Anda di halaman 1dari 19

LBM 1

STEP 1
1. Outbreak :
- epidemik, berjangkitnya suatu penyakit dalam masyarakat yang
jumlahnya meningkat pada waktu dan daerah tertentu sehingga
menyebabkan malapetaka
2. Epidemiology:
- studi tentang peyebaran penyakit, faktor2 yang mempengaruhi, dan
upaya2 penanggulangan dalam masalah tsb pada manusia dalam
konteks lingkungan / mempelajari hal2 yang terjadi dalam
masyarakat
STEP 2
1. Jelaskan definisi dan klasifikasi dari epidemiologi!
2. Jelaskan cara pengukuran epidemiologi !
3. Apa saja ruang lingkup masalah kesehatan yang termuat dalam
epidemiologi?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi epidemiologi?
5. Apa saja penyakit yang dapat menyebabkan outbreak?
6. Apa saja kepentingan dari epidemiologi?
7. Bagaimana cara mendapatkan data dari survey epidemiologi?
8. Apa saja macam-macam survey epidemiologi?
9. Apa saja batasan-batasan dalam membuat epidemiologi?
10.Jelaskan perbedaan tentang endemi, epidemi, pandemi !
11.Jelaskan tahap-tahap riwayat alamiah suatu penyakit!
12.Apa yang dimaksud dengan transmisi penyakit menular?
13.Bagaimana cara mencegah wabah/ outbreak? Beri contoh sesuai
skenario
14.Bagaimana cara mencegah penularan penyakit?

STEP 7
1. Jelaskan definisi dan klasifikasi dari epidemiologi!
Epidemiologi adalah ilmu tentang terjadinya dan penyebaran dari suatu masalah kesehatan dan faktor-
faktor yang mempengaruhi serta upaya-upaya penanggulangannya.
Budioro B, Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat

Tujuan umum
Meneliti populasi manusia,namun sekarang metodenya dapat berlaku
pada penelitian populasi lain seperti hewan,tumbuhan.
Mendeskripsikan penyakità dapat menungkapkan mekanisme kausal
penyakit, menjelaskan perjalanan penyakit yang ada, dapat
menjelaskan perjalanan penyakit dan untuk memeberikan pedoman
pelayanan kesehatan yang diperlukan.
Menjelaskan mekanisme terjadinya penyakit sehingga dapat
digunakan untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan
masyarakat termasuk kesehatan lingkungan dan kesehatan
lingkungan kerja.
Tujuan khusus
Memformulasikan hipotesis yang menjelaskan pola distribusi penyakit
yang ada atas dasar karakteristik waktu, tempat, host, agent
potensial
Menguji hipotesis dengan menggunakan penelitian yang dirancang
secara khusus dapat mengungkapkan penyebab penyakit
Menguji validitas konsep pengendalian penyakit dengan
menggunakan data epidemiologis yang dikumpulkan sehubungan
dengan program tersebut.
Membantu membuat klasifikasi penyakit atas dasar penelitian
etiologis
Mengungkapkan perjalanan suatu penyakit untuk menentuka
prognosis penyakit.

Epidemiologi lingkungan,Juli soemirat

KLASIFIKASI EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi Deskriptif (Descriptive epidemiology) :


Di dalam epidemiologi dipelajari bagaimanan frekuensi penyakit berubah
menurut perubahan variable-variabel epidemiologi yang terdiri dari :

Orang (person) :
Umur
Jenis kelamin
Kelas social menggambarkan tingkat kehidupan seseorang. Kelas
social ditentukan oleh unsur2 seperti pendidikan, pekerjaan,
penghasilan,tempat tinggal.
Jenis pekerjaan.
Penghasilan. Hubungan antara tingkat penghasilan dg pemanfaatan
pelayanan kesehatan maupun pencegahan. Seseorang dg tingkat
penghasilan yang rendah tidak mampu membeli obat dan membayar
transport ).
Golongan etnik. Berbeda di dalam kebiasaan makan, susunan
genetic, gaya hidup à perbedaan angka kesakitan dan kematian.
Status perkawinan.
Besarnya keluarga. Dalam keluarga yang besar dan miskin, anak2
dapat menderita ok penghasilan keluarga harus digunakan oleh
banyak orang.
Struktur keluarga mempunyai pengaruh terhadap kesakitan dan
pemanfaatan pelanyanan kesehatan. Suatu keluarga yang besar
munkin harus tinggal berdesak-desakan di dalam rumah yang
memudahkan penuaran suatu penyakit dan penghasilan keluarga
tidak dapat membeli cukup makanan bergizi, dan tidak dapat
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Paritas. Kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang
berparitas tinggi.

