Anda di halaman 1dari 18

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/295857613

06 KONDENSASI

Data · March 2014


DOI: 10.13140/RG.2.1.1440.7443

CITATIONS READS

0 1,389

1 author:

Abdul Wahid
University of Indonesia
67 PUBLICATIONS   69 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

DEDC of Biodiesel education plant View project

Synthesis of Renewable Diesel from Palm Oil and Jatropha Curcas Oil through Hydrodeoxygenation using NiMo/Zal View project

All content following this page was uploaded by Abdul Wahid on 25 February 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KONDENSASI
CHAPTER 12

ABDUL WAHID SURHIM


KLASIFIKASI KONDENSASI

• KONDENSASI adalah proses melepaskan kalor dari suatu sistem yang


menyebabkan uap (vapor) berubah menjadi cair (liquid)
• Karena prosesnya yang beragam, proses kondensasi diklasifikasikan menjadi
beberapa macam berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya:
1. Jenis kondensasi: homogenous, heterogenous, dropwise, film, atau direct contact.
2. Kondisi uap: satu komponen, banyak komponen dengan semua komponen
mampu terkondensasi, banyak komponen beserta komponennya yang tidak
mampu terkondensasi.
3. Geometri sistem: plane surface, external, internal, dan lain-lain.
KONDENSASI BUTIRAN (DROPWISE) DAN LAPISAN
(FILMWISE)

Gambar 1. Jenis Kondensasi (A) Film, (B) Dropwise Condensation pada Permukaan, (C) Kondensasi
Homogen, atau Pembentukan Kabut Sebagai Hasil Kenaikan Tekanan Karena Ekspansi, (D) Direct
Contact Condensation.
KONDENSASI BUTIRAN
• Kondensasi butiran (dropwise condensation) terjadi
ketika cairan kondensat jatuh membasahi
permukaan dan membentuk lapisan (film).
• Kondensat membentuk butiran di sepanjang
permukaan.
• Kondensasi butiran merupakan jenis perpindahan
kalor yang paling efisien karena laju perpindahan
kalor kondensasinya jauh lebih besar
dibandingkan kondensasi film.
• Akumulasi dari butiran pada permukaan dapat
memicu terbentuknya lapisan cairan (liquid film).
KONDENSASI FILM
• Kondensasi film merupakan jenis kondensasi yang umum
terjadi pada kebanyakan sistem.
• Kondensat, dalam bentuk butiran, membasahi permukaan
dan jatuh bergabung membentuk lapisan cairan yang saling
menyatu.
• Lapisan cairan mengalir sebagai akibat gravitasi, gesekan
uap, dan lain-lain.
• Kondensasi film paling banyak terjadi pada aplikasi
keteknikan.
• Aliran cairan kondensat akan memunculkan fenomena
seperti aliran laminer, aliran gelombang (wavy), transisi
laminer-turbulen, dan butiran yang jatuh pada permukaan
lapisan cairan.
TEORI NUSSELT
• Kondensasi terjadi jika uap didinginkan di bawah
suhu jenuhnya (tergantung tekanannya)
• Panas penguapan yang dilepaskan selama kondenasi
harus dipindahkan melalui perpindahan panas,
misalnya pada dinding yang didinginkan
• Lapisan kondensat berkembang mengalir ke bawah
karena pengaruh gravitasi
• Selama proses kondensasi, ketebalan lapisannya
meningkat
ASUMSI TEORI NUSSELT

1. Panas yang dihantarkan oleh uap hanya panas laten


2. Pengaliran lapisan kondensat dari permukaannya hanya oleh aliran laminar,
dan panas yang dipindahkan melalui lapisan adalah konduksi
3. Ketebalan lapisan pada titik manapun adalah fungsi kecepatan rata-rata dari
aliran dan jumlah kondensat yang melalui titik tersebut
4. Kecepatan lapisan individual dari film adalah fungsi hubungan antara gaya
geser gesekan (frictional shearing force) dan berat lapisannya
5. Jumlah kondensat sebanding dengan jumlah panas yang dipindahkan, yang
mana berhubungan dengan ketebalan lapisan dan perbedaan suhu antara uap
dan permukaan
ASUMSI TEORI NUSSELT

6. Lapisan kondensat adalah begitu tipis sehingga gradien


suhu yang melaluinya adalah linear
7. Sifat-sifat fisika kondensat diambil dari suhu lapisan rata-
rata
8. Permukaan diasumsikan relatif mulus dan bersih
9. Suhu permukaan padatan adalah tetap
10.Lengkungan dari lapisan diabaikan
PERPINDAHAN PANAS DI LAPISAN
𝑄 𝑘 𝑡𝑠 −𝑡𝑤 𝑘 𝑡 ′ −𝑡
= = = 𝜆𝑊 ′ = ℎ 𝑡 ′ − 𝑡 (12.1)
𝐴 𝛿(𝑧) 𝑦′
1/4
𝑘𝑓3 𝜌𝑓2 𝜆𝑔
ℎ = 0.943 (12.18)
𝜇𝑓 𝐿Δ𝑡𝑓

𝑡𝑓 = 0.5 𝑡 ′ + 𝑡 = 0.5 𝑇𝑣 + 𝑡𝑓 (12.19)


Δ𝑡𝑓 = 𝑡𝑓 − 𝑡𝑤
1/3 −1/3 −1/3
𝜇𝑓2 4𝐺′ 4𝐺"
ℎ = 1.5 =1.5 (12.42)
𝑘𝑓3 𝜌𝑓2 𝑔 𝜇𝑓 𝜇𝑓

𝑊
𝐺" = 2/3 (12.43)
𝐿𝑁𝑡
EXAMPLE 12.1
LATIHAN

• KERJAKAN DI KELAS PROBLEM 12.1

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai