dan
pengukuran tingkat kelelahan kerja menggunakan kuesioner KAUPK2. Dari data pengukuran
tingkat kelelahan kerja dilakukan analisis dengan menggunakan uji statistik Kruskal Wallis. Hasil
penelitian ini, didapatkan hasil mean rank tertinggi pada shift malam = 31,82 dan nilai p = 0,038
menunjukan terdapat perbedaan tingkat kelelahan kerja pada shift pagi, sore dan malam pada
perawat rawat inap di RS PKU Aisyiyah Boyolali. Disarankan bagi pihak rumah sakit untuk
membagi sama rata jam kerja tiap shift (8 jam kerja).

Kata kunci : Kelelahan, Shift Kerja

ABSTRACT
Hospital provides the health care facilities that operate 24 hours. The high of responsibility and
workload of the nurses should be cared by dividing the shift of work, namely Morning shift,
Afternoon Shift and Evening Shift. This condition could give negative impact which one is fatigue.
The purpose of this research is to know the differences of fatigue level at work on the shift of
inpatient nurses in the hospital of PKU Aisyiyah Boyolali. The type of this research is observational
analytic with cross sectional approach. The sample in this research is the total population
amounted to 48 people. The data is obtained by stuffing the data sheet ID and measuring the fatigue
level by using KAUPK2 questionnaire. Measurement of the degree of fatigue data analized by
using statistical tests of Kruskal Wallis. The results of this study, show that the highest rank on the
night shift = 31,82 and p-value = 0,038, it means there is a difference in fatigue level of work shift
in the morning, afternoon and evening on Inpatient nurses in PKU Aisyiyah Boyolali.
Recommended for the hospital to share equally work hours per shift (8 hours) it is.

Key words : Work Fatigue,Work Shift

Fakultas Ilmu Kesehatan 1


Universitas Muhammadiya Surakarta
Perbedaan Tingkat Kelelahan Antara Shift Pagi, Sore dan Malam Pada Perawat Rawat Inap di RS
ARTIKEL PENELITIAN PKU Aisyiyah Boyolali

PENDAHULUAN Peningkatan kelelahan kerja


pada tenaga kerja yang bekerja pada
Undang-undang RI No.13 shift malam juga merupakan salah
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan satu faktor risiko terjadinya penurunan
pasal 86 menyatakan bahwa setiap derajat kesehatan tenaga kerja dan
pekerja atau buruh mempunyai hak juga berpengaruh terhadap penurunan
untuk memperoleh perlindungan atas produktivitas kerja (Setyawati, 2011).
keselamatan dan kesehatan kerja, Salah satu faktor penyebab utama
moral dan kesusilaan dan perlakuan kecelakan kerja yang disebabkan oleh
yang sesuai dengan harkat dan manusia adalah kelelahan kerja
martabat manusia serta nilai-nilai (fatique). Data dari ILO yang
agama. Salah satu upaya keselamatan menunjukkan bahwa hampir setiap
dan kesehatan kerja (K3) adalah tahun sebanyak dua juta pekerja
memelihara faktor – faktor lingkungan meninggal dunia karena kecelakaan
kerja yang senantiasa dalam batas- kerja yang disebabkan oleh faktor
batas aman dan sehat sehingga tidak kelelahan. Peneliti tersebut
menimbulkan penyakit maupun menyatakan dari 58.155 sampel,
kecelakaan akibat kerja. sekitar 18.828 sampel menderita
Rumah Sakit merupakan kelelahan yaitu sekitar 32,8 % dari
sarana pelayanan kesehatan yang keseluruhan sampel peneliti (Baiduri,
beroperasi 24 jam. Salah satu sumber 2008).
daya yang dibutuhkan rumah sakit Kelelahan kerja memberi
dalam perawatan pasien adalah kontribusi 50% terhadap terjadinya
perawat yang dalam segi jumlah kecelakaan kerja (Setyawati, 2011).
menempati urutan teratas, khususnya Menurut Wicken, 2004 (dalam
bangsal rawat inap. Pekerjaan seorang setyawati dan Djati, 2008), kelelahan
perawat tidak terlepas dari sistem shift bisa disebabkan oleh sebab fisik
kerja (Dian & Solikhah, 2012). Shift ataupun mental. Salah satu penyebab
kerja merupakan pilihan dalam kelelahan adalah gangguan tidur
pengorganisasian kerja untuk (sleep distruption) yang antara lain
memaksimalkan produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh kekurangan
sebagai pemenuhan tuntutan pasien waktu tidur dan gangguan pada ritme
(Joko dkk., 2012). Meskipun sirkadian akibat jet lag atau shift
memberikan keuntungan terhadap kerja. Sharpe, 2007 (dalam Setyawati
pasien, shift kerja dapat memberikan dan Djati, 2008) menyatakan bahwa
dampak negatif yang salah satunya pekerja pada shift malam memiliki
adalah kelelahan. Kelelahan kerja risiko 28% lebih tinggi mengalami
yang tidak dapat diatasi akan cidera atau kecelakaan. Dari beberapa
menimbulkan berbagai permasalahan catatan kecelakaan kerja yang terjadi,
kerja yang fatal dan mengakibatkan gangguan tidur dan kelelahan kerja
kecelakaan kerja sehingga rumah sakit menjadi dua faktor yang paling
wajib mengetahui tingkat kinerja dan penting dari kesalahan manusia.
hal yang dapat menimbulkan Kelelahan merupakan masalah
permasalahan dalam bekerja, salah yang dapat mengancam kualitas
satunya kelelahan kerja pada perawat hidup, karena kelelahan dapat
(Dian & Solikhah, 2012). menyebabkan konsentrasi menurun
Fakultas Ilmu Kesehatan 2
Universitas Muhammadiya Surakarta
Perbedaan Tingkat Kelelahan Antara Shift Pagi, Sore dan Malam Pada Perawat Rawat Inap di RS
ARTIKEL PENELITIAN PKU Aisyiyah Boyolali

pada saat bekerja yang nantinya akan kerja pada perawat wanita shift pagi,
mengakibatkan kecelakaan kerja siang dan malam di bagian kelas III
terjadi (Aisbett and Nichols, 2007). RSUD. Dr. Moewardi Surakarta.
Sudah banyak dilakukan penelitian Rumah Sakit PKU Aisyiyah
tentang kelelahan, menurut laporan Boyolali sebagai tempat kerja yang
penelitian Canadian Nurse bergerak di bidang pelayanan
Association (2010) bahwa hampir kesehatan beroperasi 24 jam setiap
80% perawat di Kanada mengalami harinya, sehingga shift kerja harus
kelelahan. Menurut Lippincott diterapkan. Untuk memenuhi tuntunan
Williams & Wilkins (2007), data dari ini Rumah Sakit PKU Aisyiyah
studi nasional tentang hubungan Boyolali memberlakukan tiga shift
antara kesehatan dan produktivitas di kerja setiap harinya yaitu shift pagi
tempat kerja, diketahui bahwa hampir dari jam 07.30 – 14.00 WIB, shift sore
29.000 orang dewasa bekerja yang dari jam 14.00 – 20.00 WIB dan untuk
diwawancarai, 38% mengatakan shift malam dari jam 20.00 – 07.30
mereka telah mengalami fungsi WIB. Sedangkan jumlah perawat yang
kognitif menurun, kurang tidur, atau bekerja di bagian rawat inap sejumlah
perasaan kelelahan. 48 orang.
Kelelahan dapat disebabkan Berdasarkan survei
oleh beberapa faktor antara lain rotasi pendahuluan yang dilakukan di RS
shift kerja, faktor individu (kesehatan/ PKU Aisyiyah Boyolali pada bulan
penyakit, jenis kelamin, umur, Desember 2014 didapat data jumlah
pendidikan, beban kerja, masa kerja seluruh perawat yang masuk shift
dan status gizi) dan faktor lingkungan kerja di bangsal rawat inap yaitu 49
fisik (kebisingan, penerangan, suhu orang dengan pembagian shift menjadi
dan tekanan panas, vibrasi dan 3 kelompok yaitu shift pagi jam 07.30
ventilasi). Kelelahan kerja di rumah – 14.00 WIB, shift siang jam 14.00 –
sakit antara lain kelelahan yang 20.00 WIB, dan shift malam jam
disebabkan faktor fisik seperti suhu, 20.00 – 07.30 WIB. Tugas yang harus
penerangan, mikroorganisme, zat dilakukan perawat seperti melakukan
kimia, kebisingan dan cyrcardian asuhan keperawatan, pencatatan
rhythm (terutama pada perawat shift laporan asuhan keperawatan,
malam), sedangkan kelelahan non observasi pasien, menerima pasien
fisik disebabkan oleh faktor baru atau rujukan pasien ke rumah
psikososial baik di tempat kerja sakit lain. Dari hasil wawancara
maupun di rumah atau masyarakat dengan 9 perawat, 55% di antaranya
sekeliling. merasakan kelelahan pada shift malam
Berdasarkan hasil penelitian karena jam kerja yang lebih panjang,
Putri (2011), menyimpulkan bahwa mengantuk, jumlah perawat sedikit,
ada pengaruh shift kerja terhadap perjalanan dari rumah menuju rumah
kelelahan kerja pada perawat instalasi sakit dan observasi pasien pada malam
rawat inap I di RSUP. Dr. Sardjito hari. Sedangkan untuk 33% perawat
Yogyakarta. Sedangkan Hasil merasakan kelelahan pada shift pagi
penelitian yang dilakukan oleh Putri karena beban tugas yang lebih banyak,
(2013) menyimpulkan bahwa ada program operasi banyak dilakukan
perbedaan tingkat kelelahan akibat
Fakultas Ilmu Kesehatan 3
Universitas Muhammadiya Surakarta
Perbedaan Tingkat Kelelahan Antara Shift Pagi, Sore dan Malam Pada Perawat Rawat Inap di RS
ARTIKEL PENELITIAN PKU Aisyiyah Boyolali

