Dinamika Sentuhan-1
Dinamika Sentuhan-1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak tahun 1960, terdapat pertumbuhan unit perawatan kritis pada lingkungan
rumah sakit umum. Sejalan dengan pertumbuhan dan kemajuan yang sebelumnya
tak terbayangkan dalam hak perkembangan teknologi, fasilitas canggih dan
modern, serta meningkatnya penyediaan peralatan invasive dan non-in-vasif
untuk pengukuran, pemonitoran, dan pengaturan sistem tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari perhatian ?
1
2. Apakah pengertian dari sentuhan ?
3. Apa saja jenis-jenis dari sentuhan ?
4. Bagaimana cara melakukan pengkajian keperawatan tentang kebutuhan pasien
dan keluarga akan sentuhan ?
5. Bagaimana rencana keperawatan yang akan dilakukan pada pasien ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari perhatian.
2. Untuk mengetahui pengertian dari sentuhan.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari sentuhan.
4. Untuk mengetahui cara melakukan pengkajian keperawatan tentang
kebutuhan pasien dan keluarga akan sentuhan.
5. Untuk mengetahui rencana keperawatan yang akan dilakukan pada pasien.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Perhatian
3
Penulis lain menunjukkan dugaan tentang perhatian dari sudut
pandang yang berbeda. Noddings menyatakan, “Sebagai manusia, kita
menginginkan perhatian dan member perhatian. Perhatian adalah penting, [ini
meliputi pembuatan langkah tentang kerangka referensi pribadi pada orang
lain. Saat kita memperhatikan, kita mempertimbangkan pandangan orang lain,
kebutuhannya, dan apa yang diharapkan dari kita.”
4
c. Perawat harus menghentikan, atau memperluas, stereotip yang berfokus
pada teknik dalam perawatan kritis yang berhubungan dengan peran dan
keterampilan pemberi perawatan yang berorientasi pada pasien.
5
perawat dan pasien, namun sentuhan harus digunakan sesuai batasan karena
penggunaannya terbatas oleh norma sosial yang kuat.
Touching artinya sentuhan yang bersifat fisik maupun psikologis
merupakan komunikasi simpatis yang memiliki makna (Barbara, 1994).
Rangsang raba adalah yang paling penting dalam perkembangan.
Sensasi sentuhan merupakan sensori yang paling berkembang saat lahir
(Liaw, 2000). Memegang, mengurut dan menepuk, memberikan ASI,
mengganti popok, memijat dan memandikan merupakan pengalaman
perabaan bervariasi. Rangsangan atau stimulasi yang dilakukan sejak dini,
terus menerus dan bervariasi dengan suasana yang menyenangkan akan
memacu perkembangan bayi dari berbagai aspek. Kulit merupakan reseptor
terluas pada tubuh dan stimulasi pada reseptor ini menjadi alat komunikasi
non verbal. Ungkapan cinta kasih orangtua pada bayinya dapat disampaikan
melalui terapi sentuhan.
Pada saat lahir semua manusia memiliki reseptor yang berada di
permukaan kulit yang dapat menyebabkan fisiologi eksitasi pada saat
menerima kontak personal dari manusia lainnya diteruskan ke otak melalui
saraf. Keadaan ini dapat terjadi pada saat bayi prematur menerima stimulasi,
salah satunya dengan terapi sentuhan.
6
dipenuhi dengan bentuk komunikasi yang lain. Perawat, saat menggunakan
sentuhan, biasanya mencoba untuk memahami, mendukung, member
kehangatan, perhatian, dan kedekatan pada pasien. Komunikasi ini adalah
suatu aktivitas proses keperawatan. Sentuhan tidak hanya meningkatkan
pemulihan fisik dari penyakit.
Peran sentuhan dalam perawatan dapat dipandang dari berbagai sudut.
