Anda di halaman 1dari 10

IPAL BIOFILTER

IPAL Bio Filter hadir menjadi solusi modern untuk persoalan pembuangan dan
instalasi pengolahan air limbah. Biofilter merupakan sistem pengolahan limbah
domestik secara anaerob yang diutamakan dari proses aliran secara vertikal dan
horisontal dengan sistem pembagian ruangan, sehingga akan terjadi proses
fermentasi yang sempurna. Septictank Biofilter adalah instalasi pengolah air
limbah domestik dimana seluruh sistem dikemas dalam satu tangki. Bak kontaktor
ini dipasang atau disambungkan pada pipa pengeluaran air olahan.

Gambar 1: Penampang Melintang

Keterangan : gambar tidak menurut skala


Gambar 2 : Rancangan prototipe alat pengolahan air limbah domistik
dengan sistem biofilter anaerob-aerob.
Gambar 3 : Penampang bak khlorinator.

Unit reaktor dapat dibuat dari bahan fiberglas atau dari bahan beton cor,
tergantung dari situasi, kondisi, harga serta kemudahan instalisi/pemasangannya.
Untuk percontohan ini unit reaktor dibuat dari bahan fiberglas.

Gambar 4: Unit Reaktor

Bentuk reaktor alat pengolahan air limbah rumah tangga yang terbuat dari bahan
fiberglas Medium biofilter yang digunakan untuk melekatkan mikroorganisme
dapat menggunakan batu pecah (gravel) atau batu apung ukuran 3-5 cm, atau dari
bahan plastik/PVC bentuk sarang tawon atau media lain yang sesuai.
Gambar 5: Media dari bahan batu pecah Gambar 6: Media Palstik tipe
sarang tawon

A. Rancang Bangun Bentuk Dan Prototipe Alat


Prototipe alat ini dibuat dari bahan fiber glas (FRP) dan dibuat dalam bentuk
yang kompak dan langsung dapat dipasang dengan ukuran panjang 310 cm,
lebar 100 cm dan tinggi 190 cm. Ruangan di dalam alat tersebut dibagi
menjadi beberapa zona yakni rungan pengendapan awal, zona biofilter
anaerob, zona biofilter aerob dan rungan pengendapan akhir. Media yang
digunakan untuk biofilter adalah batu pecah dengan ukuran 1-2 cm. Selain
itu, air limbah yang ada di dalam ruangan pengendapan akhir sebagian
disirkulasi ke zona aerob dengan menggunakan pompa sirkulasi.
B. Kapasitas Alat

Prototipe alat ini dirancang untuk dapat mengolah air limbah sebesar 3
m3/hari, atau untuk melayani sekitar 20-25 orang.
C. Waktu Tinggal (Retention Time)
1. Ruang Pengendapan Awal
a. Debit Air Limbah (Q) = 3 m3/hari = 125 lt/jam = 0,125 m3/jam
b. Volume Efektif = 1,6 m x 1,0 m x 0,6 m = 0,96 M3
c. Waktu Tinggal di dalam ruang pengendapan awal (T1) = 0,96 m3/0,125
m3/jam
d. T1 = 7,68 jam
2. Zona Biofilter Anaerob
a. Volume Total Ruang efektif = 1,6 m x 1,0 m x 1,2 m = 1,92 m3
b. Volume Total Unggun Medium = 2 x [1,2 m x 1 m x 0,6 m] = 1,44
m3
c. Porositas Mediun = 0,45
d. Volume Medium tanpa rongga = 0,55 x 1,44 m3 = 0,79 m3
e. Total Volume Rongga dalam Medium = 0,45 x 1,44 m3 = 0,65 m3
f. Volume Air Limbah Efektif di dalam zona Anareob = 1,92 m3 -
0,79 m3 = 1,13 m3
g. Waktu Tinggal di dalam Zona Anaerob (T2) = 1,13 m3/0,125
m3/jam = 9,04 jam
h. Waktu Kontak di dalam medium zona Anaerob = 0,65 m3/0,125
m3/jam = 0,52 jam
3. Zona Aerob
a. Volume Efektif = 1,5 m x 1 m x 0,7 m = 1,05 m3
b. Volume Unggun Medium = 1,1 m x 0,6 m x 1 m = 0,66 m3
c. Porositas Medium = 0,45
d. Volume Rongga = 0,45 x 0,66 m3 = 0,3 m3
e. Volume Medium Tanpa Rongga = 0,66 m3- 0,3 m3 = 0,36 m3
f. Waktu Tinggal Total di dalam zona aerob (T3) = [1,05 - 0,36]
m3/0,125 m3 = 5,52 jam
g. Waktu Kontak di dalam medium zona aerob = 0,3 m3/0,125 m3/jam
= 2,4 jam
4. Ruangan Pengendapan Akhir
a. Volume Efektif = 1,5 m x 0,6 m x 1 m = 0,9 m3
b. Waktu Tinggal (T4) = 0,9 m3/0,125 m3/jam = 7,2 jam
c. Waktu Tinggal Total = [7,68 + 9,04 + 5,52 + 7,2 ] jam = 29,44 jam
D. Bak Kontaktor Khlorine
Unit prototipe alat pengolahan air limbah rumah tangga tersebut dapat
dilengkapi dengan bak khlorinasi (bak kontaktor) yang berfungsi untuk
mengkontakan khlorine dengan air hasil pengolahan. Air limbah yang telah
diolah sebelum dibuang ke saluran umum dikontakkan dengan khlorine agar
mikroorganisme patogen yang ada di dalam air dapat dimatikan. Senyawa
khlor yang digunakan adalah kaporit dalam bentuk tablet.

