Anda di halaman 1dari 29

1

Kode / Nama Rumpun Ilmu: 371 / Ilmu Keperawatan

USULAN
PENELITIAN DOSEN PEMULA

ANALISIS KASUS DROP OUT


(KEGAGALAN PENGOBATAN) PADA
PENDERITA TUBERKULOSIS

TIM PENGUSUL :

A. SAPUTRI MULYANA, S.Kep., Ns., M.Kep. (NIDN: 0920128902)


FHIRAWATI, S.Kep., Ns., M.Kes. (NIDN: 0927108803)

FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS PATRIA ARTHA
MAKASSAR
AGUSTUS 2018

HALAMAN PENGESAHAN
PENELTIAN DOSEN PEMULA

Judul Penelitian : Analisis Kasus Drop Out (Kegagalan Pengobatan)


pada Penderita Tuberkulosis
2

Kode/ Nama Rumpun Ilmu : 371/ Ilmu Keperawatan

Peneliti
a. Nama Lengkap : Ns. A. Saputri Mulyana, S.Kep., M.Kep.
b. NIDN : 0920128902
c. Jabatan Fungsional : Tidak Punya
d. Program Studi : Ilmu Keperawatan
e. Nomor HP : 085255384212
f. Alamat surel (e-mail) : saputrimulyana@patria-artha.ac.id
Anggota Peneliti (1)
a. Nama Lengkap : Fhirawati, S.Kep., Ns., M.Kes.
b. NIDN : 0927108803
c. Perguruan Tinggi : Universitas Patria Artha
Biaya Penelitian : Rp. 25.000.000,-
Biaya Luaran Tambahan : Rp. 10.000.000,-

Makassar, 11 Agustus 2018


Mengetahui,
Dekan Ketua Peneliti,

Hamdayani, S.Kep., Ns., M.Kes. Ns. A. Saputri Mulyana, S.Kep., M.Kep.


NIDN. 0920088302 NIDN. 0920128902

Menyetujui
Ketua Lembaga Penelitian

Dr. Nurmiati, SP., M.M., M.Si


NIP/NIK. 20092002
3

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM


1. Judul Penelitian : Analisis Kasus Drop Out (Kegagalan Pengobatan) pada
Penderita Tuberkulosis
2. Tim Pelaksana
Alokasi
N Bidang Waktu
Nama Jabatan Instansi Asal
o Keahlian (jam/minggu
)
Ns. A. Saputri Universitas
Ketua Ilmu
1 Mulyana, S.Kep., Patria Artha 6
Pengusul Keperawatan
M.Kep. - Makassar
Universitas
Fhirawati, S.Kep., Ilmu
2 Anggota Patria Artha 6
Ns., M.Kes. Keperawatan
- Makassar
3. Objek Penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian) :
Analisis Kasus Drop Out (Kegagalan Pengobatan) pada Penderita Tuberkulosis
4. Masa Pelaksanaan
Mulai : bulan : Maret tahun 2019
Berakhir : bulan : Desember tahun 2019
5. Usulan Biaya DRPM Ditjen Penguatan Risbang
Tahun ke-1 : Rp. 20.000.000
6. Lokasi Penelitian (lab/studio/lapangan) : Kabupaten Gowa
7. Instansi lain yang terlibat (jika ada, dan uraikan apa kontribusinya) : Dinas
Kesehatan Kabupaten Gowa, dan Puskesmas Pallangga Kecamatan Pallangga
Kabupaten Gowa sebagai sumber data primer.
8. Temuan yang ditargetkan (penjelasan gejala atau kaidah, metode, teori,
produk, atau rekayasa): makna pengalaman pasien Tuberkulosis yang
Mengalami Kegagalan Pengobatan.
9. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu (uraikan tidak lebih dari 50
kata, tekankan pada gagasan fundamental dan orisinal yang akan mendukung
pengembangan iptek) : menganalisis kegagalan pengobatan pada pasien
Tuberkulosis sehingga dapat menjadi landasan dalam merumuskan kebijakan
sebagai sebuah upaya dalam menurunkan kasus drop out (kegagalan
pengobatan) dan meningkatkan angka kesembuhan pada pasien tuberkulosis.
Terbentuknya “Gerakan Sehat Bersama Peduli TB” di komunitas masyarakat
4

sebagai output dari penelitian ini diharapkan sebagai sebuah upaya dalam
mewujudkan hal tersebut.
10. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran (tuliskan nama terbitan berkala ilmiah
international bereputasi, nasional terakreditasi, atau nasional tidak terakreditasi
dan tahun rencana publikasi) : Jurnal terakreditasi nasional yang terkait dengan
ilmu kesehatan (Jurnal Keperawatan Indonesia, Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia).
11. Rencana luaran HKI, buku, purwarupa atau luaran lainnya yang
ditargetkan, tahun rencana perolehan atau penyelesaiannya
a. Publikasi Ilmiah Jurnal Nasional Terakreditasi (JKI), tahun ke-I
(2019) Target: draft and submitted. Tahun ke-2 (2020): published
b. Penerbitan buku ber-ISBN tentang Tuberkulosis pada tahun ke- II
(2020)
5

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... 2

IDENTITAS DAN URAIAN UMUM ............................................................ 3

DAFTAR ISI.………………………………………………………………. 5

DAFTAR TABEL.......................................................................................... 6

RINGKSAN.….......………………………………………………………….. 7

BAB 1 PENDAHULUAN ………..............................................................