Ini membantu banyak tujuan dalam interaksi perawat-pasien. Komuniaksi
dengan sentuhan adalah sederhana, terus terang, dan langsung. Sentuhan
adalah perilaku positif yang menghasilkan efek kepuasan pasien dan berada
diantara kebutuhan dasar dari kesehatan perkembangan mental dan fisik. Hal
ini merupakan rasa yang paling penting. Sentuhan menyatakan penerimaan
terhadap realita melalui sensai lain dan merupakan bagian sentral dari proses
komunikasi manusia. Hal ini berefek positif pada kemampuan kognitif dan
persepsi dan dapat mempengaruhi tanda fisiologis seperti pernapasan dan
aliran darah. Sebagai kesimpulan sentuhan mewakili interaksi positif dan
elemen terapeutik interaksi manusia.
Tindakan menyentuh atau disentuh terkait dengan stimulasi reseptor
pada kulit yang menyampaikan pesan ke otak yang kemudian
diinterpretasikan oleh seseorang. Sebagian besar segmen otak dicurahkan
pada sentuhan. Tidak dapat dipungkiri, sentuhan mendukung berbagai aspek
komunikasi, belajar, dan pemahaman.
7
depersonalisasi pasien. Sebelum teknologi modern dikembangkan, hal
terbesar dimana perawat dapat mengupayakan kenyamanan pasien dan
perhatian dengan keberadaan dan sentuhan mereka, dalam hal ini banyak
diterapkan. Perawat mungkin tergoda untuk memikirkan bahwa sentuhan
sangat mudah menjadi efektif. Bagaimanapun, penignkatan medis yang
sedikit dapat menggantikan keuntungan dari kehangatan dan menyentuh.
B. Jenis Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana
perawat dapat mendekatkan diri dengan pasien untuk memberikan perhatian
dan dukungan. Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan
non kontak. Sentuhan konta merupakan sentuhan langsung kulit dengan kulit.
Sedangkan sentuhan non kontak merupakan kontak mata. Kedua jenis
sentuhan ini digambarkan dalam tiga kategori:
1. Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan
sentuhan ini. Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan
prosedur akan memberikan rasa aman kepada pasien. Prosedur dilakukan
secara hati-hati dan atas pertimbangan kebutuhan pasien.
2. Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan
pasien, memijat punggung pasien, menempatkan pasien dengan hati-hati,
atau terlihat dalam pembicaraan (komunikasi non verbal). Sentuhan ini
dapat mempengaruhi keamanan dan kenyamanan pasien, meningkatkan
8
harga diri, dan memperbaiki orientasi tentang kenyataan (Boyek dan
Watson, 1994).
3. Sentuhan Perlindunga,
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk
melindungi perawat dan/atau pasien (Fredrikddon, 1999). Contoh dari
sentuhan perlindungan adalah mencegah terjadinya kecelakaan dengan
cara menjaga dan mengingatkan pasien agar tidak terjatuh.
Sentuhan dapat menimbulkan berbagai pesan, dan oleh karena itu
harus digunakan secara bijaksana.
9
D. Manfaat Terapi Sentuhan pada Fungsi Fisiologis
Penelitian tentang terapi sentuhan ini telah banyak dilakukan dengan manfaat
secara fisiologi dan dapat dibuktikan secara ilmiah, manfaat itu antara lain:
1. Dampak biokimia positif: penurunan kadar hormon stres (cathecolamine)
peningkatan kekebalan terutama IgD, IgA dan IgM.
2. Dampak klinis yang posotif yaitu: peningkatan jumlah sel dan daya toksin
dari sistem imunitas, mengubah gelombang otak secara positif, memperbaiki
sirkulasi darah dan pernafasan, merangsang fungsi pencernaan dan
pembuangan, meningkatkan kenaikan berat badan, mengurangi depresi dan
ketegangan, meningkatkan kesiagaan, membuat tidur terlelap, mengurangi
rasa sakit, mengurangi kembung dan kolik, meningkatkan hubungan orangtua
dan bayi, meningkatkan volume air susu ibu (Ema, 2010).