Tempat (place) :
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit
berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat
memberikan penjelasan mengenai etiologi penyakit.

Waktu (time) :
Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan
kebutuhan dasar didalam analisis epidemiologis, oleh karena
perubahan-perubahan penyakit menurut waktu menunujukkan
adanya perubahan factor-faktor etiologis.

Epidemiologi Analitik ( Analytic epidemiology) :


Pendekatan atau studi ini dipergunakan untuk menguji data serta informasi-informasi yang
diperoleh studi epidemiologi deskriptif.
Ada tiga studi tentang epidemiologi ini :
Studi riwayat kasus (case history studies) : dibadingkan antara dua kelompok orang, yakni
kelompok yang terkena penyebab penyakit dengan kelompok orang tidak terkena
(kelompok control)
Studi kohort (kohort studies) :
Sekelompok orang dipaparkan pada suatu penyebab penyakit. Kemudian diambil
sekelompok orang lagi yang mempunyai cirri-ciri yang sama dengan kelompok pertama,
tetapi tidak dipaparkan pada penyebab penyakit. Setelah beberapa saat yang telah
ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari perbedaan antara kedua
kelompok tersebut bermakna atau tidak.
Epidemiologi eksperimen :
Dilakukan dengan mengadakan eksperimen kepada kelompok subjek, kemudian
dibandingkan dengan kelompok control. Ex : untuk menguji keampuhan suatu vaksin
Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip dasar.
Penerbit Rineka Cipta

Ada 3 tipe pokok pendekatan atau metode, yakni:


Epidemiologi Deskriptif (descriptive epidemiology)
Dalam epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah
menurut perubahan variable2 epidemiologi yg terdiri dari orang (person), tempat
(place), dan waktu (time).
Orang (person)
Disini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas sosial, pekerjaan,
golongan etnik, status perkawinan, besarnya keluarga, struktur keluarga dan
paritas.
Tempat (place)
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk
perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai
etiologi penyakit.
Waktu (time)
Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar
di dalam analisis epidemiologis, oleh karena perubahan2 penyakit menurut waktu
menunjukkan adanya perubahan faktor etiologis.

Epidemiologi Analitik (Analytic epidemiology)


pendekatan atau studi ini dipergunakan untuk menguji data serta informasi 2 yg
diperoleh studi epidemiologi deskriptif.
Ada dua studi tentang epidemiologi ini:
Studi riwayat kasus (case history studies)
Dalam studi ini akan dibandingkan antara dua kelompok orang, yakni
kelompok yg terkena penyebab penyakit dengan kelompok orang tidak
terkena (kelompok kontrol).
Studi kohort
Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan pada suatu penyebab.
Kemudian diambil sekelompok orang lagi yg mempunyai ciri2 sama dengan
kelompok pertama. Kelompok kedua disebt kelompok kontrol. Setelah
beberapa saat yg ditentukan kedua kelompok tersebut dibandingkan, dicari
perbedaan antara kedua kelompok tersebut bermakna atau tidak.

Epidemiologi Eksperimen
Studi ini dilakukan dengan mengadakan eksperimen pada kelompok subyek,
kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol (yg tidak dikenakan
percobaan).

2. Jelaskan cara pengukuran epidemiologi !


Incidence Rate
Incidence rate dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yg
terjadi di kalangan penduduk selama periode waktu tertentu.
jumlah kasus baru suatu penyakit selama periode tertentu
Incidence Rate  1000
populasi yang mempunyai risiko
Attack Rate
jumlah kasus selama epidemi
Attack Rate  1000
populasi yg mempunyai risiko
Prevalence Rate
Prevalence rate mengukur jumlah orang di kalangan penduduk yang
menderita suatu penyakit pd satu titik waktu tertentu.

