Anda di halaman 1dari 9

Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 6 No.

PENGARUH PEMBERIAN PROBIOTIK BERBEDA PADA PAKAN


TERHADAP RETENSI PROTEIN DAN RETENSI LEMAK UDANG
VANAME (Litopenaeus vannamei)
The Effect of Different Probiotics in Feed to Protein Retention and Fat Retention of
Vaname Shrimp (Litopenaeus vannamei)

Lukman Arif Kurniawan1*, Muhammad Arief 2, Abdul Manan2, dan Daruti Dinda Nindarwi2
1
Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga, Surabaya
2
Departemen Manajemen Kesehatan Ikan dan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas
Airlangga, Surabaya
*lukmankurniawan94@yahoo.com

Abstrak

Permintaan komoditi udang vaname yang cukup tinggi mendorong berkembangnya budidaya udang
intensif. Seiring dengan berkembangnya budidaya intensif, maka meningkatkan padat penebaran dan jumlah
pakan yang diberikan. Pakan merupakan salah satu unsur penting dalam budidaya yang menunjang
pertumbuhan dan kelangsungan hidup. Hal ini menyebabkan pentingnya pakan sehingga perlu penambahan
probiotik. Probiotik dapat mengatur lingkungan mikrobial pada usus dan menghasilkan enzim protease dan
lipase yang dapat memecah protein dan lemak menjadi molekul lebih sederhana sehingga akan mempermudah
proses pencernaan dan penyerapan dalam saluran pencernaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pemberian probiotik berbeda pada pakan terhadap peningkatan retensi protein dan retensi
lemak udang vaname (Litopenaeus vannamei). Penelitian ini dilaksanan pada bulan Juni - Juli 2016 di PT. SWK
(Surya Windu Kartika) Banyuwangi, Jawa Timur. Metode penelitian yang digunakan adalah metode
eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas empat perlakuan dan lima kali ulangan.
Perlakuan yang digunakan adalah pemberian probiotik berbeda yaitu P0 (tanpa pemberian probiotik), P1
(probiotik A), P2 (probiotik B) dan P3 (probiotik C) pada pakan. Analisis data menggunakan statistik. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pemberian probiotik berbeda pada pakan memberikan pengaruh yang sangat
nyata (p<0,01) terhadap peningkatan retensi protein udang vaname. Rata-rata peningkatan retensi protein terbaik
terdapat pada perlakuan P2 (4,55%) kemudian diikuti oleh perlakauan P3 (3,69%), P1 (3,55%) dan P0 (1,20%).
Pemberian probiotik berbeda pada pakan tidak memberikan pengaruh yang nyata (p>0,05) terhadap peningkatan
retensi lemak udang vaname.

Kata Kunci : Udang Vaname, Pakan, Probiotik, Retensi Protein, Retensi Lemak

Abstract

The demand of vaname shrimp is quite high that makes the development of intensively vaname shrimp
aquaculture. Along with intensively vaname shrimp aquaculture development, then increase the stocking density
and the amount of feed given. Feed is one important thing in aquaculture that supporting the growth and survival
rate. That makes how important is the feed, so it is needed to be added of probiotics. Probiotics can control the
microbial environment in intestine and produce protease and lypase enzymes to break down the protein and fat
become simpler molecules so it will easing the digestive proces and absorption in digestive track. The purposes
of this research is to know the effect of diferent probiotics given in feed to increase protein retention and fat
retention of vaname shrimp (Litopenaeus vannamei). This research was conducted in June-July 2016 in PT.
SWK (Surya Windu Kartika) Banyuwangi, East Java. Methods will be used is experimental method with
complete randomized design (CRD) consisting of four treatments are (P0) feed without given probiotic, P1
(probiotic A), P2 (probiotic B) and P3 (probiotic C). Data analysis is statistic. The results showed that addition
of probiotics in feed give very significantly effect (p<0,01) to increase the protein retention of vaname shrimp.
The best average increase of protein retention content obtained at P2 (4,55%) and then followed by treatment
P3(3,69%), P1 (3,55%) and P0 (1,20%). Addition of probiotics in feed did not give significant effect (p>0,05) to
increase fat retention of vaname shrimp.

