Anda di halaman 1dari 4

Peran Perawat Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharap- kan oleh individu sesuai

dengan status sosialnya. Jika seorang pe- rawat, peran yang dijalankannya harus sesuai dengan lingkup
kewenangan perawat. Peran menggambarkan otoritas seseorang yang diatur dalam sebuah aturan yang
jelas. Tidak menutup ke- mungkinan ada dua atau lebih profesi yang memiliki peran yang sama.
Kesamaan peran bukan berarti sama dalam segala hal. Peran boleh sama, tetapi ruang lingkup atau
kewenangan masing-masing profesi tentu berbeda. Tidak mungkin ada satu profesi kesehatan yang
menyerobot kewenangan profesi kesehatan lain. Oleh karena itu, diperlukan suatu standar dari masing-
masing profesi kesehat- an Sebagai tenaga kesehatan, perawat memiliki sejumlah peran di dalam
menjalankan tugasnya sesuai dengan hak dan kewenang- an yang ada. Peran perawat yang utama adalah
sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti. 1. Pelaksana layanan keperawatan (care provider).
Perawat mem- berikan layanan berupa asuhan keperawatan secara langssung kepada klien (individu,
keluarga, maupun komunitas) sesuai dengan kewenangannya. Asuhan keperawatan diberikan ke- pada
klien di semua tatanan layanan kesehatan dengan meng- gunakan metodologi proses keperawatan,
berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi oleh etik dan etika keperawat- an, serta berada dalam
lingkup wewenang dan tanggung jawab keperawatan. Asuhan keperawatan ini merupakan bantuan yang
diberikan kepada klien karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta
kurangnya kemauan untuk dapat melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri. Dalam
perannya sebagai care provider, perawat bertugas untuk a. memberi kenyamanan dan rasa aman bagi
klien;

b. melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana dengan seimbang c memfasilitasi dengan
anggota tim kesehatan lainnya serta d. berusaha mengembalikan kesehatan klien. Peran sebagai care
provider merupakan peran yang sangat penting di antara peran-peran yang lain (bukan berarti peran
yang lain tidak penting). Baik/tidaknya kualitas layanan profesi keperawatan, dirasakan langsung oleh
klien. Keperawatan se- bagai profesi yang profesional bukan hanya dibuktikan dengan jenjang pendidikan
yang tinggi. Banyaknya ilmu dan teori kepe- rawatan juga harus diwujudkan ke dalam aktivitas pelayanan
nyata kepada klien agar klien mendapatkan kepuasan. Ini me- rupakan langkah promosi yang sangat
efektif dan murah dalam upaya membentuk citra perawat yang baik. Stigma-stigma ne- gatif tentang
perawat dapat hilang dengan pembuktian nyata berupa layanan keperawatan profesional kepada klien. 2
Pengelola (manager). Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola layanan
keperawatan di semua tatanan layanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, dan sebagainya) maupun
tatanan pendidikan yang berada dalam tanggung ja- wabnya sesuai dengan konsep manajemen
keperawatan. Mana- jemen keperawatan dapat diartikan sebagai proses pelaksanaan iamon layanan
keperawatan melalui upaya staf keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan
rasa aman kepada pasien/keluarga/masyarakat (Gillies, 1985). Dengan demi- kian, perawat telah
menjalankan fungsi manajerial keperawat- an yang meliputi planning, organizing, actuating, staffing,
directing, dan controlling a. Perencanaan (planning). Seorang manajer keperawatan harus mampu
menetapkan pekerjaan yang harus dilakukannya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang
didasar- kan atas rencana yang logis dan bukan perasaan. Fungsi pe- rencanaan meliputi beberapa tugas,
di antaranya mengenali masalah, menetapkan dan mengkhususan tujuan jangka panjang dan jangka
pendek, mengembangkan tujuan, dan terakhir menguraikan bagaimana tujuan dan sasaran ter- sebut
dapat dicapai.
