Anda di halaman 1dari 8

83

IDJ, Vol. 2 No. 2 Tahun 2013

............................................................

Perbandingan Kekuatan Tekan Resin


Komposit Hybrid Menggunakan Sinar
Halogen Dan LED
Comparison of Compressive Strength Hybrid
Composite Resin Using Halogen and LED Light
Yusrini Pasril1, Wahyu Ade Pratama2
1
Dosen Konservasi Gigi, Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammmadiyah Yogyakarta
Corresponding:yusrinipasril@yahoo.com

Abstrak

Resin komposit sinar tampak merupakan bahan restorasi gigi yang sering digunakan saat ini karena sifatnya yang
mudah dibentuk dan kuat. Light Curing Unit yang sering digunakan untuk mengaktifkan resin komposit adalah
sinar QTH (Quartz Tungste Halogen) yang menghasilkan panas dan LED (Light Emitting Diode) yang mengha-
silkan intensitas sinar yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan kekuatan tekan
resin komposit hybrid yang dihasilkan antara keduasumber sinar Halogen (QTH) dan Light EmittingDiode
(LED). Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris, dengan jumlah seluruh sampel 10 buah yang dibagi
dalam 2 kelompok sampel yang dicetak pada cetakan akrilik. Masing-masing kelompok sampel disinar meng-
gunakan sinar QTH (Litex 682, Dentamerica, USA) dan sinar LED (LED.P, Woodpecker, China) selama 20
detik. Pengukuran kekuatan tekan menggunakan Universal Testing Machine. Uji statistik yang digunakan adalah
independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan data hasil pengujian dengan rata-rata tertinggi pada
sampel Halogen sebesar 106,42 MPa dan pada sampel LED sebesar 98,11 MPa, dari data hasil uji statistik
menunjukkan nilai p = 0.411 (p>0.05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan terhadap
kekuatan tekan resin komposit hybrid dari 2 kelompok sampel yang disinar menggunakan Halogen dan LED.
Kelompok sampel Halogen relatif sedikit lebih kuat dibanding dengan kelompok sampel LED.

Kata Kunci : Resin Komposit, Kekuatan Tekan, Light Curing Unit

Abstract

Light-cured composite resin is a restorative dental materials that nowadays it's often used because easy to apply
and strong. Light Curing Unit isused to activate the composite resin. There are 2 type light curing unit are QTH (
Quartz Tungste Halogen) and LED ( Light Emitting Diode). QTH produce heat mean white LED produce high
light intensity. The purpose of this study is to compare the compressive strength of the resulting hybrid compos-
ite resin between the two sources of light Halogen (QTH) and Light Emitting Diode (LED). The study
was experimental laboratories that used 10 samples on acrylic mold. The samples were devided into 2 groups
than used QTH and another group used LED. Compressive strength measurements using a Universal Testing
Machine. The statistical test that used is independent sample t-test. The results showed the test result data with
the highest average in the sample of Halogen is 106.42 MPa and the LED samples is 98.11 MPa, from statistical
test data shows the value of p = 0.411 (p> 0.05). The conclusion of this study is that there is no difference in the
compressive strength of a hybrid composite resin 2 groups of samples irradiated using Halogen and LED. The
Halogen sample group is relatively stronger than the LED sample group.

Keywords : Composite Resin, Compressive Strength, Light Curing Unit


84
Yusrini Pasril, Wahyu Ade Pratama Perbandingan Kekuatan Tekan Resin Komposit Hybrid Menggunakan Sinar Halogen Dan LED

............................................................