Keywords: Vaname Shrimp, Feed, Probiotic, Protein Retention, Fat Retention

32
Diterima/submitted:19 September 2016
Disetujui/accepted:25 Desember 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 6 No.1

PENDAHULUAN naan dan penyerapan dalam saluran pen-


Udang vaname (Litopenaeus van- cernaan ikan (Putra, 2010).
namei) merupakan suatu komoditas Udang membutuhkan nutrisi pada
perikanan ekonomis penting di Indonesia pakan untuk pertumbuhan, kesehatan ikan,
(Ibrahim dan Ruslaini, 2013). Hal tersebut dan meningkatkan mutu produksi. Salah
ditunjukkan dengan meningkatnya pro- satu nutrien pakan yang penting yang
duksi budidaya udang vaname pada tahun dibutuhkan udang yaitu protein dan lemak.
2011 sebesar 246.420 ton, tahun 2012 se- Protein merupakan sumber energi selain
besar 251.763 ton dan tahun 2013 sebesar karbohidrat untuk kelangsungan hidup dan
386.314 ton (Kementerian Kelautan Peri- pertumbuhan sedangkan lemak merupakan
kanan, 2015). Berkembangnya spesies ini sumber energi terbesar bagi tubuh ikan
disebabkan oleh keunggulan yang dimiliki (Marzuqi, 2013). Banyaknya protein yang
udang vaname, diantaranya memiliki ke- tersimpan dalam bentuk jaringan di tubuh
mampuan adaptasi yang relatif tinggi ter- ikan dibagi dengan banyaknya protein
hadap perubahan lingkungan seperti peru- yang terdapat pada pakan yang dikonsumsi
bahan suhu dan salinitas (Adiwidjaya dkk., disebut retensi protein. Banyaknya lemak
2003). Memiliki tingkat responsif yang yang tersimpan dalam bentuk jaringan di
tinggi terhadapan pakan yang diberikan tubuh ikan dibagi dengan banyaknya
dan juga memiliki pemasaran yang baik di lemak pakan yang dikonsumsi disebut
tingkat internasional (Adiwidjaya dan retensi lemak (Hariati, 1989).
Sumantri, 2008).
Perkembangan budidaya udang METODOLOGI
yang semakin pesat menyebabkan pakan Waktu dan Tempat
buatan berperan vital dan menjadi variabel Penelitian dilaksanakan di Tambak
terbesar dalam biaya produksi yaitu men- Bomo A, PT. Surya Windu Kartika
capai 50-60% dari total biaya produksi (SWK), Banyuwangi, Jawa Timur.
yang dikeluarkan (Heptarina dkk., 2010). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni
Pakan merupakan salah satu unsur penting hingga Juli 2016. Analisis proksimat
dalam kegiatan budidaya yang menunjang pakan, analisisis proksimat udang awal dan
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan udang akhir penelitian dilaksanakan di
budidaya. Hal inilah yang menyebabkan Laboratorium Pakan Ternak Fakultas
pentingnya pakan sehingga perlu penam- Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga,
bahan probiotik untuk memperbaiki nilai Surabaya.
nutrisi pakan (Arief dkk., 2014).
Wang et al. (2008) dalam Ahmadi Materi Penelitian
(2012) menjelaskan bahwa bakteri probio- Peralatan Penelitian
tik menghasilkan enzim yang mampu Alat yang digunakan dalam pene-
mengurai senyawa kompleks menjadi litian antara lain 20 buah akuarium dengan
sederhana sehingga siap digunakan. Dalam ukuran 60x35x30cm, selang aerasi, batu
meningkatkan nutrisi pakan, bakteri yang aerasi, blower, timbangan analitik, drum
terdapat dalam probiotik memiliki meka- fiber, drum plastik, seser/serok, wadah
nisme dalam usus dengan melepas bebe- pakan, sprayer, coolbox, termometer, pH
rapa enzim untuk pencernaan pakan seperti pen, refraktometer, ammounium test kit,
amilase, lipase dan protease. Enzim terse- nitrit dan nitrat test kit serta DO meter.
but yang akan membantu menghidrolisis
nutrien pakan (molekul kompleks), seperti Bahan Penelitian
memecah karbohidrat, lemak dan protein Bahan yang digunakan pada
menjadi molekul yang lebih sederhana se- penelitian ini yaitu udang vaname
hingga akan mempermudah proses pencer- memasuki PL (Post Larvae) 50 dengan
berat rata-rata 3-4 gram per ekor, pakan
33
Diterima/submitted:19 September 2016
Disetujui/accepted:25 Desember 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 6 No.1

