Anda di halaman 1dari 13

Makalah

SIKLUS SEL DAN PROLIFERASI SEL

Oleh :

Nama : Alhial Hamdi Pagoca

Nim : 432418015

Kelas : A

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS GORONTALO

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas rahmat-Nyalah
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas makalah ini tentang ”Siklus Sel
dan Proliferasi Sel”. Makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Biologi Sel Semester 2 di Jurusan Biologi
Universitas Negeri Gorontalo.
Dalam penulisan tugas ini, kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan,
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini membantu teman-teman mengetahui secara
garis besar tentang Siklus Sel dan Proliferasi Sel dari kami. Terima kasih kami
ucapkan atas waktunya untuk membaca makalah ini.

Gorontalo, 6 Februari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 2
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
2.1 Pengertian Siklus Sel ..................................................................................... 3
2.2 Fase-fase dalam Siklus Sel ............................................................................ 3
2.3 Pengertian Proliferasi Sel ............................................................................... 5
2.4 Proses Berlangsungnya Proliferasi sel ........................................................... 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 12
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 13
3.2 Saran ...................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Semua makhluk hidup atau organisme tersusun atas sel atau beberapa sel. Sel
merupakan unit struktural dan fungsional terkecil pada suatu makhluk hidup. Sel
memiliki semua perangkat dan kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan
proses makhluk hidup yaitu bergerak, memperbanyak diri, beradaptasi atau merespon
terhadapperubahan lingkungan. Proses hidup tersebutlah yang menunjang
berlangsungnya kehidupan pada makhluk hidup yang disusun oleh sel tersebut.
Sel merupakan kesatuan structural dan fungsional makhluk hidup. Sebagai
kesatuan yang structural berarti makhluk hidup terdiri atas sel-sel. Makhluk hidup
yang terdiri atas satu sel disebut makhluk hidup bersel tunggal (uniseluler atau
monoseluler) dan makhluk hidup yang terdiri dari banyak sel disebut makhluk hidup
multiseluler. Sel sebagai unit fungsional berarti seluruh fungsi kehidupan atau
aktivitas kehidupan pada makhluk hidup bersel tunggal dan bersel banyak
berlangsung didalam tubuh yang dilakukan oleh sel.
Kemampuan organisme untuk memperbanyak diri merupakan salah satu ciri yang
membedakan organisme hidup dari benda mati. Setiap organisme terdiri dari sel-sel.
Setiap sel terdiri dari sebuah sel. Keberlanjutan dari kehidupan organisme berdasar
pada dibuahi, untuk tumbuh dan berkembang menjadi suatu keberlanjutan
pembelahan sel. Yang dimana diketahui bahwa kehidupan suatu sel dimulai dari asal-
usulnya dalam pembelahan sel induk hingga pembelahan dirinya sendiri menjadi dua
bagian anakkan. Pada hewan uniseluler cara ini digunakan sebagai alat reproduksi,
sedangkan pada hewan bersel banyak atau multiseluler cara ini digunakan dalam
memperbanyak sel somatic untuk pertumbuhan dan pada sel gamet untuk proses
pewarisan sifat keturunan hingga akhirnya membantu membentuk individu baru.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan siklus sel?


2. Bagaiana fase-fase dari siklus sel?
3. Apa yang dimaksud dengan proliferasi sel?
4. Bagaimana proses berlangsungnya proliferasi sel?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari siklus sel
2. Untuk mengetahui fase-fase dari siklus sel
3. Untuk mengetahui pengertian dari proliferasi sel
4. Untuk mengetahui proses berlangsungnya proliferasi sel
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Siklus Sel


Siklus sel adalah kegiatan sel yang terjadi dari satu pembelahan sel ke
pembelahan sel berikutnya. Siklus sel mencangkup dua fase, yaitu fase Persiapan
(interfase) dan fase pembelahan (mitosis). Pada interfase, biasanya mencangkup
sekitar 90% siklus sel. Pada saat interfaselah sel bertumbuh dan membuat salinan
kromosom-kromosom sebagai persiapan untuk pembelahan sel.
2.2 Fase-fase Siklus Sel
Siklus sel dapat digambarkan sebagai siklus hidup suatu sel. Siklus ini terjadi
pada seluruh jaringan yang memiliki pergantian sel. Siklus sel terbagi atas dua bagian
yaitu interfase dan mitosis. Pada mitosis yang berlangsung lebih pendek dari pada
interfase, dimana terjadipembagian nucleus dan sitoplasma sel.Hal ini mengakibatkan
terbentuknya dua anakkan sel. Sementara interfase adalah proses interval antara
pembelahan sel yang menjalankan fungsinya dan mempersiapkan mitosis. Karena itu,
selain terjadi replikasi materi genetic, ukuran dua isi sel juga bertambah. (Gartner and
Hiatt, 2007)
1. Fase Interfase (Persiapan)
Proses interfase terdiri dari tiga fase, yaitu pertama fase G1 (Presintesis), kedua S
(Sintesis DNA), dan ketiga G2 (Post duplikasi DNA). Namun sel-sel yang tidak
membelah terus-menerus (sel neuron dan sel otos), aktivitas sel (sementara ataupun
tetap) tidak melalui siklus ini dan tetap dalam fase istirahat yaitu fase G0. (Junqueira
dan Carneiro, 2003)
Sel anakkan yang terbentuk selama mitosis kemudian akan memasuki fase G1.
Untuk sel-sel yang cepat membelah (sel-sel embrionik), G1 berlangsung sangat cepat
sedangkan untuk sel-sel lain (Fibroblast, spermatogonia prepubertal), fase G1
berlangsung sangat lama sehingga diperkirakan berada dalam fase G0. Dalam fase G1
terjadi pembentukan makromolekul yang penting untuk dimulainya duplikasi DNA.
Selain itu, sel juga mensintesis RNA, protein regulator yang penting untuk replikasi
DNA dan enzim untuk membawa keluar aktivitas sintesis ini serta volume sel yang
berkurang karena pembelahan sel ketika mitosis akan kembali normal. Nucleoli juga
terbentuk kembali, mulai terjadi duplikasi centrioles. Proses duplikasi centrioles ini
baru sempurna pada fase G2. Faktor-faktor yang memicu sel memasuki siklus sel,
antara lain yaitu beban mekanis (teregangnya otot polos), cidera pada jaringan
(iskemia), dan kematian sel. Seluruh faktor-faktor tersebut mengakibatkan pelepasan
ligand oleh sel-sel signaling pada jaringan yang terlibat. Seringkali ligand ini adalah
growth faktor yang secara tidak langsung menginduksi protooncogen, yaitu suatu gen
yang berperan dalam mengatur poliferasi sel. (Gartner dan Hiatt, 2007)
Ligand yang menginduksi poliferasi berikatan dengan cell surface receptor
protein dari sel target dan mengaktivasi salah satu jalur transduksi signal. Umumnya,
signal terbanyak yang diterima pada permukaan sel adalah protein kinase sitoplasma.
Protein ini mengaktivasi serangkaian faktor transkripsi yang mengendalikan ekspresi
protoocogenes dan akhirnya meghasilkan pembelahan sel. (Gartner dan Hiatt, 2007)
Selama fase S (fase sintesis) siklus sel, terjadi sintesis dan replikasi DNA dan
centriole serta duplikasi genome. Semua yang diperlukan oleh nuckleoprotein,
termasuk histon didatangkan dan digabungkan kedalam molekul DNA 2 kali normal .
jumlah sel autosom dan germinal berbeda, dimana DNA pada sel autosom adalah