Gambar 7: Bentuk Blower Udara


Tipe : Hi Blow 40, Listrik : 40 watt, Total Head : 200 Cm air

Gambar 8 : Pompa Sirkulasi


Tipe : pompa celup, Listrik : 25 watt.
E. Proses Pengolahan Air Limbah Dengan Sistem "Kombinasi Biofilter
Anaerob-Aerob"
Proses pengolahan air limbah rumah tangga dengan biofilter anaerob-aerob
ini merupakan pengembangan dari proses proses biofilter anaerob dengan
proses aerasi kontak Pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerob-
aerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap awal, biofilter
anaerob (anoxic), biofilter aerob, bak pengendap akhir, dan jika perlu
dilengkapi dengan bak kontaktor khlor.
Air limbah yang berasal dari rumah tangga dialirkan melalui saringan kasar
(bar screen) untuk menyaring sampah yang berukuran besar seperti sampah
daun, kertas, plastik dll. Setelah melalui screen air limbah dialirkan ke bak
pengendap awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran
lainnya. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungasi sebagai bak
pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa organik yang berbentuk
padatan, sludge digestion (pengurai lumpur) dan penampung lumpur.

Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor
anaerob dengan arah aliran dari atas ke dan bawah ke atas. Di dalam bak
kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastik atau
kerikil/batu split. Jumlah bak kontaktor anaerob ini bisa dibuat lebih dari satu
sesuai dengan kualitas dan jumlah air baku yang akan diolah.

Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri
anaerobik atau fakultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi, pada
permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikro-
organisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat
terurai pada bak pengendap.

Air limpasan dari bak kontaktor (biofilter) anaerob dialirkan ke bak kontaktor
(biofilter) aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media kerikil,
atau dapat juga dari bahan pasltik (polyethylene), batu apung atau bahan
serat, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme
yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta
tumbuh dan menempel pada permukaan media.
Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme yang
tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang
mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik,
deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan
ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering di namakan Aerasi Kontak
(Contact Aeration).

Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam bak ini
lumpur aktif yang mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan
dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi dengan pompa sirkulasi lumpur.
Sedangkan air limpasan (over flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak
kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk
membunuh micro-organisme patogen.

Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung
dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan kombinasi proses anaerob dan
aerob tersebut selain dapat menurunkan zat organik (BOD, COD), juga dapat
menurunkan konsentrasi ammonia, deterjen, padatan tersuspensi (SS),
phospat dan lainnya.
F. Proses Biofilter "Anaerob-Aerob" ini mempunyai beberapa keuntungan
yakni :
Adanya air buangan yang melalui media kerikil yang terdapat pada biofilter
mengakibatkan timbulnya lapisan lendir yang menyelimuti kerikil atau yang
disebut juga biological film. Air limbah yang masih mengandung zat organik
yang belum teruraikan pada bak pengendap bila melalui lapisan lendir ini
akan mengalami proses penguraian secara biologis.