jumlah kasus penyakit yg ada pada suatu titik waktu


Pr evalence Rate  1000
jumlah penduduk seluruhnya

Period Prevalensi
jumlah kasus penyakit yg selama periode
Period prevalence  1000
penduduk rata  rata dari periode tersebut
Crude Death Rate (CDT)
jumlah kematian di kalangan penduduk suatu daerah dalam 1th
CDR  1000
jumlah penduduk rata  rata
Age Spesific Date Rate (angka kematian pada umur tertentu)
Sebagai contoh: age spesific date rate pada golongan umur 20-30th
jml kematian antara umur 20  30th suatu daerah dlm 1th
ASDR  1000
jml penduduk umur antara 20  30th pd daerah dan tahun yg sama
Cause Disease Spesific Death Rate (angka kematian akibat penyakit tertentu)
jml kematian krn TB di suatu daerah dlm 1th
CSDR  1000
jumlah penduduk rata  rata
ILMU KESEHATAN MASYARAKAT, Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo

3. Apa saja ruang lingkup masalah kesehatan yang termuat dalam


epidemiologi?
 Bisa dijabarkan dalam 3 hal:
 Peristiwa: bagaimana jalannya suatu penyakit, akibat adanya
penyakit (sembuh, kematian, kecacatan), bagaimana
penyediaan dan pelayanan kesehatan
 Faktor determinan penyakit (merupakan faktor fisik, biologis,
sosiokultural yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit)
 Populasi : sebagai sasaran dari distibusi / determinan penyakit,
yang akan terbagi menjadi individu /bukan. Kelompok individu
berdasarkan sosioekonomi dan demografi. Seberapa besar
pupolasi akan menentukan apakah yang terjadi adalah epidemi,
pandemi, endemi.
- Etiologi : lingkup kegiatan dari epidemiologi dalam identifikasi
penyebab masalah kesehatan
- Efikasi : efek / daya optimal yang dapat diperoleh dari intervensi
kesehatan (dalam bentuk %, cth efikasi pemberian vaksin malaria
40%)
- Efektivitas : besar hasil dari tindakan (pengetahuan/ intervensi) dan
perbedaan yang dapat diperoleh
- Efisiensi : konsep ekonomi untuk memperoleh hasil tsb dibutuhkan
biaya berapa besar
- Evaluasi : penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu
pengobatan/ program kesehatan masyarakat
- Edukasi : intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang
kesehatan yang merupakan bagian dari pencegahan

Epidemiologi penyakit menular


Epidemiologi penyakit tidak menular
Epidemiologi kesehatan reproduksi
Epidemiologi kesehatan lingkungan
Epidemiologi kesehatan kerja
Epidemiologi kesehatan darurat
Epidemiologi kesehatan jiwa
Epidemiologi perencanaan
Epidemiologi prilaku
Epidemiologi genetic
Epidemiologi gizi
Epidemiologi remaja
Epidemiologi demografi
Epidemiologi klinik
Epidemiologi pelayanan kesehatan
Dan sebagainya
Budiarto, eko, 2003, pengantar epidemiologi, Jakarta : penerbit
buku kedokteran EGC

4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi epidemiologi?


Trias epidemiologi atau segitiga epidemiologi adalah suatu konsep dasar
epidemiologi yang menggambarkan tentang hubungan tiga faktor utama yang
berperan dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Tiga faktor
tersebut adalah host (penjamu), agent (agen, faktor penyebab), dan environment
(lingkungan).

Host adalah manusia atau makhluk hidup lainnya, termasuk burung dan antropoda
yang menjadi tempat terjadinya proses alamiah perkembangan pernyakit. Yang
termasuk dalam faktor penjamu, yaitu usia, jenis kelamin, ras/etnik, anatomi
tubuh, status gizi, sosial ekonomi, status perkawinan, penyakit terdahulu, life
style, hereditas, nutrisi, dan imunitas. Faktor-faktor ini mempengaruhi risiko untuk
terpapar sumber infeksi serta kerentanan dan resistensi manusia terhadap suatu
penyakit atau infeksi.

Host atau penjamu memiliki karateristik tersendiri dalam menghadapi ancaman


penyakit, antara lain:
1. Imunitas
Kesanggupan host untuk mengembangkan suatu respon immunologis, dapat secara
alamiah maupun perolehan (non-alamiah), sehingga tubuh kebal terhadap suatu
penyakit tertentu. Selain mempertahankan diri, pada jenis-jenis penyakit tertentu
mekanisme pertahanan tubuh dapat menciptakan kekebalan tersendiri. Misalnya
campak, manusia mempunyai kekebalan seumur hidup, mendapat immunitas yang
tinggi setelah terserang campak, sehingga seusai kena campak sekali maka akan
kebal seumur hidup.
2. Resistensi
Kemampuan dari pejamu untuk bertahan terhadap suatu infeksi. Terhadap suatu
infeksi kuman tertentu, manusia mempunyai mekanisme pertahanan tersendiri
dalam menghadapinya.