pada pagi hari, serta banyaknya pasien terhadap uji nonparametrik berbasis
baru pada pagi hari. peringkat yang tujuannya untuk
Berdasarkan uraian di atas, menentukan adakah perbedaan signifikan
shift kerja dapat memberikan dampak secara statistik antara dua atau lebih
negatif yang salah satunya adalah kelompok variabel independen pada
kelelahan. Kelelahan bisa disebabkan variabel dependen yang berskala data
oleh sebab fisik ataupun mental. Salah numerik (interval/rasio) dan skala ordinal
satu penyebab kelelahan adalah yang disebut dengan Kruskall Wallis.
gangguan tidur (sleep distruption) Dengan menggunakan program computer
yang antara lain dapat dipengaruhi SPSS, jika p value ≤ 0,05 maka hasil uji
oleh kekurangan waktu tidur dan dinyatakan signifikan jika p value > 0,05
gangguan pada ritme sirkadian. Hasil maka hasil uji dinyatakan tidak signifikan.
survei di RS PKU Aisyiyah Boyolali, Dengan tingkat kepercayaan 95%
sebagian perawat menyatakan bahwa HASIL
tingkat kelelahan lebih pada shift A. Analisa Univariat
malam, tetapi sebagian menyatakan 1. Umur
lebih lelah pada shift pagi. Sehingga responden berumur antara 26-30
peneliti tertarik untuk menganalisis tahun paling banyak yaitu sebanyak
mengenai perbedaan tingkat kelelahan 23 responden atau 47,7%,
antara shift pagi, sore dan malam pada sedangkan frekuensi umur
perawat rawat inap di Rumah Sakit responden paling sedikit adalah
PKU Aisyiyah Boyolali. responden berumur 31-35 yaitu 8
atau 16,8%
METODE 2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin sampel yang terdiri
Penelitian ini menggunakan jenis dari perempuan sebanyak 42
penelitian observasional analitik yaitu responden atau 87,5% dan jenis
penelitian untuk mencari hubungan antar kelamin laki-laki sebanyak 6
variabel faktor risiko dan efek yang responden atau 12,5%.
analisanya untuk menentukan ada tidaknya 3. Status Pernikahan
hubungan antar variabel itu. Lokasi Responden yang sudah menikah
penelitian ini adalah di RS PKU Aisyiyah sebanyak 35 atau 72,9% sedangkan
Boyolali yang dilaksanakan pada bulan responden yang belum menikah
April 2015. sebanyak 13 atau 27,1%.
Populasi dalam penelitian ini adalah 4. Kondisi Kesehatan
seluruh perawat bagian rawat inap di Responden perawat bagian rawat
Rumah Sakit PKU Aisyiyah Boyolali inap di RS PKU Aisyiyah Boyolali
sebanyak 48 orang yang terbagi dalam 3 sebanyak 48 orang dalam kondisi
shift kerja yaitu shift pagi 18 perawat, shift kesehatan yang baik.
sore 17 perawat dan shift malam 14 5. Masa Kerja
perawat. Tehnik sampling yang digunakan Masa kerja yang paling banyak
dalam penelitian ini adalah dengan adalah masa kerja dari 1-5 tahun
menggunakan metode Total Sampling. sebanyak 36 perawat atau 74%
Adapun analisis data yang digunakan sedangkan frekuensi masa kerja
adalah analisis univariat dan analisis yang paling sedikt yaitu 11-15
bivariat. Analisis bivariat dilakukan tahun sebanyak 2 responden atau
Fakultas Ilmu Kesehatan 4
Universitas Muhammadiya Surakarta
Perbedaan Tingkat Kelelahan Antara Shift Pagi, Sore dan Malam Pada Perawat Rawat Inap di RS
ARTIKEL PENELITIAN PKU Aisyiyah Boyolali

