Anda di halaman 1dari 5

Nama : Karya Muliana

NIM : 16307141044

Kelas : Kimia B 2016

Tugas Menganalisis JRCC ( Journal Russian of Chemistry Coordination)

Nama Peringkas : Karya Muliana (16307141044)


Tanggal : 23 Februari 2019
Penulis /Peneliti : T.V Khoksarova dan S.V. Feld’man
Jurnal : Jurnal Rusia Koordinasi Kimia, Vol. 27, No. 10, 2001, hlm.
711-716

a. Judul Penelitian
Cobalt(II), Nickel(II), and Copper(II) with Diphenylthiocarbazide.

b. Tujuan Penelitian
Tujuan yang sudah dilakukan ini bertujuan untuk memisahkan padatan logam
kompleks Co(II), Ni(II), dan Tembaga (II) dengan diphenylthiocarbazide
(H2L) dan mempelajari struktur serta sifatnya.
c. Metodologi Penelitian
Pada jurnal ini penulis memperoleh padatan logam kompleks dengan
cara menimbang 1,29 gram (0,005 mol) diphenylthiocarbazide dan
melarutkannya kedalam 50 mL etanol kemudian dipanaskan. Setelah itu 0.005
mol logam klorida (CoCl2, NiCl2, dan CuCl2) ditambahkan ke dalam larutan
yang sudah dipaskan sebelumnya. Setelah pelarut menguap (etanol menguap)
maka terbentuklah endapan yang berwarna. Pada endapan Cu(II) larutan akan
berwarna coklat, pada endapan Co(II) akan berwarna merah, dan pada Ni(II)
akan membentuk endapan warna coklta tua. Setelah itu dilakuakan pencucian
endapan dengan sejumlah etanol lalu dikeringkan diudara hingga beratnya
sudah konstan. Untuk analisis kandungan dalam senyawa, digunakan beberapa
metode. Kandungan logam dalam senyawa ditentukan dengan menggunakan
metode chelatomertic, belerang dianalisis menggunakan metode Schöniger
dengan memanfaatkan berat barium sulfat, nitrogen dianalisis menggunakan
metode Dumas, karbon dan hidrogen dianalisis melalui pembakaran dalam
aliran oksigen.
d. Hasil dan Pembahasan
Hasil elemen analisis menunjukkan bahwa kompleks mengandung dua air
molekul, ini dibuktikan dengan serapan IR pada frekuensi denga kisaran3000–
3600 cm– 1 dan menunjukkan pita lebar karakteristik khas air. Berikut adalah
senyawa yang dihasilkan pada sintesis kompleks logam(Cu2+,Ni2+,Co2+) oleh
diphenylthiocarbazid(C13H14N4S) :
Kompleks Rumus empirik

[CoL(H2O)2] C13H16N4SO2Co
[NiL(H2O)2] C13H16N4SO2Ni
[CuL(H2O)2] C13H16N4SO2Cu
Tabel 1. Hasil sintesis senyawa kompleks
Sebelum membahas lebih lanjut, perlu diketahui struktur dari diphenylthiocarbazid
sebagai berikut

Gambar 1. Struktur Diphenylthiocarbazide (Ligan)


Diphenylthiocarbazide merupakan senyawa organik yang mengandung belerang.
Senyawa ini merupakan ligan yang baik, dan membentuk kompleks dengan banyak
logam seperti timbal dan merkuri. Diphenylthiocarbazide sendiri memiliki berat
molekul 258.343 g/mol. Dalam jurnal ini disebutkan bahwa diphenylthiocarbazide
termasuk kompleks sebagai anion L2- yang mengalami dua kali deprotonasi ganda
(H2L). Pada jurnal ini diketahui hasil sintesis senyawa kompleks
[CuL(H2O)2],[NiL(H2O)2], dan [CoL(H2O)2] dengan L adalah ligan
diphenylthiocarbazide. Pada jurnal ini menyebutkan bahwa senyawa kompleks untuk
Cobalt(II) dan nickel(II) tersebut mengikut struktur tetrahedral. Berikut adalah
strukturnya : Tiap karbon
Tiap karbon dalam cincin
dalam cincin memiliki
memiliki hibridisasi
hibridisasi sp2 (120º)
sp2 (120º)

Gambar 2. Struktur tetrahedral dari logam Cu(II),Ni(II),dan Co(II) dengan ligan


diphenylthiocarbazide
Sedangkan untuk struktur dimernya adalah sebagai berikut :