3. Infektifnes (infectiousness)
Potensi pejamu yang terinfeksi untuk menularkan penyakit kepada orang lain. Pada
keadaan sakit maupun sehat, kuman yang berada dalam tubuh manusia dapat
berpindah kepada manusia dan sekitarnya.

Agent adalah suatu unsur, organisme hidup atau infektif yang dapat menyebabkan
terjadinya suatu penyakit. (M.N Bustan: 2006). Agen tersebut meliputi agen
biologis, kimia, nutrisi, mekanik, dan fisika. Agen biologis bersifat parasit pada
manusia, seperti metazoan, protozoa, jamur, bakteri, ricketsia, dan virus. Agen
kimia meliputi pestisida, asbes, CO, zat allergen, obat-obatan, limbah industri, dll.
Agen nutrisi meliputi karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air yang
jika kekurangan atau kelebihan zat-zat tersebut, maka dapat menimbulkan
penyakit. Agen mekanik meliputi friksi yang kronik, misalnya kecelakaan, trauma
organ yang menyebabkan timbulnya sakit, dislokasi (payah tulang), dll.

Dari segi epidemiologi, konsep faktor agen mengalami perkembangan dengan


mempergunakan terminologi faktor resiko (risk factor). Jadi, tidak hanya unsur-
unsur di atas yang tergolong faktor resiko, tetapi mencakup semua hal yang
memberikan kemungkinan terjadinya penyakit. Contoh faktor resiko yang bersifat
tingkah laku yang tidak sehat, yaitu minum alkohol, drug abuse, merokok, tidak
menggunakan tali pengaman (seat bealt), kurang olah raga, dll.

Seperti halnya dengan host, agen juga memiliki karakteristik, yaitu (M.N Bustan:
2006):
1. Infekstivitas
Kesanggupan dari organisme untuk beradaptasi sendiri terhadap lingkungan dari
penjamu untuk mampu tinggal dan berkembang biak (multiply) dalam jaringan
pejamu. Umumnya diperlukan jumlah tertentu dari suatu mikroorganisme untuk
mampu menimbulkan infeksi terhadap penjamunya. Dosis infektifitas minimum
(minimum infectious dose) adalah jumlah minimal organisma yang dibutuhkan
untuk menyebabkan infeksi. Jumlah ini berbeda antara berbagai species mikroba
dan antara individu.

2. Patogenesitas
Kesanggupan organisme untuk menimbulkan suatu reaksi klinik khusus yang
patologis setelah terjadinya infeksi pada penjamu yang diserang. Dengan
perkataan lain, jumlah penderita dibagi dengan jumlah orang yang terinfeksi.
Hampir semua orang yang terinfeksi dengan dengan virus smallpox menderita
penyakit (high pathogenicity), sedangkan orang yang terinfeksi poliovirus tidak
semua jatuh sakit (low pathogenicity).

3. Virulensi
Kesanggupan organisme tertentu untuk menghasilkan reaksi patologis yang berat
yang selanjutnya mungkin menyebabkan kematian. Virulensi kuman menunjukkan
beratnya (severity) penyakit.

4. Toksisitas
Kesanggupan organisme untuk memproduksi reaksi kimia yang toksis dari substansi
kimia yang dibuatnya. Dalam upaya merusak jaringan untuk menyebabkan penyakit
berbagai kuman mengeluarkan zat toksis.

5. Invasitas
Kemampuan organisme untuk melakukan penetrasi dan menyebar setelah
memasuki jaringan.

6. Antigenisitas
Kesanggupan organisme untuk merangsang reaksi immunologis dalam penjamu.
Beberapa organisma mempunyai antigenisitas lebih kuat dibanding yang lain. Jika
menyerang pada aliran darah (misalnya virus measles) akan lebih merangsang
immunoresponse dari yang hanya menyerang permukaan membrane (misalnya
gonococcus).

Faktor environment (lingkungan) adalah bagian dari trias epidemiologi. Faktor ini
memiliki peranan yang sama pentingnya dengan dua faktor yang lain. Faktor
lingkungan meliputi lingkungan fisik, biologi, sosial-ekonomi, topografi dan
georafis. Lingkungan fisik seperti kondisi udara, musim, cuaca, kandungan air dan
mineral, bencana alam, dll. Lingkungan biologi meliputi hewan, tumbuhan,
mikroorganisme saprofit, dsb. Lingkungan sosial-ekonomi yang juga mempengaruhi,
yaitu kepadatan penduduk, kehidupan sosial, norma dan budaya, kemiskinan,
ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas kesehatan, dll.