8

BAB 2 T I N J A U A N P U S T A K A ..................................................................................................
11
6

BAB 3 METODE PENELITIAN…...…………...………………………..


14

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN………….…………...........


22

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 23

LAMPIRAN
Lampiran 1 Justifikasi Anggaran Penelitian…………………………… 28
Lampiran 2 Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas……... 30
Lampiran 3 Biodata Ketua dan Anggota Tim Pengusul ….………………. 31

DAFTAR TABE
7

Rencana Target Penelitian......................................................................................10


RINGKASAN

Kasus Tuberkulosis (TB) di Puskesmas Pallangga Kabupaten Gowa pada tahun


2016 mencapai 365 kasus. Dari angka tersebut, 17 kasus diantaranya
teridentifikasi mengalami kegagalan pengobatan (drop out), yaitu penghentian
pengobatan sebelum waktunya. Adanya kasus penderita yang mengalami
kegagalan pengobatan menunjukkan bahwa program yang dijalankan tidak
efektif. Masalah yang dapat ditimbulkan oleh kegagalan pengobatan
tuberkulosis bahkan dapat menjadi sumber infeksi untuk individu lainnya yang
tidak terinfeksi. Menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kasus drop out
(kegagalan pengobatan) pada pasien tuberkulosis melalui makna pengalaman
pasien tuberkulosis yang mengalami kegagalan pengobatan.

Pengumpulan data dilakukan pada partisipan melalui wawancara tidak berstuktur


(unstructured interview) menggunakan pedoman wawancara dibantu dengan
catatan lapangan (field note) dan alat perekam audio-visual. Teknik
pemilihan partisipan dilakukan secara purposive sampling, yaitu dengan
mempertimbangkan kriteria: bersedia terlibat sebagai partisipan penelitian;
kooperatif; penderita TB yang tidak menuntaskan pengobatan selama ≥ 2 bulan
berturut-turut; dan usia ≥ 20 tahun. Analisis data dilakukan dengan: 1) Membaca
seluruh data yang diperoleh dan menentukan kata kunci (koding); 2) Membuat
kategori; 3) Mengidentifikasi makna dari setiap kategori untuk membentuk tema.
Makna dari pengalaman pasien TB yang mengalami kegagalan dalam pengobatan
ditulis kembali dalam bentuk narasi untuk diperlihatkan kembali ke partisipan
sebagai bentuk validasi data. Setelah itu data disajikan dalam bentuk laporan.

Hasil penelitian merupakan esensi untuk menganalisis kasus drop out (kegagalan
pengobatan) pada pasien tuberkulosis. Oleh karena itu, indikator keberhasilan
sebagai outcome dari penelitian ini adalah penurunan kasus drop out dan
terjadinya peningkatan angka kesembuhan pada pasien tuberkulosis. Adapun
output yang diharapkan pada tahun I (2019) berupa terbentuknya “Gerakan Sehat
Bersama Peduli TB”, penerbitan buku ber-ISBN tentang Tuberkulosis pada tahun
ke-2 (2020) oleh Patria Artha Press, dan Publikasi Ilmiah Jurnal Nasional (journal
of islamic nursing, e-issn: 2549 5127) di tahun ke-1 (2019). Penelitian ini berada
pada TKT level 4, dimana prinsip dasar riset berupa fakta dan argumen dasar yang
relevan, serta rancangan metodologi telah dirumuskan secara komplit. Dukungan
data sekunder dapat melengkapi data awal yang telah diperoleh.

Kata Kunci: kegagalan pengobatan; pengalaman pasien; tuberkulosis


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kasus Tuberkulosis (TB) paru di Indonesia tahun 2015 mencapai 125 per
100.000 penduduk. Kabupaten Gowa merupakan salah satu dari wilayah Provinsi
Sulawesi Selatan yang mempunyai beban tinggi untuk kasus TB, yaitu berada
pada urutan kedua setelah Kota Makassar. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi
Selatan tahun 20151 menunjukkan bahwa tiga Kabupaten dengan kasus TB Paru
tertinggi secara berturut-turut adalah Kota Makassar (3.639 per 100.000
penduduk), Kabupaten Gowa (1.126 per 100.000 penduduk), dan Kabupaten Wajo
(771 per 100.000 penduduk).

Data kasus TB di Puskesmas Pallangga Kabupaten Gowa tahun 2016


mencapai 365 kasus. 17 kasus diantaranya teridentifikasi mengalami kegagalan
pengobatan (drop out), yaitu penghentian pengobatan sebelum waktunya.
Drop out adalah pasien yang telah berobat namun putus berobat 2 bulan atau
lebih dengan BTA positif. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kasus
TB adalah berhenti berobat setelah merasa sehat meski proses pengobatan belum
selesai.

Beberapa upaya telah dilakukan dalam pemberantasan TB, diantaranya


pemberian obat gratis bagi penderita TB paru dengan BTA+, serta health
education melalui penyuluhan dan pemberian leaflet tentang pengobatan TB.
Pengawasan menelan obat biasanya dilakukan oleh anggota keluarga penderita TB
setelah menerima obat yang diberikan setiap minggu. Jika seorang pasien tidak
datang sesuai jadwal berobatnya, maka akan dilakukan kunjungan langsung ke
rumahnya2.

Tahun 2018, Kemenkes RI melahirkan gerakan Temukan Obati Sampai


Sembuh (TOSS) TBC. Tujuannya adalah menemukan pasien sebanyak mungkin
dan mengobatinya sampai sembuh, sehingga rantai penularan bisa dihentikan 3.
Dalam konteks masyarakat lokal, salah satu bentuk perilaku sakit pada suku
Makassar di Kabupaten Gowa adalah berobat ke dukun 4. Kaitannya dengan
prevalensi penderita TB di Kabupaten Gowa khususnya, pemerintah tentu tidak
boleh menutup mata dengan fenomena ini.

1.2 Urgensi Penelitian


Masih tingginya jumlah penderita tuberkulosis yang mengalami
kegagalan pengobatan menunjukkan bahwa program yang dijalankan tidak
efektif. Kegagalan pengobatan penderita TB merupakan permasalahan yang
cukup serius karena memiliki dampak negatif terhadap individu lainnya.
Masalah yang dapat ditimbulkan adalah resistensi obat, bahkan dapat menjadi
sumber infeksi. Beberapa studi tentang faktor yang berhubungan dengan drop out
pengobatan pada penderita TB Paru telah dilakukan. Namun belum adanya
penelitian secara fenomenologi yang mengungkap makna pengalaman penderita
TB yang mengalami kegagalan pengobatan. Pada tahun 2017 studi tentang
makna pengalaman penderita Tuberkulosis Paru dalam melakukan pengobatan
diantaranya mengungkap bahwa pasien TB memiliki riwayat pengobatan putus
obat4. Oleh karena itu, penelitian fenomenologi yang menganalisis kegagalan
pengobatan melalui makna pengalaman penderita TB terutama yang mengalami
kegagalan pengobatan ini menjadi sangat penting untuk dilakukan.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian adalah diketahuinya makna pengalaman pasien
tuberkulosis yang mengalami kegagalan pengobatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Pallangga Kabupaten Gowa. Olehnya, hasil penelitian ini diharapkan
dapat menjadi landasan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa dan Puskesmas
Pallangga khususnya dalam merumuskan upaya peningkatan angka kepatuhan
obat bagi penderita TB, sehingga angka kesembuhan TB semakin meningkat.
Output dari penelitian yang akan dilaksanakan selama 1 tahun adalah
terbentuknya “Gerakan Sehat Bersama Peduli TB” (2018), penerbitan buku ber-
ISBN tentang Tuberkulosis (2020), dan Publikasi Ilmiah Jurnal Nasional (journal
of islamic nursing, e-issn:2549 5127) di tahun ke-1 (2019), prosiding seminar
internasional pada International Nursing Scholars Congress UI tahun ke-2 (2020).

1.5. Rencana Target Capaian


Tabel 1.1 Rencana Target Penelitian
Jenis Luaran Indikator Capaian
No
Kategori Sub Kategori 2018 2019 2020 2021 2022

Internasional

Artikel ilmiah Nasional submi publis


1 dimuat di Terakreditasi tted hed
jurnal
Nasional Tidak submi publis
terakreditasi tted hed

2 Artikel ilmiah Internasional


dimuat di
Prosiding Nasional

Lokal

3 (Keynote Internasional
Speaker/Invite
d) dalam temu Nasional
ilmiah
Lokal

4 Pembicara Internasional
kunci tamu
(Visiting
Lecturer)

5 Kekayaan Paten
Intelektual
(KI) Paten sederhana

Hak cipta

Merek Dagang

Rahasia Dagang

Desain Produk
Industri

Indikasi Geografis

Perlindungan
varietas tanaman
Perlindungan
topografi sirkuit
terpadu

6 Teknologi tepat guna

7 Model/Purwarupa/Desain/Karya Seni/
Rekayasa Sosial

8 Buku (ISBN)

9 Book-chapter ( ISBN)

10 Jumlah Dana Internasional


Kerjasama
Penelitian Nasional

Regional

11 Angka partisipasi dosen

12 Dokumen feasibility study

13 Business plan

14 Naskah akademik (policy brief,


rekomendasi kebijakan, atau model
kebijakan strategis)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan tentang Tuberkulosis


Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi 5.
Penyakit infeksi ini menyerang berbagai organ tubuh mulai dari yang paling
sering paru-paru dan organ di luar paru-paru seperti kulit, tulang, persendian,
selaput otak, usus serta ginjal 6.