Pendahuluan yang paling umum di kedokteran gigi untuk


komposit fotoaktif adalah QTH (quartz-
Mengembalikan fungsi dan Tujuan dari tungstenhalogen) dan blue LED (light-
restorasi di kedokteran penampilannya1. emitting diode). Sumber cahaya QTH
Salah satu bahan gigi adalah untuk meng- berasal dari bohlam 75 W dan menggunakan
ganti struktur gigi restorasi yang digunakan penyaring sehingga lebih panas dan hanya
saat ini adalah yang hilang menggunakan menghasilkan panjang gelombang sekitar
bahan dapat resin komposit sinar tampak 470-480 nm. Sumber cahaya LED berdasar
yang dipolimerisasi oleh cahaya dengan pada galium nitrit untuk memancarkan sinar
panjang gelombang tertentu1. Resin kompo- dan tidak menggunakan penyaring, tidak
sit terbagi menjadi tiga tipe berdasarkan menghasilkan panas dibandingkan dengan
ukuran, jumlah, dan komposisi dari bahan QTH, dan cenderung lebih awet, penyerapan
pengisi inorganik: komposit konvensional, camphorquinone oleh VLC. Jenis LED lebih
komposit mikrofil, dan komposit hibrida. baik dibanding dengan QTH. Kelenturan
Ditemukan pula beberapa tipe kompoosit yang dihasilkan dari dua sumber cahaya ini
hibrida yaitu flowable, packable, nanofill- mirip, namun kepadatan yang dihasilkan
composites2. Berdasarkan dari prosespolim- lebih baik namun, diduga VLC jenis LED
erisasinya, resin komposit dibagi menjadi lebih efisien dibanding dengan QTH1. Ber-
tiga : light-cured composite(aktivasi sinar) dasarkan penelitian yang telah dilakukan
dan self-cure composite (aktivasi kimia), oleh Laura Cebalos dkk (2005) menyatakan
dan dual-cured composite (diaktivasi oleh bahwa keefektifitasan dari penyinaran tidak
sinar dan dilanjutkan secara kimia)3. Resin hanya bergantung pada sinar yang diguna-
komposit jenis hybrid memiliki viskositas kan namun bergantung pada merek bahan,
yang tinggi dan memiliki kekuatan tekan ketebalan dari bahan, dan juga lama pa-
300-350 MPa,bahan material ini direko- paran sinar. Sifat mekanik dari resin kom-
mendasikan untuk preparasi kavitas kelas I posit didapatkan dari aktivasi cam-
dan kelas II. Resin komposit hybrid juga phorquinone (polimerisasi) pada resin kom-
direkomendasikan untuk restorasi kavitas posit yang dipengaruhi oleh beberapa fak-
kelas IV. Polimerisasi resin komposit terjadi tor seperti sumber cahaya, waktu paparan
melalui 3 tahapan utama yaitu, tahap inisi- sinar, warna resin komposit, tipe dari resin
asi, tahap propagasi, dan tahap terminasi5. komposit, kualitas sinar yang dipancarkan,
Untuk restorasi gigi posterior, kekuatan te- dan juga letak dan posisi penyinaran 6.
kan merupakan salah satu hal yang penting
untuk menahan kekuatanpengunyahan, ke- Bahan Dan Metode
kuatan tekan yang dihasilkan harus memiliki
karakteristikmekanis seperti struktur asli Jenis penelitian yang dilakukan adalah
gigi6. Berdasarkan hasil penelitian dari Se- eksperimental laboratoris dan dilakukan di
pideh Banava (2008) jenis resin komposit Laboratorium Teknik Elektro,Universitas
hybrid filtek Z250 memiliki kekuatan tekan Muhammadiyah Yogyakartadan Laborato-
yang mendekati dengan jaringan dentin dan rium Bahan Teknik Mesin S1, Universitas
sering digunakan untuk restorasi gigi poste- Gajah Mada. Jenis sampel dari penelitian
rior dan dapat juga digunakan sebagai bahan adalah resin komposit hybrid filtek Z250
tumpatan secara langsung maupun tak lang- (3M ESPE,USA), karena menurut penelitian
sung. dari Sepideh Banava (2008) menyatakan
Untuk mendapatkan kekuatan tekan dari bahwa resin komposit jenis ini memiliki ke-
bahan restorasi gigi, proses pengerasan resin kuatan yangbaik untuk restorasi gigi poste-
komposit memerlukan alat visible light cure rior.
(VLC) atau sinar tampak7. Sumber cahaya Proses pembuatan sampel dilakukan di
85
IDJ, Vol. 2 No. 2 Tahun 2013

............................................................

