Tujuan percobaan
Dasar Teori
Gas NO2 merupakan salah satu polutan di udara, Nitrogen ketika di oksida akan
menghasilkan gas NO yang ketika di hasilkan gas NO2 gas ini ketika bereaksi
dengan air diaknosa maka akan membentuka asam nitra yang berperan dalam
terjadinya hujan asam ( Alfiah, 2009). Menurut ( Teni et al, 2007) larutan
penyerap yang banyak digunakan adalah NED atau Reagen Griess. Namaun
larutan penyerap NED bahaya yaitu dapat menyebabkan iritas pada mata dan
kulit. Begitu pula larutan penyerap lainnya seperti HCI asam sulfanilat yang
merupakan komponen dari larutan penyerap Griss Saltzman yang dapat
menyebabka iritasi ( BPLHD Jakarta, 2000 ) Faktor amisi gas buangan
kendaraan bermotor menyumbang emisi nitrogen 185 pon / 1000 Galon, dan
bila mesin diesel 222 pon/1000 Galon, tetapi hanya menyumbang emisi sulfur
oksida 9 pon/1000 galon (jusuf dan aniwidianingsih, 2001). Kadar gas nitrogen
dioksida naik seiring dengan meningkatnya aktivitas lalu lintas, meningkatnya
jumlah kendaraan bermotor dll.
Metodelogi percobaan
1. Prinsip
Gas inetrogen dioksida diserap dalam larutan griess Saltzman sehingga
membentuk suatu senyawan a20 dengan berwarna merah muda yang stabil
setelah 15 menit. Konsentrasi larutan ditentu secara spektrefotometri pada
panjang gelombang 550 nm.
2. Pembahasan
Pertama-tama rangkaikan impinge terlebih dahulu dengan selang, flow
meter, pompa hisap generatornya (sumber listriknya) jika semua sudah di
rangkai dan dipastikan alat tersebut dapat digunakan, kemudian siapkan
untuk botol tabung ukur isikan masing-masing sampel ke tabung ukur dalam
volume sebanyak 10 ml, beri label pada masing-masing botol agar tidak
tertukar satu dengan yang lain, kemudian letakkan boyol sampel berurutan
pada masing-masing selai yang telah di rangkai dan pastikan selalu
terhubung dengan baik atau tidak putus kemudian hidupkan mesinnya
tunggu hingga 8 jam kemudian beru dapat di uji di laboratorium dan untuk
sampel H2S waktu pengambilannya hanya membutuhkan waktu 30 menit
saja.
3. Kesimpulan
Udara yang kita hirup sehari-hari memang nampaknya biasa saja dan
tidak terlihat berbahaya, demi kesehatan bersama kita perlu mengetahui
kemudia udara yang kita hirup di kawasan Poltekes Kemenkes Aceh.
4. Saran
Dalam melakukan pengambilan sampel sebaiknya diperhatikan kondisi
cuacanya dalam keadaan cerah karena apabila mendung/gerimis akan
berpengaruh pada hasil sampel yang diperoleh.
Bila alat impinjer yang akan digunakan tidak ada maka dapat
menggunakan alat lain yang sistemn kerjannya sama seperti alat
aquarium yang mempunyai system menyerap dan mengeluarkan air di
dalam aquarium.
Daftar Pustaka
Lampiran
Alat inpinjer yang digunakan untuk pengambilan sampel udara ( alat ini
memakai alat aquarium yang telah dirangkai sebab alat aquarium ini memiliki
prinsip penghisap dan mengeluarkan), alat tersebut di pakai karena berhubungan
persediaan alat yang ada di lab tidak dapat digunakan lagi.
Percobaan II
Tujuan percobaan
Dasar Teori
Udara dikatakan normal dan dapat mendukung kehidupan manusia
apabila komposisinya terdiri dari sekitar 78 % nitrogen: 20 % Oksida: 0, 93%
Argon: 0,03% karbon diogsida ( CO2) dan sisanya terdiri neon ( Me) helium
(He), metan (CH4) apabila terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan
gangguan serat perubahan komposisi tersebut, maka udara dikatakan sudah
tercemar (kastiyowati Indah 2001). Jumlah uap air yang terdapat di udara
bervariasi tergantung dari cuaca dan suhu ( Fardiaz 1992).