Bakteri ini dapat masuk melalui saluran pernapasan dan saluran pencernaan
(GI) dan luka terbuka pada kulit. Tetapi paling banyak melalui inhalasi droplet
yang berasal dari orang yang terinfeksi bakteri tersebut. Gejala utamanya
adalah batuk berdahak dan terus menerus selama 3 minggu atau lebih.
Berdasarkan keluhan tersebut, seseorang sudah dapat ditetapkan sebagai
penderita. Dahak penderita harus diperiksa dengan pemeriksaan mikroskopis7.

Beberapa faktor dapat menyebabkan terinfeksinya bakteri TB. Diantaranya


adalah faktor lingkungan fisik rumah. Jenis lantai, jenis dinding, pencahayaan
ruang tidur, kelembaban kamar tidur, dan ventilasi ruang tidur merupakan
beberapa komponen rumah yang dapat memengaruhi kejadian TB paru BTA
positif8. Selain itu, riwayat kontak dengan penderita TB juga ikut
memengaruhi kejadian TB paru9.

Individu yang terinfeksi basil TB untuk pertama kalinya, pada mulanya hanya
memberikan reaksi seperti jika terdapat benda asing di saluran pernapasan,
hal ini disebabkan karena tubuh tidak mempunyai pengalaman dengan basil
TB. Hanya proses fagositosis oleh makrofag saja yang dihadapi oleh basil TB.
Selama periode tersebut, basil TB berkembang biak dengan bebas, baik
ekstraselular maupun intraselular di dalam sel yang memfagositosisnya.
setelah 3 minggu terinfeksi basil TB, tubuh baru mengenal seluk beluk basil
TB. Setelah 3-10 minggu, basil TB akan mendapatkan perlawanan yang
berarti dari mekanisme sistem pertahanan tubuh. Setelah minggu ke-3, basil
TB yang difagositosis akan dicerna oleh makrofag dan umumnya basil TB
akan mati. Namun, basil TB yang virulen akan bertahan hidup. Basil yang
tidak begitu virulen juga akan tetap bertahan hidup jika makrofag atau
pertahanan tubuh lemah. Orang yang terinfeksi bakteri basil TB tidak tahu
bahwa ia terinfeksi basil tuberkulosis karena tidak ada gejala atau tanda-tanda
yang terlihat. akan terbukti bahwa ia telah terinfeksi basil TB karena hasil test
mantoux memberikan hasil positif. Infeksi ini biasanya berhasil dibatasi agar
tidak menyebar dengan terbentuknya fibrosis yang mengelilingi granuloma
ini disebut infeksi primer10.

Individu yang pernah mengalami infeksi primer biasanya mempunyai


mekanisme daya kekebalan tubuh terhadap basil TB, hal ini dapat terlihat pada
tes tuberkulin yang menimbulkan hasil reaksi positif. Jika orang sehat yang
pernah mengalami infeksi primer mengalami penurunan daya tahan tubuh, ada
kemungkinan terjadi reaktivasi basil TB yang sebelumnya berada dalam
keadaan dorman (terhambatnya pertumbuhan basil TB). Reaktivasi biasanya
terjadi beberapa tahun setelah infeksi primer. Penurunan daya tahan tubuh
dapat disebabkan oleh bertambahnya umur, alkoholisme, defisiensi nutrisi,
sakit berat, diabetes melitus dan HIV/AIDS. Gejala tuberkulosis pasca primer
berbeda dengan gejala penyakit tuberkulosis yang disebabkan oleh infeksi
primer. Hal ini disebabkan karena pada penderita tuberkulosis pasca primer,
individu tersebut telah mempunyai mekanisme kekebalan terhadap basil TB10.

Gejala utama pada tersangka TBC adalah gejala respiratorik berupa batuk
kering ataupun batuk produktif merupakan gejala yang paling sering terjadi
dan merupakan indikator yang sensitif untuk penyakit tuberkulosis paru aktif.
Gejala sesak timbul jika terjadi pembesaran nodus limfe pada hilus yang
menekan bronkus, atau terjadi efusi pleura, ekstensi radang parenkrim. Nyeri
dada biasanya bersifat nyeri pleuritik karena terlibatnya pleura dalam proses
penyakit. Hemoptisis mulai dari yang ringan sampai yang masif mungkin saja
terjadi10.

Gejala lainnya adalah berkeringat pada malam hari, demam tidak


tinggi/meriang dan penurunan berat badan. Dengan stategi yang baru DOTS
(directly observed treatment shortcourse), gejala utamanya adalah batuk
berdahak dan/atau terus menerus selama 3 minggu atau lebih. Berdasarkan
keluhan tersebut, seseorang sudah dapat ditetapkan sebagai tersangka. Gejala
lainnya adalah gejala tambahan. Dahak penderita harus diperiksa dengan
pemeriksaan mikroskopis7.

Diagnosis TB paru ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB (BTA)


melalui pemeriksaan dahak mikroskopis yang merupakan diagnosis utama.
Pemeriksaan lain seperti foto toraks, biakan, dan uji kepekaan pada semua
suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari, yaitu :
sewaktu- pagi-sewaktu (SPS). Dapat digunakan sebagai penunjang
diagnosis sepanjang sesuai dengan indikasinya11.

