MEKANIKA FLUIDA
Disusun oleh :
Vinda Avri Sukma
20116013
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui ketersediaan air Waduk Batutegi dalam memenuhi kebutuhan air
Sistem, PLTA dan air baku.
2. Uuntuk mengetahui bentuk bangunan, manfaat dan cara mengalirkan air dari Batutegi
ke daerah lain.
1.3 Masalah
Penyediaan air baku untuk minum
Volume dan luas bendungan Batutegi
Pelayanan air untuk irigasi teknis dilakukan melalui Bendung Argoguruh di hilir dari
Waduk Batutegi. Rencana pelayanan air irigasi mencapai 65.500 ha, yang berarti identik
dengan debit layanan air mencapai 65 m 3 /dtk, tetapi pada kenyataannya debit rencana tersebut
sulit dicapai, terutama jika diperlukan pada musim kemarau. Data yang termonitor pada
Bendung Argoguruh menunjukkan debit minimum pada musim hujan mencapai 26,10 m3 /dtk
dan debit minimum pada musim kemarau hanya 2,60 m3 /dtk, sedangkan debit maksimum
pada bendung Argoguruh tercatat mencapai 501,35 m3 /dtk. Hal ini berarti adanya potensi
ketersediaan air di Way Sekampung yang dapat dikonservasi dengan adanya Bendungan
Batutegi sebagai tempat penyimpanan air.
Tahun Mulai pembangunannya adalah tahun 1995. Bendungan ini bertipe urugan batu
dengan inti tanah. Tinggi di atas dasar sungai 113m, tinggi di atas galian 120m, panjang puncak
690m, lebar puncak 12m, dan volume tubuh bendungan 9000000m. Bendungan Batu tegi juga
dimanfaatkan sebagai irigasi 90000 ha dan Pembangkit Listrik Tenaga Air sebesar 125,2
GWH/thn.
Batutegi telah mengalami pengendapan sedimen yang melewati ambang toleransi yaitu
sebesar 5.696,73 ton/km²/tahun dari batas toleransi sebesar 4.000 ton/km²/tahun.(Dishut Prov
Lampung 2006)
Bendungan Batutegi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan khususnya
masyarakat Lampung, maka apa yang terjadi jika bendungan tersebut mengalami sedimentasi
yang melebihi toleransi? Tentu akan banyak masalah yang muncul.
BAB III
PEMBHASAN
Bendungan batu tegi terbentu dari lima sungai besar, yaitu: 1. Sungai Tulang Bawang :
10150 km2 , 2. Sungai Seputih : 7550 km2 , 3. Sungai Sekampung : 5675 km2 , 4. Sungai
Semaka : 1525 km2 , 5. Sungai Jepara : 800 km2, mulai dikembangkan 1935 yaitu dengan di
bangun bendungan Argoguruh pada sungai sekampung di kecamatan Tegineneng Kabupaten
Lampung Selatan (sekarang Kabupaten Pesawaran) beserta sistem jaringan irigasinya. Dari
hasil study tahun 2000, potensial lahan pertanian yang bisa dikembangkan dengan
irigasi mencapai kurang lebih 66.573 ha. Bendungan batu tegi merupakan alternatif bagi
pengembangan irigasi way sekampung, disamping adanya manfaat lain seperti pembangkit
listrik, air baku, pariwisata, pengendalian banjir dan perikanan.
Sumber dana untuk pelaksanaan pembangunan bendungan batu tegi berasal dari dana APBN
dan LOAN OECF/ JBIC. Jumlah dana yang diperlukan untuk pembangunan bendungan,
termasuk pembangkit listrik tenaga air sebesar Rp. 920 milyar.
Pelayanan air untuk irigasi teknis dilakukan melalui Bendung Argoguruh di hilir dari
Waduk Batutegi. Rencana pelayanan air irigasi mencapai 65.500 ha, yang berarti identik
dengan debit layanan air mencapai 65 m 3 /dtk, tetapi pada kenyataannya debit rencana tersebut
sulit dicapai, terutama jika diperlukan pada musim kemarau. Data yang termonitor pada
Bendung Argoguruh menunjukkan debit minimum pada musim hujan mencapai 26,10 m3 /dtk
dan debit minimum pada musim kemarau hanya 2,60 m3 /dtk, sedangkan debit maksimum
pada bendung Argoguruh tercatat mencapai 501,35 m3 /dtk. Hal ini berarti adanya potensi
ketersediaan air di Way Sekampung yang dapat dikonservasi dengan adanya Bendungan
Batutegi sebagai tempat penyimpanan air, pedoman pengoperasian Waduk Batutegi, agar dapat
dimanfaatkan sebagai potensi ketersediaan air secara optimal, baik untuk melayani daerah
irigasi areal sawah, melayani kebutuhan akan suplai energi listrik ke jaringan interkoneksi
Sumbagsel sebesar 100 GWh/tahun, maupun untuk pelayanan air baku di wilayah layanan
Waduk Batutegi. Debit air yang dilepas oleh Bendungan Batutegi adalah sesuai dengan
kebutuhan total air irigasi yang telah ditetapkan dalam Rencana Tata Tanam Global (RTTG)
sesuai dengan Keputusan Gubernur, serta air untuk pemeliharaan lingkungan sungai.
BAB IV
KESIMPULAN
1. Rencana pelayanan air irigasi mencapai 65.500 ha, yang berarti identik dengan debit
layanan air mencapai 65 m 3 /dtk, tetapi pada kenyataannya debit rencana tersebut sulit
dicapai, terutama jika diperlukan pada musim kemarau. Data yang termonitor pada
Bendung Argoguruh menunjukkan debit minimum pada musim hujan mencapai 26,10 m3
/dtk dan debit minimum pada musim kemarau hanya 2,60 m3 /dtk, sedangkan debit
maksimum pada bendung Argoguruh tercatat mencapai 501,35 m3 /dtk.
2. Bendungan batu tegi memiliki manfaat dan fungsi sosial antara lain yaitu peningkatan area
persawahan dan intensitas tanam, pembangkit tenaga tenaga listrik dengan kapasitas 28,6
mw (2 x 14,3 mw) dan energi yang dihasilkansebesar 100 gwh / tahun, penyediaan air
baku untuk air minum sebesar 2.250 lt/detik kepada masyarakat sekitar hingga masyarakat
perkotaan.
LAMPIRAN