diploid sedangkan sel germinal yang dihasilkan dari meiosis memiliki kromosom
yang haploid.
Dalam fase G2, RNA dan protein yang penting untuk pembelahan sel akan
disintesis, terjadi penyimpanan energi yang diperlukan untuk mitosis, sintesis tubulin
untuk kumpulan dalam microtubule yang diperlukan untuk mitosis, replikasi DNA
dianalisa dan kesalahan yang terjadi akan diperbaiki.
Kemudian checkpoint pad fase G2 terjadi ketika ada kerusakan DNA yang akan
mengaktivasi beberapa kinase termasuk ataxia telangiectasia mutated (ATM) kinase.
Hal tersebut menginisiasi dua kaskade untuk menginaktivasi Cdc2-CycB baik dengan
jalan memutuskan kompleks Cdc2-CycB maupun mengeluarkan kompleks Cdc-CycB
dari nucleus atau aktivitas p21. Checkpoint pada fase G1 akan dapat dilalui jika
ukuran sel memadai, ketersediaan nutrient mencukupi, dan adanya faktor
pertumbuhan (sinyal dari sel yang lain). Checkpoint pada fase G2 dapat dilewati jika
ukuran sel memadai, dan replikasi kromosom terselesaikan dengan sempurna.
Checkpoint pada metaphase (M) terpenuhi bila semua kromosom dapat menempel
pada gelondong (spindle) mitosis. Checkpoint ini akan menghambat progresi siklus
sel ke fase mitosis, sedangkan checkpoint pada fase M (mitosis) terjadi jika benang
spindle tidak terbentuk atau jika semua kromosom tidak dalam posisi yang benar dan
tidak menempel dengan sempurna pada spindle. Kontrol checkpoint sangat penting
untuk menjaga stabilitas genomik. Kesalahan pada checkpoint akan meloloskan sel
untuk berkembangbiak meskipun terdapat kerusakan DNA atau replikasi yang tidak
lengkap atau kromosom tidak terpisah sempurna sehingga akan menghasilkan
kerusakan genetik. Hal ini kritis bagi timbulnya kanker. Oleh sebab itu, proses
regulasi siklus sel mampu berperan dalam pencegahan kanker. (Alberts et al, 2002)
2. Fase Mitosis
Pada fase pembelahan sel ini diawali dengan serangkaian proses fosforilasi
protein yang dipicu faktor pemrakarsa mitosis dan diakhiri oleh proses defosforilasi,
sehingga protein-protein tersebut kembali ke keadaan interfase. Fosforilasi yang
terjadi selama mitosis mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan morfologis
pada sel, umpamanya pemadatan kromosom, menghilangnya selubung nuclear dan
perubahan sitoskelet.
a. Profase
Pada tahap profase, setar-serat kromatin menjadi terkumpar lebih rapat,
terkondensasi menjadi kromosom diskrit yng dapat diamati dengan mikroskop
cahaya. Nucleus lenyap lalu setiap kromosom terduplikasi tampak sebagai dua
kromatid yang disatukan oleh satu titik yaitu sentromer. Gelendong mitotik mulai
terbentuk. Gelendong ini terdiri atas sentrosom dan mikrotubulus yang menjulur dari
sentrosom. Susunan radial mikrotubulus yang lebih pendek dan menjulur dari
sentrosom disebut Aster (bintang). Sentrosom-sentrosomnya bergerak saling
menjauhi, tampaknya didorong oleh mikrotubulus yang memanjang diantaranya.
(Campbell, 2008)
b. Metafase
Pada tahap metafase, pasangan kromatid bergerak kearah bidang pembelahan.
Kromatid terbentuk dan bergerak kearah kutub yang berlawanan, namun tetap
berikatan pada benang spindle. Kromatid akan membentuk garis hitam disepanjang
bidang pembelahan. Setelah kromatid tiba dibidang pembelahan, kinetokor akan
memisah. (Mubarok, 2014)
c. Anafase
Anafase merupakan tahap mitosis yang paling pendek, seringkali berlangsung