4%. Rata-rata masa kerja 3,85 ± dan shift malam sebanyak 14


2,97 perawat atau 29,2%.
6. Beban Kerja 9. Tingkat Kelelahan
perhitungan beban kerja fisik
dengan pengukuran denyut
jantung, pada perawat bagian rawat
inap shift pagi, shift sore dan shift
malam di RS PKU Aisyiyah
Boyolali, memiliki rata-rata sebesar
80 – 100 denyut/menit. Beban
kerja termasuk dalam kategori
beban kerja fisik ringan
Gambar 1. Tingkat Kelelahan
7. Lingkungan Kerja
a. Pencahayaan ruangan di rumah
Tabel 9 menunjukkan bahwa
sakit sudah cukup baik dilihat
dari pengaturan cahaya lampu tingkat kelelahan perawat
berdasarkan shift, yaitu :
yang dipancarkan, sehingga
tidak kurang maupun lebih a. Tingkat kelelahan ringan
dialami pada shift pagi yaitu
walaupun pada saat sore dan
malam hari. sebanyak 8 responden atau
44,44%, mengalami
b. Kebisingan di rumah sakit
terjadi pada jam-jam tertentu peningkatan pada sore hari
sebanyak 9 responden atau
yang bersumber dari mesin
monitor pasien, alat bantu 52,94% dan pada shift malam
menurun menjadi 4 responden
pasien seperti kursi roda dan
pengunjung yang datang secara atau 28,57%.
b. Tingkat kelelahan sedang
beramai-ramai.
dialami paling banyak pada
8. Shift Kerja
shift pagi yaitu 7 responden
Tabel 1. Shift Kerja
atau 38,89%, menurun pada
Shift
Jam kerja F shift sore hari yaitu 4 responden
kerja
atau 23,53% dan shift malam 1
07.30 – 14.00
responden atau 7,14%.
WIB Pagi 18 c. Tingkat kelelahan berat pada
shift pagi sebanyak 3 responden
14.00 – 20.00 atau 16,67%, meningkat pada
WIB Sore 16 shift sore yaitu 4 responden
atau 23,53% dan semakin
20.00 – 07.30 meningkat pada shift malam
Malam 14
WIB yaitu 9 responden atau 64,29%.
Total 48
Perawat di RS PKU Aisyiyah
Boyolali memiliki jam kerja
berotasi. Shift pagi sebanyak 18
perawat atau 37,5%, shift sore
sebanyak 16 perawat atau 33,3%

Fakultas Ilmu Kesehatan 5


Universitas Muhammadiya Surakarta
Perbedaan Tingkat Kelelahan Antara Shift Pagi, Sore dan Malam Pada Perawat Rawat Inap di RS
ARTIKEL PENELITIAN PKU Aisyiyah Boyolali

kelelahan perawat wanita yang


B. Analisis Bivariat menyatakan bahwa kelelahan
Distribusi perbedaan kelelahan bukan karena faktor usia seseorang.
pada perawat bagian rawat inap di Banyaknya kegiatan yang
RS PKU Aisyiyah Boyolali adalah dilakukan, dapat menimbulkan
sebagai berikut : kelelahan pada kelompok umur 21
Tabel 2. Hasil uji statistic Kruskal- – 34 tahun, meskipun secara
Wallis teoritis kelelahan lebih mudah
P dialami oleh umur yang lebih tua.
Shift Mean Rank
value 2. Jenis Kelamin
Pagi 22,69 RS PKU Aisyiyah Boyolali
Sore 20,13 memiliki tenaga kerja perempuan
Malam 0,038 sebanyak 83,3% dan tenaga kerja
31,82
laki-laki sebanyak 16,3%. Jumlah
Tabel 2 menunjukkan hasil mean ini tentu lebih banyak perempuan
rank pada shift pagi 22,69, shift daripada laki-laki. Pada umumnya
sore 20,13 dan shift malam 31,82. memang rumah sakit lebih
Tingkat kelelahan paling besar didominasi oleh wanita karena
berada pada shift malam. pekerjannya yang membutuhkan
Sedangkan, nilai p value sebesar ketelatenan dan ketelitian.
0,38 yang berarti ada perbedaan Penelitian ini melibatkan
tingkat kelelahan antara shift pagi, tenaga kerja perempuan dan laki-
sore dan malam. laki. Laki-laki dan perempuan
C. PEMBAHASAN berbeda dalam kemampuan
Karakteristik Responden fisiknya, ukuran tubuh dan
1. Usia kekuatan otot. Tenaga kerja
Berdasarkan hasil penelitian wanita relatif kurang dibanding
pada perawat bagian rawat inap pria, karena secara biologis wanita
shift pagi, sore dan malam di RS mengalami siklus haid, kehamilan
PKU Aisyiyah Boyolali diperoleh dan menopause, dan secara social.
hasil umur responden berada pada Wanita memiliki kedudukan
umur produktif dengan umur sebagai ibu dalam rumah tangga
antara 21-34 tahun dan rerata 27 dan tradisi sebagai pencerminan
tahun . Hal ini tidak sesuai dengan kebudayaan, sehingga wanita
teori yang ada yaitu umur dapat akan lebih cepat lelah (Suma’mur
mempengaruhi kelelahan kerja. PK, 2009).
Semakin tua umur seseorang Teori tersebut tidak sesuai
semakin besar tingkat kelelahan. dengan keadaan yang ada.
Fungsi faal tubuh yang dapat Perawat laki-laki di RS PKU
berubah karena faktor usia Aisyiyah juga mengalami
mempengaruhi ketahanan tubuh kelelahan, karena perawat laki-
dan kapasitas kerja seseorang laki lebih cenderung melakukan
(Suma’mur,2009). kontak langsung dengan pasien.
Penelitian tersebut sesuai Hal ini dikarenakan laki-laki tidak
dengan penelitian Mayasari (2011) menyukai kegiatan dalam ruangan
tentang perbedaan tingkat kerja seperti kegiatan yang
Fakultas Ilmu Kesehatan 6
Universitas Muhammadiya Surakarta
Perbedaan Tingkat Kelelahan Antara Shift Pagi, Sore dan Malam Pada Perawat Rawat Inap di RS
ARTIKEL PENELITIAN PKU Aisyiyah Boyolali

