Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN MOHAMMAD NATSIR

MENGENAI ISLAM DAN NASIONALISME PADA TAHUN


1908-1993

Laporan
Diajukan sebagai syarat kelulusan Mata Kuliah Sejarah Sosial dan Intelektual
Islam Indonesia II pada program studi Sejarah dan Peradaban Islam
Dosen Pengampu : Agus Permana, M.Ag

Di Susun Oleh :
Dicki Hidayatullah (1165010043)

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt atas
kehadiratnya yang telah memberikan rahmatnya berupa taufik dan hidayanya serta
ilhamnya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan proposal penelitian
yang berjudul “Perkembangan Pemikiran Mohammad Natsir Mengenai Islam dan
Nasionalisme Pada Tahun 1908-1993” sehingga penyusunan karya ilmiah tersebut
bisa berjalan dengan baik.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita yakni
Nabi Muhammad Saw yang telah menjadi sosok guru dan panutan terbaik bagi
umat Islam di seluruh dunia.

Penelitian ini penulis susun dalam memenuhi syarat “ Mata Kuliah SSII II”
pada perkuliahan semester VII ini, dan penulis berharap semoga penelitian ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi penulis sendiri ataupun untuk para pembaca yang
budiman.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis berusaha sebaik mungkin dalam
mendapatkan sumber-sumber dan informasi, baik dari hasil karya ilmiah
sebelumnya, ataupun sumber buku yang telah disarankan oleh pihak dosen serta
penggunaan sumber website yang terpercaya. Penulis ucapkan terimakasih banyak
kepada pihak dosen pengajar yang telah membingbing dalam pengerjaan mini riset
ini. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga bila ada saran dan kritik yang dapat membangun karya ilmiah ini sangat
di harapkan oleh penulis agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

Bandung, September 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Memahami dan menelaah sosok dan pemikiran dari Mohammad Natsir


memang sangatlah menarik. Ia adalah seorang negarawan besar yang pernah di
miliki oleh bangsa Indonesia. Tokoh ini telah menyerahkan seluruh hidupnya
untuk kepentingan bangsa Indonesia dan umat Islam di dunia. Perjuangannya
dalam menentukan perjalanan sejarah di Indonesia, maupun kiprahnya pada
dunia Islam, telah menjadikannya sebagai seorang ulama besar sekaligus seorang
negarawan yang disegani. Mohammad Natsir adalah nama panggilannya, ia
memiliki nama lengkap yaitu Mohammad Natsir bin Idris Sutan Saripdo ia
dilahirkan pada tahun 1908-1993 ia dilahirkan di sebuah kota sejuk, Alahan
Panjang, Sumatera Barat, sebuah daerah yang memiliki etnis budaya yang unik
dan menonjol dalam khazanah kebudayaan di Indonesia.

Muhammad Natsir bin Idris Sutan Saripado (1908-1993) adalah tokoh


intelektual, pejuang, politikus, ulama dan sekaligus salah seorang negarawan
yang dimiliki bangsa kita. Ayahnya yang bernama Idris Sutan Saripado dan
ibunya bernama Khadijah. Anak ketiga dari empat bersaudara itu tumbuh dari
keluarga yang sangat sederhana. Ayahnya, Idris Sutan Saripado adalah pegawai
rendahan yang bekerja sebagai juru tulis kontrolir di kampungnya Maninjau dan
sipir penjara di Sulawesi Selatan. Ia memiliki tiga orang saudara kandung,
masing- masing bernama Yukinan, Rubiah, dan Yohanusun.1

Muhammad Natsir Datuk Sinaru Panjang lahir di Jembatan Berukir, Alahan


Panjang, kabupaten Solok, Sumatra Barat, pada hari Jumat, 17 Jumadil Akhir

1
Abuddin Nata, Tokoh-Tokoh Pambaruan Pendidikan Islam Di Indonesia, Jakarta;Rajda
Grafindo Persada, 2005, Hal 73
1326 Hijriah, bertepatan dengan 17 Juli 1908 Masehi. Di desa kelahirannya itu,
Natsir kecil melewati masa-masa sosialisasi keagamaan dan intelektualnya.2

Sejarah mencatat bahwa kota Padang, tempat kelahiran Natsir telah mencatat
dan memberikan arti tersendiri buat dirinya. Keterbukaan sikap penduduknya
terhadap model pendidikan Belanda terlihat jelas. Misalnya, pada tahun 1915,
telah terbuka kesempatan bagi kaum wanita untuk memperoleh pendidikan.
Kesempatan belajar ini dipergunakan secara antusias, sehingga sekolah yang
dibuka pada waktu itu tidak dapat menampung animo masyarakat yang ingin
memperoleh pendidikan.3