Pengobatan tuberkulosis paru menggunakan obat antituberkulosis (OAT)

dengan metode directly observed treatment shortcourse (DOTS)7.

Pasien TB biasanya mempunyai banyak keluhan, baik yang berkaitan dengan

penyakitnya maupun efek samping dari pengobatan dengan obat anti TB (OAT).

Keluhan yang bekaitan dengan penyakit TB antara lain: sesak nafas, batuk darah,

batuk berdahak dan batuk darah. Sedangkan efek samping yang sering dikeluhkan

pasien TB adalah: pusing, mual, muntah, gatal, nyeri tulang dan sendi, kaki

kesemutan, telinga berdengung dan pandangan kabur12.

Beberapa studi menunjukkan tentang efek samping OAT. Proporsi penderita yang

mengalami efek samping OAT setiap minggunya lebih besar dibanding penderita
yang tidak mengalami efek samping OAT. Adapun efek samping yang dirasakan

seperti, nyeri sendi, pusing, mual dan kelemahan 13. Studi lain menunjukkan

adanya hubungan antara efek samping obat dengan drop pengobatan TB mulai

dari efek samping ringan hingga efek samping berat 14. Pengobatan jangka panjang

pada penderita TB menyebabkan penderita bosan minum obat dan kontrol tepat

waktu. Akibatnya pengobatan tidak berhasil dan membutuhkan waktu yang lebih

lama lagi. Keadaan ini membuat penderita TB stress15.

Selain itu, dukungan keluarga yang kurang memadai dapat menyebabkan kejadian

drop out terhadap penderita TB yang menjalani pengobatan. Tidak adanya

dukungan dari keluarga menurunkan semangat partisipan dalam melakukan

pengobatan TB yang berakibat kegagalan pengobatan pada pasien TB16.

Pengobatan TB membutuhkan waktu yang lama dalam pengobatannya dibandingkan

mengobati infeksi bakteri. Dalam kondisi seperti ini, penderita harus meminum obatnya

selama 6 (enam) sampai 9 (sembilan) bulan (Rosdiana, 2011 dalam Nugroho, 2013).

Pengobatan ini tergantung dari kondisi kesehatan keseluruhan, usia, hingga retensi obat

anti tuberkulosis (OAT) 17.


2.2 Road Map Penelitian
BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi untuk memahami makna pengalaman pasien TB Paru yang
mengalami kegagalan pengobatan. Melalui wawancara mendalam, diharapkan
dapat diperoleh gambaran secara menyeluruh tentang pengalaman pasien TB
yang mengalami kegagalan pengobatan.

3.3 Partisipan Penelitian


Partisipan penelitian ini adalah pasien TB paru yang mengalami
kegagalan pengobatan di Wilayah Kerja Puskesmas Pallangga Kabupaten
Gowa. Penentuan calon partisipan dilakukan melalui Key Person, yaitu perawat
penanggung jawab program TB di Puskesmas Pallangga Kabupaten Gowa.
Teknik pemilihan partisipan menggunakan purposive sampling,
dengan kriteria: Bersedia terlibat sebagai partisipan penelitian, Kooperatif,
Penderita TB yang tidak menuntaskan pengobatan selama ≥ 2 bulan berturut-
turut, berdomisili di wilayah Kerja Puskesmas Pallangga Kabupaten Gowa, dan
berusia ≥ 20 tahun.
Penetapan jumlah partisipan berdasarkan pada redundancy dan saturasi data,
yaitu tidak ada lagi informasi baru yang diperoleh dari partisipan berikutnya atau
mengulang data yang sudah ada dan semua pertanyaan telah dijawab secara detail.

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Pallangga,
Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan April– Desember 2019.

3.5 Metode Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian


3.5.1 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam (indepth
interview) kepada partisipan dengan menggunakan metode wawancara semi
terstruktur melalui pertanyaan terbuka (open-ended questions), dengan
menanyakan topik yang berada pada pedoman wawancara dan selanjutnya
menindaklanjuti respon yang diberikan partisipan. Prinsip dalam proses
wawancara ini adalah memfasilitasi partisipan untuk mengungkapkan
pengalamannya, sehingga peneliti tidak mendominasi pembicaraan dan tetap
menindaklanjuti respon yang ditunjukkan oleh partisipan dengan menanyakan
kembali saat partisipan belum memahami inti pertanyaan dari peneliti. Proses
wawancara pada penelitian ini akan dilakukan selama 45-60 menit, atau
disesuaikan dengan kemampuan dan persetujuan partisipan.
3.5.2 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah peneliti
sebagai human instrument. Adapun alat bantu yang digunakan dalam proses
pengumpulan data berupa alat perekam (audio-visual) untuk merekam informasi
dari partisipan, pedoman wawancara untuk membantu peneliti dalam mengajukan
pertanyaan, serta catatan lapangan (field note) untuk mendokumentasikan kondisi
dan ekspresi partisipan saat proses wawancara.

3.6 Prosedur Pengumpulan Data


Proses pengumpulan data dilakukan melalui wawancara yang dilakukan
antara peneliti dengan partisipan didahului dengan menanyakan kesiapan
partisipan untuk memulai proses wawancara. Sebelumnya dibuat kesepakatan
dengan partisipan tentang waktu dan tempat wawancara, lama proses wawancara,
serta proses pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan alat rekam.
Kemudian mengajukan sebuah pertanyaan terbuka, yaitu: “Bagaimana
pengalaman Bapak/Ibu dalam melakukan pengobatan?” Pertanyaan ini menjadi
acuan dasar bagi peneliti untuk dapat menggali informasi-informasi selanjutnya
dari partisipan. Wawancara akan berakhir jika pertanyaan inti telah dikemukakan
oleh partisipan. Wawancara juga diakhiri jika sewaktu-waktu partisipan meminta
untuk menunda. Kemudian kontrak waktu kepada partisipan dapat dibuat kembali
untuk melanjutkan proses wawancara selanjutnya.
3.7 Pengolahan dan Analisis Data
3.7.1 Pengolahan Data
Proses pengolahan data dimulai dengan mendokumentasikan dan
menggabungkan hasil wawancara dengan catatan lapangan peneliti untuk
menghasilkan transkrip wawancara dalam bentuk verbatim.
3.7.2 Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan: 1) Membaca seluruh data yang
diperoleh dan menentukan kata kunci (koding); 2) Membuat kategori; 3)
Mengidentifikasi makna dari setiap kategori untuk membentuk tema. Makna dari
pengalaman pasien TB yang mengalami kegagalan dalam pengobatan ditulis
kembali dalam bentuk narasi untuk diperlihatkan kembali ke partisipan sebagai
bentuk validasi data. Kemudian data disajikan dalam bentuk laporan.

3.8 Keabsahan data


Keabsahan data dilakukan dengan pengecekan kembali hasil transkrip
(Credibility); menanyakan kepada penderita TB, apakah mereka juga merasakan
hal yang sama sebagaimana yang dirasakan oleh partisipan (Transferability);
melibatkan eksternal reviewer (Dependability); serta memaksimalkan variasi
sampel untuk mengurangi bias hasil penelitian (Confirmability).

3.9 Pembagian Tugas Tim Peneliti


BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1 Anggaran Biaya
Rincian anggran biaya penelitian ini disajikan seperti tabel berikut :

Tabel 4.1. Ringkasan anggaran biaya penelitian.


Biaya Yang
No Jenis Pengeluaran diusulkan (Rp)
Tahun I
1 Honorium untuk ketua dan anggota 7.000.000
2 Pembelian habis pakai untuk ATK, Foto copy, Paket 5.600.000
data selular, Pulsa, Jurnal terakreditasi, Persuratan,
Penyusunan laporan, Jilid, Dokumentasi dan Publikasi dan
Submit paper
3 Pengambilan data, Perjalanan ke tempat penelitian, 4.850.000
Komsumi dan Perjalanan ke tempat seminar
4 Biaya Sewa utnuk peralatan dan kendaraan 2.550.000
Jumlah (Rp) 20.000.000

4.2 Jadwal Penelitian

Jadwal kegiatan yang akan dilakukan pada penelitian dapat


dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2. Jadwal kegiatan penelitian.
Tahun 2018
N Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Studi Literatur
2 Pengumpulan data
3 Pengolahan data
43 Pembuatan model dan simulasi
5 Penyusunan laporan
6 Submit pada seminar naasional
7 Presentasi seminar nasional
DATAR PUSTAKA

Afiyanti, Y., & Rachmawati, I., N. (2014). Metodologi penelitian kualitatif dalam
riset keperawatan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Aspers, P. (2009). Empirical phenomenology: A qualitative research approach


(The cologne seminars). Indo-Pacific Journal of Phenomenology, 9(2), 1-
12. http://doi.org/10.1080/20797222.2009.11433992.

Ayres, L. (2007). Qualitative research proposals part III: sampling and data
collection. J Wound Ostomy Continence Nurse ( J WOCN), 34(3), 242-
244.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. (2016). Pelaksanaan program


JKN 2015 di Sul-Sel cukup berhasil. Diperoleh dari http://www.bpkp.go.id/

Behzion, Hadi, & Baghishani, Mostafa. (2014). Criteria and Measures of


Customer Satisfaction. Germany: Lambert Academic Publishing.

Creswell, J. W. (2013). Qualitative inquiry and research design: choosing among


five approaches. Singapore: Sage.

Davies, D., & Dodd, J. (2002). Qualitative research and the question of rigor.
Qualitative health research, 12(2), 279-289.
http://doi.org/10.1177/104973230201200211

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. (2015). LKj IP Dinas Kesehatan


Provinsi 2015. Diperoleh dari: https://sulselprov.go.id

Effendy, O. U. (2008). Dinamika komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


Offset.

Endraswara, S. (2006). Metode, teori, teknik penelitian kebudayaan: ideologi,


epistemologi, dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Fain, J. (2004). Reading, understanding, and applying nursing research. United


States of America: F.A.Davis Company.

