Anda di halaman 1dari 6

Jhon D. Pasalbessy, Dampak Tindak Kekerasan.

8
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010

DAMPAK TINDAK KEKERASAN


TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK SERTA SOLUSINYA

Oleh : John Dirk Pasalbessy

ABSTRACT

iolence is not just an individual problem or a national problem, but is already a global
problem, even transnational. In the context of protection of human rights, as human beings,
women and children also have the same rights. Efforts to prevent or cope with a variety of
behaviors and violence experienced by women and children already have received serious
attention and treatment. Therefore, the approach in handling these issues must be integrated
(integrated), where in addition to the legal approach should also consider non-legal
approach which is precisely the cause of violence.

Key words: Violence

A. LATAR BELAKANG. semua orang pasti tahu bahwa tindak


kekerasan merupakan suatu perilaku
Sukacita yang sesungguhnya bagi manusia yang tidak pantas dilakukan.
manusia adalah saling berperilaku ramah Menariknya, diantara mereka yang tahu
kepada sesama, sehingga masing-masing tentang kekerasan itu, ada diantaranya yang
mendapatkan kemurahan hati (Marcus justru sengaja dan pernah melakukannya,
Aurelius) bahkan korban yang timbul terkesan
Pesan di atas menarik untuk dirujuk dibiarkan, entah itu disengajakan atau
dalam perbincangan tentang tindak memang merupakan sebuah fenomena
kekerasan terhadap perempuan dan anak. kemanusiaan di abad ini.
Betapa tidak, karena saat ini kekerasan
merupakan manifestasi perilaku emosional
manusia, ketimbang perilaku rasionalnya. B. PEMBAHASAN
Ini beralasan, karena di mana-mana banyak
dihadapi berbagai kasus tindak kekerasan Menarik dari topik ini adalah, bahwa
yang korbannya adalah perempuan dan ternyata tindak kekerasan tidak hanya
anak-anak. Persoalannya sejauhmana kita merupakan masalah individual atau masalah
semua ikut merasa bertanggungjawab untuk nasional saja, tetapi sudah merupakan
mencari solusi pemecahan masalah ini. masalah global, bahkan transnasional.
Dari topik di atas, ada beberapa hal Karena itu di dalam masyarakat dikenal
yang dapat dipercakapkan, yakni (a) apa itu berbagai istilah, seperti violence against
kekerasan; (b) kenapa korban kekerasan itu women, gender based violence, gender
cenderung dialami oleh kelompok yang violence, domestic violence yang
rentang, seperti perempuan dan anak; dan korbannya adalah peremuan, sementara bagi
(c) bagaimana solusinya. Ketiga hal ini anak-anak dikenal juga istilah, working
patut mendapat perhatian, karena selama ini children, street childern, childern in
dilihat dari segi etika, moral maupun hukum,
Jhon D. Pasalbessy, Dampak Tindak Kekerasan. 9
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010

