Anda di halaman 1dari 2

PATOMEKANISME NYERI PADA TUMIT

Cedera olahraga seringkali direspon oleh tubuh dengan tanda radang yang terdiri atas
rubor (merah), tumor (bengkak), kalor (panas), dolor (nyeri) dan functiolaesa (penurunan
fungsi).Pembuluh darah di lokasi cedera akan melebar (vasodilatasi) dengan maksud untuk
mengirim lebih banyak nutrisi dan oksigen dalam rangka mendukung penyembuhan. Pelebaran
pembuluh darah inilah yang mengakibatkan lokasi cedera terlihat lebih merah (rubor). Cairan
darah yang banyak dikirim di lokasi cedera akan merembes keluar dari kapiler menuju ruang
antar sel dan menyebabkan bengkak (tumor). Dengan dukungan banyak nutrisi dan oksigen,
metabolisme di lokasi cedera akan meningkat dengan sisa metabolisme berupa panas. Kondisi
inilah yang menyebabkan lokasi cedera akan lebih panas (kalor) disbanding dengan lokas i lain.
Tumpukan sisa metabolisme dan zat kimia lain akan terangsang ujung saraf di lokasi cedera dan
menimbulkan nyeri (dolor). Rasa nyeri juga dipicu oleh tertekannya ujung saraf karena
pembengkakan yang terjadi di lokasi cedera. Baik rubor, tumor, kalor maupun dolor akan
menurunkan fungsi organ atau sendi di lokasi cedera yang dikenal dengan istilah functiolaesa.

ETIOLOGI CEDERA

Penyebab cedera olahraga biasanya akibat dari trauma atau benturan langsung ataupun
latihan yang berulang ulang dalam waktu yang lama. Penyebab ini dapat dibedakan menjadi :

1. Faktor luar
a. Body sport contact : olahraga yang menggunakan tubuh secara langsung seperti :
sepakbola, tinju, karate, dan sebagainya.
b. Alat olahraga : alat yang digunakan dalam berolahraga seperti : stick hokey,
raket, bola.
c. Kondisi lapangan : seperti lapangan yang licin, tidak rata dan becek. Semakin
besar kemungkinan seseorang mengalami cedera olahraga.
2. Faktor dalam
a. Faktor anatomi dari tubuh, seperti : panjang tungkai yang tidak rata, arcus kaki
yang rata, kaki cinjit, sehingga pada waktu lari akan mengganggu gerakan.
b. Latihan gerakan atau pukulan yang keliru, misalnya : pukulan backhand.
c. Adanya kelemahan otot. Pada usia 30-40 tahun kekuatan otot dan tendon relative
menurun.
d. Tingkat kebugaran yang rendah.
3. Overuse/ pengunaan yang berlebihan

Gerakan atau latihan yang berlebihan dan berulang-ulang dalam waktu relative lama
atau mikro trauma dapat menyebabkan terjadinya cedera. Overuse injury adalah cedera
yang terjadi akibat proses akumulasi dari cedera berulang-ulang dan baru dirasakan atau
diketahui setelah bertahun-tahun melakukan aktivitas olahraga.

Pada orang yang melakukan aktifitas olahraga dapat mengalami trauma atau benturan
langsung yang dapat menyebabkan terjadinya cedera olahraga akut atau akibat latihan yang
berlebih/overuse yang dapat menyebabkan cedera kronis.

SUMBER :

1. Arif Setiawan. Juli 2011.” Faktor Timbulnya Cedera Olahraga”. Jurnal Media Ilmu
Keolahragaan Indonesia, Vol. 1, Ed.1. http://journal.unnes.ac.id.Universitas Negeri Semarang.
Hal. 94-98

Anda mungkin juga menyukai