Farianita, R. (2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan peserta


BPJS terhadap pelayanan instalasi rawat jalan di rumah sakit tk. III bhakti
wira tamtama semarang. (Skripsi dipublikasikan). Diperoleh dari:
http://lib.unnes.ac.id/22956/

Gibbs, L., Kealy, M., Willis, K., Green, J., Welch, N., & Daly, J. (2007). What
have sampling and data collection got to do with good qualitative
research?. Australian and New Zealand Journal of Public Health, 31(6),
540-544. http://doi.org/10.1111/j.1753-6405.2007.00140.x

Hasanuddin, M. (4 Januari 2017). Pemkab Gowa keluar dari integrasi BPJS


kesehatan. Antara-news. Diperoleh dari: http://www.antarasulsel.com/

Hasanuddin, M. (9 Januari 2017). DPR minta penjelasan keluarnya Gowa


integrasi BPJS. Antara-news. Diperoleh dari: http://www.antarasulsel.com/

Hariyati, R.,T.,S. (2014). Perencanaan, Pengembangan, dan Utilisasi Tenaga


Keperawatan. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Ilahi, P., P. (2016). Hubungan kepuasan pasien pengguna BPJS terhadap kualitas
pelayanan kesehatan di puskesmas nagrak, sukabumi. Skripsi
dipublikasikan. Diperoleh dari: http://repository.uinjkt.ac.id

Infobpjs. (25 Maret 2016). Jumlah total peserta BPJS Maret 2016. Diperoleh dari:
http://infobpjs.net/

Info BPJS Kesehatan. (Edisi XIII, 2014). Membanggakan, BPJS mampu


menerapkan good governance. Diperoleh dari: https://www.bpjs-
kesehatan.go.id

Jawa Pos. (9 Januari 2017). Keluar dari BPJS, ini mekanisme pelayanan
kesehatan di kabupaten Gowa. Diperoleh dari: http://www.jawapos.com/

Kuswarno, E. (2006). Tradisi fenomenologi pada penelitian komunikasi kualitatif:


sebuah pengalaman akademis. Mediator, 7 (1), 47-58.

MacDougall, C., & Fudge, E. (2001). Planning and recruiting the sample for focus
groups and in-depth interviews. Qualitative Health Research, 11(1). 117-
126. http://doi.org/10.1177/104973201129118975

Muninjaya, Gde. (2004). Manajemen Kesehatan, ed.2. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.
Nasrullah, R. (2014). Komunikasi antarbudaya di era budaya siberia. Jakarta:
Kencana Prenamedia Group.

Nugroho, P. (28 Juli 2016). Perbedaan KIS dan BPJS kesehatan. Diperoleh dari:
https://www.panduanbpjs.com

Nursalam. (2015). Manajemen keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan


profesional. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Pope, C., Royen, P. V., & Baker, R. (2013). Qualitative methods in research on
healthcare quality. Quality Improvement Research, 11(13), 148-152.
Diperoleh dari: www.qualityhealthcare.com.

Putra, W., M. (2014). Analisis implementasi kebijakan jaminan kesehatan


nasional di rumah sakit umum kota tangerang selatan tahun 2014. (skripsi
dipublikasikan). Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Putri, N., E. (2014). Efektivitas penerapan jaminan kesehatan nasional melalui


BPJS dalam pelayanan kesehatan masyarakat miskin di kota Padang.
Tingkap, X (2). 175-189. Diperoleh dari:
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/tingkap/article/view/4421/0

Pusat pembiayaan dan jaminan kesehatan kementerian kesehatan RI. (2015).


Laporan Akuntabilitas Kinerja 2015. Diperoleh dari:
http://www.jkn.kemkes.go.id/

Republika online. (11 Maret 2016). Akar masalah BPJS kesehatan. Diperoleh
dari: http://www.republika.co.id/

Rijal, A., S. (2014). Analisis akuntabilitas penyelenggaraan kesehatan gratis di


kota makassar. Skripsi dipublikasikan. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Royanah, U. (2015). Analisis tingkat kepuasan pasien peserta jaminan kesehatan


nasional bukan penerima bantuan iuran (non-PBI) di puskesmas halmahera
kota semarang tahun 2015. Skripsi dipublikasikan. Diperoleh dari:
http://lib.unnes.ac.id/20284/1/6411411166-S.pdf

Safitri, Maidin, dan Arifah. (2015). Perbandingan kepuasan pasien JKN dan
umum terhadap pelayanan perawat rawat inap RSUD Syekh Syusuf.
(abstrak). Diperoleh dari: http://repository.unhas.ac.id
Sahertian, D. (2015). Gambaran Kepuasan Pasien Umum Instalasi Rawat Jalan
di Rumah Sakit Universitas Hasanuddin Makassar Tahun 2015. (Abstrak).
Diperoleh dari: http://repository.unhas.ac.id

Sitorus, R., & Panjaitan, R. (2011). Manajemen keperawatan: manajemen


keperawatan di ruang rawat. Jakarta: Sagung Seto.

Soliman, H.,M., Kassam, A.,H., & Ibrahim, A.,A. (2015). Correlation Between
Patient’s Satisfaction and Nurse’s Caring Behaviours. Journal of Biology,
Agriculture, and Healthcare, 2 (2). 30-41. Diperoleh dari: www.iiste.org

Streubert, H., J. & Carpenter, D., R. (1995). Qualitative research in nursing.


Philadelphia: J.B. Lippincott Company.

Syaputra, A., U. (2015). Hubungan mutu pelayanan BPJS kesehatan dengan


kepuasan pasien di instalasi rawat inap kelas I rumah sakit umum daerah
sekayu tahun 2015. Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Musi
Banyuasin. Diperoleh dari: http://repository.unhas.ac.id/

Surianti. (2014). Faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien di ruang rawat


inap rumah sakit umum daerah polewali tahun 2012 (Abstrak). Diperoleh
dari: http://repository.unhas.ac.id:

Tempo online. (24 Oktober 2016). Oktober 2016 jumlah peserta JKN 169,5 juta
jiwa. Diperoleh dari: https://m.tempo.co

Thohir, M. (2007). Memahami kebudayaan: teori, metodologi, dan aplikasi.


Semarang: Fasindo Press.

Trotter, R. T. (2012). Qualitative research sample design and sample size: resolving
and unresoved issues and inferential imperatives. Preventive Medicine,
(55), 398-400. http://doi.org/10.1016/j.ypmed.2012.07.003

Ulinuha, F., E. (2014). Kepuasan pasien BPJS (badan penyelenggara jaminan


sosial) terhadap pelayanan di unit rawat jalan (URJ) rumah sakit permata
medika semarang tahun 2014. Diperoleh dari:
http://eprints.dinus.ac.id/6709/
Vivianti, M. (2015). Hubungan kualitas pelayanan administrasi BPJS dengan
kepuasan pasien di rawat jalan rumah sakit petrokimia, gresik. (skripsi
dipublikasikan). Surabaya: Universitas Airlangga. Diperoleh dari:
http://repository.unair.ac.id/29625/.
Wibowo, A. (2014). Metodologi penelitian praktis bidang kesehatan. Depok:
Rajawali Pers.

Wiryanto. (2006). Pengantar ilmu komunikasi. Jakarta: PT Grasindo.

1. Honor
Waktu
Honor Honor/jam (Rp) Minggu Jumlah
(jam/minggu)
Ketua 50.000 4 20 4.000.000
Anggota 37.500 4 20 3.000.000
Subtotal (Rp) 7.000.000
2. Bahan Habis Pakai
Harga Satuan
Metarial Justifikasi Kuantitas Jumlah
(Rp)
Penunjang kerja
ATK 1 550.000 550.000
penelitian
Foto copy Perbanyak naskah 5 50.000 250.000
Koneksi internet,
Paket data
untuk mencari 4 100.000 400.000
internet
studi literatur
Komunikasi
Pulsa seluler dengan PT. PLN 4 100.000 400.000
(Persero)
Jurnal Keperluan studi
6 350.000 2.100.000
terakreditasi literature
Keperluan
Persuratan administrasi 4 75.000 300.000
Penelitian
Penyusunan Pembuatan
1 200.000 200.000
laporan laporan penelitian
Jilid dokumentasi
Jilid 2 100.000 200.000
laporan akhir
Dokumentasi
Publikasi Internal 1 200.000 200.000
dan publikasi
Pemasukan paper
Submit Paper untuk seminar 1 1.000.000 1.000.000
nasional
Submit jurnal
Luaran wajib 1 500000 500000
nasional
Editing buku Luaran tambahan 1000000 1.000.000
Terjemahan
paper
Luaran tambahan
prosiding
internasional
Cinderamata Pengumpulan
10 350.000 3.500.000
partisipan data
Subtotal (Rp)
3. Perjalanan
Justifikasi Harga Satuan
Material Kuantitas Jumlah
Perjalanan (Rp)
Pengambilan Pengambilan data
3 150.000 450.000
data sekunder
Proses
Perjalanan
pengambilan data
Makassar - 4 150.000 600.000
dan observasi
Gowa
lapangan
Transportasi/
perjalanan
10minggu x 4
Makassar- 100000 4.000.000
hari
Gowa Ketua
Peneliti
Transportasi/
perjalanan
Makassar-
36 100000 2400000
Gowa
Anggota
Peneliti
Proses
pengambilan data
Konsumsi 4 75.000 300.000
dan observasi
lapangan
Mengikuti
Perjalanan ke 4 (PP untuk 2
seminar 1.500.000 6.000.000
Jakarta orang)
internasional
Subtotal (Rp)
3. Sewa
Harga Satuan
Material Justifikasi Sewa Kuantitas Jumlah
(Rp)
Tape Merekam Proses
2 500.000 1.000.000
Recorder Wawancara
Sewa kendaraan
Kendaraan untuk ke lokasi 6 350.000 2.100.000
penelitian
Subtotal (Rp) 2.550.000
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN SELURUHNYA (Rp) 20.000.000

Anda mungkin juga menyukai