Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH KELOMPOK MANAJEMEN KEPERAWATAN

PENGORGANISASIAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT

Dosen pembimbing :

Ns. Zifriyanthi Minanda Putri, M.Kep

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :

Meri Gusnita (1811316012)

Irwan (1811316020)

Liza Emilda (1811316021)

Rova Elmi (1811316022)

Yunita (1811316026)

Muhammad Roni (1811316032)

Ika Kemala Sari (1811316033)

Dwi Ayu Humaira (1811316034)

PROGRAM B STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Pengorganisasian Keperawatan di Ruang Rawat” ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada
bapak/ibu Dosen mata kuliah manajemen keperawatan Ilmu Keperawatan
Fakultas UNAND Padang yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu yang
akan datang.

Padang , Februari 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Topik Bahasan...............................................................................................2

1. Pengertian pengorganisasian.........................................................................2

2. Unsur pengorganisasian................................................................................2

3. Struktur organisasi keperawatan...................................................................2

4. Metode primary team....................................................................................2

5. Kelebihan struktur organisasi........................................................................2

6. Faktor yang mempengaruhi struktur organisasi............................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

1. Mengetahui Pengertian pengorganisasian.....................................................2

2. Mengetahui Unsur pengorganisasian............................................................2

3. Mengetahui Struktur organisasi keperawatan..............................................2

4. Mengetahui Metode primary team...............................................................2

5. Mengetahui Kelebihan struktur organisasi..................................................2

6. Mengetahui Faktor yang mempengaruhi struktur organisasi.......................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Pengorganisasian.........................................................................3

B. Unsur-Unsur Pengorganisasian.....................................................................4

C. Struktur Organisasi Keperawatan.................................................................6

D. Peran-Peran Dalam Pengorganisasian keperawatan.....................................6

iii
E. Metode Primary Team.................................................................................10

F. Kelebihan Struktur Organisasi Keperawatan..............................................11

G. Faktor Yang Mempengaruhi Bentuk Struktur Organisasi...........................20

BAB III ANALISA JURNAL................................................................................23

BAB IV PENUTUP...............................................................................................31

A. Kesimpulan.................................................................................................31

B. Saran............................................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................32

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Adanya koordinasi yang kuat dan komunikasi yang lancar antar anggota
dalam suatu organisasi sangat dibutuhkan demi kemajuan bersama. Untuk
memenuhi hal tersebut diperlukan suatu pengorganisasian yang sangat
teratur. Kemajuan suatu organisasi dapat tercapai jika terbentuk
pengorganisasian yang teratur mengingat dengan pengorganisasian semua
pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Artinya dengan
pengorganisasian dapat menghemat waktu dan tenaga kita untuk bekerja
sehingga kita dapat mengerjakan pekerjaan yang lebih penting karena
pekerjaan yang lainnya dapat dilakukan oleh orang lain.

Pengorganisasian merupakan fungsi manajemen yang juga mempunyai


peranan penting seperti halnya fungsi perecanaan. Melalui fungsi
pengorganisasian, seluruh sumber daya yang di miliki oleh organisasi
(manusia dan bukan manusia) akan diatur penggunanya secara efektif dan
efesien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Dalam pengorganisasian menghendaki adanya pembagian kerja atau


spesialisasi, sesuai dengan teori klasik (Nadia, 2012) yaitu “ the right man
in the right place“ artinya seseorang yang memiliki keahlian tertentu harus
dipekerjakan atau ditempatkan pada keahliannya. Misalnya orang yang
ahli dalam bidang administrasi harus ditempatkan di bagian administrasi
pula, begitu juga dengan orang yang ahli dalam bidang keuangan harus
ditempatkan pada bagian keuangan pula. Artinya dalam pembagian kerja
itu harus benar-benar dilakukan dengan cermat.

B. Topik Bahasan
1. Pengertian pengorganisasian
2. Unsur pengorganisasian

1
3. Struktur organisasi keperawatan
4. Metode primary team
5. Kelebihan struktur organisasi
6. Faktor yang mempengaruhi struktur organisasi

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian pengorganisasian
2. Mengetahui Unsur pengorganisasian
3. Mengetahui Struktur organisasi keperawatan
4. Mengetahui Metode primary team
5. Mengetahui Kelebihan struktur organisasi
6. Mengetahui Faktor yang mempengaruhi struktur organisasi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengorganisasian
Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan, yakni istilah
“organization” sebagai kata benda dan “organizing” (pengorganisasian)

2
sebagai kata kerja, menunjukkan pada rangkaian aktivitas yang harus
dilakukan secara sistematis.

Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada suatu
lembaga (institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita
mengacu pada perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu
perkumpulan olahraga. Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian,
sebagai salah satu dari fungsi manajemen.

Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian pengorganisasian sebagai


berikut:
1. Menurut G. R Terry: pengorganisasian berasal dari kata organism
(organisme) yang merupakan sebuah enititas dengan bagian-bagian
yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga hubungan mereka satu
sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka terhadap keseluruhan.
2. Menurut Siagian (1983): Pengorganisasian adalah keseluruhan
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, kewenangan dan
tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi
yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan yang telah
ditetapkan.
3. T. Hani handoko(1999): sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu
yang tersentralisasi dan berisi tugas-tugas yang sangat
terspesialisasikan.
4. Kamus lengkap bahasa Indonesia: Pengorganisasian adalah merupakan
kegiatan merancang dan merumuskan struktur.

Dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah langkah untuk


merancang struktur formal, menetapkan, menggolongkan dan mengatur
bebagai macam kegiatan, menetapkan tugas-tugas pokok, wewenang dan
pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka
mencapai tujuan organisasi dengan efisien.

B. Unsur-Unsur Pengorganisasian
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang, ada
kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri

3
sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur organisasi
secara terperinci dapat di jabarkan sebagai berikut:
1. Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketata lembagaan
sering disebut dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau
personnel terdiri dari semua anggota atau warga organisasi, yang
menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan
(administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi dalam organisasi,
para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai dengan
fungsinya masing-masing dan para pekerja (non
management/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan
kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
2. Kerjasama, merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu
perbuatan yang dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan
bersama. Oleh karena itu, semua anggota atau semua warga yang
menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator,
manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan
kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
3. Tujuan, merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan
menggambarkan tentang apa yang akan dicapai atau yang diharapkan.
Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang harus dikerjakan.
Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui
prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi,
anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah
ditetapkan.
4. Peralatan (Equipment), merupakan Unsur yang keempat yaitu
peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana, berupa
materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah, gedung,
bangunan, kantor).
5. Lingkungan (Environment), Faktor lingkungan misalnya keadaan
sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi. Yang termasuk dalam unsur
lingkunga adalah:
a. Kondisi atau situasi, yang secara langsung maupun secara tidak

4
langsung berpengaruh terhadap daya gerak kehidupan organisasi,
karena kondisi atau situasi akan selalu mengalami perubahan.
b. Tempat atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah
komunikasi dan transportasi yang harus dilakukan oleh organisasi.
c. Wilayah operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi.
Wilayah operasi dibedakan menjadi :
1) Wilayah kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan atau macam
kegiatan apa saja yang boleh dilakukan sesuai dengan tujuan
organisasi.
2) Wilayah jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah
teritorial, menyangkut wilayah atau daerah operasi organisasi.
3) Wilayah personil, menyangkut semua pihak (orang-orang,
badan-badan) yang mempunyai hubungan dan kepentingan
dengan organisasi.
4) Wilayah kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua
urusan, persoalan, kewajiban, tugas, tanggung jawab dan
kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam batas-batas tertentu
yang tidak boleh dilampaui sesuai dengan aturan main yang
telah ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6. Kekayaan Alam, Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya
keadaan iklim, udara, air, cuaca (geografi, hidrografi, geologi,
klimatologi), flora dan fauna.

C. Struktur Organisasi Keperawatan

Kepala Ruangan

KATIM KATIM KATIM

5
Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

D. Peran-Peran Dalam Pengorganisasian keperawatan


1. Peran kepala ruang
Dalam tahap :
a. Pengkajian : mengidentifikasi masalah terkait fungsi manajemen.
b. Perencanaan : fungsi perencanaan dan fungsi ketenagaan
1) Menunjuk Ketua tim
2) Mengikuti serah terima klien
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan klien
5) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
6) Merencanakan logistik ruangan/fasilitas ruangan
7) Melakukan pendokumentasian
c. Implementasi
1) Fungsi pengorganisasian
(a) Merumuskan sistem penugasan
(b) Menjelaskan rincian tugas ketua tim
(c) Menjelaskan tentang kendali diruang rawat
(d) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan di ruang
rawat
(e) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik
(f) Mendelegasikan tugas kepada ketua tim
2) Fungsi pengarahan :
(a) Memberikan pengarahan kepada ketua TIM
(b) Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap anggota Tim
(c) Memberi pujian kepada anggota Tim yang melaksanakan
tugas dengan baik
(d) Membimbing bawahan
(e) Meningkatkan kolaborasi dengan anggota Tim
(f) Melakukan supervisi
(g) Memberikan informasi tentang hal-hal berhu ungan dengan
pelayanan keperawatan di ruangan
(h) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
d. Evaluasi
1) Fungsi pengendalian :
(a) Mengevaluasi kinerja ketua Tim