udang komersial dengan kandungan pro- vaname yang diambil langsung dari
tein sebesar 31% berbentuk pelet, air tambak dimasukkan kedalam akuarium.
payau 40 liter per akuarium, probiotik dan Pemeliharaan dilakukan selama 30
PBS (Phospate Buffer Saline). hari dalam akuarium dengan kepadatan 20
ekor per 40 liter. Udang vaname diadaptasi
Metode Penelitian terlebih dahulu dan diberi pakan kontrol
Metode penelitian yang digunakan (Ghazali, 2014). Pemberian pakan dila-
dalam penelitian ini adalah metode kukan sebanyak lima kali sehari, yaitu
eksperimental dengan empat perlakuan dan pada pukul 07.00, 11.00, 15.00, 19.00 dan
lima kali ulangan. Kusriningrum (2008) 23.00 WIB dengan dosis 7% pada hari ke
menyatakan bahwa eksperimen dapat 1-7 dan 5% pada hari ke 8-30. Jumlah
didefinisikan sebagai suatu tindakan yang pakan yang diberikan berdasarkan pada
dibatasi dengan nyata dan dapat dianalisis Feeding Rate (FR) menurut SNI 01-7246-
hasilnya. Menurut penelitian Wang (2007), 2006. Kualitas air dikelola dengan cara
pemberian probiotik bubuk dengan dosis disipon setiap hari dan dilakukan pergan-
10g/kg pakan menunjukkan pertumbuhan tian air setiap tujuh hari sebanyak 10%
optimal dan meningkatkan kerja aktivitas dari total volume akuarium (Noermala,
enzim pencernaan. Penelitian ini bertujuan 2012).
untuk mengetahui pengaruh pemberian Pakan yang digunakan dalam pene-
tiga probiotik berbeda pada pakan terhadap litian ini adalah pakan komersial berben-
retensi protein dan retensi lemak udang tuk pelet. Pakan yang telah diberikan pro-
vaname. Adapun masing-masing perlakuan biotik dianalisis proksimat untuk menge-
tersebut, yaitu : tahui kandungan nutrisinya. Dosis pro-
P0 : pakan komersial tanpa penambahan biotik yang diberikan ke pakan sebesar
probiotik (kontrol) 10g/kg pakan (Wang, 2007). Sebelum
P1 : pakan komersial dengan penambahan diberikan pada pakan, probiotik yang
probiotik A 10g/kg pakan digunakan ditambah dengan larutan PBS
P2 : pakan komersial dengan penambahan (Phospate Buffer Saline) sebanyak 100
probiotik B 10g/kg pakan ml/kg pakan dan putih telur sebanyak 3%
P3 : pakan komersial dengan penambahan dari pakan yang diberikan sebagai perekat,
probiotik C 10g/kg pakan setelah itu dikeringanginkan selama 5-15
menit untuk mengurangi kelembapan
Prosedur Kerja (Widanarni dkk., 2012).
Persiapan penelitian dengan mem-
bersihkan peralatan yang akan digunakan, Parameter Penelitian
akuarium dicuci terlebih dahulu meng- Parameter utama yang diamati
gunakan deterjen, kemudian dibilas dan adalah retensi protein dan retensi lemak.
didesinfeksi menggunakan kaporit 30 ppm Parameter pendukung dalam penelitian ini
selama 24 jam dan dinetralkan dengan Na- adalah kualitas air. Parameter kualitas air
Thiosulfat 10 ppm untuk memastikan tidak seperti suhu, pH,salinitas dan DO diukur
ada lagi sisa kaporit. Akuarium dicuci setiap hari sedangkan amonia diukur pada
sampai bersih dan diisi air dari tendon awal, tengah dan akhir penelitian.
sebanyak 40 liter pada masing-masing
akuarium. Setelah dilakukan pengkon- Analisis Data
disian air akuarium maka dilakukan aerasi Data penelitian dianalisis secara
selama 1x24 jam untuk meningkatkan statistik. Analisis yang digunakan untuk
oksigen terlarut dan menghilangkan bahan menjawab rumusan masalah adalah dengan
kimia yang tidak diinginkan yang masih uji ANOVA. Keseluruhan analisis statistik
ada di dalam akuarium. Kemudian udang dilakukan dengan program SPSS 16 for
windows. Analisis ANOVA digunakan un-
34
Diterima/submitted:19 September 2016
Disetujui/accepted:25 Desember 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 6 No.1