armed conflict, urban war zones, dan kejam dan tidak manusiawi, namun tidak
sebagainya. jelas apakah perumusan itu juga
Dalam konteks perlindungan HAM, menampung aspirasi kaum minoritas
sebagai manusia, perempuan dan anak juga (perempuan dan anak) yang selama ini
memiliki hak yang sama dengan manusia rentang terhadap kekerasan.
lainnya dimuka bumi ini, yakni hak yang Pada tahun 1993 Sidang Umum PBB
dipahami sebagai hak-hak yang melekat mengadopsi deklarasi yang menentang
(inherent) secara alamiah sejak ia dilahirkan, kekerasan terhadap perempuan yang telah
dan tanpa itu manusia (perempuan dan anak) dirumuskan tahun 1992 oleh Komisi Status
tidak dapat hidup sebagai manusia secara Perempuan PBB, di mana dalam pasal 1
wajar. disebutkan bahwa, kekerasan terhadap
Atas pengakuan ini, tampak pelbagai perempuan mencakup setiap perbuatan
pernyataan bahwa kekerasan terhadap kekerasan atas dasar perbedaan kelamin,
perempuan dan anak merupakan rintangan yang mengakibatkan atau dapat
terhadap keberhasilan pembangunan. mengakibatkan kerugian atau penderitaan
Bagaimanapun juga tindak kekerasan akan terhadap perempuan baik fisik, seksual
berdampak pada kurangnya rasa percaya maupun psikhis, termasuk ancaman
diri, menghambat kemampuan perempuan perbuatan tersebut, paksaan dan
untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial, perampasan kemerdekaan secara sewenang-
mengganggu kesehatannya, mengurangi wenang, baik yang terjadi dalam kehidupan
otonomi, baik di bidang ekonomi, politik, yang bersifat publik maupun privat.
sosial budaya serta fisik. Demikian juga Bahkan secara jelas pengertian
dengan anak, kepercayaan pada diri sendiri kekerasan ini kemudian dapat dilihat di
dalam pertumbuhan jiwanya akan terganggu dalam Konvensi Tentang Penyiksaan dan
dan dapat menghambat proses Perilaku Kejam, Tak berperikemanusiaan
perkembangan jiwa dan masa depannya. dan Merendahkan, yang diratifikasi pada
Padahal Undang-Undang No. 23 Tahun bulan Nopember 1998, disebutkan bahwa,
2002 Tentang Perlindungan Anak ... Torture ... means any act by which
memberikan kewajiban bagi semua pihak severe pain or suffering whether physical or
termasuk negara untuk melindunginya. mental, is intentionally inflicted on a person
.... Demikian juga di dalam laporan Wolrd
Apa itu kekerasan ? Conference (1995) di Beijing, pada butir
Kekerasan merupakan sebuah 113 dirumuskan bahwa kekerasan terhadap
terminologi yang sarat dengan arti dan perempuan sebagai setiap tindakan
makna derita, baik dikaji dari perspektif berdasarkan gender yang menyebabkan
psikologik maupun hukum, bahwa di atau dapat menyebabkan kerugian atau
dalamnya terkandung perilaku manusia penderitaan fisik, seksual atau psikoloogis
(seseorang/kelompok orang) yang dapat terhadap perempuan, termasuk ancaman
menimbulkan penderitaan bagi orang lain, untuk melakukan tindakan tersebut,
(pribadi/ kelompok). pemaksaan atau perampasan kemerdekaan,
Tindak kekerasan atau violence oleh baik yang terjadi dalam kehidupan
Jerome Skolncik didefinsikan sebagai ... masyarakat atau pribadi.
an ambiguous term whose meaning is Dalam kaitannya dengan penggunaan
established throught political process. hukum (pidana), jika terjadi tindak
Dalam arti tingkah laku, Michael Levi lalu kekerasan terhadap perempuan dan anak,
menyebutkan kekerasan sebagai ... its maka terminologinya tidak boleh samar. Ini
content and cuase are socially constructed. dimaksudkan agar tidak timbul multi-
Dari pandangan demikian, tampaknya intepretasi yang pada gilirannya dapat
perumusan tindak kekerasan sangat terkait menimbulkan kesulitan baik pada
dengan tingkah laku manusia yang bersifat masyarakat maupun penegak hukum.
Jhon D. Pasalbessy, Dampak Tindak Kekerasan. 10
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010