Faktor-faktor trias epidemiologi saling berinteraksi. Keterhubungan antara host,


agent, dan environment ini merupakan suatu kesatuan yang dinamis yang berada
dalam keseimbangan (equilibrium) pada seseorang individu yang sehat. Maka dapat
dikatakan bahwa individu yang sehat adalah keadaan dimana ketiga faktor ini
dalam keadaan seimbang. Jika timbul penyakit pada diri individu, maka berkaitan
dengan gangguan interaksi antara ketiga faktor tersebut.

5. Apa saja penyakit yang dapat menyebabkan outbreak/wabah?


Permenkes RI no 560 th 1989
Berdasarkan pertimbangan : epidemiologis, sosial budaya, keamanan,
ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, dampak malapetaka di
masyarakat
Penemuan di masyarakat: pasif (laporan dari pelayanan kesehatan) dan
aktif (turun langsung dengan kunjungan lapangan)
Contoh penyakitnya:
a. Leptospirosis
b. Kolera
c. DHF/ DBD
d. Campak
e. Polio
f. Difteri
g. Pertusis
h. Rabies
i. Malaria
j. Meningitis
k. Yellow fever
l. Cikungunya

6. Apa saja kepentingan dari epidemiologi?


- Dapat digunakan untuk menentukan penyebab, faktor2 yang
mempengaruhi (lingkungan, aspek bilogi, kimiawi, fisika)
- Dapat mempelajari natural history of disease
- Dapat digunakan untuk menggambarkan status kesehatan dalam
populasi (proporsi yang sehat, sakit, status kesehatan yang berubah
berdasarkan waktu, perbedaan kejadian berdasarkan geografi)
- Menentukan data epidemiologi yang ada konsisten dengan hipotesis
yang diajukan dan dengan pengetahuan, ilmu perilaku, ilmu biomedis
yang terbaru
- Memberikan dasar perkembangan langkah2 pengendalian ,
pencegahan, resiko
- Pengembangan langkah2 kesehatan masyarakat yang diperlukan
untuk mengevaluasi keberhasilan langah2 dan program intervensi

7. Bagaimana cara mendapatkan data dari survey epidemiologi?


- Laporan penyakit menular
- Catatan klinis dan medis RS
- Catatan perusahaan dan lembaga
- Survey kesehatan dan penyakit, biasanya oleh puskesmas
- Observasi berkelanjutan terhadap insidensi penyakit
WHO:
Surveilans epidemiologi pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data secara sistematik dan terus menerus sert
penyebaran informasi pada unit yang membutuhkan untuk dapat
mengambil tindakan.
Stategi yang dibutuhkan:
- Advokasi dan dukungan perundang-undangan: emnunjang seberapa
banyak tindakan yang diambil dalam melakukan surveilans
- Pengembangan surveilans secara nasional, provinsi, kab/kota: untuk
mencegah KLB/ outbreak
- Peningkatan mutu data/ informasi epidemiologi
- Peningkatkan profesionalisme tenaga epidemiologi
- Perkembangan tim yang handal
- Peningkatan jejaring ssurveilans epidemiologi setiap tenaga
kesehatan
- Peningkatan pemanfaatan teknologi informasi media yang
terintegrasi dan interaktif

8. Apa saja macam-macam survey epidemiologi?


- Pasif : berdasarkan laporan kasus dari pelayanan kesehatan primer,
sekunder, tersier
- Aktif : berdasarkan temuan langsung di lapangan