tuk mengetahui adanya pengaruh pem- retensi protein udang vaname (Litopenaeus
berian probiotik berbeda pada pakan ter- vannamei).
hadap retensi protein dan retensi lemak Retensi protein merupakan gamba-
udang vaname (Litopenaeus vannamei). ran dari banyaknya protein yang diberikan,
yang dapat diserap, dan dimanfaatkan un-
HASIL DAN PEMBAHASAN tuk membangun atau memperbaiki sel-sel
Retensi Protein tubuh yang sudah rusak, serta dimanfaat-
Hasil rata-rata retensi protein kan tubuh ikan bagi metabolisme sehari-
udang vaname terdapat pada Tabel 1. Hasil hari (Buwono, 2000). Nilai retensi protein
uji statistik menunjukan bahwa pemberian diperoleh dari perbandingan antara ba-
probiotik berbeda pada pakan mengha- nyaknya protein yang tersimpan dalam
silkan perbedaan yang sangat nyata bentuk jaringan di tubuh ikan dan banyak-
(p<0,01) diantara perlakuan terhadap nilai nya protein pakan yang dikonsumsi.

Tabel 1. Rata-rata retensi protein udang vaname.


Perlakuan Retensi Protein (%) ± SD Transformasi √y(%) ± SD
b
P0 1,20 ± 1,02 1,23 ± 0,46
P1 3,55a ± 0,82 2,00 ± 0,20
P2 4,55a ± 0,88 2,24 ± 0,19
a
P3 3,69 ± 1,21 2,03 ± 0,30
Keterangan: P0 : Tanpa pemberian probiotik (kontrol), P1 : Probiotik A, P2 : Probiotik B, P3 :
Probiotik C.Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat
nyata (p<0,01).

Hasil perhitungan ANAVA menun- Hasil penelitian menunjukkan ada-


jukkan adanya perbedaan yang sangat nya kecenderungan peningkatan peresen-
nyata (p<0,01) terhadap nilai retensi pro- tase retensi protein seiring dengan konsen-
tein udang vaname. Nilai retensi protein trasi bakteri dari probiotik yang digunakan
yang rendah didapat pada perlakuan P0 untuk perlakuan. Kandungan retensi pro-
(1,20%) yang berbeda nyata dengan per- tein yang tinggi pada P2 (Probiotik B) ini
lakuan P1 (3,55%), P2 (4,55%) dan P3 diduga karena pada probiotik B memiliki
(3,69%). Rendahnya nilai retensi protein konsentrasi bakteri paling tinggi yaitu 9,8
dikarenakan pada perlakuan P0 (kontrol) x 106 CFU dibandingkan dengan konsen-
merupakan pemberian pakan tanpa penam- trasi bakteri pada probiotik A dan Pro-
bahan probiotik, sehingga ketersediaan biotik C. Perbedaan jumlah bakteri yang
bakteri penghasil enzim protease pada terkandung dalam probiotik dapat mempe-
saluran pencernaan terbatas. Keterbatasan ngaruhi penyerapan nutrisi udang vaname
ini menyebabkan kurangnya penyerapan karena semakin banyak populasi bakteri
protein pakan yang tidak dibantu oleh Bacillus dan Lactobacillus yang ada dalam
adanya bakteri probiotik sehingga penye- saluran pencernaan akan meningkatkan
rapan protein pakan menjadi tidak optimal. ketersediaan nutrien yang siap diserap
Hal ini sesuai dengan pernyataan Handa- dalam saluran pencernaan melalui hidro-
jani (2006) yang menyatakan bahwa peran lisis protein menjadi senyawa yang lebih
mikroba probiotik dalam pakan ikan sederhana yaitu asam amino, sehingga
mampu memecah unsur nutrisi yang lebih metabolisme menjadi lebih mudah karena
sederhana, sehingga membantu proses penyerapan protein terbantu oleh adanya
pencernaan dan penyerapan nutrisi yang enzim protease. Hal ini sesuai dengan
lebih baik. pernyataan (Setiawati dkk., 2013) bahwa
enzim yang disekresikan jumlahnya me-
35
Diterima/submitted:19 September 2016
Disetujui/accepted:25 Desember 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 6 No.1

ningkat sesuai dengan jumlah probiotik lemak udang vaname (Litopenaeus


yang ada dalam saluran pencernaan, yang vannamei).
akan meningkatkan jumlah pakan yang di- Retensi lemak menggambarkan ke-
cerna. Peningkatan daya cerna ini berarti mampuan ikan dalam menyimpan dan me-
semakin tingginya nutrien yang tersedia manfaatkan lemak pakan. Nilai retensi
untuk diserap oleh tubuh. lemak diperoleh dari perbandingan antara
banyaknya lemak yang tersimpan dalam
Retensi Lemak bentuk jaringan di tubuh ikan dan
Hasil rata-rata retensi lemak udang banyaknya lemak pakan yang dikonsumsi.
vaname terdapat pada Tabel 2. Hasil uji Kecernaan lemak bervariasi tergantung
statistik menunjukan bahwa pemberian jumlah dalam pakan, tipe dari lemak, suhu
probiotik berbeda pada pakan tidak mem- air, derajat kejenuhan lemak dan panjang
berikan perbedaan yang nyata (p>0,05) rantai karbonnya (Fahy et al., 2005).
diantara perlakuan terhadap nilai retensi

Tabel 2. Rata-rata retensi lemak udang vaname.