b. Pengorganisasian (organizing). Fungsi ini meliputi proses mengatur dan mengalokasikan pekerjaan,
wewenang, serta sumber daya keperawatan sehingga tujuan keperawatan da- pat dicapai c Gerak aksi
(actuating). Actuating atau disebut juga "gerak aksi" mencakup kegiatan yang dilakukan oleh seorang
manajer keperawatan untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang telah ditetapkan dalam unsur
perencanaan dan peng- organisasian agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetap- kan. Dalam
melaksanakan fungsi actuating, seorang manajer keperawatan harus mampu menetapkan dan
memuaskan kebutuhan manusiawi para staf keperawatan, memberi penghargaan, memimpin,
mengembangkan, serta memberi kompensasi kepada mereka. d. Pengelolaan staf (staffing). Fungsi
staffing mencakup memper- oleh, menempatkan, dan mempertahankan anggota/staf pada posisi yang
dibutuhkan dalam pekerjaan keperawatan. e Pengarahan (directing). Seorang manajer keperawatan
harus mampu memberikan arahan kepada staf keperawatan se- hingga mereka menjadi perawat yang
berpengetahuan dan mampu bekerja secara efektif guna mencapai sasaran yang telah ditetapkan
Pengendalian (controlling). Tugas-tugas dalam fungsi ini men- cakup kelanjutan tugas untuk melihat
apakah kegiatan yang dilaksanakan oleh staf keperawatan telah berjalan sesuai dengan rencana Fungsi
manajerial dilaksanakan di tiap tingkatan mana- jemen, baik first level manager, middle manager,
maupun fop manager. Oleh karena itu, untuk dapat melaksanakan peran manajer dengan baik, seorang
perawat harus memiliki keterampilan ma- najerial yang meliputi technical skill, human skill, darn
conceptual skill. Technical skill adalah kemampuan untuk menggunakan pe- ngetahuan, metode, teknik,
dan peralatan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas-tugas manajerial. Human skill men- cakup
kemampuan untuk bekerja sama, memahami, dan me- motivasi orang lain, baik individu maupun
kelompok. Dengankata lain, human skill adalah keterampilan yang terkait dengan kepemimpinan dan
hubungan antar-manusia. Conceptual skill mencakup kemampuan untuk memahami kompleksitas
organi- sasi secara keseluruhan dan kemampuan menilai apakah ke- giatan yang dilakukan seseorang
sesuai dengan organisasi atau tidak. Keterampilan ini juga meliputi kemampuan untuk me
ngoordinasikan dan mengintegrasikan semua kepentingan dan aktivitas organisasi. Jadi, conceptual skill
berhubungan dengan kemampuan dan keterampilan berpikir. 3. Pendidik dalam keperawatan. Sebagai
pendidik, perawat ber- peran mendidik individu, keluarga, masyarakat, serta tenaga keperawatan dan
tenaga kesehatan lainnya. Perawat bertugas memberikan pendidikan kesehatan kepada klien-dalam hal
ini individu, keluarga, serta masyarakat-sebagai upaya mencip takan perilaku individu/masyarakat yang
kondusif bagi ke- sehatan. Pendidikan kesehatan tidak semata ditujukan untuk membangun kesadaran
diri dengan pengetahuan tentang kese- hatan. Lebih dari itu, pendidikan kesehatan bertujuan untuk
membangun perilaku kesehatan individu dan masyarakat. Ke- sehatan bukan sekadar untuk diketahui
dan disikapi, tetapi juga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Peran perawat sebagai pendidik tidak
hanya ditujukan un- tuk klien, tetapi juga tenaga keperawatan lain. Upaya ini dilaku- kan untuk memberi
pemahaman yang benar tentang kepera- watan agar tercipta kesamaan pandangan dan gerak bersama di
antara perawat dalam meningkatkan profesionalisme. Selain itu, melalui pendidikan keperawatan,
eksistensi profesi kepe- rawatan dapat terus terpelihara. Peran ini dapat dilaksanakan di institusi
pendidikan keperawatan maupun institusi layanan kesehatan Untuk dapat melaksanakan peran sebagai
pendidik (edu- kator), ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki seorang perawat sebagai syarat
utama. Kemampuan tersebut berupa wawasan ilmu pengetahuan yang luas, kemampuan berkomu-
nikasi, pemahaman psikologis, dan kemampuan menjadi model/ contoh dalam perilaku profesional. a.
