Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM UJI KARBOHIDRAT, LIPID, DAN PROTEIN

KELOMPOK I

OLEH

NUR SYAHRUL RAMADHAN 70600118014


NUR ISNAINI YUSRA AYU LESTARI 70600118050
A. TRI PUTRI NAMIRAH 70600118044
NUR ALIFKA RISKA AMALIA 70600118038
NURUL JANNAH 70600118033
A. NURUL KHAERIZZA SAFITRI 70600118028
NANDA LOLA RAHMATIA 70600118021
ANDI EGA RIZQI AMALIA 70600118015
A. ANBARWATI 70600118009
ALFIANA NOVIANTI YAZIR 70600118004

PRODI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,


Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT tuhan yang maha esa
atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporannya. Meskipun penulis menyadari bahwasanya hasil dari laporan ini masih
jauh dari kesempurnaan. Shalawat dan salam tak lupa kita panjatkan kepada
junjungan kita Rasululullah SAW yang telah membawa kebaikan untuk
kesejahteraan umatnya.
Penyelesaian laporan ini membutuhkan waktu yang cukup singkat.
Meskipun demikian, dalam proses penyelesaian laporan ini penulis banyak
menemukan kesulitan, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu.
Adapun laporan ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh dosen agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat membantu untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman pembaca. Maka dari itu penulis mengharapkan
masukan demi kesempurnaan hasil laporan ini, yang berupa kritik dan saran.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, 11 November 2018

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................
C. Tujuan Praktikum......................................................................................
D. Manfaat Praktikum....................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Karbohidrat................................................................................................
B. Protrein......................................................................................................
C. Lipid..........................................................................................................
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat...................................................................................
B. Alat dan Bahan........................................................................................
C. Prosedur Kerja.........................................................................................
BAB IV HASIL DAN PENGAMATAN
A. Hasil............................................................................................................
B. Pengamatan................................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karbohidrat merupakan polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus
empirik (CH2O)n, dapat diubah menjadi aldehida dan keton dengan cara
hidrolisis, disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai
oligosakarida. Karbohidrat tersebar luas baik dalam jaringan hewan maupun
jaringan tumbuhan. Pada umumunya, karbohidrat merupakan zat padat
berwarna putih yang sukar larut dalam pelarut organik tetapi larut dalam air
(kecuali beberapa polisakarida).
Protein merupakan makromolekul yang kompleks secara fisik dan
fungsional yang melakukan peran yang sangat penting dan banyak. Misalnya,
suatu jaringan internal sitoskeleton mempertahankan bentuk sel dan integritas
fisik. Protein mengandung banyak nitrogen, belerang, dan fosfor. Semua
molekul protein mengandung nitrogen gabungan dengan karbon, hidrogen, dan
oksigen. Akan tetapi juga mengandung belerang dan fosfor. Protein terdiri dari
bermacam-macam golongan makromolekul yang heterogen.
Lipid merupakan senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak
dapat larut dalam air, dapt diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar
seperti kloroform dan eter. Asam lemak adalah komponen unit pembangun
pada hampir semua lipid dan berantai panjang yang mempunyai rantai karbon
dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor
hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan membuat
lipid bersifat tidak larut dalam air.
Untuk menguji ketiga makromolekul tersebut dapat dilakukan melalui
berbagai cara, diantaranya karbohidrat dapat diuji melalui uji benedict, uji
Molisch, uji Seliwanoff, uji Barfoed, dan uji amilum dengan iodium. Pada
protein dapat diuji melalui uji biuret, uji Ninhidrin, dan uji pengendapan
protein dengan logam berat dan pereaksi alkaloid. Sedangkan pada lemak dapat
diuji melalui uji daya larut lemak dan uji menyatakan kejenuhan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana hasil praktikum yang diperoleh pada uji kandungan
karbohidrat melalui uji benedict, uji Molisch, uji seliwanoff, uji barfoed,
dan uji amilum dengan iodium?
2. Bagaimana hasil praktikum yang diperoleh pada uji kandungan protein
melalui uji biuret, uji ninhidrin, dan uji pengendapan protein dengan logam
berat dan pereaksi alkaloid?
3. Bagaimana hasil praktikum yang diperoleh pada uji kandungan lipid
melalui uji daya larut lemak dan uji menyatakan kejenuhan?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui hasil praktikum yang diperoleh pada uji kandungan
karbohidrat melalui uji benedict, uji Molisch, uji Seliwanoff, uji Barfoed,
dan uji amilum dengan iodium.
2. Untuk mengetahui hasil praktikum yang diperoleh pada uji kandungan
protein melalui uji biuret, uji Ninhidrin, dan uji pengendapan protein
dengan logam berat dan pereaksi alkaloid.
3. Untuk mengetahui hasil praktikum yang diperoleh pada uji kandungan uji
daya larut lemak dan uji menyatakan kejenuhan.