Perlakuan Retensi Lemak (%) ± SD Transformasi √y(%) ± SD
P0 4,83 ± 1,76 2,28 ± 0,38
P1 5,30 ± 1,06 2,40 ± 0,22
P2 5,42 ± 2,53 2,39 ± 0,49
P3 2,93 ± 0,93 1,84 ± 0,25
Keterangan: P0 : Tanpa pemberian probiotik (kontrol), P1 : Probiotik A, P2 : Probiotik B, P3 : Probiotik
C. Superskrip yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak ada perbedaan yang nyata (p>0,05).

Hasil perhitungan ANAVA menun- digunakan oleh udang percobaan sebagai


jukkan bahwa pemberian pakan dengan sumber energi dan proses metabolisme
probiotik berbeda tidak memberikan per- lain. Lipid yang tersimpan ditransportasi-
bedaan yang nyata terhadap nilai retensi kan pada beberapa organ dan jaringan
lemak udang vaname. Hal ini disebabkan selama waktu tertentu seperti pada stadia
karena pada perlakuan lemak yang telah premolt (Priya et al., 2013). Lemak dari
dihidrolisis diserap dan digunakan sebagai pakan digunakan untuk energi dan memak-
sumber energi yang menyebabkan rendah- simalkan protein untuk proses partum-
nya lemak yang terkandung dalam daging buhan (Boonyaratpalin, 1996).
udang, sehingga memberikan nilai retensi Pada hasil perlakuan pemberian
lemak yang rendah pada udang vaname. probiotik dapat menguraikan lemak men-
Lipid yang terdapat pada pakan akan jadi asam lemak. Hal ini sesuai dengan
dicerna dan diserap pada organ pencernaan pernyataan Fardiaz (1992) bahwa Bacillus
dan ditransport menuju sel untuk disimpan dan Lactobacillus (Adriani dkk., 2008)
atau digunakan (Plascencia et al., 2000). dapat mensekresikan enzim lipase. Enzim
Analisis proksimat menunjukkan lipase menghidrolisis lemak menjadi asam
kadar lemak rata-rata yang dapat disimpan lemak sehingga mempermudah penyera-
pada udang vaname hasil perlakuan P0 pan lemak oleh tubuh udang. Lemak dari
(kontrol) 3,04%, P1 (Probiotik B) 2,63%, pakan digunakan untuk energi dan memak-
P2 (Probiotik C) 2,21% dan P3 (Probiotik simalkan protein untuk proses partum-
C) 2,16%. Rendahnya kandungan lemak buhan. Hal ini sesuai dengan pernyataan
pada daging udang vaname percobaan (Komariyah, 2009) bahwa penggunaan
dapat dijadikan kesimpulan bahwa, lemak lemak sebagai “protein sparring effect”
yang telah diserap dari proses pencernaan yaitu lemak mempunyai fungsi untuk

36
Diterima/submitted:19 September 2016
Disetujui/accepted:25 Desember 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 6 No.1

menggantikan protein sebagai sumber Nilai kualitas air yang juga diukur
energi, sehingga penggunaan protein dapat selama penelitian adalah amonia. Data
dioptimalkan untuk pertumbuhan rata-rata pengukuran amonia pada awal,
tengah dan akhir penelitian setiap per-
Kualitas Air lakuan dapat dilihat pada Tabel 4. Nilai
Kualitas air diukur untuk meleng- amonia cenderung mengalami peningkatan
kapi data utama. Parameter kualitas air dari awal penelitian hingga akhir pene-
seperti suhu, pH, DO, salinitas dilakukan litian, pada awal penelitian nilai amonia
sehari 2 kali yaitu pada pagi dan sore hari. adalah 0,05 mg/l dan meningkat menjadi
Data rata-rata kualitas air selama 30 hari 0,1 mg/l di akhir penelitian.
penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai kualitas air selama 30 hari penelitian