KUHP Indonesia misalnya, hanya Indonesia selama ini merupakan masalah


merumuskan kekerasan sebagai perbuatan sosial dan kemanusiaan yang pelu mendapat
membuat orang pingsan atau tidak berdaya perhatian. Di mana-nama kini berjatuhan
(pasal 89). Jelaslah bahwa perumusan ini korban tindak kekerasan yang umumnya
membatasi perilaku kekerasan pada perilaku kalangan perempuan dan anak-anak.
fisik belaka, padahal bila dilihat dari Fenomena ini mengingatkan kita pada
kenyataan di dalam masyarakat tindak jaman jahilliah yang berlandaskan hukum
kekerasan dapat meliputi pula : (a) fisik; (b) rimba atau jaman Herodes yang
seksual; (c) psikologis; (d) politis; dan (e) membenarkan hukum penguasa, serta
ekonomi. Selanjutnya KUHP merumuskan jaman-jaman lainnya yang dikenal dengan
beberapa tingkah laku kekerasasn yang jaman kegelapan. Pertanyaannya, apakah
korbannya adalah perempuan dan anak, telah terjadi kemunduran moral dan nilai
seperti : (a) pornografi (Pasal 282 dst); (b) dalam masyarakat kita yang katanya
perkosaan (Pasal 285 dst); (c) perbuatan menyukai harmoni dan membenci konflik,
cabul (Pasal 290 dst); (d) perdagangan apalagi kekerasan. Perempuan dan anak
wanita (Pasal 297); (e) penculikan (Pasal sebagai korban tindak kekerasan bukan
328); (f) penganiayaan (Pasal 351 dst); (g) merupakan fenomena baru, kitab sejarah
pembunuhan (Pasal 338) dan; (h) mengungkapkan praktek-praktek masa lalu
perampokan (Pasal 363). yang mengorbankan perempuan, baik
Perilaku kekerasan di atas sebahagian dewasa (pengorban depan altar) maupun
besar merupakan kekerasan fisik, kecuali korban anak-anak (pembunuhan bayi
pornografi, di mana ancaman pidananya berjenis kelamin perempuan).
berkisar antara 1 tahun pidana penjara Cerita tentang korban tindak kekerasan
hingga pidana mati. Dari sekian banyak dikalangan perempuan dan anak memang
ketentuan tentang kekerasan, hanya sedikit sedikit sekali ditemukan di dalam berbagai
saja yang menyebutkan jenis kelamin literatur yang ada, karena itu jarang
korban perempuan. Pasal yang secara terungkap bahwa viktimisasi terhadap
eksplisit menyebutkannya antara lain, Pasal perempuan melalui tindak kekerasan
285 KUHP tentang perkosaan dan Pasal 297 diajukan ke peradilan pidana. Masalahnya
KUHP tentang perdagangan perempuan. mungkin pada persepsi masyarakat, baik
Sama halnya dengan tindak kekerasan secara keseluruhan maupun kaum
terhadap perempuan, perilaku kekerasan perempuan itu sendiri, bahwa kekerasan
sebagaimana dikemukakan di atas juga yang dialaminya adalah lebih baik untuk
memiliki pengertian yang sama dengan disembunyikan saja. Ini tentu ada kaitannya
anak, karena pengertian tersebut bersifat dengan nilai-nilai yang berkembang dalam
multidimensi, mulai dari yang bersifat masyarrakat mengenai kedudukan
struktural dan sistematik hingga kekerasan perempuan selama ini dalam masyarakat.
karena perang, perselisihan komunal, Kalangan perempuan terkadang
perpecahan keluarga dan kekerasan menyembunyikan viktimisasi terhadap
interpersonal. Tindak kekerasan mana secara dirinya karena berbagai alasan, namun yang
hakiki berakar pada apa yang dinamakan utama adalah karena mereka tidak ingin
penyalahgunaan, penelantaraan dan dirinya diketahui orang lain atau mungkin
eksploitasi anak, di mana pelakunya bisa akan mencoreng harga sendiri, terlepas dari
saja negara, sektor swasta, personal petugas ada tidaknya konstribusi perempuan
hukum, keluarga atau perorangan. terhadap tindak kekerasan yang dialaminya.
Sebagai akibat persepsi (mungkin juga
Perempuan dan Anak Sebagai Korban mispersepsi) semacam ini, media massa juga
Tindak Kekerasan terkadang juga terkadang melakukan hal
Kekerasan yang telah, sementara yang sama, sehingga terjadi apa yang
bahkan mungkin akan dialami oleh bangsa disebut dengan selctive inattention, yakni
Jhon D. Pasalbessy, Dampak Tindak Kekerasan. 11
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010