berhubungan dengan tulis kesehatan fisik merupakan salah


menulis. Laki-laki lebih satu faktor penting yang
cenderung melakukan tindakan mempengaruhi tingkat kelelahan
keperawatan yang membutuhkan tenaga kerja dan sangat penting
banyak tenaga seperti untuk menduduki suatu pekerjaan.
memindahkan pasien. Seseorang tidak mungkin dapat
3. Status Pernikahan menyelesaikan tugas-tugasnya
Sebagian besar perawat rawat dengan baik jika sering sakit
inap di RS PKU Aisyiyah sudah (Hasibuan, 2000).
berstatus menikah yaitu sebanyak 5. Masa Kerja
71,4% atau 35 reponden. Perawat di bagian rawat inap
Pernikahan menyebabkan mengalami kelelahan dengan
meningkatnya tanggung jawab masa kerja rata-rata dari 1-5
yang dapat membuat pekerjaan tahun. Penelitian tersebut sesuai
tetap lebih berharga dan penting. dengan penelitian yang dilakukan
Seseorang yang sudah menikah oleh Kusumawardani (2012) yang
akan memiliki tugas- tugas menyimpulkan bahwa masa kerja
seperti; belajar hidup dengan tidak mempengaruhi kelelahan
pengalaman dalam perkawainan , pada perawat bagian rawat inap di
mulai hidup berkeluarga, Rumah Sakit Dr. Oen Surakarta,
memelihara anak, mengatur rumah karena kelelahan kerja tersebut
tangga, dan memulai dalam kebanyakan disebabkan oleh
pekerjaan (Sudirman, 1987). faktor lain.
Sehingga seseorang yang sudah Penelitian tersebut tidak
menikah akan mengalami sesuai dengan teori Budiono
kelelahan kerja akibat kerja dan (2003) yang menyimpulkan
sesampainya di rumah harus bahwa masa kerja dapat
mengurus kebutuhan keluarga mempengaruhi pekerja baik
yang mana seharusnya waktu positif maupun negatif. Pengaruh
tersebut diguanakan untuk positif akan diperoleh bila
istirahat. semakin lama seseorang bekerja
Penelitian tersebut sesuai maka akan berpengalaman dalam
dengan penelitian Hestya (2012) melakukan pekerjaannya.
yang menyimpulkan bahwa Sebaliknya akan memberikan
perawat rawat inap RSUD dr. pengaruh negatif apabila semakin
Sayidiman Magetan yang lama bekerja akan menimbulkan
mengalami kelelahan paling kelelahan dan kebosanan
banyak sudah berstatus menikah. 6. Beban Kerja
4. Kondisi Kesehatan Beban kerja pada perawat
Responden dalam penelitian ini rawat inap shift pagi, sore dan
seluruhnya dalam kondisi malam di RS PKU Aisyiyah
kesehatan yang baik. Penelitian Boyolali termasuk dalam kategori
Kusumawardani (2012) beban kerja ringan dengan
menyimpulkan bahwa kondisi menggunakan perhitungan denyut
kesehatan mempengaruhi jantung. Menurut Konz, (1996)
kekelahan perawat, karena kondisi (dalam Tarwaka, 2004) bahwa
Fakultas Ilmu Kesehatan 7
Universitas Muhammadiya Surakarta
Perbedaan Tingkat Kelelahan Antara Shift Pagi, Sore dan Malam Pada Perawat Rawat Inap di RS
ARTIKEL PENELITIAN PKU Aisyiyah Boyolali