Parameter Kualitas Air
Perlakuan 0
Suhu ( C) pH Salinitas (ppt) DO (mg/l)
Pagi 26,1-29,8 7,0-7,9 29-32 3,86-5,90
P0
Sore 29,2-31,3 7,1-7,8 29-31 4,76-5,84
Pagi 26,6-28,7 7,0-7,8 29-31 4,10-6,00
P1
Sore 28,2-30,5 6,7-7,7 29-31 5,52-5,89
Pagi 26,8-29,2 6,9-7,9 29-31 4,10-5,90
P2
Sore 29,5-30,7 7,0-7,8 30-31 5,34-5,98
Pagi 26,1-29,1 7,1-7,9 28-31 4,10-5,80
P3
Sore 28,2-30,8 6,9-7,9 29-30 5,25-5,80

Tabel 4. Rata-rata nilai amonia (mg/l)


Hari Ke
Perlakuan
Awal Tengah Akhir
P0 0,01 mg/l 0,05 mg/l 0,1 mg/l
P1 0,01 mg/l 0,02 mg/l 0,07 mg/l
P2 0,01 mg/l 0,02 mg/l 0,07 mg/l
P3 0,01 mg/l 0,02 mg/l 0,07 mg/l

Kualitas air merupakan faktor Menurut Suprapto (2005) bahwa suhu


penting dalam menunjang kelangsungan optimal untuk budidaya udang vaname
hidup budidaya. Kualitas air yang diukur berkisar 27 - 320C.
pada penelitian ini meliputi suhu, pH, Hasil pengukuran pH air selama
salinitas, oksigen terlarut (DO) dan penelitian berkisar 6,7 – 7,9. Kondisi pH
amonia. Hasil pengukuran suhu selama air yang optimal untuk budidaya vaname
penelitian terdapat perbedaan dimana suhu berkisar 7,3 – 8,5 (Suprapto, 2005), namun
pada pagi hari lebih rendah dibanding suhu udang vaname memiliki toleransi pH 6,5 –
pada sore hari, hal ini dipengaruhi oleh 9 (Wyban and Sweeny, 1991). Nilai pH
suhu di lingkungan sekitar. Nilai rentang pada perlakuan P1 lebih rendah disebab-
suhu selama perlakuan di pagi hari yaitu kan karena aktivitas bakteri Lactobacillus
26-290C, sedangkan suhu pada sore hari sp. yang terdapat pada probiotik A. Hal ini
yaitu 28-310C. Nilai ini menunjukkan suhu sesuai dengan pendapat Delgado et al.
air berada dalam kondisi yang optimal (2001) dalam Arief dkk. (2014) bahwa
unutk pertumbuhan udang vaname. Lactobacillus akan mengubah karbohidrat
37
Diterima/submitted:19 September 2016
Disetujui/accepted:25 Desember 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 6 No.1

menjadi asam laktat, kemudian asam laktat Saran


dapat menciptakan suasana pH yang lebih Berdasarkan hasil penelitian yang
rendah. Nilai salinitas selama penelitian telah dilakukan, disarankan untuk mela-
berkisar 27 – 32 ppt. Nilai ini menun- kukan penelitian lebih lanjutdengan dosis
jukkan salinitas air masih berada dalam yang berbeda dan periode pemberian yang
kisaran yang dapat ditoleransi oleh udang tepat untuk meningkatkan retensi protein
vaname dikarenakan udang vaname mam- dan retensi lemak udang vaname (Lito-
pu hidup pada salinitas yang luas (eury- penaeus vannamei).
haline). Hal ini sesuai dengan pernyataan
Saoud et al. (2003) bahwa udang vaname DAFTAR PUSTAKA
mampu hidup pada kisaran salinitas lebar Adiwidjaya, D., S. P. Raharjo, E.
yaitu 0,5 – 60 ppt. Sutiknodan S. Subiyanto. 2003.
Hasil pengukuran DO setiap per- Petunjuk Teknis Budidaya Van-
lakuan selama 30 hari penelitian yaitu 3,90 name Sistem Tertutup yang Ramah
– 5,90 mg/. Nilai DO pada tiap perlakuan Lingkungan. Departemen Kelautan
antara pagi dan sore tidak menunjukkan dan Perikanan Direktorat Jenderal
perbedaan yang signifikan, hal ini dipe- Perikanan Budidaya, Balai Besar
ngaruhi penambahan aerator pada tiap Pengembangan Budidaya Air
perlakuan sehingga nilai DO tetap ter- Payau. 29 hal.
kontrol pada nilai optimal. Nilai ini Adiwidjaya, D. dan S. I. Sumantri. 2008.
tergolong baik bagi kelangsung hidup Penerapan Teknologi Budidaya
udang vaname, sesuai dengan pernyataan Udang Vanname (L. Vannamei)
Adiwijaya et al. (2003) bahwa kisaran Semi-Intensif Pada Lokasi Tambak
optimal DO selama masa pemeliharaan Salinitas Tinggi . Media Budidaya
berkisar 3,5 – 7,5 mg/l. Kandungan amo- Air Payau Perekayasaan No. 7. 19
nia dapat mempengaruhi kelulushidupan hal.
udang vaname. Kandungan amonia mele- Adriani, L., N. Indrayati, U. H. Tanuwiria
bihi ambang batas dapat menjadi stressor dan N. Maysari. 2008. Aktivitas
pada udang vaname (Erlangga 2012). Hasil Lactobacillus acidophilus dan
pengukuran amonia pada masing-masing Bifidobacterium Terhadap Kualitas
perlakuan masih dalam ambang batas yang Yoghurt dan Penghambatannya
normal 0,01-0,1 mg/l. Hal ini sesuai pada Helicobacter pylori. Jurnal
dengan pernyataan Suyanto dan Mujiman Bionatura X (2): 129-140.
(2004) bahwa kadar amonia yang baik un- Ahmadi, H., Iskandar., N. Kurniawati.
tuk budidaya udang kurang dari 0,1 mg/l. 2012. Pemberian Probiotik dalam
Pakan Terhadap Pertumbuhan Lele
KESIMPULAN DAN SARAN Sangkuriang (Clarias graprienus)
Kesimpulan pada Pendederan II. 3(4): 99-107.
Berdasarkan hasil analisis dan Arief, M., N. Fitriani dan S. Subekti. 2014.
pembahasan dalam penelitian ini, dapat Pengaruh Pemberian Probiotik
disimpulkan bahwa pemberian probiotik Berbeda Pada Pakan Komersial
berbeda pada pakan memberikan pengaruh Terhadap Pertumbuhan dan Efi-
yang nyata terhadap peningkatan kandu- siensi Pakan Ikan Lele Sanglariang
ngan retensi protein udang vaname, tetapi (Clarias sp.). Jurnal Ilmiah
tidak memberikan pengaruh yang nyata Perikanan dan Kelautan 6(1) : 49-
terhadap peningkatan retensi lemak udang 52.
vaname. Boonyaratpalin, M. 1996. Nutritional
Requirements of Commercially
Important Shrimp in the Tropics.
Proceedings of the National Semi-
38
Diterima/submitted:19 September 2016
Disetujui/accepted:25 Desember 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 6 No.1

nar Workshop on Fish Nutrition Vaname (Litopenaeus vannamei)


and Feeds. SEAFDEC Aquaculture melalui Subtitusi Tepung Ikan
Department, Iloilo, Philippines. dengan Tepung Usus Ayam. Jurnal
Buwono, I. D. 2000. Kebutuhan Asam Mina Laut Indonesia, 1(1) : 93-103.
Amino Esensial dalam Ransum Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Pakan Ikan. Penerbit Kanisius. 2015. Data Statistik Tahunan
Yogyakarta. Hal 31-36. Produksi Perikanan Budidaya.
Erlangga, E. 2012. Budidaya Udang http://www.djpb.kkp.go.id/. Diakses
Vannamei Secara Intensif. Pustaka tanggal 25 September 2015.
Agro Mandiri. Tangerang Selatan. Komariyah dan A. I. Setiawan. 2009.
128 hal. Pengaruh Penambahan Berbagai
Fahy, E., S. Subramaniam, H. A. Brown., Dosis Minyak Ikan yang Berbeda
C. K. Glass, A. H. Merill and R. C. pada Pakan Terhadap Pertumbuhan
Murphy. 2005. A Comprehensive Benih Ikan Patin (Pangasius
Classication for Lipids. Eur J Lipid Marzuqi, M. dan D. N. Anjusary. 2013.
Sci Technol 2005: 337-364. Kecernaan Nutrien Pakan dengan
Fardiaz, S. 1992. MikrobiologiPangan 1. Kadar Protein dan Lemak Berbeda
Jakarta: GramediaPustakaUtama. pada Juvenil Ikan Kerapu Pasir
Ghazaly, G. A. F. 2014. Aplikasi (Epinephelus corallicola). Jurnal
Probiotik, Prebiotik dan Sinbiotik Ilmu dan Teknologi Kelautan
Melalui Pakan pada Udang Tropis. Vol 5 (2) : 311-323.
Vaname (Litopenaeus vannamei) Noermala I. J. 2012. Pemberian Probiotik,
yang Dipelihara pada Jaring Hapa. Prebiotik dan Sinbiotik untuk Pe-
Skripsi. Departemen Budidaya ngendalian Koinfeksi Bakteri
Perairan Fakultas Perikanan dan Vibrio harveyi pada Udang
Ilmu Kelautan Institut Pertanian Vaname (Litopenaeus vannamei).
Bogor. Bogor. Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut
Handajani H. 2006. Pemanfaatan tepung Pertanian Bogor. Bogor.
Azolla sebagai penyusun pakan Plascencia, G. Y., F. V. Albores and I. H.
ikan terhadap pertumbuhan dan Ciaparra. 2000. Penaeid Shrimp
daya cerna ikan nila GIFT. Malang: Hemolymph Lipoproteins. Aqua-
Universitas Muhammadiyah culture 191: 177-189.
Malang. Priya, E. R., K. L. J. Kala, S.
Hartiati, A.M. 1989. Makanan Ikan. Diktat Ravichandran and M. Chandran.
Kuliah Universitas Brawijaya. 2013. Variation of Lipid Concen-
Malang. 155hal. tration in Some Edible Crabs.
Hardiwiyoto, S. 1993. Teknologi Pengola- Journal of Fish and Marine
han Hasil Perikanan. Fakultas Tek- Sciences 5 (1): 110-112.
nologi Pertanian UGM. Liberty. Putra, A. N. 2010. Kajian Probiotik,
Yogyakarta. Prebiotik dan Sinbiotik untuk
Heptarina, D., M. A. Supriyadi, I. Meningkatkan Kinerja Pertum-
Mokoginta dan D. Yaniharto. 2010. buhan Ikan Nila (Oreochromis
Pengaruh Pemberian Pakan dengan niloticus). Tesis. Program Pasca
Kadar Protein Berbeda Terhadap Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
Pertumbuhan Yuwana Udang Putih Bogor. 91 hal.
Litopenaeus vannamei. Prosiding Saoud, I. P., D. A. Davis and D. B. Rouse.
Forum Inovasi Teknologi Akua- 2003. Suitability Studies of Inland
kultur. 6 hal. Well Waters for Litopenaeus
Ibrahim, N dan Ruslaini. 2013. Pertum- vannamei Culture. Aquaculture,
buhan dan Sintasan Larva Udang 217: 373-383
39
Diterima/submitted:19 September 2016
Disetujui/accepted:25 Desember 2016
Journal of Aquaculture and Fish Health Vol 6 No.1

Setiawati, J. E., Tarsim, Y. T. Adiputra


dan S. Hudaidah. 2013. Pengaruh
Penambahan Probiotik pada Pakan
dengan Dosis Berbeda Terhadap
Pertumbuhan, Kelulushidupan,
Efisiensi Pakan dan Retensi Protein
Ikan Patin (Pangasius hypophthal-
mus). Jurnal Rekayasa dan Tek-
nologi Budidaya Perairan. Vol 1
(2) : 151-162.
SNI (Standar Nasional Indonesia). 2006.
Produksi Udang Vaname L. vanna-
mei di Tambak dengan Teknologi
Intensif. Badan Standarisasi
Nasional.
Suprapto. 2005. Petunjuk teknis budidaya
udang vannamei (Litopenaeus van-
namei). CV Biotirta. Bandar
Lampung. 25 hal.
Suyanto, S.R. dan A. Mujiman. 2004.
Budiaya Udang Windu. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Wang, Y. B. 2007. Effect of Probiotics on
Growth Perfomance and Digestive
Enzyme Activity of The Shrimp
Penaeus vannamei. J. Aquaculture.
269(4): 254-264.
Widanarni, P. Widagdo dan D.
Wahjuningrum. 2012. Aplikasi
Probiotik, Prebiotik dan Sinbiotik
Melalui Pakan pada Udang
Vaname (Litopenaeus vannamei)
yang Diinfeksi Bakteri Vibriyo
harveyi. Jurnal Akuakultur
Indonesia. XI (1) : 51-63.
Wyban, J.A and Sweeny, J.N. 1991.
Intensive Shrimp Production Tech-
nology. The Oceanic Institute
Makapuu Point. Honolulu, Hawai
USA. 158 hal.

40
Diterima/submitted:19 September 2016
Disetujui/accepted:25 Desember 2016

Anda mungkin juga menyukai