D. Manfaat Penelitian
Mampu membantu mahasiswa dalam mengidentifikasi adanya kandungan
protein, karbohidrat, dan lipid pada suatu reagen melalui beberapa jenis uji
yang telah ditentukan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Karbohidrat

Karbohidrat = sakarida (yunani: gula)


Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid/keton dan polimer-
polimernya, mengandung C, H, O dan unsur-unsur lain N, P, S.
Klasifikasi karbohidrat
1. Monosakarida
Gula sederhana = monomer → unit tunggal
Rumus umum (CH2O)n , n: 3-10, C: 5-6
Umumnya terdapat di alam
Berdasar gugus keton/aldehid maka dibagi 2, yaitu aldosa dan ketosa
Jumlah atom C-nya: 3 atom C disebut treosa aldotreosa
Ketotreosa
Semua monosakarida mempunyai satu atau lebih atom C asimetri
Struktur monosakarida mempunyai satu gugus aldehid (pada atom C no.
1)/keton (pada atom C no.2)
Contoh:
Glukosa, fruktosa
Mempunyai struktur terbuka
Mempunyai struktur tertutup (cincin)
2. Disakarida
Contoh:
Sukrosa, maltosa, laktosa.
Kedua unit monosakarida digabungkan dengan ikatan kovalen yang disebut
ikatan glikosida, yaitu gugus hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon
anomer pada gula kedua.
Ikatan glikosida segera terhidrolisa oleh asam encer, tetapi tahan terhadap
basa, dihasilkan monosakarida bebas.

3. Sakarida

Terdiri atas molekul-molekul monosakarida. Contohnya adalah pati,


dekstran, glikogen, selulosa. Karbohidrat di alam terdapat sebagai polisakarida
dengan BM tinggi, mempunyai fungsi macam-macam (sebagai
penyimpan monosakarida, sebagai unsur struktural dinding sel dan jaringan
pengikat). Mengalami hidrolisa sempurna oleh asam/enzim spesifik, hasil:
monosakarida. Jika polisakarida terdiri satu jenis unit monosakarida maka
disebut homopolisakarida.

Jika polisakarida terdiri 2/lebih unit monosakarida maka disebut


heteropolisakarida.

Contoh:

Homopolisakarida → D. glukosa saja → adalah pati.

Heteropolisakarida → 2 unit gula, berganti-ganti → hialuronat pada jaringan


pengikat. Polisakarida penyimpan yang pati (pada tanaman) dan glikogen (pada
hewan).

 Glikogen
Merupakan polisakarida utama pada sel hewan, terdiri D. glukosa
bercabang dengan ikatan a. 1-4, seperti struktur amilopektin, tetapi
percabangan lebih banyak dan struktur lebih kompak.

 Selulosa
Merupakan unsur strukturan ekstra sel pada dinding sel tumbuhan.
Sifat: seperti serabut, liat, tidak larut dalam air. Merupakan
homopolisakarida linear tidak bercabang. Terdiri 10 000/lebih unit D.
glukosa dengan ikatan b 1-4.

B. Protein
Protein merupakan polipeptida dengan berat molekul besar (paling kecil 8 000-
10000).
Protein dibagi menjadi 2 golongan:
- Protein sederhana, hanya mengandung asam amino saja.
Contoh: kolagen,protein kontraktil.
- Protein kompleks, terdiri asam amino dan non asam amino.
Contoh: hem, glikoprotein, lipoprotein.

Klasifikasi protein berdasar:


I. Kelarutan
Sejak tahun 1907 sampai sekarang klasifikasi ini tetap digunakan (lihat
tabel), tetapi batas antara kelas tidak jelas/tegas.
Pembagian dilihat dari:
Mudah/tidak larut dalam air Mudah/tidak larut dalam asam/basa
Mudah/tidak larut dalam larutan garam Mudah/tidak larut dalam etanol
encer/absolut.

II. Bentuk
Berdasarkan bentuknya protein terdiri:
1. Protein fiber/fibrous/fibrosa.
Molekul bentuk fiber (serat) yang panjang/spiral panjang yang terikat satu
dengan yang lain. Banyak terdapat dalam protein hewan, tidak larut dalam
air, tahan terhadap enzim proteolitik.
a. Kolagen
Merupakan protein jaringan tubuh, tidak larut dalam air,
tahan terhadap pemecahan enzim. Bila dipanaskan dalam air
mendidih/asam encer/alkali encer akan menjadi gelatin yang
lebih mudah larut dalam air dan mudah dipecah enzim.
Kurang lebih 30% dari protein total dalam hewan mamalia
adalah kolagen. Kolagen mengandung hidroksi prolin, hidroksi
lisin. Tidak terdapat unsur S, sehingga tidak mempunyai sistein,
sistin, triptofan.
b. Elastin
Adalah protein yang terdapat dalam urat darah, jaringan
elastis (jaringan penghubung).
c. Keratin
Adalah protein yang terdapat dalam rambut, kuku, bulu.
Banyak mengandung belerang (sistin) sekitar 14%.
2. Protein globular.
Molekul yang berbentuk bulat/lonjong. Rantai polipeptida lipatan dan
berbelit. Mudah larut dalam air dan larutan garam dan asam dan basa dan
alkohol.
a. Albumin
Terdapat dalam telur, serum darah.
Mudah larut dalam air, muda dikoagulasi bila dipanaskan, dapat
diendapkan dengan penambahan (NH4)2 SO4 jenuh.
b. Globulin
Terdapat dalam protein hewani, nabati, terdiri atas glisin yang
terkandung di dalamnya dan mudah larut dalam garam netral (Nacl).
Dapat dikoagulasi dengan panas dan dapat diendapkan dengan
(NH4)2SO4 jenuh. Ovoglobulin dalam kuning telur diekstraksi dengan
larutan. Nacl 5-10% dan diendapkan.
c. Histon
Larut dalam air, asam, alkali, garam. Dengan tidak segera koagulasi