10
kebutuhan untuk disentuh meningkat pada penyakit serius dan menurun dengan
meningkatnya kedekatan keluarga.
Pada studi lain, kegunaan sentuhna oleh perawat pada unit perawtan kritis
tidak bervariasi menurut usia atau jenis kelamin pasien. Sayangnya, kebanyakan
pasien yang sakit yang mungkin membutuhkan dan menginginkan banyak
sentuhan-sedikit disentuh. Studi tentang kebiasaan menyentuh dan perilaku
perawat pada perawatan orang jompo ditemukan bahwa orang-orang dengan
kerusakan fisik sedikit atau tidak sama sekali lebih banyak disentuh. Pria dan
yang secara fisik terganggu menerima sentuhan lebih sedikit.
11
intervensi khusus pada rencana perawatan. Jika upaya dikoordinasikan oleh
perawat, penggunaan sentuhan dapat lebih merelasasi pasien daripada
menggunakan sedatif atau tranquilizer.
Yang lebih penting, terdapat pertumbuhan yang nyata dimana secara alami
interaksi pasien-perawat mempengaruhi hasil fisik dan psikis dari penyakit.
Alasan bahwa sentuhan seperti kata emosional dimana orang seringkali
mengalaminya sebagai kekurangan.
12
intimasi dengan penyentuh. Sejumlah lokasi sentuhan dapat memindahkan pesan
positif pada penilaian diri terhadap pasien yang disentuh.
13
G. Taksonomi Sentuhan
Taksonomi sentuhan telah dikembangkan dan diusulkan dengan
penekanan utama pada pengelompokkan yang di tentukann oleh peran dan
hubungan orang terkait. Haslin mengembangkan grafik taksonomi didasarkan atas
temuan penelitian terhadap sentuhan sebagi perluasan bentuk komunikasi non-
verbal. Taksonomi menggambarkan tatanan informal suatu hubungan yang
dimana terdapat pengaturan jenis-jenis sentuhan yang di ijinkan masyarakat.
Dalam konteks taksonomi ini, intensitas hubungan antara penyentuh dan
penerima sentuhan meningkat karena kemajuan mereka melalui tingkatan
tersebut.
a. Tingkat 1 : fungsional/profesional
Hubungan pada tingkat ini, sentuhan dilakukan berhubungan dengan tugas
profesional. Sering kali terjadi sentuhan intim; bagaimanapun, hal iini tetap
berada dalam fungsinya/hubungan profesional. Contoh pada hubungan ini
adalah hubungan perawat-pasien, perawat-keluarga pasien, ahli terapi
pernafasan-pasien, dokter-pasien.
14
terhadap perasaan yang lebih dalam. Pesan dimana beberapa orang merasa
perhatian secara seksual dengan orang sesama jenis atau lawan jenis mungkin
membuat mereka waspada terhadap sentuhan pada tingkat ini. Perilaku
menyentuh yang sangat umum pada tingkat ini adalah memeluk.
Tingkat ini merupakan tingkat yang mendalam dari suatu hubungan dimana
sentuhan menyampaikan arti seksual dan stimulasi. Pesan ini memasukkan
atau mengeluarkan cinta dan komitmen.
15
Ikatan perawat-pasien
“Hipohuganemia”
16
sentuhan. Jika kejadian terjadi dan kebutuhan tidak tercukupi, seorang berada
dalam “hipohuganemia”, meskipun stimulus bentuk lain menurun secara cepat
pada kebutuhan ini, hanya sentuhan manusia yang mampu memuaskannya.