Wawasan ilmu pengetahuan. Pendidikan kesehatan merupa- kan upaya sadar yang dilakukan oleh
seorang edukator untuk memengaruhi orang lain agar dapat berperilaku atau memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang sesuai dengan yang diharapkan. Dalam proses pendidikan ini terjadi trans- fer ilmu
pengetahuan. Karenanya, perawat harus memiliki wawasan ilmu pengetahuan yang luas-bukan hanya
me nyangkut ilmu keperawatan, tetapi juga ilmu-ilmu lain yang mendukung-agar perannya sebagai
edukator dapat terlak sana dengan benar dan tepat. b. Komunikasi. Keberhasilan proses pendidikan
dipengaruhi oleh kemampuan perawat dalam berkomunikasi, baik secara verbal maupun non-verbal.
Kemampuan berkomunikasi ini merupakan aspek mendasar dalam keperawatan. Seperti kita ketahui,
perawat harus berinteraksi langsung dengan klien selama 24 jam penuh. Dalam proses tersebut, sudah
tentu terjadi komunikasi sebab interaksi merupakan bagian dari komunikasi. Melalui komunikasi,
perawat dapat mem berikan informasi/penjelasan kepada klien, membujuk dan menghibur klien, juga
melakukan tugas-tugas lainnya. Da- lam proses komunikasi ini, perawat diharapkan mampu me-
mengaruhi dan meyakinkan pihak lain-baik itu klien, rekan sejawat, maupun tenaga kesehatan lain-
tentang peran, fung- si, serta eksistensi profesi keperawatan. Dengan komunikasi yang baik, perawat
akan mampu meningkatkan citra pro- fesionalisme pada dirinya. Sebaliknya, jika komunikasi pe- rawat
kurang baik, hal ini akan berimbas pada penilaian klien terhadap perawat. Tidak jarang perawat
diikatakan ju- des, kaku, tidak memahami perasaan orang lain, dan berba- gai stigma negatif lainnya.
Penilaian negatif ini tentunya akan berdampak pada profesionalisme keperawatan. Oleh sebab itu,
mengingat begitu pentingnya komunikasi, setiap perawat dituntut untuk mampu menguasai teknik
komuni- kasi yang baik, mengatasi berbagai hambatan dalam komu- nikasi, serta memahami faktor-
faktor yang menunjang ko- wat lai munikasi. Pemahaman psikologis. Sasaran pelayanan keperawatan
ada- lah klien (manusia), dalam hal ini individu, keluarga, dan juga masyarakat. Karenanya, agar dapat
memengaruhi orang lain, perawat harus mampu memahami psikologis orang lain, di samping memahami
psikologis situasi. Untuk itu, perawat harus meningkatkan sensitivitas dan kepedulian nya. Saat berbicara
dengan orang lain, perawat harus me- lakukannya dengan "hati". Artinya, apa yang perawat sam- paikan
harus mampu menyentuh hati orang lain. Dengan demikian, setiap pemikiran dan ide perawat dapat
langsung diterima oleh klien sehingga tujuan pendidikan kesehatan dapat tercapai d. Menjadi
model/contoh. Betapapun bagusnya gaya komuni- kasi perawat dan luasnya wawasan ilmu pengetahuan
me- reka, orang lain perlu melihat bukti atas apa yang disampai- kannya. Jika terdapat kesesuaian antara
perkataan dan perbuatan perawat, citra dan penilaian orang lain terhadap profesi perawat akan
meningkat. Upaya untuk mengubah dan meningkatkan profesionalisme perawat paling baik di- lakukan
melalui pembuktian secara langsung melalui peran sebagai model. Perawat harus mampu menjadi
model yang baik dalam menjalankan profesinya. 4. Peneliti dan pengembang ilmu keperawatan. Sebagai
sebuah profesi dan cabang ilmu pengetahuan, keperawatan harus terus melakukan upaya untuk
mengembangkan dirinya. Berbagai tantangan, persoalan, dan pertanyaan seputar keperawatan harus