Tingginya animo masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang demikian


itu menyebabkan Minangkabau menjadi pusat kegiatan pendidikan se- Sumatera,
baik dalam bidang pendidikan tersebut tidak hanya ditandai oleh adanya orang-
orang luar Minangkabau yang mengunjungi lembaga-lembaga pendidikan yang
ada di daerah tersebut, melainkan putra-putri daerah pun tidak segan-segan
memanfaatkan kesempatan belajar di puau Jawa, seperti halnya dilakukan oleh
Muhammad Natsir.

Muhammad Natsir adalah pribadi yang penuh pesona. Sepanjang hidupnya ia


perjuangkan untuk agama Islam dan bangsa Indonesia. Kiprah Muhammad Natsir
sebagai seorang intelektual, politikus, pendidik, pemimpin negara maupun tokoh
dunia Islam yang terkemuka di abad ini tak pernah selesai menjadi buah
pembicaraan. Padahal dari segi asal usul dan fisiknya, Muhammad Natsir
hanyalah orang biasa. Sifatnya yang lemah lembut, bicara dengan penuh sopan
santun dan kadang-kadang gemar bercanda dengan siapa saja yang menjadi
teman bicaranya. Dibalik itu semua Muhammad Natsir adalah ibarat karang yang
kokoh. Ia termasuk seorang yang teguh memegang prinsip, walau dalam
berhubungan dengan orang-orang lain. Muhammad Natsir memulai
pendidikannya di HIS Adabiyyah Padang dan Madrasah Diniyyah Solok pada

2
Hepi Andi Bastoni dkk, Muhammad Natsir Sang Maestro Dakwah, Jakarta ; Mujtama
Press, 2008, Hal 2
3
Abuddin Nata, Tokoh-Tokoh Pambaruan Pendidikan Islam Di Indonesia, Jakarta;Rajda
Grafindo Persada, 2005, Hal 73
tahun 1916-1923. Setelah tamat dari sekolah tersbeut iapun melanjutkan sekolah
ke MULO. Pada saat inilah ia mulai aktif dalam kegiatan organisasi Jong
Islamieten Bond (JIB) di Padang.4

Muhammad Natsir lahir pada tanggal 17 Juli 1908 di kampung Jambatan,


Alahan Panjang, Padang, Sumatera Barat. Beliau memulai pendidikannya di HIS
Adabiyyah Padang dan Madrasah Diniyyah Solok pada tahun 1916-1923. Setelah
tamat dari sekolah tersbeut iapun melanjutkan sekolah ke MULO. Pada saat inilah
ia mulai aktif dalam kegiatan organisasi Jong Islamieten Bond (JIB) di Padang.5

1) Mohammad Natsir Tokoh Agamis dan Nasionalis

Ciri utama seorang tokoh adalah, pertama, seorang tokoh selalu


membangkitkan daya pesona, sehingga akan menghasilkan barisan pengikut,
pendukung bahkan orang-orang yang mengidentifikasikan diri atau ingin
disebut mirip, dengan tokoh bersangkutan. Kedua, sesudah surut pun segala
macam jejak, peran berikut apa saja yang sudah pernah dia lakukan, akan
senantiasa tampil kembali menjadi bahan acuan serta kajian kritis, baik oleh
lawan politik mau pun kawan-kawannya.6

Muhammad Natsir memiliki ciri-ciri di atas. Maka tak ayal Muhammad


Natsir merupakan salah satu sosok yang legendaris di negara Indonesia ini
disamping tokoh-tokoh yang lain seperti Syafruddin Prawiranegara yang
berupaya menegakkan kedaulatan NKRI melalui Pemerintahan Darurat
Republik Indonesia (PDRI) di Sumatera Barat, yang berhasil menyatukan
negara-negara bagian. Bagi Yusril Ihza Mahendra, Muhammad Natsir
merupakan sosok negarawan yang sederhana yang tidak meninggalkan
kekayaan kepada anak- anaknya. George Mc. Turnan Kahin menilai
Muhammad Natsir sebagai pemimpin yang sederhana dan rendah hati. Kahin