Kekurangan sensori
Karena gangguan penggunaan sensasi atau input sensori yang tidak memadai
secara kuantitas maupun kualiitas. Pasien ICU kurang dapat berhubungan dengan
lingkungan yang berarti. Seperti pasien mendapat keuntungan dari perencanaan
sentuhan individu oleh perawat. Stimulasi yang bijaksana dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan tentang dirinya, persepsi batas tubuhnya, harga diri,
keseluruhan, dan berhubungan dengan realita. Sentuhan dapat sangat efektif jika
digunakan sendiri atau dikaitkan dengan bentuk lain komunikasi verbal dan non-
verbal.
17
untuk mengetahui dimana bagian tubuh berakhir dan mesin dimulai. Kesulitan ini
dapat meningkat jika perawat memakai banyak waktunya disisi tempat tidur
untuk menyentuh dan mengotak –atik peralatan. Pada situasi ini, perawat
menemukan cara untuk mengusahakan sentuhan pada pasien selama di sisi tempat
tidur. Diyakini bahwa menyentuh sejumlah besar permukaan bagian tubuh dapat
mendorong kemampuan pasien untuk merasakan bentuk tubuh secara akurat dan
menyatukan informasi tentang bagian tubuh dan tubuh sebagai suatu keutuhan.
Meski kebjakan berkunjung paling bebas pada unit perawatan kritis tidak
dapat meyakinkan bahwa keluarga dan orang yang dicintai lainnya akan berada
dekat dengan pasien saat pasien mengalami kritis, sebuah kritis membutuhkan
tidak hanya perubahan fisiologi kasar atau ancaman kehidupan. Hal ini mungkin
terjadi sebagai periode kesepian yang tiba-tiba, terjaga dilingkungan yang tidak
18
dikenal, takut meninggal, atau kontak fisik yang sederhana dengan orang yang
dicintainya. Perawat mempunyai kesempatan untuk mengkaji pasien melalui
waktu seperti ini dengan berada didekat pasien dan menyentuh secara terapetik
untuk memberikan kontak dengan lingkungan, perasaan kedekatan dengan otang
lain, dan kepercayaan pada yang merawatnya.
J. Penghalang Komunikasi
Keluarga adalah keperluasan pasien, dan perhatian pada pasien juga perlu
untuk dicintai. Dalam banyak cara keluarga mengalami banyak kritis yang sama
pada pasein perawatan kritis. Mereka sering bingung dan ketakutan dan merasa
untuk mengintervensi dan membantu pasien. Seperti pasien, keluarga mengalami
beberapa rasa menyerah terhadap kendali tim pelayanan kesehatan. Mereka
19
menemukan diri mereka sendiri terpisah dari orang yang mereka cintai dan
menjadi korban kebijakan jam kunjung, lingkungan yang aneh dan menakutkan,
dan tidak diketahui. Terlepas dari waktu bersama-sama dengan pasien secara
actual, komunikasi yang paling berarti dan mendukung untuk keluarga berasal
dari staf perawat. Perawat dapat menurunkan “penghalang komunikasi” untuk
keluarga dengan menggunakan terminilogi yang tak dapat dipahami, memerlukan
waktu untuk mendengar pertanyaan dan keluhan, dan menggunakan sentuhan
pada anggota keluarga. Dengan menyentuh tangan dan bahu atau memegang
tangan, perawat dapat meningkatkan mendengar dengan tulus dan memberikan
saat memberi informasi.
Keluarga sering sekali merasa tak berdaya dan penuh ketakutan berada di
sisi tempat tidur pasien penyakit kritis. Selang, balutan, kabel, dan mesin yang di
pasang perawat menakutkan anggota keluarga. Mereka melihat alat yang melekat
pada orang yang dicintainya dan terbatas untuk meraih dan menyentuh karena
takut menyebabkan bahaya bagi pasien atau alat tersebut. Merreka sering kaget
dan terkejut saat memandang orang yang mereka cintai tampak begitu sakit.