III. Struktur
1. Primer
Menunjukan sekwensi residu-residu asam amino dalam rantai polipeptida yang
saling diikat secara kovalen oleh ikatan peptida, dan posisi serta jumlah
ikatan disulfida yang membentuk ikatan-ikatan silang di dalam rantai
polipeptida/antara 2 rantai polipeptida.
Protein yang pertama kali diteliti dengan lengkap tentang struktur
primernya adalah insulin-sapi (oleh F. Sanger 1950). Insulin adalah hormon
hasil dari pankreas. Merupakan protein kecil dengan BM = 14 000 terdiri atas 2
rantai. Sanger dapat memisahkan 2 rantai tersebut, dimana rantai A: terdiri atas
21 residu asam amino, rantai B: terdiri atas 30 residu asam amino.
Antara 2 ikatan peptida terdapat 2 ikatan interpeptida di-sulfida, dan 1 ikatan
intrapeptida di-sulfida.
2. Sekunder
Ditandai dengan adanya putaran-putaran/belokan dari rantai peptida.

C. Lipid

Adalah kelompok senyawa heterogen yang berkaitan, baik secara aktual


maupun potensial dengan asam lemak
Lipid mempunyai sifat umum:
- Relatif tidak larut dalam air
- Larut dalam pelarut non polar: eter, kloroform, benzen

Yang termasuk dalam lipid adalah: lemak, minyak, lilin.


Lipid adalah unsur makanan penting karena nilai energinya yang tinggi,
tetapi juga karena vitamin yang larut dalam lemak dan asam lemak esensial
yang dikandung dalam lemak makanan alam.
Dalam tubuh lemak berfungsi sebagai sumber energi efisien, secara
langsung dan secara potensial, bila disimpan dalam jaringan adiposa.
Kombinasi lemak dan protein (lipoprotein) merupakan unsur sel yang
penting, terdapat dalam membran sel dan mitokondria dalam sitoplasma,
berfungsi sebagai alat pengangkut lipid dalam darah.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Kamis/ 8 November 2018
Waktu : 07.30 – 09.10 WITA
Tempat : Laboratorium Terpadu UIN Alauddin Makassar
Kampus 1

B. Alat dan Bahan

1. Alat

 Rak tabung reaksi


 Tabung reaksi
 Pipet tetes plastik
 Pipet tetes kaca
 Penjepit tabung
 Bunsen (Spirtus)
 Penutup tabung
 Sikat tabung
 Gelas beker
 Kompor portable (hot plate)
 Pemanas air (berisi air)

2. Bahan

 Eter
 Alkohol 96%
 Larutan benedict
 Larutan glukosa 0,5%, 1%, 2%
 Larutan Sukrosa
 Larutan Amilum/pati
 Larutan NaOH
 Larutan lugol (1 gr Iodium dengan 2 gr Kl 100 ml aquades)
 Pereaksi Molisch (alfa naftol 5%)
 Larutan CuSO4
 Larutan anhidrin
 Larutan H2SO4
 Larutan KMnO4
 Larutan protein ( larutan putih telur )
 Minyak kelapa murni
 Minyak jelantah
 Asam sulfosalisilat
 Pereaksi Seliwanoff
 Pereaksi Barfoed

C. Prosedur Kerja

1. Tes Benedict

 Siapkan 3 buah tabung reaksi dan kering. Masukkan masing-masing 2,5


ml larutan benedict ke dalam 3 tabung tersebut.
 Tambahkan 4 tetes larutan yang akan diperiksa (sampel glukosa 2%, 1%,
0,5 % secara berturut – turut.
 Campurkan dan didihkan ketiganya diatas api selama 2 menit atau dalam
pemanas air mendidih selama 5 menit.
 Perhatikan warna yang timbul

2. Tes Molisch

 Siapkan 3 buah tabung reaksi dan kering. Masukkan masing-masing 2 ml


larutan yang akan diperiksa masing-masing (sampel glukosa, sukrosa,
dan amilum/pati) ke dalam 3 tabung reaksi secara berturut-turut
menggunakan pipet pasteur bersih.
 Masing-masing tambahkan 3 tetes pereaksi molisch (alfa naftol 5%
dalam alkohol) dengan menggunakan pipet tetes bersih.
 Setelah dikocok, alirkan ketiganya dengan perlahan-lahan 1 ml H2SO4
melalui dinding tabung yang memanjang.

