Para pakar bahasa Inggris mendefinisikan Spoof Text sebagai: “Spoof is a text which tells a
factual story, happened in the past time with unpredictable and funny ending”. Spoof text
adalah sebuah teks yang menceritakan sebuah cerita yang terjadi pada masa lalu dengan akhir
cerita yang lucu yang tidak dapat diprediksi atau diperkirakan. Jadi biasanya berisi anekdot,
permainan kata yang lucu atau bisa jadi gabungan kedua-duanya. Lalu apa bedanya dengan
text Anecdote? Bedanya adalah spoof text ini biasanya menceritakan pengalaman pribadi
sedangkan anecdote tidak.
Kedua genre ini, Spoof Text dan Narrative Text memiliki kesamaan dalam hal berisi kejadian
yang terjadi pada masa lampau dan bertujuan untuk menghibur pembaca. Namun ada
perbedaan mendasar di antara keduanya. Narrative text bertujuan menghibur pembaca dengan
harapan pembaca dapat mengambil hikmah di balik cerita tersebut. Sementara Spoof memang
bertujuan menghibur pembaca (entertaining readers) tapi lebih menekankan pada kelucuan
cerita daripada pengambilan hikmahnya. Dan letak kelucuan ceritanya akan dijumpai pada
akhir cerita. Jadi kata kunci untuk Spoof text adalah LUCU, jika tidak lucu maka bukan spoof
text.
Dilihat dari pengertiannya, kita bisa mengambil kesimpulan sendiri bahwa tujuan
komunikatif spoof text adalah untuk menceritakan sebuah cerita fiktif dengan gaya humor.
Susunan umum Spoof text punya ciri tersendiri, dan ini juga yang membedakannya
dengan Narrative text. Berikut generic structure pada spoof text:
1. Biasanya menceritakan kejadian yang dialami seseorang: I, we, she, he, they etc.
2. Tenses yang digunakan adalah Past Tense.
3. Untuk menceritakan detail cerita, biasanya terdapat dialog sehingga pasti ada
tanda: “…text dialog…”
Penjelasan:
Teks di atas tergolong Spoof karena dilihat dari sisi bahasa menggunakan past
tense. Tapi itu belum cukup karena narrative juga menggunakan past tense.
Orientation: paragraf (1) mengenalkan pelaku dan gambarannya. Narrative
juga terdapat paragraf orientation.
Event: pada paragraf (2). Dalam text Narrative, bisa saja event sama dengan
complication.
Teks tersebut juga menggunakan kalimat dialog. Tapi narrative pun begitu
juga.
Yang membedakan adalah adanya sesuatu yang lucu, berupa plesetan atau
plintiran (TWIST) pada paragraf terakhir (4) pada kalimat “Sum Ting Wong”
yang merupakan plesetan dari “some thing wrong” (ada yang salah), maksudnya
ada yang salah dengan anak Jacky wong dan Lia wong. Wong dua-duanya putih
kok anaknya hitam.