mampu dijawab dan diselesaikan dengan baik. Salah sa- tunya adalah melalui upaya riset, Riset
keperawatan akan me- nambah dasar pengetahuan ilmiah keperawatan dan mening- katkan praktik
keperawatan bagi klien. Praktik berdasarkan riset merupakan hal yang harus dipenuhi (esensial) jika
profesi keperawatan ingin menjalankan kewajibannya pada masya- rakat dalam memberikan perawatan
yang efektif dan efisien (Patricia dan Arthur, 2002). Oleh karena itu, setiap perawat harus mampu
melakukan riset keperawatan. Ada beberapa hal yang harus dijadikan prinsip oleh perawat dalam
melaksana- kan peran dan fungsinya dengan baik dan benar. Prinsip ter- sebut harus menjiwai
keperawatan kepada perawat ketika memberi layanan a. Nursing is caring. Artinya, perawat harus
memiliki kepedulian terhadap klien. Kepedulian ini ditunjukkan dengan tindakan yang segera dan tepat
dalam menanggapi keluhan klien klien.

b. Nursing is laughing. Artinya, perawat harus mempunyai ke- yakinan bahwa senyum merupakan suatu
kiat dalam mem- berikan asuhan keperawatan guna meningkatkan rasa nya man klien. c Nursing is
touching. Artinya, sentuhan perawat sangat berarti dalam menenangkan dan meningkatkan kenyamanan
klien sehingga dapat mempercepat penyembuhannya. Sentuhan yang dilakukan tentunya bersifat
terapeutik dan dilakukan pada saat yang tepat d. Nursing is helping. Artinya, perawat berkeyakinan
bahwa asuhan keperawatan yang diberikan adalah untuk menolong klien. Ini dilakukan dengan sepenuh
hati, ikhlas/tulus, tanpa ada tendensi tertentu yang sifatnya pribadi. e Nursing is believing in orther.
Artinya, perawat meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat/kemauan serta kemampuan un tuk
meningkatkan status kesehatannya ENursing is trusting. Artinya, perawat dalam melaksanakan
pekerjaannya harus menjaga dan memelihara kepercayaan klien dengan cara terus-menerus
meningkatkan kualitas pe- layanan keperawatan & Nursing is believing in self. Artinya, perawat harus
memiliki kepercayaan diri dalam menjalankan profesinya. Perawat harus meyakini bahwa keperawatan
merupakan profesi yang luhur dan memiliki peran strategis dalam meningkat kan derajat kesehatan
masyarakat. h. Nursing is learning. Artinya, perawat harus selalu belajar dan meningkatkan pengetahuan
serta keterampilan keperawat- an profesional melalui asuhan keperawatan yang diberikan iNursing is
respecting. Artinya, perawat harus memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan kepada orang lain
(kien dan keluarganya) dengan menjaga kepercayaan dan rahasia klien Nursing is listening. Artinya,
perawat harus mau menjadi pen- dengar yang baik ketika klien berbicara atau mengeluh k Nursing is
doing. Artinya, perawat melakukan pengkajian dan intervensi keperawatan dengan didasarkan atas
pengetahu- an yang ia miliki. Tujuannya adalah untuk memberikan rasa aman dan nyaman pada klien
serta memberikan asuhan ke perawatan yang komprehensif pada mereka. L Nursing is feeling. Artinya,
perawat dapat menerima, merasa- kan, dan memahami perasaan klien-baik perasaan duka, senang,
frustasi, maupun perasaan puas klien m. Nursing is accepting. Artinya, perawat harus menerima diri
sendiri sebelum dapat menerima orang lain n. Nursing is communicating. Artinya, perawat meyakini
bahwa komunikasi yang baik (terapeutik) dapat membuat klien me rasa nyaman sehingga akan
membantu penyembuhan.

Anda mungkin juga menyukai