9. Apa saja batasan-batasan dalam membuat epidemiologi?


Batasan (mencakup 3 elemen epidemiologi)
Mencakup semua penyakit : epidemiologi mempelajari semua penyakit
infeksi maupun non-infeksi
Populasi : kedokteran klinik berorientasi pd gambaran penyakit individu dan
epidemiologi berorientasi penyakit pada populasi (masyarakat) / kelompok
Pendekatan ekologi : frekwensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar
belakang pada keseluruhan lingkungan manusia baok lingkungan fisik,
biologis maupun sosial
Penyebaran penyakit : ditentukan oleh orang, waktu, tempat
Kegunaan : dalam konteks program kesehatan dan KB adl sebagai alat
(diartiakn bahwa dalam melihat suatu masalah selalu mempertanyakan
siapa yang terkena, dimana dan bagaimana penyebaran serta kapan
penyebaran tersebut terjadi) dan sebagai metode /
pendekatan(diartikan dengan kaitannya dengan masalah, dimana atau
dalam lingkungan bagaimana penyebaran masalah serta bilamana
masalah tersebut terjadi/pada kondisi seperti apa), kegunaan lainnya
adalah ukuran2 epidemiologi seperti prevalensi, point of prevalence dsb
dapat digunakan dalam perhitungan2 : prevalensi, kasus baru, case
fatality rate, dsb
IKM, Prof.DR.Soekidjo notoadmodjo
Ruang lingkup
Etiologi
Etiologi berkaitan dengan lingkup kegiatan epidemiologi
dalam mengidentifikasi penyebab penyakit dan masalah
kesehatan lainnya.
Efikasi
Efkasi Berkaitan dengan efek atau daya optimal yang
dapat diperoleh dari adanya intervensi kesehatan
Efektivitas
Efektivitas dimaksudkan besar hasil yang dapat
diperoleh dari suatu tindakan (pengetahuan atau
intervensi) dan besarnya perbedaan dari suatu tindakan
yang satu dengan yang lainnya.
Efisiensi
Efisiensi adalah sebuah konsep ekonomi yang melihat
pengaruh yang dapat diperoleh berdasarkan besarnya
biaya yang diberikan.
Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian secara keseluruhan
keberhasilan suatu pengobatan atau program kesehatan
masyarakat.
Edukasi
Edukasi adalah intervensi berupa peningkatan
pengetahuan tentang kesehatan masyarakat sebagai
bagian dari upaya pencegahan penyakit.
(pengantar epidemiologi, Dr.M.N. Bustan)

10.Jelaskan perbedaan tentang endemi, epidemi, pandemi !


Endemi (awalan en- berarti “dalam atau di dalam”) adalah berlangsungnya suatu penyakit
pada tingkatan yang sama atau keberadaan suatu penyakit yang terus menerus di dalam
populasi atau wilayah tertentu – prevalensi suatu penyakit yang biasa berlangsung di satu
wilayah atau kelompok tertentu.
Epidemi adalah wabah atau munculnya penyakit tertentu yang berasal dari satu sumber
tunggal, dalam satu kelompok, populasi, masyarakat, atau wilayah, yang melebihi tingkatan
kebiasaan yang diperkirakan. Epidemi terjadi jika kasus baru melebihi prevalensi suatu
penyakit. Kejadian luar biasa (KLB) akut – peningkatan secara tajam dari kasus baru yang
memengaruhi kelompok tertentu – biasanya juga disebut sebagai epidemi. Keparahan dan
keseriusan penyakit juga memengaruhi definisi suatu epidemi. Jika penyakit sifatnya
mengancam kehidupan, hanya diperlukan sedikit kasus (seperti pada rabies) untuk
menyebabkan terjadinya epidemi.
Pandemi (awalan pan- berarti “semua atau melintasi”) adalah epidemi yang menyebar luas
melintasi negara, benua, atau populasi yang besar, kemungkinan seluruh dunia. AIDS
merupakan penyakit pandemi.
Timmreck, Thomas C., 2004, Epidemiologi Suatu Pengantar, Jakarta, EGC

ENDEMIK KLB EPIDEMIK/wabah PANDEMI


Suatu Meningkatnya merupakan
penyakit kejadian terjangkitnya
dikatakan morbiditas/mortalitas penyakit
sebagai yg bermakna secara menular pada
endemik epidemiologis pada banyak orang
(dari suatu wialayah dan dalam daerah
bahasa periode ttt dan geografi yang
Yunani en- merupakan keadaan luas.
di dalam + yang dapat menjurus
demos terjadinya suatu Menurut

rakyat) wabah Organisasi

pada suatu Kesehatan

populasi jika Dunia (WHO),

penyakit suatu pandemi

tersebut dikatakan

berlangsung terjadi bila

di dalam ketiga syarat

populasi berikut telah

tersebut terpenuhi:

tanpa
timbulnya
adanya
penyakit
pengaruh
bersangkuta
dari luar.
n merupakan
suatu hal
Suatu baru pada
keadaan populasi
dimana bersangkuta
suatu n,
penyakit
atau agen agen penyebab
infeksi penyakit
tertentu menginfeksi
secara manusia dan
terus menyebabka
menerus n sakit
ditemukan serius,
disuatu
agen penyebab
wilayah
penyakit
tertentu,
menyebar
bisa juga
dengan
dikatakan
mudah dan
sebagai
berkelanjuta
suatu
n pada
penyakit
manusia.
yang
umum
ditemukan
disuatu
wilayah.