3. Tes Seliwanoff

 Siapkan 2 buah tabung reaksi yang bersih dan kering. Masukkan ke dalam
2 tabung reaksi tersebut sebanyak 2,5 ml pereaksi seliwanoff yang baru
dibuat secara berturut-turut. Masing-masing tambahkan 5 tetes larutan
yang dibuat secara berturut-turut. Masing-masing tambahkan 5 tetes
larutan yang hendak diperiksa (sampel sukrosa dan glukosa)
 Kemudian dialihkan keduanya diatas api selama 30 detik atau dalam
pemanas air mendidih selama 30 detik.
4. Tes Barfoed
 Siapkan 2 buah tabung reaksi bersih & kering. Masukkan 2 ml pereaksi
barfoed masing-masing ke dalam 2 tabung tersebut. Tambahkan 1 ml
larutan yang akan diperiksa (sampel sukrosa & glukosa) secara berturut-
turut.
 Siapkan stopwatch/pengukur waktu kemudian panaskan sampai mendidih
diatas pemanas air mendidih higga 1 menit. Bila tidak terlihat endapan
didihkan terus pada pemanas air panas hingga 15 menit sambil tetap
memperlihatkan endapan yang terbentuk
 Disakarida positif dengan terjadinya endapan pada pemanasan setelah 5
menit sedangkan monosakarida dengan terjadinya endapan pada
pemanasan sebelum 5 menit.

5. Tes Amilum dengan Iodium


 Siapkan sebuah tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan 1 ml larutan
pati/amilum kedalam tabung reaksi tersebut. Tambahkan 1 tetes larutan
lugol (1 gr iodium dengan 2 gr KL dalam 100 ml aquadest)
 Perhatikan warna biru yang timbul. Tambahkan beberapa tetes NaOH
10%. Lalu kocok.

6. Daya Larut Lemak


 Siapkan sebuah tabung reaksi bersih. Masukkan 2 ml pelarut berikut: air,
alcohol 96% dingin, alkohol 96% panas dan eter secara berturut-turut.
 Kemudian tambahkan 2 tetes minyak kelapa ke dalam tabung-tabung
tersebut. Lalu kocok sebentar.

7. Menyatakan Kejenuhan
 Siapkan sebuah tabung reaksi bersih. Masukkan 3 ml minyak kelapa
murni. Tambahkan 2 tetes larutan KMnO4 0,1 N. Kocok beberapa saat.

8. Reaksi Biuret
 Siapkan sebuah tabung reaksi bersih. Masukkan 2 ml larutan protein
(sampel albumin/larutan putih telur) ke dalam tabung reaksi. Tambahkan
2 ml NaOH 10%. Setelah kedua larutan ini bercampur lalu teteskan secara
perlahan-lahan CuSO4 0,5% hingga timbul warna tertentu.

9. Reaksi Ninhidrin
 Siapkan sebuah tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan 3 ml larutan
protein/asam amino yang tersedia (larutan putih telur). Dan 10 tetes larutan
anhidrin 0,1 %. Letakkan tabung pada pemanas air mendidih selama 10
menit..

10. Pengendapan Protein Dengan Logam Berat dan Pereaksi Alkaloid


 siapkan 2 buah tabung reaksi bersih dan kering. Masukkan 5 ml larutan
protein yang tersedia, masing-masing ke dalam 2 tabung tersebut diatas.
Tambahkan CuSO4 5% tetes demi tetes ke dalam tabung reaksi pertama
dan perhatikan pengaruh tiap-tiap tetesan dari pembentukan presipitat.
 Tambahkan asal sulfosalisilat 10% tetes demi tetes ke dalam tabung reaksi
kedua dan perhatikan pengaruh tiap-tiap tetesan dari pembentukan
presipitat.
BAB IV
HASIL DAN PENGAMATAN

A. Hasil

1. Uji Benedict

GAMBAR KETERANGAN
Bahan Uji yang digunakan saat
praktikum Uji Benedict yakni larutan
Benedict, Glukosa 0,5%, Glukosa
1% dan Glukosa 2%

Uji Benedict ini bertujuan untuk


mengidentifikasi adanya gula
pereduksi.

Masing-masing tabung reaksi


dimasukkan larutan Benedict
sebanyak 2,5ml dan terhitung dari
tabung reaksi paling kiri hingga
tabung reaksi paling kanan di
campurkan glukosa dengan
konsentrasi yang berbeda yakni
0,5%, 1%, dan 2% sebanyak 4 tetes.

Glukosa merupakan karbohidrat


jenis monosakarida dimana
strukturnya merupakan struktur
paling sederhana yang tidak dapat di
hidrolisis lagi
Masing-masing larutan dalam tabung
reaksi di panaskan di atas bara api
(Bunsen/Spirtus) selama 2 menit

Selama proses pemanasan,


perubahan warna lebih cepat terjadi
pada larutan Benedict+Glukosa 2%

Perubahan warna yang terjadi pada


larutan Benedict+Glukosa dengan
konsentrasi yang berbeda-beda
menyebabkan warna yang timbul
berbeda dan membuktikan bahwa
reaksi tersebut positif karena telah
teridentifikasi adanya gula pereduksi