6
(b) Memberikan umpan balik pada kinerja ketua Tim
(c) Mengatasi masalah di ruang rawat dan menetapkan tindak
lanjut
(d) Memperhatikan aspek legal dan etik keperawatan
(e) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
2. Peran Ketua Tim dalam tahap
a. Pengkajian : mengumpukan data kesehatan klien
b. Perencanaan :
1) Fungsi perencanaan dan ketenagaan:
(a) Bersama Karu melaksanakan serah terima tugas
(b) Bersama karu melaksanakan pembagian tugas
(c) Menyusun rencana asuhan keperawatan
(d) Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan
keperawatan
(e) Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan
(f) Mengorientasikan klien baru pada lingkungan
(g) Melakukan pelaporan dan pendokumantasian
c. Implementasi
1) Fungsi pengorganisasian:
(a) Menjelaskan tujuan pengorganisasian tim keperawatan
(b) Membagi pekerjaan sesuai tingkat ketergantungan pasien
(c) Membuat rincian tugas anggota tim dalam keperawatan
(d) Mampu mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan
bersama tim kesehatan lain
(e) Mengatur waktu istirahat anggota tim
(f) Mendelegasikan proses asuhan keperawatan pada anggota
tim
(g) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
2) Fungsi pengarahan:
(a) Memberikan pengarahan kepada anggota tim
(b) Memberikan bimbingan pada anggota tim
(c) Memberikan infromasi yang berhubungan dengan askep
(d) Mengawasi proses pemberian askep
(e) Melibat anggota tim sampai awal dan akhir kegiatan
(f) Memberikan pujian/motivasi kepada anggota tim
(g) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
d. Evaluasi:
1) Fungsi pengendalian:
(a) Mengevaluasi asuhan keperawatan
(b) Memberikan umpan balik pada pelaksana
(c) Memperhatikan aspek legal dan etik
(d) Melakukan pelaporan dan pendokumantasian

3. Peran perawat pelaksana dalam tahap

7
a. Pengkajian : mengkaji kesiapan klien dan diri sendiri untuk
melaksanakan suhan keperawatan.
b. Perencanaan:
1) Fungsi perebncanaan dan ketenagaan:
(a) Bersama Karu mengadakan serah terima tugaas
(b) Menerima pembagian tugas dari katim
(c) Bersama katim menyiapkan keperluan untuk melaksanakan
asuhan keperawatan
(d) Mengikuti ronde keperawatan
(e) Menerima klien baru
c. Implementasi
1) Fungsi pengorganisasian:
(a) Menerima penjelasan tujuan pengorganisasian tim
(b) Menerima pembagian tugas
(c) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh katim
(d) Melaksanakan program kolaborasi dengan tim kesehatan
lain
(e) Menyesuiakan waktu istirahat dengan anggota tim lainnya
(f) Melaksanakan asuhan keperawatan
(g) Menunjang pelaporan, mencatat tindakan keperawatan yang
dilaksanakan.
2) Fungsi pengarahan:
(a) Menerima pengarahan dan bimbingan dari katim
(b) Menerima informasi yang berkaitan dengan askep dan
melaksanakan askep dengan etik dan legal
(c) Memehami pemahaman yang telah dicapai
(d) Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
d. Evaluasi
1) Fungsi pengendalian:
Menyiapkan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses
evaluasi serta ikut mengevaluasi kondisi pasien.

E. Metode Primary Team


Peran Karu, Perawat primer dan perawat asosiat dalam MPKP (metode
primary team) yang dilaksanakan di ruangan.
1. Peran Kepala Ruang
a. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawatan primer
b. Orientasi dan merencanakan karyawan baru
c. Menyusun jadual dinas
d. Memberi penugasan pada perawat asisten/asosiat (PA)
e. Evaluasi kerja
f. Merencanakan /menyelenggarakan pengembangan staf

8
2. Peran Perawat Primer
a. Menerima pasien
b. Mengkaji kebutuhan pasien untuk asuhan
c. Membuat tujuan
d. Membuat rencana keperawatan
e. Melakukan konferens untuk menjelaskan rencana asuhan kepada
PA yang menjadi anggota timnya.
f. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas bersama PA
yang menjadi anggota timnya.
g. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.
h. Memantau PA dalam melaksanakan rencana asuhan keperawatan.
i. Mengkoordinasi pelayanan yang diberikan oleh disiplin lain
maupun perawat lain
j. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
k. Menerima dan menyesuaikan rencana
l. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang
m. Melakukan pendokumentasian (catatan perkembangan, catatan
tindakan keperawatan)

3. Peran Perawat Asosiat


a. Mengikuti konferens untuk menerima penjelasan tentang asuhan
yang direncanakan oleh PP.
b. Melaksanakan asuhan keperawatan yang telah dibuat oleh PP
c. Memberi informasi/masukan yang diperlukan kepada PP tentang
klien untuk keperluan asuahan keperawatan selanjutnya.
d. Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan dalam catatan
tindakan keperawatan.

