Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI II

ANTI BIOTIKA

Disusun oleh :

Arnita Simanihuruk (3422116037)

Ismalia Hajar (3422116153)

Selvy Oktaviani (3422116290)

PRODI FARMASI

AKADEMI FARMASI IKIFA JAKARTA 2018


BAB I

A. TUJUAN PERCOBAAN
▪ Melakukan identifikasikan senyawa-senyawa antibiotika
▪ Mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi
▪ Menentukan senyawa-senyawa antibiotika secara kualitatif

B. TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Dasar Teori
Antibiotika adalah zat-zat kimia yang dihasilkan mikro-organisme hidup terutama fungi
dan bakteri tanah, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan banyak
bakteri dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relatif kecil (Tjay, 1978).
Kegiatan antibiotika untuk pertama kalinya ditemukan oleh sarjana Inggris dr.
Alexander Flemming pada tahun 1928 (penisilin). Tetapi penemuan ini baru diperkembangkan
dan dipergunakan dalam terapi di tahun 1941 oleh dr.Florey (Oxford). Kemudian banyak zat lain
dengan khasita antibiotik diisolir oleh penyelidik-penyelidik di seluruh dunia, akan tetapi
berhubung dengan sifat toksisnya hanya beberapa saja yang dapat digunakan sebagai obat (Tjay,
1978).
Pertumbuhan dan pengerasan bakteri-bakteri dipengaruhi oleh berbagai macam zat
kimia dalam lingkungan karena pengaruh zat kimia, maka bakteri seperti bergerak menuju atau
menjauhi zat kimia itu. Peristiwa. Bila bakteri-bakteri itu tertarik dan bergerak menuju kearah zat
kimia kita sebut chemotaxis (+) dan sebaliknya kita sebut chemotaxis (-). Bakteri-bakteri yang
tidak bergerak, peretumbuhan koloninya dapat dipengaruhi oleh zat-zat kimiab peristiwa itu
disebut chemotropis (soemarno, 1976).
Suatu bahan diklasifikasikan sebagai antibiotika apabila (Djide, 2005) :
➢ Bahan tersebut merupakan produk metabolisme (alami maupun sintesis).
➢ Bahan tersebut adalah produk sintesis yang dihasilkan sebagai analog struktur suatu antibiotika
yang terdapat di alam.
➢ Bahan tersebut mengantagonis pertumbuhan atau keselamatan suatu spesies mikroorganisme atau
lebih.
➢ Bahan tersebut efektif dalam konsentrasi rendah.
Secara umum antibiotika terbagi atas (Raharja, 2002) :
➢ Penisilin
Penisilin-G dan turunannya bersifat bakterisid terhadap terutama kuman Gram-positif
(khususnya Cocci) dan hanya beberapa kuman Gram-negatif. Contohnya : Benzilpenisilin,
Fenoksimetilpenisilin Kloksasilin, Asam Klavulanat, Ampisilin.
➢ Sefalosporin
Spektrum kerjanya luas dan meliputi banyak kuman Gram-positif dan Gram-negatif termasuk
Escherichia coli. Berkhasiat bakterisid dalam fase pembunuhan kuman, berdasarkan
penghambatan sintesa peptidoglikan yang diperlukan kuman untuk ketangguhan dindingnya.
Contohnya : Sefaleksin, Sefamandol, Sefouroksin, Sefotaksim, Seftazidim, Aztreonam.
➢ Aminoglikosida
Aktivitasnya bakterisid, berdasarkan dayanya untuk mempenetrasi dinding bakteri dan mengikat
diri pada ribosom di dalam sel. Proses translasi (RNA dan DNA) diganggu sehingga biosintesa
proteinnya dikacaukan. Efek ini tidak saja terjadi pada fase pertumbuhan juga bila kuman tidak
membelah diri. Contohnya : Streptomisin, Gentamisin, Amiksin, Neomisin Paromomisin.
➢ Tetrasiklin
Mekanisme kerja berdasarkan diganggunya sintesa protein kuman. Spectrum kerjanya luas dan
meliputi banyak cocci Gram-positif dan Gram-negatif serta kebanyakan bacilli, kecuali
pseudomonas dan proteus. Contohnya : Tetrasiklin, Doksisiklin,
➢ Makrolida dan linkomisin
Eritromisin bekerja bakteriostatis terhadap terutama bakteri Gram-positif, dan spectrum kerjanya
mirip penisilin-G. Mekanisme kerjanya melalui pengikatan reversible pada ribosom kuman,
sehingga sintesis proteinnya dirintangi. Contohnya : Eritromisin, Azitromisin, Spiramisin,
Linkomisin.
➢ Polipeptida
Khasiatnya adalah bakterisid berdasarkan aktivitas permukaannya dan kemampuannya untuk
melekatkan diri pada membran sel bakteri, sehingga permeabilitas sel meningkat dan akhirnya
sel meletus. Contohnya : Polimiksin B, Basitrasin, Gramsidin.
➢ Antibiotika lainnya
Khasiatnya bersifat bakteriostatis terhadap enterobacter dan Staphylococcus aureus
berdasarkan perintangan sintesa polipeptida kuman. Contohnya : Kloramfenikol, Vankomisin,
Asam fusidat, Mupirosin, Spektinomisin.