Laboratorium Teknik Elektro, Universitas seluruh sampel dibungkus menggunakan


Muhammadiyah Yogyakarta. Sampel dibuat alumunium foil untuk menghindari
pada cetakan akrilik setebal 2 mm dibuat dehidrasi, kontaminasi sinar, dan
lubang dengan dengandiameter 4 mm. Ceta- kontaminasi suhu. Sampel didiamkan pada
kan akrilik diletakkandi atas plat kaca dan suhu ruangan selama 24 jam agar menda-
diberi selapis tipis CMS (Could Mould patkan hasil polimerisasi yang sempurna.
Seal) agar menghasilkan permukaan resin Setelah 24 jam sampel dilepas dari cetakan
komposit yang rata dan mudah untuk dan dilakukan pengujian kekuatan tekan.
dilepas, pasta resin komposit dimasukkan Pengujian kekuatan tekan dilakukan di
menggunakan plastis instrumen dan ditutup Laboratorium Bahan TeknikMesin S1, Uni-
menggunakan seluloid strip agar menghin- versitas Gajah Mada menggunakan alat
dari kontak resin kompositdengan Light Universal Testing Machine (UTM) (Gambar
Curing Unit (LCU) yang digunakan, dan 3). Pengujian kekuatan tekan dilakukan
juga menghasilkan permukaan yang rata, dengan cara meletakkan sampel pada posisi
kemudian dilakukan penyinaran (polimer- vertikal dan ditekan dengan menempelkan
isasi). Sampel terbagi menjadi 2 kelompok, penekan dari UTM ke permukaan sampel
tiap kelompok terdiri dari 5 sampel, kelom- (tidak dijatuhkan), penekanan dimulai dari
pok pertama dilakukan penyinaran meng- tekanan nol dan terus naik, penekanan ini
gunakan sinar QTH (Quartz Tungsten Halo- dilakukan hingga sampel resin komposit pe-
gen) (Litex 682, Dentamerica, USA) yang cah, skema penekanan ini digambarkan
sebelumnya dihubungkan dengan multime- seperti pada Gambar 4.
ter dan slide regulator untuk mengatur inten-
sitas sinar yang dikeluarkan dari LCU terse- Hasil pengujian tiap kelompok sampel
but sehingga didapatkan intensitas sinar se- didapatkan data dalam bentuk satuan kilo-
besar 500 mW/cm2 yang dapat dilihat pada gram dan kemudian dikonversikan ke dalam
Gambar 1. satuan MPa (Megapascal) karena satuan ini
Penyinaran dilakukan dengan menem- merupakan satuan baku pada pengujian ke-
pelkan ujung tip Halogen dengan permu- kuatan tekan suatu bahan. Hasil pengkon-
kaan seluloid strip selama 20 detik. Kelom- versian data didapatkan dari pehitungan
pok kedua dilakukan penyinaran mengguna- 1MPa = 1N/mm2 (1 kg.9,8 N/mm2) dengan
kan sinar LED (Light Emitting Diode) asumsiluas bidang tekan berupa persegi pan-
(LED.P, Woodpecker, China) dengan inten- jang antara garis titik tumpu tekan baik atas
sitas sinar sebesar 1000 mW/cm2 dan ujung maupun bawah yang dihubungkan dengan
tip LED ditempelkan pada permukaan selu- garis diameter tabung yang digambarkan
loid strip selama 20 detik. seperti pada Gambar 4.
Besar intensitas sinar LCU diukur sebe- Data hasil pengukuran kekuatan tekan
lumnya menggunakan alat curing radiometer yang sudah dalam satuan MPa kemudian
untuk memastikan besar intensitas sinar se- dianalisa dengan cara uji independent sam-
suai dengan yang dibutuhkan (Gambar 1 dan ple t-test untuk mendapatkan hasil secara
Gambar 2). statistik.
Setelah sampel selesai dipolimerisasi,
86
Yusrini Pasril, Wahyu Ade Pratama Perbandingan Kekuatan Tekan Resin Komposit Hybrid Menggunakan Sinar Halogen Dan LED

............................................................