Perubahan warna yang terjadi mulai


dari warna orange hingga merah bata

+Bahan Uji Hasil Uji Benedict Gula Pereduksi


Glukosa 0,5% Oranye +
Glukosa 1% Hijau kekuningan +
Glukosa 2% Merah bata +

Dari ketiga larutan yang sama dengan konsentrasi yang berbeda yakni 0,5%, 1%,
2% direaksikan dengan larutan Benedict menunjukan hasil positif menandakan
teridentifikasi+nya gula pereduksi.
Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji pengamatan praktikum yang bertujuan mengidentifikasi


adanya gula pereduksi dalam suatu larutan melalui percobaan karbohidrat uji
Benedict, dapat disimpulkan bahwa larutan Glukosa mulai konsentrasi 0,5% hingga
konsentrasi 2% terdapat gula pereduksi. Konsetrasi larutan Glukosa mempengaruhi
perubahan warna yang terjadi, semakin tinggi konsentrasi larutan membuat larutan
semakin berwarna merah bata menandakan semakin banyaknya gula pereduksi
didalamnya. Kebalikannya semakin oranye/kuning perubahan warna yang terjadi,
menandakan gula pereduksi semakin sedikit dan konsentrasi larutannya rendah.

2. Uji Molisch

Gambar Keterangan

Bahan uji dihitung dari


sebelah kiri: amilum,
sukrosa, glukosa

Warna larutan awal (zat yang


diuji) yang belum dicampur
dengan 3 tetes pereaksi
Molisch.

Larutan uji ketika dicampur


dengan 3 tetes pereaksi
molisch
Glukosa

Glukosa merupakan golongan


disakarida. Warna larutan
ketika ditambah H2SO3 1ml
glukosa mengalami reaksi
negatif dengan kepekatan
rendah.

Amilum

Amilum termasuk golongan


Polisakarida
yaitu karbohirdat yang
terbentuk dari banyak
molekul monosakarida.
Warna larutan ketika
ditambah H2SO31ml
Amilum mengalami reaksi
positif, yang ditandai dengan
terbentuknya cincin berwarna
ungu.
Sukrosa

Sukrosa atau gula tebu


merupakan disakarida yaitu
karbohidrat yang terbentuk
dari kondensasi 2 molekul
monosakarida.
Warna larutan ketika
ditambah H2SO41ml Sukrosa
mengalami reaksi negatif,

No Zat Uji Hasil Uji Molish Karbohidrat


1 Glukosa Tak terbentuknya cincin -
2 Amilum Terbentuknya cincin +
3 Sukrosa Tak terbentuknya cincin -

Dari ketiga jenis larutan yang diuji menggunakan pereaksi molish yaitu
sukrosa, glukosa, dan amilum. Amilum menunjukkan hasil positif sedangkan
glukosa dan sukrosa menunjukan hasil negatif.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dalam praktikum untuk menguji atau
mengidentifikasi adanya karbohidrat di suatu bahan dengan menggunakan teknik
uji molisch, dapat disimpulkan bahwa larutan amilum/pati mengandung
karbohidrat. Selain amilum larutan glukosa dan sukrosa pun mengandung
karbohidrat. Tetapi hasil uji yang kami lakukan. terhadap larutan glukosa, dan
sukrosa hasilnya negatif atau tidak menunjukkan bahwa glukosa dan sukrosa
mengandung karbohidrat. Adapun alasan kami pada larutan glukosa dan sukrosa
menunjukan hasil negatif dikarenakan kurang teliti pada saat mengukur banyaknya
larutan yang di gunakan baik larutan glukosa, sukrosa, pereaksi molisch dan H2SO4.

3. Tes Seliwanoff

a. Hasil pengamatan :

Bahan Perlakuan Hasil Keterangan


Sebelum Sesudah
Glukosa 2% 2,5 ml pereaksi Larutan glukosa
Seliwanoff + 5 berubah berwarna
tetes glukosa menjadi pekat dari
sebelumnya, akan
tetapi tidak berubah
warna menjadi warna
merah-cerry
(percobaan tidak
berhasil)
Sukrosa 2% 2,5 ml pereaksi Larutan sukrosa
Seliwanoff + 5 berubah berwarna
tetes fruktosa menjadi pekat dari
sebelumnya, akan
tetapi tidak berubah
warna menjadi warna
merah-cerry
*keterangan *keterangan (percobaan tidak
Kanan = glukosa Kanan = glukosa berhasil)
Kiri = sukrosa Kiri = sukrosa

b. Pembahasan

Uji Seliwanoff dilakukan untuk mengetahui adanya gugus keton.


Ketosa akan didehidrasi lebih cepat dari aldosa. Furfural akan
berkondensasi dengan recorcicinol (1,3-dihidroksi benzena) yang
memberikan warna kompleks (merah-cerry). Namun pada praktikum yang
telah dilakukan, pereaksi Seliwanoff yang telah ditambahkan 5 tetes glukosa
dan sukrosa dalam tabung reaksi yang berbeda lalu dipanaskan di atas air
mendidih selama 30 detik membuat larutan berubah warna menjadi lebih
pekat namun tidak menghasilkan warna merah-cerry. Dalam hal ini,
praktikum yang dilakukan tidak berhasil karena adanya beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut diantaranya karena kesalahan teknis saat
pencampuran larutan, pada saat pemanasan larutan, serta pada saat
pengukuran larutan sebab adanya masalah pada pipet yang digunakan
karena tidak berfungsi dengan baik. Faktor lain yang mendukung
ketidakberhasilan praktikum tersebut karena ketidakhigienisan dan adanya
kontaminasi dengan larutan lain melalui alat yang digunakan. Pipet plastik
yang sama digunakan pada larutan yang berbeda, selain itu tabung reaksi
yang telah dicuci masih menyisakan sedikit air pada dindingnya pada saat
digunakan dalam memasukkan larutan.

4. Tes Barfoed

Gambar Keterangan

Bahan uji dihitung dari


sebelah kiri: sukrosa,
glukosa

Warna larutan awal (zat


yang diuji)yang dicampur
dengan sukrosa dan glukosa
dan sebelum dipanaskan
diatas
air mendidih
Larutan uji setelah
dipanaskan diatas air
mendidih

Glukosa Glukosa merupakan


golongan monosakarida.

Sukrosa Sukrosa atau gula tebu


merupakan disakarida yaitu
karbohidrat yang terbentuk
dari kondensasi 2 molekul
monosakarida.
Sampel Pereaksi Warna Hasil

Glukosa Bening -
Larutan
Barfoed -
Sukrosa Bening

Dari kedua jenis larutan yang diuji menggunakan pereaksi barfoed yaitu 1
ml sukrosa dan 1 ml glukosa. Glukosa dan sukrosa menunjukkan hasil negatif .

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dalam praktikum untuk menguji atau
mengidentifikasi adanya monosakarida dan disakarida di suatu bahan dengan
menggunakan teknik uji barfoed, dapat disimpulkan bahwa disakarida positif
ditandai dengan terjadinya endapan pada pemanasan setelah 5 menit sedangkan
monosakarida ditandai dengan terjadinya endapan pada pemanasan sebelum 5
menit. Larutan glukosa mengandung monosakarida dan sukrosa pun mengandung
disakarida. Tetapi hasil uji yang kami lakukan terhadap larutan glukosa, dan
sukrosa hasilnya negatif atau tak menunjukkan bahwa glukosa mengandung
monosakarida dan sukrosa mengandung disakarida . Adapun alasan kami pada
larutan glukosa dan sukrosa menunjukkan hasil negatif dikarenakan kurang teliti
pada saat mengukur banyaknya larutan yang di gunakan dalam larutan glukosa dan
sukrosa.
5. Tes Amilum dengan Iodim

Gambar Keterangan

Amilum merupakan golongan


monosakarida yaitu karbohidrat
yang terbentuk dari banyak
molekul monosakarida .

AMILUM ( zat yang yang di uji


) sebelum di campur dengan
logol (1 gr iodium dengan 2 gr
KL dalam 100 aquadest)

Larutan uji ketika ketika di


campur dengan satu tetes logol,
amilum mengalami reaksi
positif, yang di tandai dengan
hasil larutan warna biru

Hasil Larutan uji dicampur


dengan beberapa tetes NaOH,
sehingga membuat warna larutan
menjadi bening.
Zat uji Hasil Uji Amilum Karbohidrat
Amilum + Lugol BIRU +
Amilum + Lugol BENING +
+NaOH

Dari larutan yang di uji pada tes amilum dan iodin, Bahwa pada percobaan ini
amilum menunjukkan hasil positif.Sewaktu amilum yang telah ditetesi iodin
kemudian dipanaskan, warna yang hasil reaksi positif akan menghilang . dan
sewaktu di dinginkan warna biru akan muncul kembali.
KESIMPULAN :
Berdasarkan hasil tes amilum dan iodin pada ptraktikum, yang bertujuan
untuk memisahkan amilum atau pati didalam larutan . kami dapat mengambil
kesimpulan bahwa ,larutan amilum mengandung karbohidrat yang di tandai dengan
perubahan warna larutan yang bening menjadi warna biru, setelah tetesi dengan
lugol . Warna biru terjadi karena adanya ikatan kompleks antara amilum dan iodin
, setelah itu hasil larutan tersebut di reaksikan lagi dengan NaOH ,warna yang di
hasilkan sebagai hasil positif akan menghilang( bening ) karena sifat NaOH yang
apabila dilarutkan dengan air akan melepaskan panas .

6. Uji Daya Larut Lemak

Hasil pengamatan

Gambar Keterangan

Bahan uji awal dengan


pelarut: air, alcohol 96%
dingin, alcohol 96%
panas,eter.
Dari keempat jenis larutan yang diuji pada penelitian daya larut lemak
menunjukkan hasil negative.

Kesimpulan :
Hasil pengamatan dalam praktikum untuk menguji atau mengidentifikasi
adanya daya larut lemak tidak ditemukan hasil yang positif. Adapun alasan kami
terhadap percobaan atau praktikum kali ini yang menunjukkan hasil negatif
dikarenakan kurangnya ketelitian kami pada saat membaca prosedur kerja uji daya
larut lemak.

7. Tes Menyatakan Kejenuhan

Hasil pengamatan
NO GAMBAR KETERANGAN
.
1.
BahanUji :minyak kelapa murni,
lartan KMnO40,1N.

Larutan minyak kelapa murni


ketika dicampur dengan 2 tetes
lartan KMnO40,1N.
2.
Setelah larutan ini di kocok hasil
yang di dapatkan yaitu larutan
lartan KMnO40,1N larut bersama
dengan minyak kelapa murni,
sehingga warna merah yang
sebelumnya ada menjadi pudar.