4
Media Dakwah, Pejuang Nasional dan Pejuang Islam, Dalam Serial Khutbah Jum’at
Maret, 1993, Hal 25
5
100 Tahun Muhammad Muhammad Natsir, Berdamai dengan Sejarah (Jakarta Selatan :
Republikan, 2008) Hal 39
6
Anwar Harjono, dkk, Pemikiran dan Perjuangan Muhammad Natsir, (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2001). Hal 12
meneritakan pertemuannya dengan Muhammad Natsir pertama kali di
Yogyakarta tahun 1948. Ketika itu, Muhammad Natsir menjabat menteri
penerangan di bawah kabinet Mohammad Hatta. Ia melihat Muhammad Natsir
tidak malu menjahit baju baju dinasnya yang robek, karena itulah satu-satunya
baju dinas yang dimimlikinya. Beberapa minggu kemudian, kata Kahin para
pegawai kementerian penerangan mengumpulkan uang untuk membelikan baju
agar boss mereka tampak seperti menteri sungguhan.7

Muhammad Natsir adalah seorang sosok yang penuh dengan kesederhanaan


yang patut dijadikan suri tauladan bagi banyak tokoh saat ini. Muhammad Natsir
adalah satu dari sedikit tokoh Islam di Indonesia yang berjuang menghidupi
Islam dan bukan memanfaatkan Islam untuk kehidupan pribadinya. Ketokohan
beliau di dunia Islam sudah teruji, salah satunya adalah ketika diawal orde baru
Ali Moertopo dan Benny Moerdani diutus pemerintah RI untuk menemui
Perdana Menteri Malaysia Tengku Abdurrahman guna membicarakan
pemulihan hubungan Indonesia dan Malaysia. Namun Tengku Abdullah baru
menerima Ali Moertopo dan Benny Moerdani setelah mengantungi surat pribadi
dari Mohammad Natsir yang ketika itu berada dalam penjara.

Pada tahun 1965 ketika Menteri Luar Negeri RI Dr. Soebandrio menunaikan
ibadah haji dan bertemu Raja Faisal serta bercerita tentang perkembangan Islam
di Indonesia. Namun reaksi Raja Faisal saat itu ialah marah dan bertanya kenapa
Pemerintah RI menahan Muhammad Natsir sambil berkata : “Saudara tahu,
Natsir itu bukan pemimpin ummat Islam Indonesia saja, namun pemimpin
ummat Islam dunia”

Ketokohan Muhammad Natsir tidak hanya diakui di dalam negeri, namun


sampai keluar negeri. Inilah bukti cinta Muhammad Natsir kepda bangsa
Indonesia. Dengan ketokohan Muhammad Natsir keluar negeri, ia tetap
mengharumkan bangsa Indonesia. Bahkan Raja Arab Saudi pada tahun 1980
Raja Fahd menganugerahi Muhammad Natsir gelar King Faisal Award atas

7
Anwar Harjono, dkk, Pemikiran dan Perjuangan Muhammad Natsir, (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2001). Hal 12
pengabdian Muhammad Natsir dalam memperjuangkan Islam. Muhammad
Natsir adalah anggota inti Dewan Pendiri The International Islamic Cahritable
Foundation yang bermarkas di Kuwait dan juga anggota Dewan Pendiri The
Oxford Center for Islamic Studies yang berlokasi di London Inggris, serta salah
seorang Majelis Umana’ International Islamic University yang berpusat di
Islamabad Pakistan. Muhammad Natsir pernah diusulkan menjadi Sekretaris
Jendral Organisasi Konferensi Islam (OKI) namun tidak disetujui oleh
Pemerintah Republik Indonesia ketika itu.

2) Latar Belakang Pemikiran Mohammad Natsir

Seorang pemikir tidak muncul sebagai tokoh tanpa adanya sebuah didikan
yang baik. Pendidikan seseorang mempengaruhi pemikiran dimasa yang akan
datang. Muhammad Natsir menjadi sosok yang sangat di segani, baik di dalam
negeri maupun di luar negeri. Melalui karir politik dan berjuang menegakkan
agama Islam itulah yang membuat namanya terkenal seantero dunia.
Muhammad Natsir terlahir dari lingkungan agama. Sedari kecil Muhammad
Natsir mengaji di surau. Ia sebagai tokoh Islam, sikap keberagamaan
Muhammad Natsir sangat maju. Cara pandangnya moderen, hal ini dapat dilihat
dari didikan barat Negara Belanda. Dengan mengenal Ahmad Hasan,
MuhammadNatsir dapat melihat dunia secara luas, lebih-lebih dalam keilmuan
Islam. Walaupun ia dari keluarga tidak mampu tapi dapat dikatakan keluarga
yang berpendidikan.