Gambar 1. Pengaturan intensitas sinar halogen

Gambar 2. Pengukuran intensitas sinar LED

Gambar 3. Universal Testing Machine


87
IDJ, Vol. 2 No. 2 Tahun 2013

............................................................

Gambar 4. Skema pengujian kekuatan tekan

Grafik 1. Hasil pengujian sampel (MPa)

Table 1. Rincian Hasil Pengujian (MPa)

NO Halogen (Litex 682) (Mpa) LED (LED.P, Woodpecker) (Mpa)

1 133,4 118,33
2 96,16 91,75
3 104,98 83,42
4 96,53 108,65
5 101,06 88,44
_ x 106,42 98,11
88
Yusrini Pasril, Wahyu Ade Pratama Perbandingan Kekuatan Tekan Resin Komposit Hybrid Menggunakan Sinar Halogen Dan LED

............................................................

Tabel 2. Hasil pengujian statistic

t df P

0,868 8 0,411(p>0,05)

Tabel 2 menunjukkan nilai -t tabel . t hitung . t tabel (p>0,05).

Hasil polimer. Jumlah fotoinisiator yang terakti-


vasi bergantung pada konsentrasi fotoinisia-
Hasil data penelitian secara laboratoris tor dalam material, energi foton, dan
mengenai rerata hasil pengukuran kekuatan keduanya bergantung pada sumber cahaya.
tekan resin komposit dengan ukuran tebal Aktivasi fotoinisiator terjadi pada gelom-
sampel 2 mm dan diameter 4 mm yang disi- bang yang spesifik. Dalam hal ini resin
nar menggunakan sinar Halogen dan LED komposit yang mengandung cam-
selama 20 detik terlihat pada Grafik 1. phorquinone merupakan fotoinisiator yang
Perbandingan kekuatan tekan resin paling umum digunakan dalam bidang ke-
komposit tersebut kemudian diuji secara sta- dokteran gigi, aktivasi puncak panjang
tistik menggunakan independent sample t- gelombang berada di antara 470 dan 480
test. Berdasarkan hasil analisa independent nm13. Light Curing Unit (LCU) adalah alat
sample t-test dengan melihat nilai untuk menghasilkan sinar yang terang yang
(Sig.=0.769) (P>0,05) pada Levene's Test digunakan untuk menginisiasi photopoly-
for Equality of Variance, maka pengujian merisation dari bahan restorasi sinar tampak.
dilakukan dengan asumsi variansi sama. Keluaran sinar dari LCU disebut dengan ir-
Pada penentuan probabilitas dilihat dari nilai radiance, yaitu kekuatan sinar yang dipan-
(P-value) (Sig.(2-tailed) =0.411) (P>0.05) carkan per satuan permukaan curing tip
maka hipotesis awal (H0) diterima (Tabel (mW/cm2). Irradiance bervariasi antara 600
2). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak dan 2400 mW/cm2, tergantung dengan tipe
terdapat perbedaan yang signifikan terhadap LCU yang digunakan. Jumlah energi yang
perbandingan kekuatan tekan resin komposit tersedia untuk mempolimerisasi bahan dise-
hybrid menggunakan sinar Halogen dan but the energy density (hasil dari irradiance
LED. Pada data hasil pengujjian didapatkan dan waktu penyinaran). Apabila terjadi pe-
rata-rata tertinggi pada sampel Halogen nurunan dari irradiance dapat dikompensasi
yaitu 106,42 MPa dan pada sampel LED dengan memperpanjang waktu penyinaran9.
yaitu 98,11 MPa, dari data tersebut didapat- Tes kekuatan tekan merupakan salah
kan hanya sedikit selisih perbedaan hasil satu dari beberapa tes sifat mekanik bahan
kekuatan tekan darikedua kelompok sampel. restoratif, karena sebagian besar bahan re-
storatif terkena tekanan pengunyahan secara
Pembahasan alami dalam rongga mulut sehingga penting
untuk dilakukan pengujian untuk melihat
Sumber cahaya digunakan untuk men- kinerja jangkapanjang dari bahan restoratif
gaktivasi fotoinisiator material restoratif di bawah tekanan alamiah ini1.
berbasis resin untuk memulai polimerisasi. Beberapa penelitian telah menunjukkan
Fotoinisiator diaktivasi oleh foton. Peruba- bahwa ketika Halogen dan LED dibanding-
han struktur molekul material restoratif kan, didapatkan hasil yang mirip tergantung
(polimerisasi) terjadi karena karena konversi pada sifat dari resin komposit aktivasi sinar
monomer menjadi jaringan (network) yang digunakan. Selain dari sumber cahaya
89
IDJ, Vol. 2 No. 2 Tahun 2013

............................................................

yang digunakan, beberapa faktor juga kan camphorquinone pada resin komposit
mungkin mempengaruhi kedalaman tingkat yang diaktivasi oleh sinar, sehingga
polimerisasi resin komposit, seperti waktu menghasilkan kekuatan mekanik yang relatif
paparan sinar, warna dari resin kompo- sama.
sit,tipe dari resin komposit, kualitas sinar Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya
yang dipancarkan, dan letak posisi penyina- dapat dilakukan: dengan memberikan
ran6. Hal ini didukung pula oleh penelitian simulasi perlakuan yang sama seperti saat
yang menyatakan bahwa sumber sinar bu- berada di dalam rongga mulut pasca
kan merupakan variabel yang signifikan un- polimerisasi sebelum dilakukan uji kekuatan
tuk mengukur kekuatan tekan resin kompo- tekan guna mendapatkan hasil yang sesuai
sit3. dengan kondisi klinis yang sebenarnya.
Pada penelitian ini didapatkan hasil ke- Dapat pula dilakukan percobaan mengenai
kuatan tekan resin komposit yang relatif pengaruh lamanya waktu dan jarak
sama kuat secara statistik, mungkin di- penyinaran terhadap kekuatan mekanik resin
karenakan sinar Halogen dan LED mengha- komposit yang dihasilkan menggunakan
silkan intensitas sinar dan panjang gelom- LCU dengan merk, tipe, dan intensitas sinar
bang yang relatif sama, maka dari itu akti- yang berbeda guna menghasilkan kekuatan
vasi camphorquinone yang ada pada resin mekanik resin komposit secara optimal.
komposit sudah adekuat untuk memulai
reaksi polimerisasi3. Derajat polimerisasi Daftar Pustaka
yang dihasilkan dari resin komposit yang
disinari oleh sinar Halogen dan LED relatif 1. A. Riza Alpoz, Fahinur Ertuðrulb, Dil-
sama sehingga menghasilkan perubahan ke- sah Coguluc, Aslý Topaloðlu, Metin
kuatan resin komposit yang mirip pula2. Tanoðlud, Elçin Kayae, (2008)., Effect
Penelitian mengenai perbandingan
of Light Curing Method and Exposure
waktu paparan sinar yang dianjurkan oleh
pabrik terhadap sifat mekanik yang Time on Mechanical Properties of
dihasilkan oleh resin komposit menunjukkan Resin Based Dental Materials., Euro-
bahwa tipe dan karakteristik dari LCU yang pean Journal of Dentistry., (Eur J Dent
digunakan mempengaruhi waktu paparan 2008;2:37-42).
yang dibutuhkan untuk mencapai sifat 2. Anas F. M. Al-Aubaydi BDS.MSc.,
mekanik yang diharapkan. Waktu paparan (2010)., Effect of Pepsi cola beverage
yang direkomendasikan oleh pabrik bukan
on microhardness of composite resin
merupakan indikator yang dapat diandalkan
untuk mencapai kemampuan mekanik dari polymerized with different curing lights
resin komposit secara optimal. (In vitro study)., J Bagh College Den-
tistry, Iraq., vol.22(2);12-15.
Kesimpulan dan Saran 3. Dalia M. A. Mohamed, Dalia Y. E, Gi-
han A. H. Abdel Rahman, Tamer M. H.
Berdasarkan penelitian yang telah dila- Mahmoud., (2011), Effect of resin
kukan, maka dapat ditarik kesimpulan
composite composition, shade and cur-
bahwa tidak terdapat perbedaan kekuatan
tekan resin komposit microfilled hybrid ing system on fracture toughness., Jour-
yang diaktifkan menggunakan sinar Halogen nal of American Science, Cairo Univer-
dan LED (P>0,05). Hal ini dimungkinkan sity, Cairo-Egypt., 7(12).
karena panjang gelombang yang dihasilkan 4. Frederick A. Rueggeberg, DDS, MS.,
kedua sumber sinar ini memiliki daya yang Megan A. Cole, BS.,Stephen W.
adekuat dan relatif sama untuk mengaktif-
Looney, PhD., Aaron Vickers, DDS.,
90
Yusrini Pasril, Wahyu Ade Pratama Perbandingan Kekuatan Tekan Resin Komposit Hybrid Menggunakan Sinar Halogen Dan LED

