Anda di halaman 1dari 1

KONSEP ZONASI KONSEP KONSEP BENTUK

MASSA BANGUNAN
> PUBLIC > TATANAN MASSA
Zona publik adalah area yang secara bebas dapat dikunjungi oleh Museum dalam kaitannya dengan warisan budaya adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan,
wisatawan Benteng Van den Bosch. Zona ini berupa ruang dalam pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan
bangunan museum benteng dan juga area outdoor benteng. lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Oleh karena
itu untuk konsep tatanan massa yaitu ekologi yang mempertahankan ekosistem dan keleestarian alam.
> SEMI PRIVATE > FASAD
Zona semi privat adalah zona yang dapat diakses oleh pengurus Untuk konsep fasad menggunakan konsep fleksibel dan responsive. Di mana obyek museum akan
museum secara umum dan pengunjung secara terbatas. Zona ini diciptakan untuk mengangkat tema dari bangunan itu sendiri yaitu historicysm.Yang mana dengan melihat
meliputi ruang tamu dan drop off. fasad dari bangunan museum ini sendiri, bisa mengangkat citra Majapahit/perjuangan masa lalu. Serta
meningkatkan hasrat pengunjung untuk berjuang/bekerja keras. Tanpa melupakan respons bangunan
museum itu sendiri terhadap tapak/site dan lingkungannya.
> PRIVATE
Zona privat merupakan zona khusus yang hanya dapat diakses oleh > BENTUK
pekerja museum dan benteng. Area ini meliputi fungsi pengelolaan dan Dalam acuan bentuk senidiri, museum ini akan berfilosofi/bercerita tentang perjalanan Kerajaan
utilitas di benteng. Majapahit dari awal hingga menjadi kerajaan yang besar. Sehingga dari bentuk massa bisa terlihat perjalanan
Majapahit dari awal mula berdiri hingga menjadi kerajaan yang besar di Indonesia. Selain itu, untuk bentukan
juga akan menerapkan bentukan yang statis. Yang dimanfaatkan untuk memaksmialkan lingkungan/kawasan
> SERVICE sekitar
Zona servis yang bersifat umum namun sengaja difungsikan untuk
kegiatan penunjang. seperti halnya zona publik, zona servis juga > SIRKULASI/POLA SIRKULASI
diusahakan didesain pada tempat yang mudah diakses. Contohnya : dapur, Pada konsep Pola Sirkulasi, bangunan museum akan menerapkan pola sirkulasi campuran. Karena
ruang cuci, gudang, garasi dan carport. mengombinasikan beberapa/kombinasi dari sirkulasi pada suatu bangunan. Yaitu : Linier, Radial, Spiral
dan network. Karena mempunyai/memiliki tipikal bangunan yang kompleks.

KONSEP ENTRANCE KONSEP WARNA


> TATANAN MASSA
> KARAKTER TAMENG YANG KUAT Pada massa, akan diterapkan warna yang memanfaatkan gradasi warna putih, abu-abu, coklat dan
hitam. Sehingga memunculkan kesan bangunan yang mewah serta kuat. Warna putih menandakan
Museum dalam kaitannya dengan warisan budaya adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, kesucian/kebersihan, abu-abu melambangkan kekuatan, cokelat melambangkan warna lokal Indonesia dan
pengamanan, dan pemanfaatan benda-benda bukti materi hasil budaya manusia serta alam dan hitam melambangkan kemewahan
lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa
> FASAD
Entrance bangunan pada museum mengambil karakter umum pedang yang komunikatif, dengan Bagian fasad pada sebuah museum merupakan cerminan tampilan ruang dalam bangunan
memberikan tampilan entrance yang kuat, bentuk dari entrance bangunan tersebut mengadopsi dari tersebut. Sebagian besar orang akan menilai indah atau tidaknya desain museum melalui tampilan fasad.
bentuk atap pedang yang pada pedang merupakan jiwa keberanian saat berperang Fasad akan dibuat menarik serta klasik agar meciptakan Suasana kemegahan.
Entrance Ruang Pameran > BENTUK
a. Entrance Ruang Pameran Senjata Senjata Perang Campuran bahan dan gaya dan periode sejarah dan benda-benda yang datang bersama-sama dalam
Entrance pada ruang pameran Senjata Senjata Perang, tidak beradapan langsung dengan area lapisan . Desain museum ini mengambil isyarat dari semangat kehidupan jalanan , kejujuran material dan
pamer suasana privasi didalamnya potensi penemuan . Ini adalah tentang jiwa , laten dalam arsitektur lama dan kembali diperkenalkan melalui
desain baru.Penerapan konsep pada bangunan terlihat menarik, tetap meninggalkan kesan tempo dulu
b. Entrance Ruang Pameran Perlengkapan Pendukung Perang namun dipadu dengan unsur modern
Entrance pada ruang pameran Perlengkapan Pendukung Perang menggunakan entrance yang
sebagian benda pamer tidak terlihat, sehingga tingkat privasi yang didapat saat berada didalam ruang > SIRKULASI
terhadap pengunjung yang akan memasuki ruang pameran memiliki tingkat privasi sedang. Dominasi ruangan adalah warna putih, tampil menonjol dari lantai, plafon, sampai warna dinding.
Namun, warna putih tak membosankan karena kombinasi warna. Seperti pada lantai, diberi sela keramik
c. Entrance Ruang Pameran Bangunan Pada Masa Perang warna coklat yang secara tak langsung membatasi antara area. Penambahan aksesoris pemanis
menggunakan entrance yang langsung berhadapan dengan objek pameran, sehingga tingkat keprivasian memudarkan putih yang kaku, sepeti pada wallpaper di dinding.
kurang. Kurangnya tingkat keprivasian yang terdapat pada ruang pameran ini merupakan wujud
penerapan dari karakter becak pengemudi belakang, yaitu privasi yang rendah

Anda mungkin juga menyukai