Pemikiran Muhammad Natsir wawasan pendidikan, keislaman dan


kenegaraan, bermula dari belajar di berbagai bidang. Dalam bidang pendidikan
Islam, Muhammad Natsir memahami tafsir, Hadits, Fikih, dan bahasa arab.
Dalam ilmu sosial dan kenegaraan, Muhammad Natsir menjalani pendidikan
formalnya, ia amat mengauasai,sejarah, filsafatr, kebudayaan dan perdaban
Barat. Muhammad Natsir mengerti perpektif dan terminology ilmu pengetahun
barat yang sesungguhnya hanya mampu dikuasai para sarjana berpendidikan
tinggi. Muhammad Natsir akrab dengan produk-produk kebudayaan Barat dan
Islam.Dari situ Muhammad Natsir menemukan pemikiran tersendiri yang jenius
dan brilian. Sedari kecil Muhammad Natsir dalam lingkup kebangsaan memang
dididik untuk mengabdi pada bangsa dan agama.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Biografi dan Karya Muhammad Natsir?


2. Bagaimana Pemikiran Muhammad Natsir ?
3. Bagaimana Pengaruh Pemikiran dan Proses Sejarah Muhammad Natsir ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut :


1. Untuk Mengetahui Biografi dan Karya Muhammad Natsir.
2. Untuk Mengetahui Pemikiran Muhammad Natsir.
3. Untuk Mengetahui Pengaruh Pemikiran dan Proses Sejarah Muhammad
Natsir.

D. Kajian Pustaka

Dalam penelitian yang berjudul “Perkembangan Pemikiran Muhammad


Natsir Tentang Islam dan Nasionalisme Pada Tahun 1908-1993”. Judul
tersebut memiliki kesamaan dalam aspek kajian sejarah dan kajian tokohnya
dengan objek kajian terhadap sosok tokoh Muhammad Natsir, memiliki
kesamaan dengan kajian penelitian yang ditulis oleh Herguita Immas Raspati
yang berjudul, “Pemikiran Muhammad Natsir Tentang Islam dan Dasar
Negara”, Persamaan yang terdapat dari judul tersebut terhadap objek sosok
tokoh yang diteliti yait Muhammad Natsir serta mengenai pemikirannya, akan
tetapi memiliki perbedaan yaitu terletak pada pembahasan lainnya dengan
menyoroti aspek perkembangan pemikirannya mengenai Islam dan
Nasionalisme dalam pemahaman pemikiran Muhammad Natsir selama periode
dari tahun 1908 sampai tahun 1993. Sehingga perbedaan tersebut menjadi dasar
dari pelaksanaan kegiatan penelitian yang dilakukan dalam melakukan objek
kajian terhadap perkembangan pemahaman dari pemikiran Muhammad Natsir
mengenai Islam dan Nasionalisme.8

E. Langkah-Langkah Penelitian

Dalam proses penelitian ini, penulis mengunakan metode penelitian sejarah


menurut Gilbert J. Garaghan mengemukakan bahwa Metode Penelitian Sejarah
merupakan seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan
sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis, dan mengajukan
sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis.9 Dalam proses
penelitian yang dilakukan ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam
penelitian sejarah yang dilakukan oleh seorang sejarawan, tahapan-tahapan
tersebut adalah :

1) Tahapan Heuristik

Menurut Notosusanto yang dimaksud dengan Heuristik berasal dari bahasa

yunani yang disebut dengan heurisken, yaitu artinya sama dengan sebutan to

fine yang berati yaitu tidak hanya menemukan, akan tetapi harus ada kegiatan

mencari dahulu. Pada bagian tahap ini kegiatan diarahkan pada penjajakan,

pencarian, dan pengumpulan sumber-sumber yang akan diteliti.10 Tahapan

heuristik ini merupakan sebuah tahapan pertama yang harus dilakukan seorang

sejarawan atau peneliti sejarah, pada tahapan ini penulis mencoba untuk

mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang memiliki keterkaitan dengan

judul kajian dari penelitian ini.