hanya beberapa menit. Anafase dimulai ketika protein kohesin terbelah. Ini
memungkinkan kedua kromatid saudara dari setiap pasangan memisah secara tiba-
tiba. Setiap kromatid pun menjadi satu kromosom utuh. Kedua kromosom anakan
yang terbebas mulai bergerak menuju ujung-ujung sel yang berlawanan saat
mikrotubulus kinetokor memendek. Karena mikrotubulus ini melekat kewilayah
sentromer, kromosom bergerak ke sentromer terlebih dahulu dengan kecepatan
sekitar 1 mm/menit). Sel memanjang saat mikrotubulus nonkinetokor memanjang.
Pada akhir anafase kedua ujung sel memiliki koleksi kromososm yang sama dan
lengkap. (Campbell, 2008)
d. Telofase
Tahapan ini diawali dengan berhentinya gerakan kromosom menuju kutub
pembelahan. Pada tahap ini keadaan sel kembali normal. Membrane inti kembali
terbentuk dan benang spindel akan menghilang menjadi mikrotubula biasa. Pada
bidang pembelahan akan terjadi penebalan plasma yang dilanjutkan dengan proses
sitokinesis atau pembelahan sitoplasma sel. (Mubarok, 2014)
Sitokinesis adalah proses pemisahan sitoplasma yang menghasilkan dua sel
anakan dengan terbentuknya membrane baru. Didalam proses sitokinesis termasuk
pula pembagian organel-organel sel. Dua sel anak hasil mitosis akan memiliki sifat
uang sama atau identik dengan induk dan dengan satu sama lainnya. Karena pada
bidang pembelahan terdapat mikrotubula yang keadaannya tidak terorganisir dan
bercampur dengan gelembung yang disebut mid body (lapisan pemisah). Lapisan ini
akan membentuk membrane sel baru. Mekanisme pembelahan sitoplasma ini terjadi
pada pembelahan sel hewan. Pada sel tumbuhan tidak terdapat mid body, tetapi
terdapat fragmoplas yang mengandung apparatus golgi. Fragmoplas berfungsi
membentuk lempeng sel yang akan menjadi dinding sel. (Mubarok, 2014)
2.3 Pengertian Proliferasi
Proliferasi adalah fase sel saat mengalami pengulangan siklus sel tanpa hambatan.
Proliferasi berbeda dengan mitosi.Istilah proliferasi sering digunakan pada hepatosit
dalam konteks hilang akibat proses detokasifikasi,radang atau imunitasi,dan
digunakan pada sel B dan sel T pada saat kedua jenis sel ini distimulasi oleh ekspresi
molekul antigen.
Proliferasi sel menghasilakan dua sel yang berasal dari satu sel.Keadaan ini
membutuhkan pertumbuhan sel yang kemudian diikuti oleh pembelahan (divisi) sel,
pertumbuhan sel yang tidak terkendali merupakan ciri khas kanker.Sel kanker secara
umum berisi biomolekul yang diperlukan untuk bertahan, proliferasi,diferensiasi,
kematian sel dan ekspresi tipe sel dengan fungsi khusus (cell-type-spesific functions).
Kegagalan regulasi fungsi inilah yang menghasilkan perubahan fenotipe dan kanker.
Pada jaringan normal, proliferasi sel mengarah kepada penambahan jaringan.
Dimana jumlah sel tidak hanya tergantung kepada proliferasi sel tapi juga oleh
kematian sel, kematian sel terprogram (apoptosis) adalah proses dikeluarkannya sel-
sel yang rusak. Keseimbangan antara produksi sel baru dan kematian sel itulah yang
mempertahankan sel yang tetap pada jaringan (homeostasis).
2.4 Proses Berlangsungnya Proliferasi sel
Mekanisme Proliferasi
2 kelompok utama
Genes yang membentuk produk yang berperan dalam stimulasi pembelahan dan
“survival” sel
Normal genes : proto-oncogenes
Mutated genes : oncogenes
Genes yang membentuk produk yang berperan dalam pencegahan/inhibis
pembelahan sel atau memicu kematian sel : suppressor genes gen DNA repair dan
gen regulator apoptosis. Protoonco genes adalah gen normal yang berfungsi dalam
pengaturan pertumbuhan sel,pembelahan sel dan diferensiasi. Oncogenes adalah
cancer-causing genes, yang berasal dari konverasi protooncogenes melalui mutasi,
retroviral transduction, geneamplifications atau dislocations.
Klasifikasi oncogenes :
a. Growth factors
b. Growth transducing proteins
c. Nuclear transcription proteins
d. Cyclin dan CDKs
Satu kali proses mutasi yang terjadi pada DNA belum dapat menimbulkan
kanker.Tetapi dibutuhkan ribuan mutasi pada DNA, maka sel mulai mengalami
perubahan sifat secara perlahan-lahan.Sel yang bermutasi tersebut mulai membelah
diri (Proliferasi) dan membentuk grup tertentu (Klonal) di lokasi tertentu dalam tubuh
yang dapat membahayakan jaringan sehat.
Tahap dimana sel kanker membentuk klonal inilah yang dinamakan tahap
promosi. Promosi ini akan diikuti Proliferasi (pembelahan diri sel kanker menjadi
banyak) yang kemudian satu atau lebih sel bisa memisahkan diri dari kelompok
utamanya untuk berpindah ke tempat lain (metastasis). Untuk memenuhi kebutuhan
kelompok sel tersebut, dibentuklah pembuluh darah baru (neoangionesis) yang
sebenarnya tidak diperlukan oleh jaringan sehat.Sehingga, terbentuklah kanker
sebagai jaringan baru dalam tubuh.
Suppressor Genes
Gen normal yang menghambat pembelahan sel. Mekanisme kerja: sinyal
transduksi, reseptor di permukaan sel dan nuclear transcriptions regulator.
a. pRb : mencegah sel di G1 menjadi S
b. p53 : stop replikasi sel yang rusak (DNA damage)
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Siklus sel adalah kegiatan sel yang terjadi dari satu pembelahan sel ke
pembelahan sel berikutnya. Siklus sel mencangkup dua fase, yaitu fase Persiapan
(interfase) dan fase pembelahan (mitosis).
1. Fase Interfase (Persiapan)
Proses interfase terdiri dari tiga fase, yaitu pertama fase G1 (Presintesis), kedua S
(Sintesis DNA), dan ketiga G2 (Post duplikasi DNA).
2. Fase Mitosis (Pembelahan)
Pada fase pembelahan sel ini diawali dengan serangkaian proses fosforilasi protein
yang dipicu faktor pemrakarsa mitosis dan diakhiri oleh proses defosforilasi,
sehingga protein-protein tersebut kembali ke keadaan interfase.
Proliferasi adalah fase sel saat mengalami pengulangan siklus sel tanpa
hambatan. Proliferasi berbeda dengan mitosi.Istilah proliferasi sering digunakan pada
hepatosit dalam konteks hilang akibat proses detokasifikasi,radang atau imunitasi,dan
digunakan pada sel B dan sel T pada saat kedua jenis sel ini distimulasi oleh ekspresi
molekul antigen.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini,tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan Siklus dan Proliferasi Sel.
Daftar Pustaka

Alberts, B, et al. 2002. Molecular Biology of The Cell. USA: Garland Science

Campbell. 2008. Biologi Edisis Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Gartner, LP, Hiatt. 2007. Nucleus Color Textbook of Histology. Philadelphia:


Saunders Elsevier

Junqueira, LC, Carneiro. 2003. Basic Histology. USA: Mc Grawl Hill

Mubarok, Syahrul. 2014. Pembelahan Sel. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah

Mulyani. 2016. Makalah Sklus Sel. Bali: Fakultas Kedokteran Udayana

Anda mungkin juga menyukai