Gambar 3. Struktur dimer [CoL(H2O)2]


M pada struktur tersebut merupakan logam yang diisolasi dengan
diphenylthiocarbazide. Pada ketiga senyawa kompleks yang dihasilkan, dapat
diketahui ion logam pusat dari masing-masing senyawa. Pada senyawa kompleks
[CuL(H2O)2] dapat diketahui bahwa ion atom pusatnya adalah Cu2+, pada [NiL(H2O)2]
memiliki ion atom pusat Ni2+, dan pada [CoL(H2O)2] ion atom pusatnya adalah Co2+
dimana konfigurasi elektron masing-masing atom pustanya yaitu untuk 27Co [18Ar] 3d7
4s2, pada 28Ni yaitu [18Ar] 3d8 4s2 dan pada 29Cu yaitu [18Ar] 3d10 4s1.. Dilihat dari
struktur senyawa kompleks pada gambar 2. Maka dapat diketahui bahwa senyawa-
senyawa kompleks ini memiliki bilangan koordinasi 4, dimana atom donor proton
diperoleh dari atom N dan S untuk ligan diphenylthiocarbazide dan dari 2 ligan H2O.
Bilangan oksidasi atom pusat pada ketiga senyawa kompleks ini adalah +2. Ini
dikarenakan ligan diphenylthiocarbazide memiliki muatan -2 sedangkan ligan H2O
sebagai ligan netral. Struktur senyawa kompleks ini memiliki 1 ligan bidentat
diphenylthiocarbazide dan 2 ligan monodentat H2O Dari beberapa sumber ditemukan
titik leleh pada [CoL(H2O)2] adalah 175oC dan titik leleh [NiL(H2O)2] adalah 230oC.
Sedangkan untuk [CuL(H2O)2] belum ditemukan. Struktur dari senyawa-senyawa
kompleks ini memiliki 2 ligan yaitu diphenylthiocarbazide dan ligan H2O. Dimana satu
ligan diphenylthiocarbazide diikat oleh atom pusat logam dan 2 ligan H2O diikat oleh
atom pusat logam. Pada jurnal ini disebutkan bahwa konduktivitas molar (Λm) untuk
Co (II), Ni (II), dan kompleks Cu (II) adalah 47, 121, dan 29 Ω – 1 cm2 mol – 1, dan bisa
disimpulkan bahwa kompleks Cu (II) dan Co (II) adalah nonelektrolit, sedangkan
kompleks Ni (II) mengalami solvolisis dalam DMF. Selain itu disebutkan bahwa
senyawa kompleks [CuL(H2O)2] ini memiliki sifat diamagnetik. Untuk aplikasi hasil
sintesis senyawa kompleks ini belum ditemukan. Namun perlu diketahui fungsi ion
logam yang dihasilkan pada isolasi ini.
Yang pertama adalah logam Cu. Ion logam tembaga di alam digunakan dalam
banyak reaksi-reaksi kimia termasuk penggunaan oksigen. Tembaga dapat dengan
mudah mengalami reaksi redoks dengan satu elektron dan mampu menghasilkan
sebuah kation donor. Oleh karena itu, tembaga sangat penting dalam pengikatan
dioksigen juga dalam aktivasidioksigen. Tingkat oksidasi Cu lebih tinggi tidak dapat
dimanfaatkan, hanya tingkat oksidasi Cu+dan Cu2+yang penting dalam sistem biologi.
(Hidayati, 2010).
Yang kedua adalah ion kompleks Kobalt. Kobalt dan Nikel dapat bermanfaat
bagi tubuh jika membentuk suatu senyawa kompleks. Senyawa kompleks memiliki
peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Aplikasi senyawa ini meliputi bidang
kesehatan, farmasi, industri, dan lingkungan
Kobalt dikenal sebagai perangsang pembentukan sel darah merah yang baik.
Ion kobalt +2 dalam kobalt klorida diketahui dapat meningkatkan produksi sel darah
merah. Kobalt dalam bentuk Vitamin B12 juga mendukung proses metabolisme dan
pembentukan sel darah merah. Tetapi apabila kandungan kobalt yang diserap dalam
tubuh berlebih maka akan menyebabkan serangan jantung, asma, gangguan pernafasan
dan kanker paru-paru (Perez-Espinosa,2004). Penggunaan utama nikel adalah sebagai
bahan pembuat logam paduan. Logam paduan nikel memiliki karakteristik kuat, tahan
panas, serta tahan karat

Anda mungkin juga menyukai