8
Abuddin Nata, Tokoh-Tokoh Pambaruan Pendidikan Islam Di Indonesia, Jakarta;Rajda
Grafindo Persada, 2005, h. 73
9
Dudung Abdurrahman, “Metode Penelitian Sejarah”, (Jakarta : PT Logos Wancana Ilmu,
1999). Hlm. 43
10
Sulasman. Metodelogi Penelitian Sejarah, (Bandung : Pustaka Setia, 2014). Hlm. 93.
Dalam tahapan ini penulis sementara mengunakan beberapa sumber

skunder dalam proses penyusunan penelitian tersebut. Dengan acuan sumber

seperti, Makalah, Jurnal, Skripsi, dan beberapa Buku yang mendukung terhadap

penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Dikaranakan waktu yang tidak jukup, untuk sementara ini penulis

menuckupkan dengan beberapa sumber skunder yang penulis dapatkan

mengenai penelitian tersebut. Berikut akan penulis sampaikan sumber-sumber

tersebut.

Berikut ini adalah daftar sumber-sumber yang penulis gunakan :

1. Sumber Skunder

Sumber Skunder merupakan sebuah sumber yang telah ditinjau atau

merupakan sebuah sumber dari hasil penelitian sebelumnya, yang

berupak sebuah buku, makalah, jurnal, skripsi. Dalam hal ini penulis

mengunakan beberapa sumber skunder tersebut baik yang berupa sebuah

file dan sebuah buku. Yang penulis gunakan untuk menuliskan

pembahasan mengenai penelitian tersebut.

2) Tahapan Kritik

Setelah melakukan tahapan Heuristik yaitu pengumpulan data-data,

selanjutnya yaitu tahapan Kritik. Tahapan ini merupakan tahapan mengkritisi

sumber yang didapatkan. Dalam tahapan ini yang dilakukan adalah menentukan

keaslian dan kerelevanan sumber terhadap penelitian yang dilakukan oleh

penulis. Tahapan ini dibagi menjadi dua yaitu Kritik Intern dan Kritik Ekstern.

Dalam hal ini penulis mengunakan kritik Intern karana sumber yang penulis
dapatkan adalah sumber skunder yang berupa sumber catatan, maka penulis

melakukan kritik intern terhadap sumber tersebut.

1. Kritik Intern

Merupakan sebuah tahapan kritik terhadap sumber mengenai isi dari

sumber tersebut untuk mengkoreksi isi sumber tersebut lerevan dengan

penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini sumber-sumber yang penulis

dapatkan berkaitan ulasan mengenai sejarah dan biografi serta pemikiran

dari Muhammad Natsir.

3) Interprestasi

Tahapan ini adalah proses untuk menyingkronkan fakta-fakta yang telah

dianalisis dari tahapan sebelumnya yaitu pada tahapan kritik. Dalam tahapan ini

penulis memberikan sebuah hipotesis mengenai penulisan dari penelitian

tersebut yang berkenaan mengenai tentang Perkembangan Pemikiran

Muhammad Natsir Tentang Islam dan Nasionalisme Pada Tahun 1908-1993,

Bahwasanya perkembangan pemikiran Muhammad Natsir seputar Islam dan

Nasionalisme merupakan sebuah aspek penting dalam memahami karakter dan

pemehaman dari salah satu tokoh guna untuk bisa memetakan inti pemikiran

atau maksud dan tujuan dari pemikiran tokoh tersebut.

4) Historiografi

Historiografi merupakan tahapan terakhir dalam metode penelitian, dari


sumber-sumber yang penulis dapatkan dan hasil interpretasi yang digabungkan
menjadi sebuah tulisan. Dalam tahapan yang terakhir ini penulis mencoba
mengaitkan data, fakta dan hasil interpretasi yang akan penulis susun menjadi
sebuah tulisan. Adapun sistematika penulisannya adalah sebagai berikut.
BAB I merupakan bagian pendahuluan yang terdiri dari: A. Latar Belakang
Masalah, B. Rumusan Masalah, C. Tujuan Penulisan, D. Tinjauan Pustaka, E.
Langkah-langkah penelitian.
BAB II merupakan pembahasan mengenai biografi tokoh tersebut yang terdiri
dari :
BAB III merupakan hasil peneltian tentang pembahasan Pemikiran dari
Muhammad Natsir :
BAB IV merupakan Bab penutup yang terdiri dari: A. Kesimpulan, 4 B. Saran.
Selanjutnya, dalam akhir penulisan dilengkapi dengan Daftar sumber dan
Daftar lampiran

Anda mungkin juga menyukai