denyut jantung adalah suatu alat pagi, shift sore dan shift malam.
estimasi laju metabolisme yang Sedangkan untuk macam shift
baik, kecuali dalam keadaan kerja yang diterapkan adalah shift
emosi dan vasodilatasi. Kategori kerja berputar (berotasi) dengan
berat ringannya beban kerja rotasi 2-2-2, yaitu kerja di pagi
didasarkan pada denyut jantung. hari dua kali dilanjutkan kerja
Pekerjaan yang dilakukan oleh pada sore hari dua kali dan malam
perawat di bagian rawat inap hari dua kali (rotasi ini disebut
kurang lebihnya adalah sama metropolitan rota). Selain itu,
dengan perawat lainnya atau setelah melakukan shift malam
sudah terorganisir, sehingga pada selama 2 hari berturut turut,
saat bekerja perawat tidak perlu perawat bagian rawat inap di RS
mengeluarkan energi berlebihan. PKU Aisyiyah Boyolali diberikan
7. Lingkungan Kerja waktu libur 2 hari.
Kondisi penerangan dan Hal ini sesuai dengan teori
kebisingan di RS PKU Aisyiyah Setyawati (2011) tentang macam
Boyolali berdasarkan hasil shift kerja ada dua macam, yaitu
pengamatan dan wawancara shift kerja berputar (berotasi) dan
dengan perawat bagian rawat inap shift kerja (permanen). Rotasi
diketahui tidak ada kendala atau yang pendek lebih baik daripada
masalah dalam melakukan rotasi yang panjang dan sebaiknya
pekerjaan atau aktivitas sehari- dihindarkan kerja malam secara
hari. Penerangan yang buruk dapat terus menerus. Rotasi yang baik
mempengaruhi mata dengan adalah 2-2-2, yaitu kerja di pagi
berkurangnya daya dan efisiensi hari dua kali dilanjutkan kerja
kerja, keluhan pegal di daerah pada sore hari dua kali dan malam
mata, dan sakit kepala, kerusakan hari dua kali (rotasi ini disebut
indera mata, kelelahan mental dan metropolitan rota) atau 2-2-3,
menimbulkan terjadinya yaitu kerja di pagi hari dua kali,
kecelakaan (Budiono dkk, 2003). pada sore hari dua kali dan
Suara atau bunyi alat rumah malam hari tiga kali (rotasi ini
sakit juga tidak dikeluhkan oleh disebut continental rota) dimana
perawat, karena perawat sudah shift kerja malam selama 3 hari
terbiasa dengan bunyi-bunyi yang berturut-turut harus diikuti
berasal dari alat rumah sakit istirahat lebih dari 24 jam atau
ataupun pengunjung yang datang istirahat dua hari.
menjenguk pasien. Jadwal besuk 9. Kelelahan Kerja
pasien di rumah sakit menjadi Hasil penelitian terhadap
variabel penganggu eksternal yang kelelahan kerja perawat bagian
masih dapat dikendalikan. rawat inap di RS PKU Aisyiyah
8. Shift Kerja Boyolali menunjukkan bahwa
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan tingkat
shift yang diterapkan pada bagian kelelalahan ringan, sedang dan
rawat inap di Rumah Sakit PKU berat pada perawat bagian rawat
Aisyiyah Boyolali menerapkan 3 inap shift pagi, sore dan malam.
shift setiap harinya, yaitu shift Kelelahan terbesar terdapat pada
Fakultas Ilmu Kesehatan 8
Universitas Muhammadiya Surakarta
Perbedaan Tingkat Kelelahan Antara Shift Pagi, Sore dan Malam Pada Perawat Rawat Inap di RS
ARTIKEL PENELITIAN PKU Aisyiyah Boyolali

shift sore yaitu kelelahan tingkat Pengaruh Shift Kerja Terhadap


ringan sebanyak 9 orang atau Kelelahan.
52,94%, sedangkan shift pagi Hasil analisis uji Kruskall
sebanyak 8 orang atau 44,44% dan Wallis antara kelelahan kerja pada
shift malam sebanyak 4 orang atau shift pagi, sore dan malam
28,57%. Kelelahan tingkat sedang didapatkan nilai signifikansi
terbanyak dialami pada shift pagi sebesar 0,038 (p < 0,05). Hasil ini
sebanyak 7 responden atau menunjukkan adanya perbedaan
38,89%, shift sore sebanyak 4 tingkat kelelahan antara shift pagi,
responden atau 23,53% dan shift sore dan malam, karena pada
malam hanya 1 responden atau 7, umumnya shift malam pada
14%. Tingkat kelelahan berat bagian rawat inap RS PKU
dialami paling banyak oleh shift Aisyiyah Boyolali mengalami
malam yaitu sebanyak 9 gangguan tidur, kebanyakan dari
responden atau 64,29% , shift pagi tenaga kerja mengantuk, sehingga
sebanyak 3 responden atau menyebabkan cepat mengalami
16,67% dan shift sore sebanyak 4 kelelahan. Selain itu, perawat pada
responden atau 23,53%. shift malam kurang istirahat,
Berdasarkan uraian di atas karena kebanyakan dari tenaga
dapat diketahui bahwa tenaga kerja perempuan melakukan
kerja shift malam lebih lelah aktivitas di siang hari, apalagi
dibandingkan shift pagi dan shift yang sudah berkeluarga dan
sore. Penelitian tersebut sesuai memiliki anak serta jam shift
dengan penelitian Liana (2012) malam yang lebih panjang
yang menyimpulkan bahwa dibandingkan shift pagi dan sore,
perawat shift malam lebih lelah tidak tersedianya makanan ringan
dibandingkan dengan shift pagi dan jumlah perawat shift malam
dan sore di bagian rawat inap RS yang lebih sedikit.
Dr. Oen Surakarta. Salah satu Penelitian tersebut sesuai
penyebab kelelahan kerja adalah dengan penelitian Liana (2012)
gangguan tidur yang dapat yang menyimpulkan adanya
dipengaruhi oleh kekurangan pengaruh kelelahan kerja dengan
waktu tidur dan gangguan pada shift kerja dengan hasil signifikan
irama sirkadian akibat shift kerja. (p = 0,000). Hasil uji koefisien
Cyrcardian rhythms berfungsi kontingensi antara shift, diketahui
dalam mengatur tidur, kesiapan bahwa shift yang paling
untuk bekerja, proses otonom dan berpengaruh terhadap kelelahan
vegetatif seperti metabolisme, kerja adalah shift malam.
temperatur tubuh, detak jantung Penelitian serupa juga
dan tekanan darah. Fungsi tersebut dikemukakan oleh Normawati
dinamakan siklus harian yang (2009), bahwa ada perbedaan
teratur (Setyawati, 2011). kelelahan subyektif antara tenaga
kerja shift pagi dan shift malam.
Hasil tersebut sesuai dengan
teori menurut Grandjean, (1993)
(dalam Tarwaka, dkk, 2004),
Fakultas Ilmu Kesehatan 9
Universitas Muhammadiya Surakarta
Perbedaan Tingkat Kelelahan Antara Shift Pagi, Sore dan Malam Pada Perawat Rawat Inap di RS
ARTIKEL PENELITIAN PKU Aisyiyah Boyolali