Karbon dioksida yaitu gas berwarna dan tidak berbau.ketika dihirup pada
konsentrasi yang lebih tinggi dari konsentrasi karbon dioksida diatmoster ia akan
terasa asam dimulut dan mengegat dihidung dan tenggorokkan.ini desebabkan
oleh pelarutan gas di membran bukosan di rasakan ketika seseorang bersandawa
setelah meminum air berkarbonat ( Wikipedia / karbon dioksida ) dan dalam
nafas kita, dimana gas karbon dioksida dihasilkan dari oksidasi biologi yang
berasal dari subtansi makanan,karena dari densitas gas karbon dioksida ( sekitar
1,5 lebih besar dari pada yang ada di udara),gas karbon dioksida cendrung
berkumpul dalam wilanyah rendah dan kurang akan udara dan dapat
menyebabkan aspiksiasi ( pengeluaran oksegen ). Sifat dari pengeluaran
oksengen ini berguna dalam pemadaman api( Gammon,1985)
Metodelogi Percobaan
Bahan yang dibutuhkan
Larutan NaCH 0,1 N
Larutan HCI 0,1 N
Indicator Pp 1 %
Indicator PP %
Larutan standar Asam oksalat 0,1 N
Larutan standar Na2 Bu 07
Prosedur Kerja
A. Analisa kualitatif C02 agresif dan HC03 dalam sampel
a) Sebanyak 50 ml sampel dimasukkan kedalam Erlenmeyer
b) Di tetesi dengan indicator pp sebanyak dua tetes
c) Di tambah larutan NaOH tetes demi tetes sampai timbul warna
merah muda. Lalu dilakukan penetapan kadar Asiditas
d) Jika tidak timbul warna merah muda ,50 ml sampel ditetesi
dengan indicator methyl orange
e) Ditambah Hcl tetes demi tetes sampai timbul warna sedikit
merah,lalu dilakuka penetapan kadar Alkalinitas
Data Percobaan
Gn 1000
N x
BE V
M ..BE .V
Gn
1000
BM
BE
Valensi
40
1
M .BE .V
Gn
1000
0,1 1 ,40 9
2 mol,100ml
1000
0,4 gram
40
1
Ar : NaHO
Na : 23 g/mol
Na : 16 g/mol
Na : 1 g/mol
Valensi =1
.%1000
Gn
BE
1,19 g / ml.3 / 10.100
BE
12,06mg / L
Dimana AR HCl
M 1 35
36
Valensi =1
%HCl=37%
HCI H H M=36,9
M= 1,19 kg = = 1,19 g/Ml
kg 1000 g 1L
1,19 x x
L 1kg 1000ml
1L 1000ml
1kg 1000 gr
V1 xN1 V1 xN
V2 xV2
V1
V1
100mlx0,1N
12,06 N
0,82ml
V2 100ml
V total = 100-0,82 ml
= 99,18 ml
Pembahasan
Pada percobaan ini digunakan indikator phenoftalein karena perubahan
warna jika di beri indikator pp ( tidak berwarnan – merah ) akan lebih
mudah diamati dibandingkan perubahan warna jika menggunakan metyl
hingga ( merah-kuning) selain itu produk dari reaksi ini naHCO3
memiliki pH phenoftalen (8,3-10,0) demikian juga dengan indikator
metal jingga,indikator ini dipilih pada titrasi penentua kadar
NaHCO3.dalam sampel karena pada titrasi tahap dua ini dihasilkan
asam kuat PH titik akuivalen berada sekitar trayek PH methyl jingga
(3,1-4,4)
Kesimpulan data dan saran
Kesimpulan
Analisa untuk karbon dioksida melibatkan titrasi menggunakan indikator
fenolftalien dan larutan NaOH,metode ini menggunakan titrasi asam-
basa yaitu
Saran
Daftar pustaka
Day,R.A.Jr,and underwood,A.L.2001.Quantitative,sixth nedition.prentice
hall international,Inc hal 2-5,44-62,168-192 Hervey,David.2002.modern
Analytical chemistry lst.US4:Mc Graw-Hill hal 274-311
Lampiran
Perhitungan
Kadar CO2(%CO2) = ml titrasi x N HcL x HC 03
= 100
Volume Contoh x 1000
2,1mlx0,1Nx01g / mol
50mlx1000
= 0,02562%
Kadar CO2(%CO2) = ml titrasi x N HcL x BM HC 03 = 100
Volume Contoh x 1000
2,1mlx0,1Nx61g / mol
x100
50mlx1000
= 0,00244%
Dititrasi dengan HCI sampai berubah
Warna setelah dititrasi Menjadi warna merah muda
Tabung erlenmayen kiri sebelum di titrasi Sebelum dititrasi teteskan indikator DP dan
dan yang sebelah kanan setelah di titrasi metil yellow sebanyak 3 tetes