Jtptunimus GDL Utoyonimg2 7663 3 Babii
Jtptunimus GDL Utoyonimg2 7663 3 Babii
TINJAUAN PUSTAKA
A. Fisiologi Flatus
1. Pengertian
Flatus adalah gas atau udara dalam saluran cerna yang dikeluarkan
lewat anus. Gas dapat ditemukan di lambung, usus kecil, maupun usus
Jumlah gas yang masuk atau dibentuk di usus besar setiap harinya rata-
biasanya hanya sekitar 0,6 liter. Sisanya diabsorbsi melalui mukosa usus
(Budiyanto, 2010).
2. Fisiologi
saat bahan feses juga terdapat di rektum. Pada saat kontraksi, otot-otot
tekanan antara intra abdomen dengan anus yang mendorong udara keluar
dengan kecepatan tinggi melalui lubang anus yang membentuk celah kecil
sehingga terlalu kecil untuk dilewati feses. Gerakan peristaltik usus juga
6
7
tepi lubang anus bergetar, menimbulkan suara bernada rendah yang khas
a. Peristaltik usus
(Sherwood, 2001).
gas yang terbentuk diusus besar diserap melalui mukosa usus. Sisanya
a. Nitrogen yang berasal dari udara yang kita telan. Semakin banyak kita
B. Anestesi
1. Pengertian anestesi
2. Jenis anestesi
menerima salah satu anestesi dari tiga jenis anestesi sebagai berikut :
9
a. Anestesi umum
b. Anestesi regional
c. Anestesi lokal
obat terdifusi ke dalam sirkulasi. Klien akan kehilangan rasa nyeri dan
disuntikkan, posisi pasien setelah penyuntikan dan berat jenis agen. Jika
berat jenis agen lebih besar dari cairan serebrospinal (CSS), cairan akan
kecil dari CSS, maka anestesi akan bergerak menjauhi bagian dependen.
Sally, 2013).
11
anestesi spinal. Sebagai aturan, reaksi ini terjadi akibat traksi berbagai
Sally, 2013).
5. Komplikasi
terlibat dalam insiden sakit kepala antara lain ukuran jarum spinal
pernapasan.
c. Mual dan muntah dapat terjadi akibat traksi di dalam rongga abdomen.
akibat blok anestesi pada saraf motorik simpatis dan serat syaraf nyeri
waktu saat sensasi kaki dan jari kaki kembali . Tindakan untuk
pasien terbaring datar, tenang dan terhidrasi dengan baik (Keat Sally,
2013).
1. Pengertian
2004)
b. Berdasarkan tipe
dangkal
dangkal
Apabila dilakukan penyinaran infra merah, efek yang timbul antara lain:
kondisi fisik klien. Tubuh dapat mentoleransi suhu dalam rentang yang
luas. Suhu normal permukaan kulit adalah 340C, tetapi reseptor suhu
Nyeri akan timbul jika suhu lokal berada di luar rentang ini. Panas yang
berlebihan akan menimbulkan rasa terbakar dan jika terlalu dingin akan
klien.
15
a. Peralatan.
2) Penyambung kabel.
3) Penutup mata
b. Persiapan pasien
2) Mencuci tangan.
7) Menjaga privasi.
menit.
6. Efek samping
a. Luka bakar.
b. Elektrik syock.
bersangkutan.
d. Headache
mata.
7. Kontra indikasi
D. Sectio Caesarea
1. Pengertian
2. Indikasi
a. Disproporsi sefalopelvik.
b. Plasenta previa.
d. Presentasi bokong.
g. Perdarahan antepartum.
j. Ruptur uterus.
18
3. Komplikasi
pertama dapat didominasi oleh nyeri akibat insisi dan nyeri dari gas di
organ intestinal. Obat nyeri biasanya diresepkan 3-4 jam, tindakan lain
insisi dengan bantal, memberi kompres hangat pada abdomen dan tehnik
anestesi, status pasca operasi dan pasca melahirkan dan derajat nyeri.
sampai dua jam. Kondisi balutan insisi, fundus dan jumlah lokhea dikaji
demikian pula masukan dan keluaran (Bobak, 2005). Ketika ibu dan
bayinya dipindahkan ke bangsal pasca natal, tekanan darah, suhu, dan nadi
urine tetap terpasang sampai pasien mampu ke toilet, luka dan lokhea
E. Kerangka Teori
Gambar 2.1
Kerangka Teori
- Anatesi spinal
Faktor Pendukung :
- Inframerah
F. Kerangka Konsep
antara konsep–konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang
variabel satu dengan yang lainnya, variabel dibedakan menjadi dua, yaitu
merah sebagai variabel bebas (independen) dan waktu flatus pasien post SC
TAMBAH KE BAB
2 Gambar 2.2
Kerangka Konsep Penelitian
Tidak dilakukan
penyinaran pada kel.kontrol Waktu flatus
G. Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdiri dari 2 variabel, yaitu: penyinaran infra merah
sebagai variabel bebas (independen) dan waktu flatus pasien post SC sebagai
H. Hipotesis
antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji secara empiris. Biasanya
hipotesis terdiri dari pernyataan terhadap ada atau tidak adanya hubungan
Kabupaten Pekalongan.