20
mendemonstrasikan kontak yang aman. Dengan membawa tangan keluarga dan
menyentuh tangan, lengan, bahu dan wajah pasieen, perawat dapat membantu
mengawali prilaku menyentuh, membantu menurunkan takut bahaya padda pasien
atau alat. Proses tindakan tersebut sebagai model peran untuk keluarga dan pasien
serta membantu mereka lebih nyaman pada lingkungan asing.
21
Pedoman Pengkajian
T : Jumlah total sentuhan yang diterima saat ini dari keluarga dan anggota tim
kesehatan.
H : Teknologi Canggih di tempat tidur? Priode Stres yang tinggi? Rasa tidak
berdaya dan putus asa? Tanda-tanda depresi?
T : Jumlah sentuhan total adalah rendah dari keluarga dan tim kesehatan. Pasien
membutuhkan sedikit perawatan fisik, mungkin diisolasi, atau mungkin
menggunakan tempat tidur kinetik. Hal ini dapat juga bagi pasien yang
keadaanya relative stabil dan situasi di unit dengan sedikit lalu lintas.
Kemudian, sedikit orang pergi dekat tempat tidur sampai ada keperluan
untuk melakukan prosedur atau pengobatan. Seringkali Pasien ini
mempunyai pengunjung, atau anggota keluarga sangat ragu-ragu menyentuh
pasien. Ketika dengan pasien mereka tetap jauh dari tempat tidur dan
munculnya ketakutan atau rasa tidak nyaman dengan menyentuh atau
menunjukan pengaruhnya dan perawatan.
22
dapat dikurangi dengan sentuhan yang berarti dalam memberikan perawatan.
Mempunyai pengunjung dan interaksi verbal sedikit dapat memperbesar
kebutuhan mereka akan sentuhan.
U: Ancaman yang tidak biasa terhadap gambaran diri dan jarak kedekatan pribadi
terjadi saat pasien mengalami ketidaknyamanan dan bingung tentang bagian
tubuhnya dan menyatukan bagian-bagian tersebut kedalam satu tubuh yang
utuh. Mereka juga mengalami kesulitan dengan pembedaan tubuh mereka
dari peralatan mesin yang digunakan pada perawatan. Pasien pascabedah
atau yang dilakukan tindakan invasive atau mengalami efek samping
pengobtan, penurunan atau peningkatan berat badan karena penyakit atau
pengobatan, atau tergantung pada alat penunjang hidup yang semuanya
mempunyai masalah persepsi tubuh. Pasien yang menerima transplantasi
organ mungkin juga mengalami kekacauan mental tentang persepsi tubuh
mereka. Transplantasi organ orang lain ke tubuh orang lain mungkin
menciptakan perasaan keutuhan, identitas diri, dan gambaran diri.
23
Kesulitan berkomunikasi menjadi tantangan yng umum pada perawat
ICU. Pasien yang diintubasi, yang mempunyai trakeostomi, atau yang secara
fisik tidak dapat berkomunikasi secara verbal karena penyakit atau
ketidakmampuan mereka selalu merupakan tantangan komunikasi bagi
perawat ICU. Semua pasien mengalami peningkatan kebutuhan akan
komunikasi yang berarti. Pentingnya sentuhan yang efektif meningkat pada
pasien ini.
Masa stress tinggi di ICU tidak selalu menjadi krisis fisiologis. Ketika
pasien mengalami ketakutan, ansietas yang meningkat, kehilangan kendali
mungkin membutuhkan dukungan komunikasi dan perhatian yang tinggi.
Beberapa kegiatan perawatan rutin, seperti mengganti posisi, member makan,
mengubah bantal, meningkatkan kita bahwa pasien tidak mampu melakukan
semuanya sendiri.
24
Melakukan hal-hal tersebut untuk dirinya. Perawat yang mengenal
dimana intervensi “rutin” ini merupakan ancaman psikologi bagi harga diri
pasien dapat menggunakan sentuhan untuk menyampaikan pemahaman,
kedekatan dan perhatian.