Contoh : Contoh : "(Flu


endemic Hong Kong",
goiter pada 1968—1969.
daerah Virus tipe
pegununagn H3N2 yang
yang kurang menyebabkan
Iodium wabah ini
dideteksi
pertama kali
di Hongkong
pada awal
1968.
Perkiraan
jumlah korban
adalah antara
750.000 dan
dua juta jiwa
di seluruh
dunia.

11.Jelaskan tahap-tahap riwayat alamiah suatu penyakit!


Fase
tahap prepatogenesis : dimana dalam tahap ini penyakit blm ditemukan karena pada
umumnya daya tahan tbh pejamu msh kuat.
thp inkubasi : dimana bibit penyakit tlh msk kedlm tbh pejamu, tetapi gejala penyakit blm
tampak
thp penyakit dini : tahap ini dihitung mulai dr munculnya gejala penyakit
tahap penyakit lanjut : dlm thp ini penderita tlh tdk dpt lg melakukan pekerjaan dan jika
dating berobat, umumnya telah memrlukan perawatan
tahap akhir penyakit : perjalanan penyakit pd suatu saat akan berakhir. Berakhirnya
perjalanan penyakit tsb dpt berada dlm 5 keadaan :
sembuh sempurna : dimana penyakit berakhir krn pejamu sembuh secara sempurna artinya
bentuk dan fungsi tbh kembali kepada keadaan sebelum menderita penyakit
sembuh dgn cacat : penyakit yg diderita berakhir dan penderita menjadi sembuh , tetapi
kesembuhannya tsb tdk sempurna krn ditemukan cacat pd pejamu. Adapun yg dimaksudkan
cacat disini adalah tdk hanya berupa cacat fisik yg dpt dilihat oleh mata tetapi juga cacat
mikroskopik, caccat fungsional, cacat mental, dan cacat social
karier : pd karier, perjalanan penyakit seolah2 terhenti, karena gejala penyakit memang tdk
tampak lg. padahal dlm diri pejamu msh ditemukan bibit penyakit yg pd suatu saat jika daya
tahan tbh berkurang, penyakit dpt timbul kembali
kronis : dlm proses ini, perjalanan penyakit tampak berhenti karena gejala penyakit tdk
berubah, dlm arti tdk bertambah berat dan atw pun tdk bertambah ringan
meninggal dunia : dimana terhentinya perjalanan penyakit disini bkn karena sembuh tetapi
krn pejamu meninggal dunia
Azrul, Pengantar epidemiologi
Tahap prepatogenesis :
Individu berada dalam keadaan normal/sehat. Walaupun demikian
pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antar pejamu dengan
bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih terjadi diluar tubuh, dalam
arti bibit penyakit masih ada diluar tubuh pejamu. Belum ada tanda-
tanda sakit sampai sejauh daya tahan tubuh pejamu masih kuat.
Tahap patogenesis :
Tahap inkubasi
Waktu antara masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yang
peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala
penyakit lainnya.
Tahap penyakit dini
Munculnya gejala penyakit yang kelihatannya ringan. Tahap ini
sudah mulai menjadi masalah kesehatan.
Tahap penyakit lanjut
Tahap di mana penyakit bertambah hebat dengan segala
kelainan patologis dan gejalanya. Pada tahap ini penyakit
memerlukan pengobatan yang tepat untuk menghindari akibat
lanjut yang kurang baik.
Tahap penyakit akhir
Sembuh sempurna
Sembuh dengan cacat
Karier
Tahap pasca patogenesis, yang dapat berlanjut menjadi :
Sembuh
Berkelangsungan kronik
Cacat
Mati
DR. M. N Bustan. Pengantar Epidemiologi. Penerbit Rineka Cipta.

12.Apa yang dimaksud dengan transmisi penyakit menular?