Efisiensi biofilter tergantung dari luas kontak antara air limbah dengan mikro-
organisme yang menempel pada permukaan media filter tersebut. Makin luas
bidang kontaknya maka efisiensi penurunan konsentrasi zat organiknya
(BOD) makin besar. Selain menghilangkan atau mengurangi konsentrasi
BOD dan COD, cara ini dapat juga mengurangi konsentrasi padatan
tersuspensi atau suspended solids (SS), deterjen (MBAS), ammonium dan
posphor.
Gambar 9 : Diagram proses pengolahan air limbah rumah tangga (domistik)
dengan proses biofilter anaerob-aerob.
Biofilter juga berfungsi sebagai media penyaring air limbah yang melalui
media ini. Sebagai akibatnya, air limbah yang mengandung suspended solids
dan bakteri E.coli setelah melalui filter ini akan berkurang konsentrasinya.
Efesiensi penyaringan akan sangat besar karena dengan adanya biofilter up
flow yakni penyaringan dengan sistem aliran dari bawah ke atas akan
mengurangi kecepatan partikel yang terdapat pada air buangan dan partikel
yang tidak terbawa aliran ke atas akan mengendapkan di dasar bak filter.
Sistem biofilter anaerob-aerob ini sangat sederhana, operasinya mudah dan
tanpa memakai bahan kimia serta sedikit membutuhkan energi. Poses ini
cocok digunakan untuk mengolah air limbah rumah tangga dengan kapasitas
yang tidak terlalu besar.

Dengan kombinasi proses "Anaerob-Aerob", efisiensi penghilangan senyawa


phospor menjadi lebih besar bila dibandingankan dengan proses anaerob atau
proses aerob saja. Selama berada pada kondisi anaerob, senyawa phospor
anorganik yang ada dalam sel-sel mikrooragnisme akan keluar sebagi akibat
hidrolosa senyawa phospor, sedangkan energi yang dihasilkan digunakan
untuk menyerap BOD (senyawa organik) yang ada di dalam air limbah.
Efisiensi penghilangan BOD akan berjalan baik apabila perbandingan antara
BOD dan phospor (P) lebih besar 10. (Metcalf and Eddy, 1991).

Selama berada pada kondisi aerob, senyawa phospor terlarut akan diserap
oleh bakteria atau mikroorganisme dan akan disintesa menjadi polyphospat
dengan menggunakan energi yang dihasilkan oleh proses oksidasi senywa
organik (BOD). Dengan demikian dengan kombinasi proses anaerob-aerob
dapat menghilangkan BOD maupun phospor dengan baik. Proses ini dapat
digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban organik yang cukup
besar.
G. Keunggulan Proses Biofilter "Anaerob-Aerob"
Beberapa keunggulan proses pengolahan air limbah dengan biofilter anaerb-
aerob antara lain yakni :
1. Pengelolaannya sangat mudah.
2. Biaya operasinya rendah.
3. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, Lumpur yang dihasilkan relatif
sedikit.
4. Dapat menurunkan konsentrasi senyawa nitrogen atau phospor yang dapat
menyebabkan euthropikasi.
5. Suplai udara untuk aerasi relatif kecil.
6. Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang cukup besar.
7. Dapat menghilangan padatan tersuspensi (SS) dengan baik.
8. Tahan terhadap perubahan beban pengolahan atau beban hidrolik secara
mendadak
Perkembangan jaman dan perubahan pola hidup telah memberi konsekuensi
bagi kehidupan manusia pula. Teknologi terus berkembang membawa
manusia pada gaya hidup yang kian praktis. Kelanggengan alam dan
lingkungan hidup sekitar juga tak luput dari perhatian manusia. IPAL Bio
Filter adalah septictank dengan sistem anaerob yang didalamnya terdapat Bio
kontak yang dirancang khusus sebagai media pengurai Mikroorganisme dan
didalam penggunaannya bisa disesuaikan dengan kebutuhan sehingga hasil
pengolahannya tidak mencemari lingkungan.
a. Dapat digunakan untuk :
1.) Rumah Sakit
2.) Hotel
3.) Restaurant
4.) Pusat perbelanjaan
5.) Perkantoran
6.) Apartment, dan lain-lain
b. Keuntungan :
1.) Mudah pemasangan
2.) Tidak membutuhkan banyak tempat
3.) BOD & COD standart lingkungn
c. Keunggulan :
1.) Kualitas effluen lebih baik dari pada septictank konvensional
2.) Kemungkinan bocor relatif kecil
3.) Gas buang terpusat di satu lubang
4.) Pengurasan mudah
5.) Pemasangan perlu waktu yang efektif
6.) Dapat dipindahkan
7.) Mudah dikembangkan
8.) Air Effluen/ air buangan dapat dipakai untuk menyiram tanaman

Anda mungkin juga menyukai