Bab 2 PDF
Bab 2 PDF
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja atau performance adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari
kata dasar „kerja‟ yang menerjemahkan kata dari bahasa asing prestasi, bisa pula
berarti hasil kerja (Wikipedia.org, 2012). Pengertian kinerja menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1997: 503) yaitu kinerja merupakan kata benda yang artinya: 1.
sebelumnya.
telah di tetapkan organisasi merupakan jawaban dari kinerja di dalam organisasi. Para
atasan atau manajer kadang kala tidak memperhatikan kinerja tersebut kecuali
keadaanya sudah amat buruk atau telah menjadi serba salah. Ketidak tahuan manajer
mengenai kondisi seberapa buruknya kinerja yang telah merosot sehingga perusahaan
atau instansi menghadapi krisis yang serius, keadaan dan kesan-kesan buruk
organisasi yang mendalam akan berakibat pada kinerja yang memburuk terlebih lagi
19
apabila para atasan atau manajer mengabaikan tanda-tanda peringatan adanya kinerja
Jadi dengan demikian kinerja (performance) adalah suatu kondisi atau hasil
yang dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang atau organisasi yang
disampaikan pada periode tertentu dengan membandingkan antara target atau tujuan
Kinerja lingkungan adalah hasil yang dapat diukur dari sistem manajemen
dan target lingkungan (ISO 14004, dari ISO 14001). Menurut Ikhsan (2008), kinerja
perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green). Menurut Ari Retno
Menurut Bawley dan Li (2000) di dalam Clarkson, Peter M., Yue Li, Gordon
tersebut dapat dijelaskan bahwa kinerja lingkungan adalah kinerja yang dapat
Kementerian Lingkungan Hidup untuk program yang terkait. Jadi dengan demikan
Menurut Andie (2000), kinerja lingkungan dapat diukur dengan dua cara,
yaitu:
Kinerja lingkungan kualitatif adalah hasil dapat diukur dari hal-hal yang
terkait dengan ukuran aset non fisik, seperti prosedur, proses inovasi, motivasi, dan
semangat kerja yang dialami manusia pelaku kegiatan, dalam mewujudkan kebijakan
hasil dapat yang diukur dari sistem manajemen lingkungan yang terkait kontrol aspek
“ukuran yang didasarkan pada data empiris dan hasil numerik yang
mengkarakteristikkan kinerja dalam bentuk fisik, keuangan, atau bentuk lain.
Contohnya adalah batas baku mutu limbah. Keuntungan dari metrik ini adalah
objektif, sangat berarti, dan dapat diverifikasi. Kerugiannya adalah data yang
diperlukan mungkin sulit diperoleh”.
di dalam penelitian dapat saja beragam, tergantung dari indikator yang dipakai, saat
ini ada empat indikator kinerja lingkungan yang dapat dipakai yaitu AMDAL (uji
BOD dan COD air limbah), PROPER, ISO (yakni ISO 14001 untuk sistem
manajemen lingkungan dan ISO 17025 untuk sertifikasi uji lingkungan dari lembaga
merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Kementrian Lingkungan Hidup
pemeringkatan perusahaan dalam lima (5) warna yang akan diberi skore secara
22
berturut-turut dengan nilai tertinggi 5 untuk warna emas dan terendah 1 untuk warna
hitam.
2.1.2.1 PROPER
lingkungan di berbagai negara seperti China, India, Filipina, dan Ghana, serta
(menlh.co.id, 2010).
hidup. Peningkatan kinerja penaatan dapat terjadi melalui efek insentif dan disinsentif
reputasi yang timbul akibat pengumuman peringkat kinerja PROPER kepada publik.
apresiasi kepada perusahaan yang berperingkat baik dan memberikan tekanan atau
dorongan kepada perusahaan yang belum berperingkat baik agar dapat memperbaiki
yang belum menjadi persyaratan penaatan (beyond compliance). Pada saat ini,
terbuka kepada publik dan stakeholder lainnya, maka kinerja penaatan perusahaan
2010).