ZAT UJI HASIL UJI

Larut
Minyak kelapa murni + Larutan KMnO4

Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pengamatan dalam praktikum untuk menguji atau
mengidentifikasi adanya kejenuhan terhadap lipid dapat di simpulkan bahwa
minyak mengandung asam lemak tak jenuh karena reaksi positif yang di dapatkan
dari ketidakjenuhan asam lemak yang ditandai dengan timbulnya warna merah
asam lemak lalu warna kembali lagi pada warna awal yaitu warna kuning karena
tetesan lartan KMnO40,1 N telah larut dalam minyak.
8. Reaksi Biuret

Gambar Keterangan

Bahan uji : larutan putih telur , 2 ml


NaOH

Warna larutan awal sebelum


diteteskan CuSO4

Larutan uji ketika diteteskan CuSO4


0,5%

Larutan putih telur dan 2 ml NaOH


10% yang sudah bercampur dan
diteteskan secara perlahan CuSO4
0,5% sebanyak 32 tetes hingga timbul
warna tertentu. Dan untuk hasil
warna adanya ikatan peptide ilkage (
ikatan protein ) adalah warna ungu
(violet)

Zat Uji Hasil Uji Protein

Putih telur + NaoH + CuSO000 ungu +


Dari larutan yang di uji pada biuret, bahwa pada percobaan ini putih telur
menunjukkan hasil positif.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil tes Biuret kami pada peraktikum dimna tujuan tes ini untuk
mengetahui adanya peptie ilkage (ikatan protein) di dalam larutan, yang di tandai
dengan perubahan warna larutan menjadi ungu (violet) setelah ditetesi CuSO4.
Warna ungu terjadi karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ dan N dari
molekul ikatan peptida.
9. Uji Reaksi Ninhidrin

GAMBAR KETERANGAN

Larutan protein/asam amino 3 ml


yang telah di berikan larutan
ninhidrin 0,1 % sebanyak 10 tetes
(sebelum pengujian)

Setelah di lakukan pengujian pada


penangas air mendidih selama 10
menit. Tidak terjadi perubahan warna
biru, dan hasil uji yaitu negatif.

Dari percobaan larutan protein yang diuji menggunakan pereaksi larutan ninhidrin
menunjukkan hasil yang negatif.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dalam praktikum untuk menguji atau untuk


melihat reaksi asam α-amino dengan pereaksi ninhidrin, dimana pada uji ninhidrin
itu, semua asam amino atau peptide yang mengandung asam α-amino bebas akan
bereaksi dengan ninhidrin akan membentuk senyawa yang berwarna biru.
Kompleks warna biru tersebut dihasilkan dari reaksi ninhidrin dengan hasil
reduksinya yaitu hidrindantin dan ammonia. Tetapi hasil uji yang kami lakukan
terhadap larutan protein tersebut menunjukkan hasil yang negatif. Adapun alasan
kami pada larutan protein yang menunjukkan hasil yang negatif adalah karena
disebabkan oleh kurang telitinya kami pada saat memberikan larutan protein dan
larutan ninhidrin yang digunakan. Dan juga disebabkan oleh ketidaksterilan
tabung reaksi dan pipet tetes yang kami gunakan dimana alat-alat tersebut sudah
terkontaminasi dengan zat lain dan juga terkendala oleh waktu yang diberikan.

10. Uji Pengendapan Protein dengan Logam Berat dan Pereaksi Alkaloid

Gambar Keterangan

Bahan uji dihitung dari sebelah


kiri: CuSO4 5%, Asam
Sulfosalisilat 10 %
Warna larutan awal (zat yang
diuji) yang belum dicampur
dengan beberapa CuSO4 5%
dan Asam Sulfosalisilat 10 %
Dihitung dari sebelah kiri
Larutan uji ketika dicampur
dengan beberapa tetes CuSO4
5%

Larutan uji ketika dicampur


dengan beberapa tetes Asam
Sulfosalisilat 10%

CuSO4 5%

Asam Sulfosalisilat 10%


No. Zat Uji Hasil Uji Protein
1 CuSO4 5% Larutan +
2 Asam Sulfosalisilat 10% Protein +

Dari kedua jenis larutan yang diuji menggunakan larutan protein yaitu
CuSO4 5% dan Asam Sulfosalisilat 10%. Kedua hasil ini menunjukkan hasil
positif.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dalam praktikum untuk menguji atau


mengidentifikasi adanya protein di suatu bahan dengan menggunakan teknik
pengendapan protein dengan logam berat dan pereaksi alkaloid, dapat disimpulkan
bahwa larutan CuSO4 5% dan Asam Sulfosalisilat 10% mengandung protein. Hasil
uji yang kami lakukan terhadap larutan protein hasilnya positif dan menunjukkan
bahwa CuSO4 5% dan Asam Sulfosalisilat 10 % mengandung protein yang ditandai
dengan adanya perubahan warna pada larutan protein setelah mendapat pengaruh
dari tetesan CuSO4 5% dan Asam Sulfosalisilat 10% .
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
- Pada tes benedict, larutan Glukosa mulai konsentrasi 0,5% hingga
konsentrasi 2% terdapat gula pereduksi. Konsetrasi larutan Glukosa
mempengaruhi perubahan warna yang terjadi, semakin tinggi konsentrasi
larutan membuat larutan semakin berwarna merah bata menandakan
semakin banyaknya gula pereduksi didalamnya. Kebalikannya semakin
oranye/kuning perubahan warna yang terjadi, menandakan gula pereduksi
semakin sedikit dan konsentrasi larutannya rendah.