Berdasarkan mekanisme kerjanya antimikroba dibagi dalam lima kelompok


(Ganiswarna, 1995) :
➢ Antimikroba yang menghambat metabolisme sel mikroba
Antimikroba yang termasuk dalam kelompok ini adalah sulfonamid, trimetoprim, asam p-
aminosalisilat dan sulfon.
➢ Antimikroba yang menghambat sintesis dinding sel mikroba
Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah penisilin, sfalosforin, basitrasin, vankomisin,
dan sikloserin.
➢ Antimikroba yang mengganggu keutuhan membran sel
Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah polimiksin, golongan polien serta berbagai
antimikroba kemoteraupetik, seperti antiseptik surface active agents.
➢ Antimikroba yang menghambat sintesis protein sel mikroba
Obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah golonbgangna aminoglikosid, makrolid,
linkimisin, tetrasiklin dan kloramfenikol.
➢ Antimikroba yang menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba
Antimikroba yang termasuk kelompok ini ialah rimpisin dan golongan kuinolon.
Prinsip penggunaan antibiotik didasarkan pada dua pertimbangan utama, yaitu (Ditjen
POM, 2001) :
➢ Penyebab infeksi
Pemberian antibiotik yang paling ideal adalah berdasarkan hasil pemeriksaan mikrobiologis dan
uji kepekaan kuman. Namun dalam praktek sehari-hari, tidak melakukan pemeriksaan mikro-
biologis untuk setiap pasien yang dicurigai menderita suatu infeksi. Di samping itu, untuk infeksi
berat yang memerlukan penanganan segera dimulai setelah pengambilan sampel bahan biologik
untuk biakan dan pemeriksaan kepekaan kuman. Pemberian antibiotik tanpa pemeriksaan
mikrobiologis dapat didasarkan pada educated guess.
➢ Faktor pasien
Diantara faktor pasien yang perlu diperhatikan dalam pemberian antibiotik antara lain fungsi
ginjal, fungsi hati, riwayat alergi, daya tahan terhadap infeksi (status imunologis), daya tahan
terhadap obat, beratnya infeksi, usia, untuk wanita apakah sedang hamil atau menyusui, dan lain-
lain.
Resistensi sel mikroba ialah suatu sifat tidak terganggunya kehidupan sel mikroba oelh
antimikroba. Sifat ini dapat merupakan suatu mekanisme alamiah untuk bertahan hidup. Ada 5
mekanisme resistensi kuman terhadap antimikroba yaitu (Ganiswara, 1995) :
➢ Perubahan tempat kerja (target site) obat pada mikroba.
➢ Mikroba menurunkan permeabilitasnya sehingga obat sulit masuk ke dalam sel.
➢ Inaktivasi obat oleh mikroba.
➢ Mikroba yang membentuk jalan pintas untuk menghindari tahap yang dihambat oleh antimikroba.
➢ Meningkatkan produksi enzim yang dihambat oleh antimikroba.
Pemberian antibiotik yang paling ideal adalah berdasarkan hasil pemeriksaan
mikrobiologis dan uji kepekaan kuman. Namun dalam praktek sehari-hari, tidak mungkin
melakukan pemeriksaan mikrobiologis untuk pasien yang dicurigai menderita suatu infeksi berat
yang memerlukan penanganan segera dimulai setelah pengambilan sampel bahan biologik untuk
biakan dan pemeriksaan kepekaan kuman (Ditjen POM, 2001).

