Anda di halaman 1dari 53
Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat No. 36/SE/M/2015 tentang Pedoman perancangan dan pelaksanaan penanganan keruntuhan jatuhan batuan dengan metode jaring tiral KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT [MENTERI PEKERIAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLKINDONESIA Kepada Yth.: Para Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, SURAT EDARAN NOMOR :36 /SE/M/2015 TENTANG PEDOMAN PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PENANGANAN KERUNTUHAN JATUHAN BATUAN DENGAN METODE JARING TIRAI A. Umum Dalam rangka memberikan alternatif penanganan Keruntuhan jatuhan batuan, peru menetapkan Pedoman perancangan dan pelaksanaan penanganan Keruntuhan jatuhan batuan dengan metode jaring tirai dengan Surat Edaran Menteri. By Dasar Pembentukan 1, Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655}; 2, Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Pomerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik indonesia ‘Tahun 2015 Nomor 8); 4, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 16); 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian den Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 2014-2019; 6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum; 7, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2012 tentang Penyelenggaraan Penelitian dan Pengembangan di Bidang Jalan; 8, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan, ©. Maksud dan Tujuan Surat Edaran ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Pejabat Eselon I di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, perancang, perencana dan pelaksana dalam melaksaakan penanganan Keruntuhan jatuhan batuan dengan metode jaring tirai. Tujuannya untuk mengurangi bahaya jatuhan batuan yang masuk ke badan jalan, D. Ruang Lingkup Pedoman perancangan dan pelaksanaan penanganam Keruntihan jatuhan batuan dengan metode jaring tirai menetapkan ketentuan dan prosedur Perancangan serta pelaksanaan jating batuan berupa jering tirai (drapery system) yang meliputi jaring kawat (wire net) dan jaring seling (cable nef) termasulk angkur yang dipasang di bagian atas untuk penanganan keruntuhan Jatuhan batuan, E. Penutup Ketentuan lebih rinci mengenai pedoman ini tercantum dalam Lampiran yang ‘merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Bdaran ini Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 18 Mei 2015, ‘MENTERI PEKERJAAN UMUM ‘DAN PERUMAHAN RAKYAT, ltt M, BASUKI HADIMULJONO ‘Tembusan disampaikan kepada Yeh, Sekretaris Jenderal, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. LAMPIRAN SURAT EDARAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 36/8B/™/201 PEDOMAN Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, Perancangan dan pelaksanaan penanganan keruntuhan jatuhan batuan dengan metode jaring tirai KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Daftar Isi Daftar isi Prakata enn Pendahuluan 1. Ruang ingkup. 2 Acuan normati 3. Istah dan definis 4 Ketentuan 44 Umum, 42 _Kriteria perancengan 4.2.1. Konelsi lereng balun, 4.2.2 Bahan jering trai 4.2.3 Panjang kabel seling penahan jaring ral 4.2.4 Pengeliman jring tal, , 4.25. Luas dan lokast pemasengan jing tral. 4.26. Jarak dan Jumlah anghur.. 427 Pertinbangan estetk 4.28. Pemetiaraan. 43 Kiera pelaksenaan. 43.1 Umum 43.2. Poralatan. 5 Prosedurperancangan.. 