25
I : Psikosis ICU, kekacuan mental, dan tak berdaya merupakan kemungkinan
efek samping dari lingkungan perawatan kritis pada kombinasi tingkat stres
pasien, kurang istirahat, dan penggunaan obat juga mendukung terjadinya
ketidak seimbangkan yang dialami pasien. Sentuhan yang hati hati dan
direncanakan dapat membantu pasien melalui episode ini.
N : Menggunakan lima indra seca normal dan input sensori yang normal dan
jumlah serta kualitasnya meningkatkan kemampuan pasien untukmengatasi
anisestas, lingkungan asing, dan krisis. Sayangnya, penyakit kritis, umur, dan
lingkungan perawatan kritis sering mengubah input sensori dan
penggunaannya. Perawat dapat mencoba meningkatkaninput sensori pasien
dengan menilai tiap orang dalam usaha mengindentifikasi perilaku
menyentuh yang memperkuat keseimbangan proses sensori. Memberikan
perhatian yang sensitif pada prilaku pasien yang merupakan langkah pertama
dalam mencapai keseimbangan ini. Langkah kedua termaksut menggunakan
sentuhan yang bermakna dalam mencoba mengkomunikasikan perawat dan
menghubungkan pasien dengan realita, martabat, dan harga diri. Langkah
ketiga membutuhkan perawat untuk melihat respons pasien untuk menilai
intervensi pada tingkat individu.
26
kadang, keinginan menyentuh dipindahkan begitu halus sehingga
mengidentifikasi karakteristik pesan yang pasti. Apakah pesan jelas atau
saamar-samar dan apakah pengkajian keperawatan bersifat objektif atau
intuitif tak ada perbedaannya. Perawat yang sensitif terhadap kebutuhan
sentuhan pasien dapat mengindentifikasi pesan-pesan dan isyarat sepanjang
waktu. Perawat yang spontan dan tulus menggunakan sentuhan untuk
memberikan perawat yang sudah diproses pasien secara halus.
N. Studi Kasus
Ny. Bello diterima pada pusat unit medik perawat kritis yang besar sekitar
10 hari yang lalu. Ia berusia 79 tahun, menikah, dipindahkan di rumah sakit
daerah sekitar 100 mil setelah mengalami operasireseksi usus karena kangker.
Setelah mengalami kesulitan pembedahan, ny. Bellon menunjukakan gejala gagal
ginjal akut dan gagal jantung. Ia menderita ketidak seimbangan cairan dan
elektrolit berat dan diketahui keracunan gentamycindalam darahnya. Pengobatan
utamanya sejak pindah adalah hemodialisa.
27
memanggil perawat setiap 10-15 menit dan sulit menyampaikan keinginannya
begitu perawat tiba.
Nancy smith, RN, telah perhatian ny, bello selama beberapa hari. Ia
menduga bahwa sepanjang berkaitan dengan aspek perawat, Ny.bello
mendapatkan keuntungan dari interaksi sentuhan yang direncanakan oleh perawat.
Ia menjadualkan konferensi keperawatan untuk tujuanmengkaji kebutuhan
sentuhan Ny. Bello dan mengembangkan beberapa strategi bagi perawat yang
mana semua staf perawatan akan berpatisipasi.
Ny. Bello sudah tua dan mungkin kurang efektef menggunakan stimulasi
sensori dari efek penuaan.
Hal ini merupakan pengalaman krisis bagi pasien.
Terdapat peningkatan penggunaan teknologi cangih di sisi tempat tidur yang
mungkin menakutkan dan mengagumkan.
Pasien mengalami perpisahan dengan keluarga dan orang yang di cintainnya
karena jauhnya jarak dari rumah dan keterbatasan waktu kunjungan yang ada
di unit perawatan kritis.
Karena ia kehilangan pendengaran , Ny. Ballo mengalami kesulitan dalam
interpetasi lingkungannya barunya dan komunikasi efektif dengan orang lain.