memilih berita tertentu untuk dijadikan anak (sale fo children), prostitusi anak (child
informasi bagi konsumsi masyarakat. prostitution), perbudakan anak (child
Ekspose semacam ini setidaknya melahirkan bondage), ponografi anak (child
proses viktimisasi terhadap perempuan dan pornography) akibat meningkatnya sex
anak yang pada umumnya difokuskan pada : tourism; (b) Street Childern, di mana
(a) tindak kekerasan seksual; (b) tindak diperkirakan terdapat sekitar kurang lebih
kekerasan yang menimbulkan luka berat; 100 hingga 150 juta anak jalanan diseluruh
dan (c) tindak kekerasan yang dunia saat ini. Yang memprihatinkan adalah,
mengakibatkan kematian. bahwa di samping mereka berjuang untuk
Sering juga muncul persepsi bahwa mempertahankan hidup secara materiil, juga
seorang perempuan yang menjadi korban menjadi sasaran penyalahgunaan dan
akan berpikir bahwa ia mempunyai andil eksploitasi, seperti street theieves, street
terhadap suatu kejahatan, walaupun prostitution, drug trade, dan aktivitas
sebenarnya tidak demikian. Contohnya kejahatan terorganiser lainnya; (c) Childern
perkosaan, seorang perempuan korban in Armed Conflict, di mana dalam sutiasi
perkosaan cenderung untuk menyimpan konflik, banyak anak-anak yang menjadi
dukanya (psikis dan fisik), karena mungkin korban, seperti terbunuh, cacat, mengungsi
ia menganggap bahwa kedatangannya ke bahkan ada yang hilang. Belum lagi yang
lembaga penegak hukum hanya akan menjadi korban perkosaan dan menderita
menimbulkan viktimisasi ganda pada tekanan kejiwaan (stress dan trauma).
dirinya. Permasalahan yang sulit dihadapi
Berbagai tindak kekerasan yang sering adalah bagaimana melakukan pembinaan
terjadi dan menimbulkan korban dikalangan dan reorientasi mereka dari situasi/budaya
perempuan seperti, (a) serangan seksual; (b) konflik ke budaya damai (culture of peace);
kasus pembunuhan terhadap ibu atau nenek (d) Urban war zones, di mana suasana
baik karena motif ekonomi maupun karena kekerasaan dan ketidak-terntraman dalam
rasa marah yang tidak terkendali; (c) lingkungan kehidupan sehari-hari baik di
pornografi; (d) tindak kekerasan oleh kota maupun pada wilayah zona
majikan terhadap pembantu rumah tangga peperangan yang menempatkan anak-anak
yang sering terjadi dan umumnya dilandasi dalam resiko yang sangat gawat (grave risk),
oleh rasa jengkel bahkan benci, serta terutama jika timbul kemelaratan,
beberapa tindak kekerasan lainnya. penggunaan obat bius dan senjata serta
Demikian juga korban tindak kejahatan sebagai kenyataan hidup sehari-
kekerasan terhadap anak dalam kasus hari.
seksual, di mana posisi anak sering dianggap Yang menarik untuk diperbincangkan
sebagai derivat dari orang tua yang sering selanjutnya adalah, apakah tindak kekerasan
membuatnya tidak berdaya. Contohnya, terhadap perempuan dan anak ini merupakan
perilaku incest yang mengakibatkan sang imbas dari kekacauan norma (anomie) yang
anak terpaksa melahirkan bayi yang kini telah dialami oleh berbagai komunitas
merupakan hasil hubungan insestuos di Indonesia. Ini butuh penelitian yang
dengan ayah kandungnya sendiri. Di akurat untuk menjawabnyaa secara
samping itu, dikenal beberapa kasus yang akademik.
berkaitan dengan eksploitasi, penganiayaan
dan pembunuhan terhadap anak oleh orang
tuanya. Solusi Pemcehannya
Secara garis besar, anak yang Tampaknya tindak kekerasan terhadap
mengalami tindak kekerasan dapat terjadi perempuan dan anak merupakan masalah
karena : (a) Working Children, di mana interdispliner, baik politis, sosial, budaya,
banyak anak-anak yang menjadi pekerja ekonomis maupun aspek lainnya. Diakui
penuh, (full time child labour) perdagangan
Jhon D. Pasalbessy, Dampak Tindak Kekerasan. 12
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010

