OLEH :
KELOMPOK 12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik.
Proposal TAK yang berjudul ”Stimulasi Sensori ( Halusinasi )” disusun
untuk memenuhi tugas praktik keperawatan jiwa D3 Keperawatan Stikes Karya
usada Kediri.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan proposal TAK ini Kedepan.
Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak
yang membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan para mahasiswa, dan pembaca.
Penyusun
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK) adalah upaya memfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.
Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah
gangguan sensori persepsi: Halusinasi dan merupakan salah satu masalah
keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi
adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita
klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan
asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk
mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Dr. Rajiman
Wedyodiningrat khususnya Ruang Cendrawasih sebagian besar pasien
menderita halusinasi. Oleh karena itu maka kami menganggap dengan
Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan
sensori persepsi dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya namun tentu saja klien yang mengikuti therapi ini adalah klien
yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat
TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok
yang lai
1.3 Tujuan
1. Supaya mahasiswa mengerti dan memahani terapi aktivitas kelompok
persepsi halusinasi
2. Supaya mahasiswa mengerti dan memahami apa saja yang terkandung
dalam terapi aktivitas kelompok persepsi halusinasi
3. Supaya mahasiwa mengerti dan memahami proses keperawatan terapi
aktivitas kelompok persepsi halusinasi
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
Agar mendapatkan pengetahuan tentang terapi aktivitas kelompok
persepsi halusinasi
2. Bagi Pembaca
Agar dapat mengetahui pentingnya memahami tentang terapi aktivitas
kelompok persepsi halusinasi untuk lebih menambah wawasan
3. Bagi Instituti
Makalah memahami tentang terapi aktivitas kelompok persepsi
halusinasi dengan menambah referensi bagi STIKes Patria Husada
Blitar
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Tujuan
2.2.1 Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol
halusinasi dalam kelompok secara bertahap.
2.2.2 Tujuan khusus
a. Klien dapat mengenal halusinasi.
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain.
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan
aktivitas terjadwal.
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum
obat.
2.4 Klien
2.4.1 Kriteria klien
1. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
2. Klien yang mengalami perubahan persepsi.
2.4.2 Proses seleksi
1. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
4. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok
dan aturan main dalam kelompok
P P F P P
L
O
CL
P P F P P
Keterangan Gambar
L : Leader F: Fasilitator P: Pasien
CL : Co Leader O: Observer
2.12 Pembagian Tugas
1. Peran Leader
a. Memimpin jalannya kegiatan
b. Menyampaikan tujuan dan waktu permainan
c. Menjelaskan cara dan peraturan kegiatan
d. Memberi respon yang sesuai dengan perilaku klien
e. Meminta tanggapan dari klien atas permainan yang telah dilakukan
f. Memberi reinforcement positif pada klien
g. Menyimpulkan kegiatan
2. Peran Co-Leader
a. Membantu tugas leader
b. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
c. Mengingatkan leader tentang kegiatan
d. Bersama leader menjadi contoh kegiatan
3. Peran Observer
a. Mengobservasi jalannya acara
b. Mencatat jumlah klien yang hadir
c. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan
berlangsung
d. Mencatat tanggapan tanggapan yang dikemukakan klien
e. Mencatat penyimpangan acara terapi aktivitas
f. Membuat laporan hasil kegiatan
4. Peran Fasilitator
a. Memfasilitasi jalannya kegiatan
b. Memfasilitasi klien yang kurang aktif
c. Mampu memotivasi klien untuk kesuksesan acara
d. Dapat mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi dari dalam /luar
kelompok
BAB III
PROSES KEPERAWATAN
3. Kerja
a. Terapis memperkenalkan diri (nama dan nama panggilan).
Terapis meminta klien memperkenalkan nama dan nama
panggilan secara berurutan, dimulai dari klien yang berada di
sebelah kiri terapis, searah jarum jam.
b. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu
masing-masing klien membagi pengalaman tentang
halusinasi yang mereka alami dengan menceritakan :
1. Isi halusinasi
2. Waktu terjadinya
3. Frekuensi halusinasi
4. Perasaan yang timbul saat mengalami halusinasi.
c. Meminta klien menceritakan halusinasi yang dialami secara
berurutan dimulai dari klien yang ada di sebelah kiri terapis,
seterusnya bergiliran searah jarum jam.
d. Saat seorang klien menceritakan pengalaman hausinasi,
setelah cerita selesai terapis mempersilakan klien lain untuk
bertanya sebanyak-banyaknya 3 pertanyaan.
e. Lakukan kegiatan (b) sampai semua klien selesai mendapat
giliran.
f. Setiap kali klien bisa menceritakan halusinasinya,
terapis memberikan pujian.
4. Terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti
TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan anggota
kelompok
b. Rencana tindak lanjut
1. Terapis menganjurkan kepada peserta jika mengalami
halusinasi segera menghubungi perawat atau teman lain .
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis membuat kesepakatan dengan klien kegiatan TAK
berikutnya yaitu belajar mengontrol halusinasi.
2. Terapis membuat kesepakatan dengan klien waktu dan
tempat TAK berikutnya.
3 Menyebutkan frekuensi
halusinasi
4 Menyebutkan perasaan bila
halusinasi timbul
1. Menyebutkan pentingnya
aktivitas mencegah halusinasi
1 Menyebutkan pentingnya
minum obat
secara teratur
2 Menyebutkan
akibat jika tidak minum
obat
secara teratur
3 Menyebutkan
jenis obat
4 Menyebutkan dosis obat
4. Terminasi
a. Evalusi;
1) Terapi menyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK
2) Terapi memberikan pujian atas kebersihan kelompok
b. Tindak lanjut
1) Terapi menganjurkan klien untuk menerapkan bercakap cakap
dengan orang lain bila mulai mengalami halusinasi
2) Mendorong klien untuk memulai bercakap cakap bila ada klien
lain yang mulai mengalami halusinasi
c. Kontrak yang akan datang;
1) Terapi menyepakati kegiatan TAK berikutnya
2) Terapi menyapakati tempat dan waktu TAK berikutnya.
F. Evaluasi dan
dokumentasi
No Aspek yang dinilai Nama peserta TAK
1 Menyebutkan pentingnya
bercakapcakap ketika
halusinasi muncul
2 Menyebutkan cara
bercakapcakap
3 Memperagakan
saat mulai percakapan
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Dr. Budi Anna, S.Kp, M.App.Sc, & Akemat S.Kp, M.Kep.
(2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Lilik. (2011). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Wati. (2011). TAK Stimulasi Persepsi: Halusinasi. Universitas Sumatera Utara, 5-
14.
Wijayaningsih, K. S. (2015). Panduan Lengkap Praktek Klinik Keperawatan
Jiwa. Jakarta: Trans Info Media.