Anda di halaman 1dari 2

Pembahasan (bandingkan kandungan CO2 dalam udara ekspirasi dan inspirasi, jelaskan!

Percobaan 3

Kandungan CO2 dalam udara ekspirasi

Sebelum melakukan praktikum, praktikan telah mengisi 2 labu erlenmeyer dengan 100 ml air lalu
menambahkan 3-5 tetes phenoptalin dan 5 tetes NaOH 0,1 M sehingga warna larutan dalam labu
berwarna merah delima. Kemudian tutup tabung erlenmeyer dengan plastik supaya warna tidak
menghilang, selanjutnya ditusukkan sedotan ke dalam tabung dan subjek yang duduk diam meniupkan
udara pernafasan ke dalam labu sampai warna merah delima berubah menjadi bening. Pada saat
praktikum, diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan oleh subjek dalam mengubah warna larutan pada
labu dari merah delima menjadi bening adalah 13.29 detik. Perubahan warna terjadi kemungkinan
karena terjadi perubahan kondisi larutan dari basa yaitu dengan penambahan NaOH 0,1 M menjadi
asam (penambahan CO2 yang dihasilkan oleh udara pernafasan sebagai hasil peniupan). Akibatnya
warna larutan yang berwarna merah delima diberi CO2 dari proses peniupan, warna larutan menjadi
bening. Setelah larutan pada labu erlenmeyer bening, praktikan melakukan tritasi dengan
menambahkan larutan NaOH 0,1 M pada buret. Lalu diteteskan NaOH ke dalam labu erlenmeyer sambil
menggoyangkan sehingga terjadi perubahan warna kembali menjadi merah delima. Dari pengamatan
diketahui bahwa titrasi pada subjek membutuhkan 0,1 M NaOH sebanyak 0,5 ml yang setara dengan 2,5
µ mol CO2.

Percobaan kedua subjek melakukan lari di tempat 60 langkah, waktu yang dibutuhkan oleh subjek untuk
mengubah warna larutan dalam labu dari merah delima menjadi bening 14,42 detik. Waktu yang
dibutuhkan subjek untuk mengubah warna larutan dari merah delima menjadi bening setelah perlakuan
lari 60 langkah, lebih lambat ketika subjek dalam kondisi duduk diam. Pada saat titrasi volume NaOH
yang dibutuhkan untuk mengubah larutan dalam labu yang bening menjadi merah delima kembali
adalah 1 ml atau setara dengan 0,75 µ mol CO2.

Tabel 1
3

2.5

1.5

0.5

0
Duduk diam Setelah lari 60 langkah

Tabel 1
Respirasi eksternal adalah pertukaran oksigen dan karbondioksida antara paru-paru dan karbondioksida
antara paru-paru dan kapiler darah paru-paru (Soewolo, dkk. 2003)

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa peniupan berpengaruh terhadap terjadinya perubahan
warna larutan dalam labu erlenmeyer, yaitu dari merah delima menjadi bening. Terjadinya perubahan
warna dari merah delima menjadi bening, disebabkan akibat perubahan kondisi pada larutan dari basa
menjadi asam. Hal ini karena di dalam udara pernafasan terkandung CO2 yang akan bereaksi dengan H2O
(akuades) yang membentuk asam karbonat, sehingga larutan berubah menjadi asam (berwarna bening).
Menurut reaksi CO2 + H2O ↔H2CO3.

Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa pada peniupan saat subjek duduk santai, waktu yang
dibutuhkan untuk terjadinya perubahan warna dari merah delima menjadi bening lebih cepat
dibandingkan dengan peniupan setelah perlakuan lari 60 langkah, yaitu 13,29 detik dibanding dengan
14,42 detik. Hal tersebut tidak sesuai dengan teori yang berhubungan dengan pengaruh aktivitas.

Semakin banyak aktivitas maka semakin tinggi metabolisme sehingga semakin banyak CO2 yang
dihasilkan. Pada kenyataannya akan terjadi peningkatan frekuensi pernafasan saat beraktivitas. Semakin
banyak O2 yang dihirup selama inspirasi maka jumlah CO2 yang diekspirasikan semakin meningkat.
Soewolo (2005), menyatakan bila dalam tubuh terdapat sedikit kenaikan CO2 maka akan merangsang
area kemosensitif dalam medulla dan aretehemoreseptor sehingga menyebabkan area respirastori
menjadi sangat aktif dan kecepatan respirasi meningkat.

Pada pernafasan normal larutan NaOH yang dibutuhkan untuk mengubah warna pada titrasi adalah 0,5
ml. Sedangkan pada saat bernafas setelah lari 60 langkah larutan NaOH yang dibutuhkan juga sama 1 ml.
Hal tersebut juga tidak sesuai dengan teori di mana seharusnya volume larutan NaOH yang dibutuhkan
untuk mengubah warna titrasi adalah lebih banyak ketika bernafas setelah berlari, karena setelah berlari
kadar CO2 yang dikeluarkan oleh subjek ketika meniup larutan lebih banyak daripada yang bernafas
normal. Hal ini terjadi karena adanya kesalahan sewaktu melakukan praktikum. Tidak berwarnanya
larutan (bening) akibat peniupan yang menghasilkan sehingga kondisi larutan menjadi asam akan
kembali menjadi basa setelah ditambah dengan larutan NaOH 0,1 M dari hasil penitrasian dengan
perubahan warna menjadi merah delima kembali. Sehingga penetrasian dapat menunjukkan terjadinya
perubahan kondisi pada larutan dari asam menuju basa kembali karena terjadi penetralan larutan yang
bersifat asam) akibat pengaruh oleh larutan basa

Anda mungkin juga menyukai