bahwa tindak kekerasan akan banyak terjadi, 9. Membentuk lembaga penyantum korban
di mana ada kesengjangan ekonomis antara tindak kekerasan dengan target khusus
laki-laki dan perempuan, penyelesaian kaum perempuan dan anak untuk
konflik dengan kekerasan, dominasi laki- diberikan secara cuma-cuma dalam
laki dan ekonomi keluarga serta bentuk konsultasi, perawatan medis
pengambilan keputusan yang berbasis pada maupun psikologis
laki-laki. Sebaliknya, jika perempuan 10. Meminta media massa (cetak dan
memiliki kekuasaan diluar rumah, maka elektronik) untuk lebih memperhatikan
intervensi masyarakat secara aktif disamping masalah tindak kekerasan terhadap
perlindungan dan kontrol sosial yang kuat perempuan dan anak dalam
memungkinan perempuan dan anak menjadi pemberitaannya, termasuk memberi
korban kekerasan semakin kecil. pendidikan pada publik tentang hak-hak
Dari berbagai pengalaman selama ini, asasi perempuan dan anak-anak.
maka solusi terhadap penanggulangan tindak
kekerasan terhadap perempuan mesti
mencakup hal-hal sebagai berikut : C. P E N U T U P
1. Meningkatkan kesadaran perempuan
akan hak dan kewajibannya di dalam Upaya untuk mencegah dan atau
hukum melalui latihan dan penyuluhan menanggulangi berbagai perilaku kekerasan
(legal training). yang dialami perempuan dan anak sudah
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat
mesti mendapat perhatian dan penanganan
betapa pentingnya usaha untuk
mengatasi terjadinya kekerasan terhadap yang serius. Oleh sebab itu, pendekatan
perempuan dan ana, baik di dalam dalam penanganan masalah ini mesti bersifat
konteks individual, sosial maupun terpadu (integrated), di mana selain
institusional; pendekatan hukum juga harus
3. Meningkatkan kesadaran penegak mempertimbangkan pendekatan non hukum
hukum agar bertindak cepat dalam yang justru merupakan penyebab terjadinya
mengatasi kekerasan terhadap
kekerasan. Dengan cara meningkatkan
perempuan maupun anak;
4. Bantuan dan konseling terhadap korban kesadaran perempuan akan hak dan
kekerasan terhadap perempuan dan anak; kewajibannya di dalam hukum,
5. Melakukan kampanye anti kekerasan meningkatkan kesadaran masyarakat betapa
terhadap perempuan dan anak yang pentingnya usaha untuk mengatasi
dilakukan secara sistematis dan terjadinya kekerasan terhadap perempuan
didukung oleh karingan yang mantap. dan anak, meningkatkan kesadaran penegak
6. Pembaharuan hukum teristimewa
hukum agar bertindak cepat dalam
perlindungan korban tindak kekerasan
yang dialami oleh perempuan dan anak- mengatasi kekerasan terhadap perempuan
anak serta kelompok yang rentang atas maupun anak, memberikan bantuan dan
pelanggaran HAM. konseling terhadap korban kekerasan
7. Pembaharuan sistem pelayanan terhadap perempuan dan anak, melakukan
kesehatan yang kondusif guna pembaharuan sistem pelayanan kesehatan
menanggulangi kekerasan terhadap
yang kondusif guna menanggulangi
perempuan dan anak;
8. Bagi anak-anak diperlukan perlindungan kekerasan terhadap perempuan dan anak,
baik sosial, ekonomi mauoun hukum Bagi anak-anak diperlukan perlindungan
bukan saja dari orang tua, tetapi semua baik sosial, ekonomi maupun hukum.
pihak, termasuk masyarakat dan negara. Disampin itu bantuan media massa (cetak
Jhon D. Pasalbessy, Dampak Tindak Kekerasan. 13
Jurnal Sasi Vol.16. No.3 Bulan Juli - September 2010

dan elektronik) untuk lebih memperhatikan Pecker, Herberth, The Limits of The
masalah tindak kekerasan terhadap Crminal Sanctions, Stanford,
perempuan dan anak dalam pemberitaannya, California, Stanford University
Press, 1985
termasuk memberi pendidikan publik
tentang hak-hak asasi perempuan dan anak- Soerjono , Sokanto, Penegakan Hukum ,
anak. BPHN Depkeh, 1983
Sudarto, Kapita Selekta Hukum Pidana,
Alumni, Bandung, 1981

------------, Hukum dan Hukum Pidana,


Alumni, Bandung, 1981

------------, Hukum Pidana dan


DAFTAR PUSTAKA Perkembangan Masyarakat, Sinar Baru,
Adji, Oemar Seno, Hukum dan Hukum Bandung, 1983
Pidana, Erlangga, Jakartal, 1984 Tappan, Paul, Juvenille Delinquency, Mc
Ancel, Marc, Social Defence a, modern Graw Hill Book Company, Inc, 1949
approach to crminal problem,
Routledge & Paul Kegan, United Nations, Human Rights A
London. Compilatonof International
Instruments (Volume I Second
Arief, Barda Nawawi, Kebijakan Legislatif Part) Universal Instrrumens
Dalam Penanggulangan
Kejahatan Dengan Pidana ------------, A Compilatonof International
Penjara, Ananta, Semarang,
1994 Instruments (Volume II Forts Part)
-------------, Bunga Rampai Kebijakan Universal Instrumen
Hukum Pidana, Citra Aditya,
Bandung, 1996
Gosita, Arif, Masalah Korban Kejahatan,
Akademika Presindd, Jakarta,
1983
--------------, Perlindungan Anak ,
Akademika Presindo, Jakarta,
1983
Hadisuprarto, Juvenille Delinquency
(Pemahaman dan
Penanggulangannya), UNDIP,
Semarang, 1996
Pasalbessy, Tindakan Sebagai Pidana Yang
Tepat Bagi Anak Yang
Dipersahkan Melakukan Tindak
Pidana, Skripsi, Fakultas Hukum
Universitas Pattimura, 1987

Anda mungkin juga menyukai