peringkat emas, dan hijau, selanjutnya biru, merah dan kinerja penaatan terburuk
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Kriteria Peringkat PROPER
Peringkat
Definisi
warna
administrasi
berarti laporan tahunan yang harus memberikan informasi secara jelas dan dapat
terhadap hasil operasi unit usaha tersebut. Informasi yang diungkapkan harus berguna
mengambil keputusan ekonomi (Ghozali dan Chariri, 2000 dalam Ari Retno, 2010).
dalam laporan tahunan perusahaan. Menurut Bethelot (2002) dalam Al Tuwaijri, et.
lalu, sekarang dan yang akan datang. Informasi ini dapat diperoleh dengan banyak
cara, seperti pernyataan kualitatif, asersi atau fakta kuantitatif, bentuk laporan
keuangan atau catatan kaki. Bidang environmental disclosure meliputi hal-hal sebagai
27
berikut: pengeluaran atau biaya operasi untuk fasilitas dari peralatan pengontrol
pengungkapan dari tindakan pencemaran atau dapat juga kejadian tertentu (emisi
limbah beracun, tumpahan minyak, Superfund situs, dll) yang di dalamnya dapat
ditemukan hal berguna misalnya dapat melihat arus kas dimasa yang akan datang
yang berguna bagi para investor. Hal tersebut biasanya dapat ditemukan dalam
Hal ini dapat dilihat dari PSAK No. 1 (revisi 1998) mengenai penyajian
laporan keuangannya. Maka dari itu, ada perusahaan yang mengungkapkan informasi
(Sudaryanto, 2011).
Januari 1996.
yang diatur oleh peraturan pasar modal di suatu negara (Sudaryanto, 2011: 34).
sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh standar yang ada (Sudaryanto, 2011:
dilakukan agar informasi tidak menyesatkan. Pengungkapan wajar adalah tujuan etis
30
dalam memberikan perlakuan yang sama dan bersifat umum terhadap semua pemakai
Menurut Belkaoui dan Ahmad Riahi (2000: 219), terdapat lima tujuan
pengungkapan, yaitu:
yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam laporan keuangan
3. untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar dimasa
mendatang
tersebut.
menyediakan informasi yang signifikan dan relevan kepada para pemakai laporan
keuangan tahunan untuk membantu mereka dalam mengambil keputusan dengan cara
terbaik, dengan perkiraan bahwa manfaatnya harus lebih besar dibandingkan dengan
31
biayanya. Hal ini berarti menunjukkan bahwa informasi yang tidak material atau
tidak relevan sebaiknnya dihilangkan agar penyajian mempunyai arti yang dapat
dimengerti.
dalam laporan tahunan perusahaan (Ari Retno, 2010). Pattern (2002) dalam Suratno,
scoring yang diperoleh dari analisis laporan keuangan dengan menggunakan metode
skor yes/no (atau 1,0). Menurut Hariyanto (2009) semakin banyak item pegungkapan
atau tidak ada sama sekali dan untuk perusahaan yang kualitas pengungkapan
perusahaan secara relatif dalam suatu industri yang sama yang ditandai dengan return
tahunan industri yang bersangkutan (Luciana, 2007: 10). Menurut Suratno, dkk
sekumpulan perusahaan dalam suatu industri. Jadi dengan demikian kinerja ekonomi
adalah kinerja perusahaan dalam bidang ekonomi dan merupakan suatu industri yang
sama.
berfungsi, namun perumusan ekonomi menuntut langkah dan tujuan yang lebih cepat
serta mendorong untuk lebih spesifik terhadap landasan dalam menilai apakah suatu
hasil telah lebih baik dari pada yang lain atau dapat menjadikannya lebih baik.
Terdapat empat kriteria untuk menilai hasil (outcome) ekonomi yang sering kali
diterapkan dalam penentuan kebijakan ini ialah: efisiensi, keadilan, pertumbuhan, dan
ekonomi, yang berarti perluasan kegiatan ekonomi, adalah cara untuk meningkatkan
penghasilan anggota masyarakat dan membuka lapangan kerja baru. Sementara itu,
stabilitas ekonomi adalah cara untuk melindungi agar penghasilan masyarakat yang
kita upayakan tidak termakan oleh kenaikan harga. Pertumbuhan ekonomi dan
menurut accounting based measures maupun capital market based. Pada accounting
Terdapat dua variabel kunci yang dapat digunakan sebagai ukuran yang
melalui penjualan dan tingkat kemampuan menciptakan laba (Belkaoui dan karpik‟s
dari kinerja keuangan atau kinerja ekonominya yang ditunjukkan oleh jumlah
penjualan, tenaga kerja, harta yang dimiliki dan analisis rasio, yang disajikan dalam
laporan keuangan (Januarti dan Apriyanti, 2005). Beberapa pokok pikiran mengenai
et al (2004) menggunakan accounting based measures (earnings per share dan ROE).
baik accounting based measures maupun capital market based (profitability dan
economic performance adalah mereka cenderung untuk fokus pada satu aspek kinerja
berdasarkan aset mereka. Namun hal ini akan menjadi bias apabila sampel tersebut
35
meliputi perusahaan dari berbagai industri (Al Tuwaijri, et al., 2004). Lindrianasari
tersebut adalah umur perusahaan, ekspor, kepemilikan legal perusahaan, dan marjin
perusahaan (Suratno dkk, 2006: 4). Penelitian terdahulu mengenai hubugan antara
beragam. Hubungan tersebut masih belum menemukan hubungan yang pasti karena
masih banyak penelitian yang menemukan hasil yang berbeda-beda (Ari Retno,
2010).
ini konsisten dengan temuan Al-Tuwaijri, et al. (2003) yang menemukan hubungan
Sebaliknya, temuan ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan Wiseman (1982),
Rockness (1985), Freedman dan Wasley (1990), dalam Suratno, dkk (2006) yang
pengungkapan lingkungan.
36
Ingram dan Frazier (1980) dalam Benny (2009) menemukan tidak adanya
(environmental disclosure).
dkk, 2006). Ada asumsi bahwa environmental performance yang baik mengurangi
informasi biaya-biaya lingkungan ini harus dirasakan sebagai berita gembira oleh
investor. Oleh karena itu, perusahaan dengan environmental performance yang baik
perlu mengungkapkan informasi kuantitas dan mutu lingkungan yang lebih baik
perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik justru meiliki jumlah
level kinerja yang lainnya. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Walden dan
dalam kegiatan lingkungan, akan semakin banyak pula yang harus diungkapkan oleh
perusahaan mengenai kinerja lingkungan ke dalam laporan tahunan. Hal ini akan
sehingga masyarakat juga akan tahu seberapa besar andil perusahaan terhadap
lingkungannya.
sejalan dengan penelitian Freedman and Jaggi (1982) dalam Lindrianasari (2007)
lingkungan yang semakin luas, maka kinerja ekonomi perusahaan akan semakin baik.
38
(1983) dalam Suratno, dkk (2006: 5) yang menyatakan bahwa pelaku lingkungan
yang baik percaya bahwa pengungkapan yang dilakukan menggambarkan kabar baik
pada harga saham dan mempengaruhi return tahunan perusahaan. Return tahunan
performance (Al Tuwaijri, 2003). Menurut Suratno, dkk (2003) terdapat hubungan
yang dihitung dengan return saham dikurangi dengan median return industri,
sehingga return saham bisa digunakan sebagai ukuran dalam economic performance.