F. Kelebihan Struktur Organisasi Keperawatan

1. Bentuk organisasi garis/lini (line organization)

9
Bentuk organisasi garis/lini diciptakan oleh Henry Fayol, Bentuk
organisasi ini adalah suatu bentuk organisasi yang menghubungkan
langsung secara vertical antara atasan dengan bawahan. Mulai dari
pimpinan tertinggi sampai jabatan-jabatan terendah. Antara eselon satu
dengan eselon yang lain masing-masing dihubungkan dengan garis
wewenang atau komando. Organisasi ini sering disebut dengan organisasi
militer. Organisasi Lini hanya tepat dipakai dalam organisasi kecil.
Contohnya: bengkel, counter celuler, rumah makan, atau toko roti.

Ciri-ciri :

a. Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung


dengan satu garis wewenang.

b. Jumlah karyawan sedikit.

c. Pemilik modal merupakan pemimpin tertinggi

d. Belum terdapat spesialisasi

e. Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang & tanggung


jawab penuh atas segala bidang pekerjaan

f. Struktur organisasi sederhana dan stabil

g. Organisasi tipe garis biasanya organisasi kecil.

h. Kedisiplin mudah dipelihara (dipertahankan).

Keuntungan :

a. Ada kesatuan komando yang terjamin dengan baik.

b. Disiplin pegawai tinggi dan mudah dipelihara (dipertahankan)

10
c. Koordinasi lebih mudah dilaksanakan.

d. Proses pengambilan keputusan dan instruksi-instruksi dapat


berjalan cepat.

e. Garis kepemimpinan tegas, tidak simpang siur, karena pimpinan


langsung berhubungan dengan bawahannya sehingga semua
perintah dapat dimengerti dan dilaksanakan.

f. Rasa solidaritas pegawai biasanya tinggi

g. Pengendalian mudah dilaksanakan dengan cepat.

h. Tersedianya kesempatan baik untuk latihan bagi pengembangan


bakat-bakat pimpinan.

i. Adanya penghematan biaya.

j. Pengawasan berjalan efektif.

Kelemahan :

a. Tujuan dan keinginan pribadi pimpinan seringkali sulit dibedakan


dengan tujuan organisasi.

b. Pembebanan yang berat dari pejabat pimpinan , karena dipegang


sendiri

c. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara


otoriter/diktaktor, cenderung bersikap kaku (tidak fleksibel).

d. Kesempatan pegawai untuk berkembang agak terbatas karena sukar


untuk mengabil inisiatif sendiri.

e. Organisasi terlalu bergantung kepada satu orang, yaitu pimpinan.

f. Staf ahli kurang tersedia.

11
2. Bentuk organisasi lini dan staf (line and staff organization)

Merupakan kombinasi dari organisasi lini, asaz komando dipertahankan


tetapi dalam kelancaran tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana
staff berperan memberi masukan, bantuan pikiranm saran-saran, data
informasi yang dibutuhkan:

Ciri-ciri :

a. Hubungan atasan dan bawahan tidak bersifat langsung.

b. Pucuk pimpinan hanya satu orang dibantu staff.

c. Terdapat 2 kelompok wewenang yaitu lini dan staff.

d. Jumlah karyawan banyak.

e. Organisasi besar, bersifat komplek.

f. Adanya spesialisasi.

12
Kelebihan :

a. Asas kesatuan komando tetap ada. Pimpinan tetap dalam satu


tangan.

b. Adanya tugas yang jelas antara pimpian staf dan pelaksana.

c. Tipe organisasi garis dan staf fleksibel (luwes) karena dapat


ditempatkan pada organisasi besar maupun kecil.

d. Pengembalian keputusan relatif mudah, karena mendapat


bantuan/sumbangn pemikiran dari staf.

e. Koordinasi mudah dilakukan, karena ada pembagian tugas yang


jelas.

f. Disiplin dan moral pegawai biasanya tinggi, karena tugas sesuai


dengan spesialisasinya.

g. Bakat pegawai dapat berkembang sesuai dengan spesialisasinya.

h. Diperoleh manfaat yang besar bagi para ahli.

Kekurangan :

a. Kelompok pelaksana terkadang bingung untuk membedakan


perintah dan bantuan nasihat.

b. Solidaritas pegawai kurang, karena adanya pegawai yang tidak


saling mengenal.

c. Sering terjadi persaingan tidak sehat, karena masing-masing


menganggap tugas yang dilaksanakannyalah yang penting.

13
d. Pimpinan lini mengabaikan advis staf.

e. Apabila tugas dan tanggung jawab dalam berbagai kerja antara


pelajat garis dan staf tidak tegas, maka akan menimbulkan
kekacauan dalam menjalankan wewenang

f. Penggunaan staf ahli bisa menambah pembebanan biaya yang


besar.

g. Kemungkinan pimpinan staf melampaui kewenangan stafnya


sehingga menimbulkan ketidaksenangan pegawai lini.

h. Kemungkinan akan terdapat perbedaan interpretasi antara orang


lini dan staf dalam kebijakan dan tugas-tugas yang diberikan
sehingga menimbulkan permasalahan menjadi kompleks.