Stimulus sensori yang ada pada Ny. Bello adalah asing baginya dan
menambah bingung tentang lingkungannya. Tempat tidurnya ditempatkan
pada ujung unitdimana tidak ada jendela dan sedikit lalu lintas. Kepala
tidurnya sering pada posisi fowler’s rendah, terbatas lapang pandang langsung
terhadap lingkungan.
28
Ny. Bello mengalami beraneka ancaman terhadap gambaran dirinya. Ia
memounyai sayatan panjang diperutnya. Jarum dan seling intravena di
lengannya, masker oksigen di wajahnya, dan pakaian rumah yang asing dan
aneh menutupi tubuhnya. Irama jantung digambarkan pada monitor dekat
tempat tidurnya.
Terakhir, tubuhnya biasanya kuat dan tangkas sekarang lemas dan tak
berdaya. Ia tak dapat membalikkan badannya sendiri, menyisir rambut, atau
pergi ke kamar mandi. Kesemuanya ini mewakili perubahan yang berarti
bagaimana ia memandang dirinya.
Dua hari kemudian, staf perawatan bertemu untuk mendiskusikan kemajuan Ny.
Belo dan menilai kembali strategi mereka. Mereka mengidentifikasi prubahan-
perubahan berikut ini pada status pasien dan keluarga dimana mereka
merencanakan penggunaan sentuhan:
29
O. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN 5-1
30
,menggunakan sentuhan
dan kontak mata selama
berkomunikasi
31
sentuhan
4) Gunakan kontak mata
dan interaksi verbal
dengan sentuhan untuk
memperkuat pesan
tentang dukungan dan
perhatian
5) Memberikan pasien
mengekspresikan
perasaan tentang
penyakit dan lingkungan
6) Interaksi pasien tentang
teknik relaksasi
Ketidakberdayaan : Komunikasi pasien – 1) Waspada terhadap isyarat
berhubungan dengan perawat akan pasien untuk lebih
perasaan dipertahankan disentuh atau tidak ingin
ketidakmampuan disentuh
dan pola komunikasi 2) Observasi ekspresi wajah
yang tidak efektif , gerakan tubuh , respons
yang dapat dilihat untuk
disentuh , atau usaha lain
untuk menandakan
sentuhan ; dorongan
pasien untuk mengawali
sentuhan
3) Observasi perubahan
perilaku , kegelisahan ,
penurunan ansietas ,
32
perubahan denyut
jantung , dan respons lain
terhadap sentuhan
4) Anjurkan pasien untuk
mengatakan
keinginannya ;
menggunakan kontak
mata saat mendengarkan
5) Gunakan sentuhan
sedang sapai lama pada
tungkai dan kontak mata
yang baik
6) Berkunjung ke sisi
tempat tidur untuk
tunjuan sentuhan
komunikasi
Gangguan konsep Pasien akan 1) Masukkan perencanaan
diri , gambaran , mempertahankan haraga sentuhan yang berarti
harga diri , diri dan mengatakan kedalam aktifitas
penampilan peran , dirinya berharga serta keperawatan . selama
dan identitas pribadi merasakan dukungan dan pengkajian fisik ,
;yang berhubungan perhatian. gunakan sentuhan yang
denagn perubahan cukup lama pada
status sehat dan ekstremitas untukl
penurunan kekuatan menjelaskan persepsi
dan aktifitas pasien terhadap batas
tubuhnya .menyentuh
batang tubuh jika
33
mungkin ; menyentuh
bahu saat auskultasi
jantung paru , memijat
punggung saat mengkaji
edema sakrum.
2) Gunakan kontak mata
untuk meperkuat proses
komunikasi yang terjadi
selama menyentuh
3) Rencanakan kemajuan
memperkuat aktivitas
dengan pasien – perawat
atau pasien-keluarga
4) Memberikan umpan
balik positif secara
verbal dan non verbal
tentang penampilan
5) Menyentuh kaki
,lengan,bahu
punggung,kepalapada
prosedur
pengkajian.memberikan
lama sentuahan yang
cukup.