13.Bagaimana cara mencegah wabah/ outbreak? Beri contoh sesuai
skenario
PENCEGAHAN
Pengertian pencegahan secara umum adalah mengambil tindakan terlebih dahulu
sebelum kejadian. Pada dasarnya ada tiga tingkatan pencegahan penyakit secara
umum yakni:
Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) yang meliputi promosi kesehatan
dan pencegahan khusus.
Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) yang meliputi diagnosis dini serta
pengobatan yang tepat.
Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) yang meliputi pencegahan terhadap
cacat dan rehabilitasi.
Ketiga tingkat pencegahan tersebut saling berhubungan erat sehingga dalam
pelaksanaannya sering dijumpai keadaan yang tumpang tindih.
Pencegahan Tingkat Pertama
Dapat ditujukan pada faktor penyebab, lingkungan serta faktor pejamu.
Sasaran yang ditujukan pada faktor penyebab yang bertujuan untuk mengurangi
penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah mungkin dengan
usaha antara lain:
Desinfektan
Pasteurisasi
Sterilisasi, bertujuan untuk menghilangkan mikro-organisme penyebab
penyakit,
Penyemprotan insektisida dalam rangka menurunkan dan menghilangkan
sumber penularan maupun memutuskan rantai penularan.
Selain itu usaha untuk mengurangi/menghilangkan sumber penularan dapat
dilakukan melalui pengobatan penderita serta pemusnahan sumber yang ada
(biasanya pada binatang yang menderita), serta mengurangi/menghindari
perilaku yang dapat meningkatkan risiko perorangan dan masyarakat.
Mengatasi/modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti
peningkatan air bersih
peningkatan sanitasi lingkungan dan perumahan serta bentuk pemukiman
lainnya
perbaikan dan peningkatan lingkungan biologis seperti pemberantasan
serangga dan binatang pengerat
peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah tangga, hubungan
antar individu dan kehidupan sosial masyarakat.
Meningkatkan daya tahan penjamu meliputi :
perbaikan status gizi, status kesehatan umum dan kualitas hidup penduduk
pemberian imunisasi serta berbagai bentuk pencegahan khusus lainnya
peningkatan status psikologis, persiapan perkawinan serta usaha menghindari
pengaruh faktor keturunan
peningkatan ketahanan fisik melalui peningkatan kualitas gizi, serta olahraga
kesehatan.
Pencegahan Tingkat Kedua
Sasaran pencegahan ini terutama ditujukan pada mereka yang menderita atau
dianggap menderita (suspek) atau yang terancam akan menderita (masa tunas).
Meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dapat dicegah meluasnya
penyakit atau untuk mencegah timbulnya wabah, serta untuk segera mencegah
proses penyakit lebih lanjut serta mencegah terjadinya akibat samping atau
komplikasi
Pencarian penderita secara dini dan aktif melalui peningkatan usaha surveillans
penyakit tertentu, pemeriksaan berkala serta pemeriksaan kelompok tertentu
(calon pegawai, ABRI, mahasiswa, dll), penyaringan (screening) untuk penyakit
tertentu secara umum dalam masyarakat, serta pengobatan dan perawatan
yang efektif.
Pemberian chemoprophylaxis yang terutama bagi mereka yang dicurigai berada
pada proses prepatogenesis dan patogenesis penyakit tertentu.
Deteksi awal penyakit
Tujuannya untuk mempercepat kesembuhan dg pengobatan yg tepat
Pengobatan yang cepat merupakan pencegahan primer pada orang yang sehat
menghambat progresivitas penyakit
menghindari komplikasi
mengurangi ketidakmampuan
Pencegahan Tingkat Ketiga
Sasaran pencegahan tingkat ke tiga adalah penderita penyakit tertentu. Tujuan
mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan permanen, mencegah
bertambah parahnya suatu penyakit atau mencegah kematian akibat penyakit
tersebut.
Pada tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya
akibat samping dari penyembuhan suatu penyakit tertentu. Rehabilitasi adalah
usaha pengembalian fungsi fisik, psikologis dan sosial seoptimal mungkin yang
meliputi rehabilitasi fisik/medis, rehabilitasi mental/psikologis serta rehabilitasi
sosial.
Pelayanan suportif dan rehabilitatif
Bertujuan untuk mengurangi ketidakmampuan dg cara:
Memaksimalkan fungsi organ yg cacat
Membuat protesa ekstremitas akibat amputasi
Mendirikan pusat-pusat rehabilitasi medic
Pengantar Epidemiologi.DR.M.N.Bustan.1997

14.Bagaimana cara mencegah penularan penyakit?

Anda mungkin juga menyukai