Suatu zat antimikroba yang ideal, memiliki toksisitas selektif. Istilah ini berarti bahwa
suatu obat berbahaya bagi parasit tapi tidak membahayakan bagi inang. Umumnya toksisitas
selektif lebih bersifat relatif dan bukan absolud, ini berarti bahwa suatu obat yang pada
konsentrasi tertentu dapat ditoleransi oleh inang umum dapat merusak parasit (Tjay, 2003).
Aktifitas mikroba dapat dikendalikan dengan mengatur faktor-faktor lingkungan yang
meliputi faktor biotik dan abiotik (temperatur, pH, kelembaban, radiasi) (Dwidjesoputro, 1994).
Uji potensi antibiotika dilakukan dalam dua metode yaitu metode kertas saring (Kirby
and Bauer) dan metode d’Aubert. Metode kertas saring menghambat pertumbuhan
mikroorganisme dengan menggunakan zat-zat kimia seperti fungisida, bakterisida, dan
insektisida. Dengan perlakuan fisik seperti dengan sinar UV, pemanasan yang tinggi, serta
dengan perlakuan biologi seperti menggunakan mikroorganisme lain sebagai antagonis. Metode
d’Aubert yaitu metode yang digunakan untuk memeriksa kadar anibiotika dalam bahan makanan
sebagai bahan pengawet (Ramona dkk., 2007).
BAB II

A. ALAT DAN BAHAN


1. ALAT
▪ Tabung reaksi
▪ Pipet tetes
▪ Botol semprot
▪ Drouple plate
▪ Spatula logam
▪ Lampu spirtus
▪ Cawan uap
▪ Kapas basah
2. BAHAN
▪ Sampel Chloramphenicol, Tetracycline, Ampicillin, Amoxillin
▪ Reagen kimia (kualitatif)
▪ Aquadest
B. METODE REAKSI
a) Uji organoleptis
▪ Chloramphenicol
▪ Tetracycline
▪ Ampicillin
▪ Amoxillin

b) Uji kelarutan
▪ Chloramp + air / Chloramp + HCL / Chloramp + NaOH / Chloramp +
etanol
▪ Tetra + air / Tetra + HCL/ Tetra + NaOH / Tetra + etanol
▪ Ampicillin + air /Ampicillin + HCL / Ampicillin + NaOH/ Ampicillin+
etanol
▪ Amox + air/ Amox + HCL/Amox+ NaOH/ Amox+ etanol
c) Reaksi warna
▪ Chloramp /Tetra /Ampicillin /Amox +H2SO4p
▪ Chloramp /Tetra /Ampicillin /Amox + HCLp
▪ Chloramp /Tetra /Ampicillin /Amox + + HNO3p
▪ Chloramp /Tetra /Ampicillin /Amox ++ rx.King (s+diazo a + diazo b
basakan dengan NaOH)
▪ Chloramp /Tetra /Ampicillin /Amox + rx.Marquis ( s +α
naftol+etanol+H2SO4p)
▪ Chloramp /Tetra /Ampicillin /Amox +rx.Frohde (am.molibdat + H2SO4)
▪ Chloramp /Tetra /Ampicillin /Amox +rx.Wassicky (DAB padat + H2SO4)
▪ Chloramp /Tetra /Ampicillin /Amox + H2SO4p + Resorcin
▪ Chloramp /Tetra /Ampicillin /Amox + Na.Nitroprusid +K3Fe(CN)6
▪ Chloramp /Tetra /Ampicillin /Amox + (NAOHpdt + Air panaskan
diwaterbath)
▪ Chloramp /Tetra /Ampicillin /Amox +Chen Kao
▪ Chloramp /Tetra /Ampicillin /Amox + (Air + fehling A : 2 ; fehling B:6)