............................................................

EdwardJ. Swift, DMD, MS., (2009)., sentials., Queen's U., Belfast, Northern
Comparison of Manufacturer Recom- Ireland., p.111.
mended Exposure Duration with Those 10. Powers, J.M. and Sakaguchi, R.
Determined Using Biaxial Flexure L,(2006), Craig's Restorative Dental
Strength and Scraped Composite Materials, 12th Ed., Mosby, pp. 2, 189-
Thickness Among a Variety of Light- 207.
Curing Unit., Journal Compilation, 11. Roberson, T.M, Heyman, H.O.,Swift,
Wiley Periodicals, inc., vol.21 (1) E.J.,(2006), Art and Science of Opera-
5. Galdwin.M. and Bagby., M.,(2009), tiveDentistry, Fifth, Mosby Elsevier,
Clinical Aspect of Dental Materials, USA, pp. 137, 500-501.
Lippincon Williams & Wilkins, Phila- 12. Sepideh Banava and Saman Salehyar,
delphia, p. 56-57. (2008)., In vitro Comparative Study of
6. KM Rode, Y Kawano, ML Turbino., Compressive Strength of Different
(2007)., evaluation of Curing Light Dis- Types of Composite Resins in Different
tance on Resin Composite Microhard- Periods of Time. Tehran, Iran., Iranian
ness and Polymerization., (Operative Journal of Pharmaceutical Sciences.
Dentistry,2007,32-6,571- 576. Vol.2.
7. Laura Ceballos, María Victoria Fuentes, 13. Sri Fitriyani dan Ellyza Herda., (2008).,
Héctor Tafalla, Álvaro Martínez, Josefa Perkembangan Sumber Cahaya Dalam
Flores, Jesús Rodríguez, (2009), Curing Bidang Kedokteran Gigi., Dentika Den-
Effectiveness of Resin Composite at tal Journal, vol. 13, No.1,2008:(98-
Different Using LED and Halogen Unit, 101).
(J Clin Exp Dent. 2009;1(1):e8-13)., 14. Susanto A.A, (2005), Pengaruh kete-
Madrid, Spain. balan bahan dan lamanya waktu penyi-
8. Manapallil, J. J., (2003), Basic Dental naran terhadap kekerasan permukaan
Materials , 2nd Ed., Jaypee Brothers, resin komposit sinar., Universitas Air-
New Delhi, p. 145-161. langga, Surabaya., P.32.
9. Mitchell Christina., (2008), Dental Ma-
terials in operative Dentistry., Quint Es-

Anda mungkin juga menyukai