tubuh manusia sudah terpola tepat sehingga pekerja tetap dapat


mengikuti siklus alam sejak awal. berprestasi. Menurut Suma’mur
Seluruh bagian tubuh manusia (2009) pegawai yang bekerja
aktif bekerja pada sore hari dan bergilir pada malam hari paling
pada malam hari dalam keadaan berpotensial menyebabkan
istirahat. Pengaturan pola kerja kelelahan, waktu istirahat yang
dan istirahat, secara alamiah tubuh diberikan setelah bekerja dengan
manusia memiliki pengatur waktu rotasi kerja bergilir, khususnya
(internal timekeeper) yang sering untuk kerja malam, belum cukup
disebut dengan istilah a body untuk memulihkan tenaga.
clock atau circadian rhtym. Cara untuk mengatasi
Internal timekeeper inilah yang kelelahan dapat dilakukan dengan
mengatur berbagai aktivitas tubuh membuat jadwal kerja shift yang
kita seperti bekerja, tidur dan baik, seperti berikut (CNA &
proses mencerna makanan. RNAO, 2010):
Peningkatan aktivitas pada sore a. Perawat tidak bekerja lebih dari
hari mendorong adanya 12 jam dalam periode 24 jam
peningkatan denyut nadi dan atau tidak lebih dari 48 jam
tekanan darah. Pada malam hari, dalam periode 7 hari.
semua fungsi tubuh akan menurun b. penjadwalan rotasi shift setiap
dan timbullah rasa kantuk, satu atau dua minggu agar
sehingga kelelahan pada kerja ritme sirkadian tubuh dapat
malam relatif sangat besar. Hal ini beradaptasi.
didukung oleh kondisi alam c. Pembuatan jadwal kerja dimana
seperti adanya siang dan malam. ada waktu istirahat yang
Kondisi tubuh yang sudah terpola meliputi 8 jam tidur tanpa
ini tentunya sulit untuk diubah. interupsi, istirahat dari
Oleh karena itu apabila tubuh tanggung jawab kerja dan
dituntut untuk bekerja pada malam waktu untuk melakukan
hari, tentunya perlu penyesuaian aktivitas sehari-hari individual.
dan pengaturan jadwal kerja yang
D. SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN
Simpulan dari hasil penelitian di RS PKU Aisiyah Boyolali, adalah sebagai
berikut :
1. Perawat rata-rata berumur 27 tahun dengan umur minimal 21 tahun dan maksimal
34 tahun. Jenis kelamin responden perempuan sebanyak 42 orang (87,5%) dan
laki-laki hanya 6 orang (12,5%). Status pernikahan Perawat RS PKU Aisyiyah
Boyolali yang sudah menikah yaitu sebanyak 35 orang (72,9%) dan yang belum
menikah yaitu 13 orang (27,1%), sedangkan kondisi kesehatan Seluruh responden
dalam kondisi kesehatan yang baik, rata-rata masa kerja perawat adalah 3,85±2,97
tahun dan beban kerja perawat termasuk dalam kategori beban kerja fisik ringan
dengan rata-rata 80-100 denyut/menit, lingkungan fisik di rumah sakit tidak
menimbulkan masalah baik dalam penerangan maupun kebisingan.
2. Tingkat kelelahan pada perawat shift pagi mengalami kelelahan ringan sebanyak
44,4%, kelelahan sedang 38,9% dan kelelahan berat sebanyak 16,7%. Pada
Fakultas Ilmu Kesehatan 10
Universitas Muhammadiya Surakarta
Perbedaan Tingkat Kelelahan Antara Shift Pagi, Sore dan Malam Pada Perawat Rawat Inap di RS
ARTIKEL PENELITIAN PKU Aisyiyah Boyolali