C. HASIL PENGAMATAN

Pengamatan Chloramp Tetra Ampicillin Amox

Uji Organoleptis - - -

Bentuk Serbuk kristal Serbuk kasar Serbuk kasar Serbuk kasar

Warna Putih Kuning Putih kekuningan Putih kekuningan

Bau Khas Khas Khas Khas

Rasa Pahit Pahit Pahit Pahit

Kelarutan - - -
Air Tidak Larut Larut Tidak Larut Tidak larut

Asam ( HCL) Tidak Larut #Larut Tidak larut Larut

Basa (NaOH) Tidak Larut Larut Tidak Larut Tidak larut

Pelarut organik (Etanol) Larut Larut Tidak larut Tidak larut

PYROLISA - - - -

Asap putih warna kuning Asap putih coklat lama


Bau pahit, sampel hitam
Bau pahit sampel coklat milo
muda,sampel larut lama hitam, bau coklat
semua kaya mentega agak amis seperti
dipanaskan udang mentah

Reaksi warna - - - -

H2S04p Hijau lumut Kuning kehitaman Kuning Orange kecoklatan

P Kuning muda Merah Kuning muda Orange

HNO3p Putih Merah cabe Kuning muda Orange

Reaksi king Kuning muda Orange Orange Kuning muda

Reaksi marquis Putih kekuningan Kuning Kuning muda Kuning terang

Reaksi Frohde Hijau muda Coklat kehitaman Hijau lumut Kuning

Reaksi Wassicky Hitam kecoklatan Hitam kehijauan Ungu Kuning

H2SO4p + Resorchin Coklat muda Kuning terang Coklat tua Coklat

Nitroprusid + K3Fe(CN)6 Kuning agak kecoklatan kuning agak kecoklatan


Coklat kemerahan Coklat muda
tua

NaOH pdt + air Merah kecoklatan Merah maroon kehitaman


Kuning muda Kuning tua
Wb

Chen Kuo Putih Kuning keemasanPutih bening, larut,hitam Kuning terang

Air : Fehling (2:6) Biru keunguan Hitam kehijauanHitam kehijauan Kuning kehitaman

BAB III

A. PEMBAHASAN
Praktikum antibiotic ini akan mengidentifikasi suatu sample yang didalamnya terdapat
zat/obat antibiotic. Antibiotika adalah segolongan senyawa, baik alami maupun
sintetik, yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di
dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaan antibiotika
khususnya berkaitan dengan pengobatan penyakit infeksi. Antibiotik terbagi ke dalam
beberapa golongan antibiotic, dan antibiotic juga mempunya cara kerja yang berbeda,
diantaranya narrow spectrum (kerja sempit) dan broad spectrum (kerja luas).
Pada identifikasi pertama dilakukan uji organoleptis dulu, yang memuat bentuk, warna,
rasa dan bau. Pada sample pertama yaitu chloramphenicol didapat sample dengan ciri-
ciri bentuk serbuk kristal, warna putih, rasa pahit dan bau khas bau obat,untuk sample
yang kedua yaitu tetracyclin didapat sample dengan ciri-ciri bentuk serbuk, warna
kuning kunyit, bau khas obat,dan rasa pahit.Pada sample ketiga yaitu ampicillin didapat
sample dengan bentuk serbuk kasar, warna putih kekuningan, bau khas, rasa pahit.
pada sampel keempat yaitu amoxilin dengan ciri-ciri bentuk serbuk kasar, warna
kuning muda, bau khas pahit.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai