BAB IV
KONSEP PENYUSUNAN
AKNOP
b. Penelusuran
Penelusuran merupakan kegiatan mengamati kondisi dan fungsi sistem
irigasi, tetapi dilaksanakan dengan melibatkan P3A/GP3A/IP3A dan "stake
holder" yang terlibat.
Penelusuran hendaknya dilaksanakan dua kali, yaitu saat kondisi air
berlimpah dan kondisi kekurangan air. Jika dalam peneluruan diperlukan
pengeringan, maka saat pengeringan sudah dikordinasi dengan semua
pihak, termasuk petani. Hasil penelusuran hendak telah memisahkan
penyelesaian permasalah menjadi menjadi dua tindak lanjut, yaitu :
∆ Program kerja
∆ Usulan perbaikan.
3. Perhitungan AKNOP
Perhitungan AKNOP didasarkan atas kondisi dan keberfungsian sistem
irigasi hasil penelusuran dan rencana OP yang akan dilaksanakan.
Hasil perhitungan AKNOP dipergunakan sebagai dasar usulan
pembiayaan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, sehingga
perhitungan AKNOP harus dilaksanakan sebelum perencanaan
anggaran.
Blangko ini pada dasarnya bukan suatu pekerjaan yang tersendiri, tetapi
dilakukan dalam pelaksanaan pemeliharaan. Prosedur yang dilakukan
dalam mengidentifkasi sebagai berikut :
1. Inventarisasi Jaringan Irigasi
2. Inspeksi dan Penelusuran
3. Interpretasi Kerusakan dan Keberfungsian
Perencanaan pembiayaan wilayah yang efektif dan efisien harus
berbasis kinerja dan berbasis outcome. Sedangkan sistem irigasi
meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan
pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia. Di sisi lain, perkembangan
teknologi informasi dan (Global Positioning System) merupakan prasarana
manajamen yang dapat membantu dalam membuat keputusan yang tepat
dan akurat.
Indeks Kinerja
b. Pelaksanaan Operasi
∆ Laporan Keadaan Air dan Tanaman
∆ Penentuan Kebutuhan Air di Pintu Pengambilan
∆ Pencatatan Debit Saluran
∆ Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder dan Primer
∆ Penetapan Pembagian Air pada Jaringan Sekunder clan. Primer
∆ Pencatatan Debit Sungai pada Bangunan Pengambilan dan
Pencatat Debit Sungai
∆ Penetapan Sistem Pembagian Air
∆ Pengoperasian Bangunan Pengatur Irigasi