Perubahan proses Mempertahankan 1) Bantu dalam
dalam keluaraga : komunikasi pasien- merencanakan kunjungan
yang keluarga yang efektif . keluarga , membiarkan
berhubungandengan peraturan berkunjung
34
penurunan yang fleksibel untuk
komunikasi dan menambah waktu bagi
interaksi sosial pasien
sekunder 2) Rencanakan perawatan
terhadaopnperawatan yang tidak berhubungan
di rumah sakit dengan kunjungan
3) Menjadi model peran
bagi anggota keluarga .
menggunakan sentuhan
saat berinteraksi dengan
mereka untuk membagun
kepercayaan .beri salam
pada keluarga dengan
jabatan tangan ,
menemani mereka ke
tempat tidur
4) Demonatrasikan
sebtuhan pada pasien
untuk memperlihatkan
pada keluarga bahwa
tidak akan
membahayakan pasien
atau peralatan
5) Mendorong keluarga
menggunakansentuhan
saja atau dengan
komunikasi verbal
dengan pasien.katakan
35
pada keluarga daerah
yang tidak boleh di
sentuh
6) Memberikan keluarga
dan pasien kunjungan
Pasien akan yang tidak
mendemonstasikan terputus.rendahkan
mekanisme koping yang pagarn tempat tidur dan
efektif. letakkan kursi disamping
tempat tidur
7) Mendorong pasien untuk
mengidentifikasi situasi
yang berhubungan
dengan kemampuan
koping (contoh takut
tidak sembuh dan
mandiri)
8) Bertemu dengan keluarga
secara teratur untuk
memonitor keefektifan
koping , instruksikan
strategi koping efektif
.menganjurkan
menggunakan sentuhan
pada pasien
36
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Leininger mengatakan sebagai suatu keyakinan kuat dari pentingnya
perilaku perhatian dalam perawatan. Ia menggambarkan ikatan yang kuat antara
mengobati (fokus utama pada pelayanan kesehatan) dan perhatian oleh petugas
pelayanan kesehatan. “saya berprinsip bahwa hal itu (perhatian) adalah konsep
sentral dan penting dalam keperawatan. Lebih dari itu, perhatian merupakan
faktor vital untuk pertumbuhan manusia, pemeliharaan kesehatan, dan bertahan
hidup . . . memberikan perhatian pada manusia dan manusia berhubungan erat.
Perhatian manusia masih merupakan simensi penting dari pekerjaan professional,
khususnya saat mengatasi masalah krisis kehidupan, memelihara kesehatan, dan
perubahan dalam praktik kesehatan.
Komunikasi yang bermakna adalah hal penting dalam proses perhatian
yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan psikososial pasien. Bentuk
komuniaksi yang penting pada pelayanan kesehatan adalah sentuhan.
B. Saran
Terapi sentuhan ini merupakan tindakan yang sederhana akan tetapi dap
memberikan pengaruh yang banyak terhadap pasien. Akan tetapi beberapa
pelayanan kesehatan belum begitu mengaplikan tindakan ini kepada pasien.
Sebaiknya setiap pelayan kesehatan menerapkan terapi sentuh ini terutama
berguna untuk psikologis maupun fisiologis pasien.
37
Makalah ini belum begitu lengkap dikarenakan referensi yang kurang.
Semoga penyusun makalah selanjutnya dapat melengkapi isi dari makalah yang
kami susun ini.
38
DAFTAR PUSTAKA
Hikmah, Ema. 2010. Pengaruh Terapi Sentuhan Terhadap Suhu Dan Frekuensi Nadi
Bayi Prematur Yang Dirawat Di Ruang Perinatologi RSUD Kabupaten
Tanggerang.
39