perwawat shift sore mengalami kelelahan ringan sebanyak 52,9%, sedang 23,5%
dan kelelahan berat sebanyak 23,5%. Sedangakan pada perawat shift malam
mengalami kelelahan ringan sebanyak 28,6%, kelelahan sedang yaitu 7,1% dan
kelelahan berat sebanyak 64,3%.
3. Terdapat perbedaan tingkat kelelahan yang signifikansi ( p = 0,038< 0,005) pada
perawat shift pagi, sore dan malam. Karena shift malam mengalami gangguan tidur
atau cyrcardyan rhtym, jam kerja yang lebih panjang di bandingkan shift pagi dan
sore, jumlah perawat yang lebih sedikit, sehingga mudah mengalami kelelahan.
SARAN
1. Bagi Tenaga Kerja :
a. Sebaiknya perawat memanfaatkan waktu istirahat sebaik mungkin, dan bisa
mengatur sendiri waktu istirahat dan waktu tidur untuk meminimalisir terjadinya
kelelahan kerja.
b. Tidak melakukan pekerjaan berat sebelum masuk kerja.
c. Menyediakan waktu luang untuk istirahat yang cukup untuk persiapan sebelum
bekerja pada shift malam.
2. Bagi Perusahaan :
a. Sebaiknya menyediakan makanan dan minuman bergizi khusus untuk tenaga
kerja shift malam, hal tersebut diatur dalam Undang-undang tentang
Ketenegakerjaan No.13 Tahun 2003 (pasal 76).
b. Sebaiknya 8 jam kerja dalam 1 hari atau 40 jam kerja dalam 1 minggu untuk 5
hari kerja dalam 1 minggu sesuai dalam Undang-undang tentang
Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2013 pasal 77 (ayat 1).
c. Perlunya penjadwalan dan jumlah perawat di setiap shift kerja yang diatur secara
baik agar perawat dapat meringankan beban kerja yang bisa menimbulkan
kelelahan.

DAFTAR PUSTAKA
Aisbett & Nichols. 2007. Fighting Fatigue whilst Figting Bushfire: an overview of Factors
Contributing to Firefegter Fatgue During Bushfi re Suppression. The Australian
Journal of Emergency Management, Vol. 22 No. 3.Diakses: 31 Desember 2014.

Anita, M.2011. Perbedaan Tingkat Kelelahan Perawat Wanita.infokes. Vol. 7 . No.I. April-
Juli 2011:28-34.

Budiono, A.M.S., Jusuf, R.M.F., Pusparini, A. 2003. Bunga Rampai Hiperkes dan KK Edisi
Kedua (Revisi). Semarang: Badan penerbit Universitas Diponegoro.

Baiduri, W. 2008. Fatigue Assesment PT.PAMA PERSADA NUSANTARA.Jakarta

Canadian Nurses Association. 2010. Nurse Fatigue and Patient Safety. Diakses: 30 Desember
2014. /Nurse-Fatigue-and-Patient-Safety/cna-aiic.ca rnao.org

Cameron. C. 1973. A Theory of Fatigue. Ergonomisc. Vol 16 No.5 : 633-648.

Fakultas Ilmu Kesehatan 11


Universitas Muhammadiya Surakarta
Perbedaan Tingkat Kelelahan Antara Shift Pagi, Sore dan Malam Pada Perawat Rawat Inap di RS
ARTIKEL PENELITIAN PKU Aisyiyah Boyolali

Dian K, Solikhah.2012. Hubungan Kelelahan Kerja dengan Kinerja Perawat di Bangsal


Rawat Inap Rumah Sakit Islam Fatimah Kabupaten Cilacap. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. 6(2):162-232.

Djati, A. 2010.Perbedaan tingkat Kelelahan Tenaga Kerja antara shift siang dan shift malam
di Bagian CPA JOB Pertamina-Petrochia Eats Java di Kabupaten Tuban Jawa Timur
(Skripsi). Surakarta : UNS.

Hasibuan , Malayu S.P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

ILO. 2003. Encyclopedia of Occupational Health and Safety.Geneva.

Inta, H. 2012. Hubungan Kerja Shift Terhadap Kelelahan Perawat Di Instalasi Rawat Inap
Rsud Dr. Sayidiman Magetan.[Skripsi Ilmiah]. Magetan: Kesehatan Lingkungan
Kampus Magetan.

International Council of Nurses. 2007. Nurses and shift


work.pdf.www.icn.ch/images/stories/documents/publications/position_statements/C0
7_Nurses_Shift_Wo. Diakses: . 9 Mei 2015.

Joko S, Titin IO, Sigit TS. 2012. Pengaruh shift kerja terhadap kelelahan karyawan dengan
metode bourdon wiersman dan 30 items of rating scale. Jurnal Teknologi. 5(1):32-9.

Liana, K. 2012. Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kelelahan Perawat Wanita Bagian Rawat
Inap di Rumah Sakit Dr. Oen Surakarta.[Skripsi Ilmiah]. Surakarata: Fakultas
Kedotekteran Universitas Sebelas Maret.

Setyawati, Lientje. 2011. Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Amara


Books.

Suma’mur. 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.Jakarta : Sagung Seto.

Tarwaka, Solichul HA. Bakri, Lilik Sudiajeng. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan
Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta: Uniba Press.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah RI
Nomor 15 Tahun 2007 Tentang Ketenagakerjaan.

Fakultas Ilmu Kesehatan 12


Universitas Muhammadiya Surakarta

Anda mungkin juga menyukai