(2006) adalah kinerja perusahaan dalam menciptakan lingkungan yang baik (green).
lingkungan. Hal tersebut merupakan ukuran hasil dari sistem manajemen lingkungan
yang diberikan terhadap perusahaan secara riil dan kongkrit. Selain itu, kinerja
lingkungan adalah hasil yang dapat diukur dari sistem manajemen lingkungan, yang
39
Salah satu alat ukur yang digunakan dalam mengukur kinerja lingkungan
perusahaan ialah melalui PROPER yaitu program yang dibuat oleh Kementrian
Hidup, sebagai salah satu alternatif instrumen penaatan sejak tahun 1995. PROPER
bermaksud agar para stakeholder dapat menyikapi secara aktif informasi tingkat
dikelompokkan dalam 5 (lima) peringkat warna, sehingga tidak ada lagi peringkat
Biru (‐) atau Biru minus dan Merah (‐) atau Merah Minus seperti pelaksanaan
perusahaan. Kinerja penaatan terbaik adalah peringkat emas, dan hijau, selanjutnya
40
biru lalu merah dan kinerja penaatan terburuk adalah peringkat hitam. (menlh.go.id,
2011)
(Sudaryanto, 2011).
menggunakan alat ukur yang dipakai Ari Retno (2010) yaitu diukur dari prestasi
perusahaan dalam mengikuti PROPER yang merupakan salah satu upaya yang
perusahaan di masa lalu, sekarang dan yang akan datang. Informasi ini dapat
41
diperoleh dengan banyak cara, seperti pernyataan kualitatif, asersi atau fakta
disclosure meliputi hal-hal sebagai berikut: pengeluaran atau biaya operasi untuk
metode skor yes/no atau sebuah item diberi skor satu apabila diungkapkan dan nol
perusahaan. Daftar item pengungkapan dalam penelitian ini menggunakan daftar item
secara makro dari sekumpulan perusahaan dalam suatu industri. Pengukuran kinerja
ekonomi dapat dihitung menurut accounting based measures maupun capital market
based. Pada accounting based measures dapat menggunakan analisis rasio keuangan
(2004) dan digunakan juga dalam penelitian Suratno, dkk (2006) dan Ari Retno
(2010) yaitu return tahunan industri yang bersangkutan. Return industri diperoleh
dengan cara mengukur indeks industri yang terdapat dalam laporan Indonesia Stock
Exchange (IDX). Indeks industri disesuaikan dengan sample dalam penelitian ini,
yang pasti karena masih banyak penelitian yang bereda-beda (Ari, 2010).
penelitian ini konsisten dengan temuan Al-Tuwaijri, et al. (2003) yang menemukan
(1985), Freedman dan Wasley (1990), dalam Suratno, dkk (2006) menemukan
environmental performance.
Ingram dan Frazier (1980) dalam Benny (2009) menemukan tidak adanya
namun hubungan tersebut tidak memiliki nilai keberartian yang cukup. Ari Retno
perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik justru memiliki jumlah
level kinerja yang lainnya. Sedangkan menurut penelitian yang dilakukan Walden dan
dalam kegiatan lingkungan, akan semakin banyak pula yang harus di ungkapkan oleh
tahunannya. Hal ini akan mencerminkan transparansi dari perusahaan tersebut bahwa
perusahaan juga berkepentingan dan bertanggung jawab terhadap apa yang telah
dikerjakannya sehingga masyarakat juga akan tahu seberapa besar andil perusahaan
terhadap lingkungannya.
44
sejalan dengan penelitian Freedman and Jaggi (1982) dalam Lindrianasari (2007)
dengan economic performance. Pava dan Krausz (1996) dalam Lindrianasari (2007)
(2003) menyatakan kinerja lingkungan yang baik akan berhubungan dengan kinerja
ekonomi yang baik pula melalui tingkat pengungkapan lingkungan yang tinggi dan
Gambar 1.2
Kerangka Pemikiran Penelitian
Pengungkapan
Kinerja lingkungan lingkungan Kinerja ekonomi
(environmental (environmental (economic
performance) (X) disclosure) (Y) performance) (Z)
Berdasarkan uraian di atas dan rumusan masalah yang dikaji, maka hipotesis