- Pada uji molisch larutan amilum/pati sebenarnya mengandung karbohidrat.


Selain amilum larutan glukosa dan sukrosa pun mengandung karbohidrat.
Tetapi hasil uji yang kami lakukan. terhadap larutan glukosa, dan sukrosa
hasilnya negatif atau tidak menunjukkan bahwa glukosa dan sukrosa
mengandung karbohidrat.

- Tes Seliwanoff (belum ada)

- Pada uji barfoed, dapat disimpulkan bahwa disakarida positif ditandai


dengan terjadinya endapan pada pemanasan setelah 5 menit sedangkan
monosakarida ditandai dengan terjadinya endapan pada pemanasan
sebelum 5 menit. Larutan glukosa mengandung monosakarida dan sukrosa
pun mengandung disakarida. Tetapi hasil uji yang kami lakukan terhadap
larutan glukosa, dan sukrosa hasilnya negatif atau tak menunjukkan bahwa
glukosa mengandung monosakarida dan sukrosa mengandung disakarida.

- Pada tes amilum dan iodium hasil menunjukkan bahwa larutan amilum
mengandung karbohidrat yang di tandai dengan perubahan warna larutan
menjadi biru setelah tetesi dengan lugol . Warna biru terjadi karena adanya
ikatan kompleks antara amilum dan iodin , setelah itu hasil larutan tersebut
menjadi bening karena di reaksikan lagi dengan NaOH .

- Hasil pengamatan dalam praktikum untuk menguji atau mengidentifikasi


adanya daya larut lemak tidak ditemukan karena pada percobaan
menunjukkan hasil yang negative. Adapun alasan kami terhadap percobaan
atau praktikum kali ini yang menjunjukan hasil negatif dikarenakan
kurangnya ketelitian kami pada saat membaca prosedur kerja uji daya larut
lemak.

- Pada uji menyatakan kejenuhan hasil pengamatan dalam praktikum untuk


menguji atau mengidentifikasi adanya kejenuhan terhadap lipid dapat di
simpulkan bahwa minyak mengandung asam lemak tak jenuh karena reaksi
positif yang di dapatkan dari ketidak jenuhan asam lemak yang ditandai
dengan timbulnya warna merah asam lemak lalu warna kembali lagi pada
warna awal.

- Pada tes Biuret kami pada praktikum dimana tujuan tes ini untuk
mengetahui adanya peptie ilkage (ikatan protein) di dalam larutan, yang di
tandai dengan perubahan warna larutan menjadi ungu (violet) setelah
ditetesi CuSO4. Warna ungu terjadi karena terbentuk senyawa kompleks
antara Cu2+ dan N dari molekul ikatan peptida.

- Pada uji ninhidrin hasil pengamatan dalam praktikum untuk menguji atau
untuk melihat reaksi asam α-amino dengan pereaksi ninhidrin, dimana pada
uji ninhidrin itu, semua asam amino atau peptide yang mengandung asam
α-amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin akan membentuk senyawa
yang berwarna biru. Kompleks warna biru tersebut dihasilkan dari reaksi
ninhidrin dengan hasil reduksinya yaitu hidrindantin dan ammonia. Tetapi
hasil uji yang kami lakukan terhadap larutan protein tersebut menunjukkan
hasil yang negatif.
- Berdasarkan hasil pengamatan dalam praktikum untuk menguji atau
mengidentifikasi adanya protein di suatu bahan dengan menggunakan
teknik pengendapan protein dengan logam berat dan pereaksi alkaloid,
dapat disimpulkan bahwa larutan CuSO4 5% dan Asam Sulfosalisilat 10%
mengandung protein. Hasil uji yang kami lakukan terhadap larutan protein
hasilnya positif dan menunjukkan bahwa CuSO4 5% dan Asam
Sulfosalisilat 10 % mengandung protein yang ditandai dengan adanya
perubahan warna pada larutan protein setelah mendapat pengaruh dari
tetesan CuSO4 5% dan Asam Sulfosalisilat 10% .

B. SARAN
Ketika melakukan praktikum untuk menguji karbohidrat, protein, dan lipid
diharapkan kepada mahasiswa untuk lebih teliti dalam melaksanakan segala
prosedur yang ada untuk meminimalisir terjadinya kegagalan dalam percobaan.
Dengan begitu tujuan yang ingin didapatkan di dalam praktikum dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA

Azhar, Minda. Biomolekul Sel : Karbohidrat Protein dan Enzim. Cet, I; Padang:
UNP Press, 2016

Sulistyowati, Eddy. Diktat Kuliah: BIOKIMIA. Diktat, Universitas Negeri


Yogyakarta. 2010.

Anda mungkin juga menyukai