3. Bentuk organisasi fungsional (functional organization)

Diciptakan oleh Frederick W. Taylor, Organisasi ini disusun berdasarkan


sifat dan macam pekerjaan yang harus dilakukan, masalah pembagian
kerja merupakan masalah yang menjadi perhatian yang sungguh-sungguh.

Ciri-ciri :

a. Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat dibedakan.

14
b. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa atasan

c. Pekerjaan lebih banyak bersifat teknis.

d. Target-target jelas dan pasti.

e. Pengawasan ketat.

f. Penempatan jabatan berdasarkan spesialisasi.

Kelebihan :

a. Spesialisasi dapat dilakukan secara optimal.

b. Para pegawai bekerja sesuai ketrampilannya masing-masing.

c. Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan.

d. Koordinasi menyeluruh bisa dilaksanakan pada eselon atas,


sehingga berjalan lancar dan tertib.

e. Solidaritas, loyalitas, dan disiplin karyawan yang menjalankan


fungsi yang sama biasanya cukup tinggi.

f. Bidangan tugas menjadi jelas.

Kekurangan :

a. Pekerjaan seringkali sangat membosankan.

b. Sulit mengadakan perpindahan karyawan/pegawai dari satu bagian


ke bagian lain karena pegawai hanya memperhatikan bidang
spesialisasi sendiri saja.

c. Sering ada pegawai yang mementingkan bidangnya sendiri,


sehingga koordinasi menyeluruh sulit dan sukar dilakukan.

15
4. Organisasi lini dan fungsional (line and function al Organization)

Organisasi Lini dan Fungsional adalah bentuk organisasi dimana


wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala-kepala unit
di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu dan selanjutnya pimpinan
tertinggi tadi masih melimpahkan wewenang kepada pejabat fungsional
yang melaksanakan bidang pekerjaan operasional dan hasil tugasnya
diserahkan kepada kepala unit terdahulu tanpa memandang eselon atau
tingkatan.

Ciri-ciri :

a. Tidak tampak adanya perbedaan tugas-tugas pokok dan tugas-tugas


yang bersifat bantuan.

b. Terdapat spesialisasi yang maksimal

c. Tidak ditonjolkan perbedaan tingkatan dalam pemabagian kerja.

Kelebihan :

a. Solodaritas tinggi.

b. Disiplin tinggi

c. Produktifitas tinggi karena spesialisasi dilaksanakan maksimal.

16
d. Pekerjaan–pekerjaan yang tidak rutin atau teknis tidak dikerjakan.

Kelemahan :

a. Kurang fleksibel dan tour of duty.

b. Pejabat fungsional akan mengalami kebingungan karena


dikoordinasikan oleh lebih dari satu orang.

c. Spesiaisasi memberikan kejenuhan.

5. Bentuk organisasi komite (committe organization)

Organisasi Komite adalah suatu organisasi dimana tugas kepemimpinan


dan tugas tertentu lainnya dilaksakan secara kolektif.

Ciri-ciri :

a. Adanya dewan dimana anggota bertindak secara kolektif.

b. Adanya hak, wewenang dan tanggung jawab sama dari masing-


masing anggota dewan.

17
c. Asas musyawarah sangat ditonjolkan.

d. Organisasinya besar & Struktur tidak sederhana.

e. Biasannya bergerak dibidang perbankan, asuransi, niaga.

Kelebihan :

a. Pelaksanaan decision making berlangsung baik karena terjadi


musyawarah dengan pemegang saham maupun dewan.

b. Kepemimpinan yang bersifat otokratis yang sangat kecil

c. Dengan adanya tour of duty maka pengembangan karier terjamin.

Kekurangan :

a. Proses decision making sangat lambat.

b. Biaya operasional rutin sangat tinggi

c. Kalau ada masalah sering kali terjadi penghindaran siapa yang


bertanggung jawab.

G. Faktor Yang Mempengaruhi Bentuk Struktur Organisasi


1. Strategi organisasi

Strategi organisasi dibuat sebagai upaya pencapaian tujuan organisasi.


Oleh karena itu, jika struktur organisasi dibentuk sebagai jalan untuk
pencapaian tujuan maka struktur organisasi pun selayaknya sejalan
dengan strategi organisasi. Maka, jika terjadi perubahan pada strategi
organisasi akan berdampak pula pada perubahan struktur organisasi.

18
2. Skala organisai

Organisasi dapat dibedakan skalanya menurut berbagai faktor


diantaranya adalah dari jumlah penjualan, pangsa pasar hingga jumlah
tenaga kerja. Organisasi yang berskala besar artinya organisasi
tersebut barangkali memiliki berbagai cabang diberbagai daerah
dikarenakan pangsa pasarnya yang luas, dengan demikian memiliki
tenaga kerja yang juga tidak sedikit. Tapi walaupun tanpa cabang,
organisasi dapat dikatakan berskala besar jika tenaga kerja yang ada
berjumlah ribuan seperti pabrik-pabrik garmen penghasil produk-
produk konveksi. Organisasi yang berskala besar karena ruang lingkup
aktivitasnya yang luas maka memerlukan pendelegasian wewenang
dan pekerjaan sehingga dalam mendesain struktur organisasinya pun
perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait dengan aktifitas
yang luas tersebut. Sedangkan organisasi berskala kecil biasanya
memiliki jumlah tenaga kerja yang sedikit karena pangsa pasar yang
mungkin masih sedikit, jumlah penjualan atau produksi yang juga
sedikit. Organisasi yang berskala kecil biasanya memiliki struktur
organisasi yang lebih sederhana dan tidak terlalu banyak terjadi
pendelegasian wewenang dan pekerjaan.

3. Teknologi

Faktor teknologi yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan cara


bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Selain itu juga, faktor teknologi
terkait dengan penggunaan alat-alat bantu dalam sebuah organisasi.

4. Lingkungan

Lingkungan yang dinamis menuntut organisasi juga untuk


menyesuaikan diri secara dinamis. Proses penyesuaian yang dilakukan
oleh organisasi juga termasuk dalam penentuan struktur organisasinya.
Lingkungan yang dinamis akan mendorong organisasi untuk selalu
menyesuaikan struktur organisasi dengan tuntutan lingkungan yang

19
senantiasa berubah. Sebaliknya, lingkungan yang cenderung statis
tidak akan terlalu banyak mengubah struktur organisasi.

20
BAB III

ANALISA JURNAL
1. JURNAL 1

A. Judul Jurnal

Hubungan supervisi dengan pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang


rawat inap lantai 10 rumah sakit umum royal prima medan.

B. Penulis

Elis anggeria dan maria

C. Masalah

Supervisi memungkinkan seorang manajer keperawatan dapat menemukan


berbagai kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di
ruang yang bersangkutan melalui analisis secara komprehensif bersama-
samadengan anggota perawat secara efektif dan efisien. Kegiatan supervisi
seharusnya meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan keperawatan yang
menjadi fokus dan tujuan utama, bukan malah menyibukkan diri mencari
kesalahan atau penyimpangan. Penelitian Purnamasari, Erwin, dan Jumaini
(2014) mendapatkan hasil pelaksanaan tindakan supervisi kepala ruangan
lebih banyak dinilai kurang dibandingkan dengan pelaksanaan tindakan
supervisi yang dinilai baik. Frekuensi yang dikategorikan baik sebanyak
21 orang (48,8%) dan pelaksanaan tindakan supervisi kepala ruangan yang
dikategorikan kurang sebanyak 22 orang.

D. Hasil

Hasil penelitian tentang mengenai hubungan supervisi dengan pelaksanaan


asuhan keperawatan di ruang rawat inap lantai 10 Royal Prima Hospital
Medan tahun 2017 dengan jumlah responden sebanyak 40 orang didapat
bahwa supervisi dengan baik oleh 31 orang, dilakukan sebanyak 30 orang

21
(96,8%), dan tidak dilakukan oleh 1 orang (3,2%). Supervisi dengan cukup
oleh 7 orang, dilakukan sebanyak 6 orang (85,7%), dan tidak dilakukan
oleh 1 orang (14,3%). Supervisi dengan kurang oleh 2 orang, dilakukan
oleh 2 orang (100%).Penelitian ini mendapatkan tidak adanya hubungan
supervisi dengan pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang rawat inap
lantai 10 royal prima hospital medan.

2. JURNAL 2

A. Judul Jurnal
Hubungan fungsi pengorganisasian kepala ruangan terhadaptingkat

kepuasan kerja perawat pelaksana


B. Deskripsi Content
a. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fungsi

pengorganisasian kepala ruangan terhadap kepuasan perawat pelaksana

di Ruang Mina RSI Ibnu Sina Pekan baru karena karena peneliti

bekerja di rumah sakit ini dan tingkat kesibukan ruang Mina lebih

tinggi dari ruangan lainnya. Populasi adalah keseluruhan objek

penelitian yang diteliti.


b. Penulis :
Verawati1, Erwin 2, Riri Novayelinda 3 Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Riau airaclamanyah@yahoo.com.

c. Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara fungsi

organisasi kepala perawat dan kepuasan praktisi perawatdi bangsal

Mina, Rumah Sakit Islam Ibnu Sina.


Analisis data menggunakan uji eksak Fisher menunjukkan korelasi

yang signifikan antarafungsi organisasi kepala perawat dan kepuasan

22
perawat dengan nilai p 0,004 (nilai p <<a) di lingkungan Mina, Ibnu

Sina pada 2014.


Dalam jurnal ini, abstraknya menjelaskan bahwaadanyakorelasi yang

signifikanantaraorganisasikepalaruangandankepuasanperawat. Kepala

perawat harus membangun komunikasi yang baik dengan praktisi

perawat itu akan meningkatkan hubungan kerja yang baik.


d. Masalah
Masalah yang diangkat dalam jurnal ini yaitu “Hubungan Fungsi

Pengorganisasian Kepala Ruangan Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja

Perawat Pelaksana Di Ruang Mina RSI Ibnu Sina Pekanbaru”.


e. Literatur/Tinjauan Pustaka
Penyusunan literatur pada jurnal ini terorganisir dengan logis.

Penulisan jurnal menggunakan analisis kritis berdasarkan literatur

yang ada.
C. METODE PENELITIAN
a. Metode penelitian
Penelitian ini adalah penelitian korelasi yang terdiri atas variable

bebas dan terikat dengan rancangan penelitian cross sectional dimana

pengukuran atau pengamatan dilakukan pada saat bersama anantara

variable bebas dan variable terikat.


b. PopulasidanSampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana yang ada di

ruang Mina RSI Ibnu Sina Pekan baru tahun 2014 sebanyak 30 orang.

Sampel menggunakan cara total populasi, yaitu seluruh populasi

dijadikan sebagai responden pada penelitian ini sebanyak 30 orang.

Alat yang di gunakan adalah kuesioner.


D. ISI
Keberhasilan fungsi manajerial tidak terlepas dari factor menjaga kualitas

hubungan pimpinan dengan stafnya dalam memotivasi dan meningkatkan

23
kepuasan staf (Nursalam,2008) . Perilaku dan kemampuan pemimpin

merupakan salah satu factor penting yang dapat mempengaruhi kepuasan

kerja. Gruenberg (1980 dalam Mangkunegara, 2004).


Hasil survey pendahuluan yang peneliti lakukan pada perawat pelaksana di

ruang Mina RSI Ibnu Sina pada bulan Juni 2013, menunjukkan ada

beberapa keluhan dari perawat pelaksana sesuai dengan pekerjaannya.

Keluhan tenaga perawat pelaksana yang berhasil peneliti ketahui adalah

sebagai berikut: 1) Tingkat kesibukan di ruang Mina cukup tinggi sehingga

banyak perawat yang kerja lembur, 2) pemilihan perawat yang mengikuti

pelatihan pengembangan kemampuan terasa tidak adil, 3) Hubungan

antara perawat ada yang kurang harmonis. Keluhan-keluhan dari perawat

pelaksana ini jika tidak diselesaikan dengan bijak, suatu hari nanti akan

berimbas terhadap kinerja perawat pelaksana dalam menjalankan

tugasnya.
Sudah sepantasnya pihak manajemen rumah sakit memberikan perhatian

yang ekstra terhadap tenaga perawat pelaksana, karena mereka adalah

ujung tombak dalam melayani pasien . .Ditingkatan manajer jabatan

kepala ruangan adalah jabatan yang penting dalam keberhasilaan Layanan

langsung pasien (Soejitno, 2005).

Hasil penelitian menunjukkan karakteristik responden berdasarkan umur,

yang terbanyak berumur 25-29 tahun sebanyak 12 orang (40%), usia ≥ 35

tahun sebanyak 8 orang (26,67%), usia 30-34 tahun sebanyak 6 orang

(20%), dan yang paling sedikit usia 20-24 tahun sebanyak 4 orang

(13,33%). Menurut Siagian (2002), terdapat korelasi antara kinerja dan

24
kepuasan kerja dengan umur seorang karyawan, artinya kecenderungan

yang sering terlihat ialah bahwa semakin lanjut umur karyawan, kinerja

dan tingkat kepuasan kerjanya pun biasanya semakin tinggi. Berbagai

alasan yang sering dikemukakan menjelaskan fenomena ini, antara lain

adalah : a. Bagi karyawan yang sudah lanjut usia, makin sulit memulai

karir baru di tempat lain, b. Sikap yang dewasa dan matang mengenai

tujuan hidup, harapan, keinginan, dan cita-cita, c. Gaya hidup yang sudah

mapan, d. Sumber penghasilan yang relative terjamin ,Adanya ikatan batin

dan tali persahabatan antara yang bersangkutan dengan rekan-rekannya

dalam organisasi.

E. KELEBIHAN
a. Jurnal ini telah dilengkapi penulisnya dengan kesimpulan dan saran.
b. Jurnal ini telah menjelaskan hubungan antara tiap variabel secara jelas.
F. KEKURANGAN
a. Penelitian ini tidak menggunakan metode observasi agar mendapatkan

hasil yang lebih akurat karena penelitian bias dilakukan di dua lokasi

atau lebih.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan fungsi pengorganisasian

kepala ruangan terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana, dapat ditarik

kesimpulan bahwa dari 30 orang responden yang menjadi subjek

penelitian menyatakan bahwa fungsi pengorganisasian kepala ruangan

kurang berhasil sebanyak 18 orang (60%) dan perawat pelaksana

menyatakan kurang puas terhadap pekerjaannya sebanyak 20 orang

(66,7%). Hasil uji chi square diketahui p value = 0,004< 0,05.Hal ini dapat

25
disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara fungsi pengorganisasian

kepala ruangan terhadap kepuasan kerjaperawat pelaksana.


H. REFERENSI
Literatur yang digunakan sudah cukup baik, meskipun masih ada

menggunakan jurnal lebih dari 5 tahun terakhir. Tetapi penulis juga sudah

banyak ,menngunakan referensi terbaru. Dimana informasi-informasi

tentang pengetahuan tersebut dapat di akui kekuratannya, dan memperkuat

teori penelitian yang dilakukan.

3. JURNAL 3

A. Judul Jurnal

Perancangan struktur organisasi menggunakan pendekatan proses bisnis


pada rumah sakit sumber waras cirebon/ designing the organizational
structure with busines process approach in sumber waras hospital cirebon

B. Penulis
Muhammad Ilham Maulana, Christanto Triwibisono, Atya Nur Aisha
C. Masalah
Rumah Sakit Sumber Waras Cirebon merupakan rumah sakit swasta kelas
B. Bagian pemasaran dan humas merupakan salah satu departemen yang
dikelola oleh RS Sumber Waras. Berdasarkan karakteristik internal, bagian
pemasaran dan humas memiliki tipe struktur organisasi fungsional. Tidak
terdapat pembagian fungsi dan jabatan secara spesifik untuk tiap staf. Pada
struktur eksisting, hanya terdapat keterangan staf 1 sampai staf 5. Hal
tersebut mengakibatkan tidak ada pembagian pekerjaan yang jelas. Untuk
menciptakan struktur organisasi fungsional yang lebih efektif, perlu
dilakukan analisis pada proses bisnis eksiting perusahaan.
D. Hasil
Berdasarkan hasil dari penelitan di bagian pemasaran dan humas RS
Sumber Waras maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

26
a. Berdasarkan penelitian diketahui pada proses bisnis eksisting terdapat
13 proses bisnis pada proses bisnis level 1 dan 48 proses bisnis pada
proses bisnis level 2.
b. Berdasarkan analisis gap antara proses bisnis eksisting dengan proses
bisnis yang terdapat pada PCF Healthcare Provider APQC. Terdapat
14 proses bisnis pada proses bisnis level 1 dan 54 proses bisnis usulan
pada proses bisnis level 2.
c. Usulan struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi
tipe fungsional dengan jumlah staf sebanyak 5 orang dan dipimpin
oleh seorang kepala bagian. Tiap staf memiliki tanggung jawab
terhadap suatu aktivitas utama. Penamaan fungsi untuk tiap staf
didasarkan oleh proses bisnis apa saja yang menjadi tanggung jawab
staf bersangkutan.

27
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Suatu organisasi suatu inilai sebagai organisasi yang baik apabila
memenuhi prinsip pokok organisasi antara lain : mempunyai pendukung,
mempunyai tujuan, mempunyai pembagian tugas, mempunyai perangkat
organisasi, mempunyai pendelegasian pembagian wewenang dan
mempunyai kesinambungan kegiatan, kesatuan perintah dan arah.

Untuk meningkatkan kinerja dibutuhkan adanya kebijakan, visi dan misi


rumah sakit yang jelas juga kemampuan yang tinggi dari perawat untuk
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan melalui jenjang pendidikan
berkelanjutan, mengembangkan diri dengan mengikuti penyuluhan,
seminar, lokakarya yang berhubungan dengan profesi keperawatan. Untuk
menjadi perawat yang professional diperlukan adanya organisasi
keperawatan yang dapat menampung dan mengkoordinir kegiatan
keperawatan. Semua tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan uraian
tugas, bersedia berbagi pengetahuan dengan rekan sekerja dan membantu
pelaksanaan orientasi perawat baru, berperilaku, berpikir dan berinteraksi
social dengan baik.

B. Saran
Semoga tersusunnya makalah ini, dapat berguna bagi penulis dan rekan-
rekan mahasiswa lainnya. Dan semoga bisa menjadi sebuah referensi
dalam proses pembelajaran mata ajar manajemen keperawatan. Sebagai
penulis, kami merasa masih banyak kekurangan dalam pembuatan
makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari

28
pembaca sangat kami harapkan agar penyusunan makalah ini bisa
mencapai kesempurnaan.

DAFTAR PUSTAKA

Momay, Sarlota Y dkk. 2014. “Pengaruh Kinerja Perawat dan Pengorganisasian


Terhadap Pelayanan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Menggunakan
Metode Tim di RSI Faisal Makassar dalam Jurnal ilmiah kesehatan
Diagnosis Vol.5 No.4” (online)
http://ejournal.stikesnh.ac.id/index.php/jikd/article/download/59/17/ diunduh
24 Februari 2019

29

Anda mungkin juga menyukai