5.1 Karalterisasi Koni lang dan evalvas Konda aha. 5.2. Pemilinan jaring rat 5.3 Penentuan panjang maksimum kabel seling per 5.4 Penentuan tive pengeliman jing tra 5.5 Penentuan luas dan lokasi pemasanganjarng til. 5.6 Penentukan jumlan dan jarak ang. 58.7 _Pertimbangkan estetka 6 Prosedarpelaksanaan, 6.1 Persiapan alat dan bah 6.2. Perstapan kondis lereng.. 6.3 Pemasangan angkur 6.4 Pemasangan jaring tral 6.8 Pengendalan mutu 6.6 Pemelharaan ‘Lampiran A (normatif) Grafik jrak engkur terhadep beben angku Lampitan 8 (namati Gambar foal penengananKerunihanjthan btvan dengan njering trai ‘metodo jing ta. 30 Lampican€ (normati) Formulrsurveiloreng.. 33 ‘Lampian D (normatf)Petunjuk pengisian formulr survel lereng nn 26 Lampiran E (informati) Contoh perhitungan 37 LLampiran F (informati) Contoh alat keselamatan : 4 Bibiograt, . “4 ‘Gambar 1 - daring kawat heksagonal (Sumber : SNI03-0090-1999). sn ‘Gambar 2 -Pengeliman jaring kawat (Sumber: FHWA WA-RD 612.1, 2005). Gambar 3 - Luas pemesangan jarng ral (Sumber : FHWA WA-RD 612.2, 2006), 8 amber Pemazangen jing dan bban yang bok paa stom (Sumber: FHWA WARD 612.1, 2008)... Gambar 5 -Bagon al tahapan perancangan Penangeran keruntuhan jatuhan batuan dengan metode jaring tra ‘Gambar 6 - Bagan al tahapan pelaksanaan penanganan KeruntuhanJatuhan batuan dengan metode jarng tral 18 (Gambar A.1 - Grafik jarak angkur ve beban angkur untuk jaring Kawat heksagonal tan ‘genda_pada ieveng planar ‘sudut lereng 45" dan tinggi lereng 18 m = 90 m (Sumber: FHWA WARD 612.1, 2006). 22 ‘Gambar A. Grafik jorak angkur ve beban angkur untuk jaring kawal heksagonal ian ganda pod lrong panar dengan suit lena 60° den thgal lreng 18m ~ $0 m 10 68 (Sumber: FHWA WA-RD 612.1, 2006).. 23 ‘Gamibar A - Graf jarak angkur ys beban angkur untuk jaring Kewat heksagonal tan {ganda pada lereng bergelombang dengan sul lereng 48° dan ting lereng 15 mm ~ 90 1m (Sumber : FHWA WARD 612.1, 2008).., 2 Gama A.4~ Graf jafek angkur vs beban angkor unt ering Kawatheksagona ian ‘ganda pada lereng bergalombang dengan sud loreng 60° dan tinggllereng 15m ~ 90 1m (Sumber: FHWA WARD 612.1, 2005}. 24 Gambar A.§ - Grafijarak angkur vs beban angkur jing kawat heksagonal litan ganda pada rong hasar dengan suck eng 45% dan tinggi fererg 18m ~ 90. m (Sumber: FAWA WARD 612.1, 2006). 24 ‘Gambar A. - Grafik jarak angkur vs beban angkur untuk ering Kawat heksagonal tan {ganda ppada lereng kasar dengan sudut lareng 60" dan Unggilereng 15 m ~ 90m (Sumber: FHWA WA-RD 612.1, 2005), 25 Gambar 4.7 ~ Graf jarak angkur vs beban angkur untuk Jaring saling pada loreng Haar Sengan sud lerong, 45% dan tngollreng 15m 80. m (Sumbor: FHWA WARD 612.1, 2005) 25 Gambar 4.8 = Graf arak anghur ve beban unt jaring eeling pada lereng planar dengan suit Jereng 60° dan tinggi lereng 15m Om (Sumber: FHWA WARD 612.1, 2008) sa. 28 ‘Gambar A - Grafik jarak angkur ve beban angkur untuk jaring selng pada lereng bbergelombang sudut_lereng 45° dan tinggi lereng 15 m+ ~~ 90m (Sumber: FHWA Wa-RD 612.1, 2005). 26 Gambar A.10 - Grafik jarak angkur vs beban angkur untuk jaring seling pada lereng Serueombang Gergen sudt ereng GO" dan tngol fereng 15m ~ 80) m (Sumber: FHIVA WARD 612.1, 2005). BT Gambar A.11 ~ Graf Jarak anghur vs beban angi untuk jing selngpada trong fasar dengan, ul lerong 46° can nol toreng 18m ~ 90m (Sumber: FHWA WA-RD 612.1, 2006). 2 Gambar A.12 - Graf jrak angkur vs beban angkur untuk joring selingpadalereng kasar dengan sudut lereng 60° dan tinggi lereng 15m = 90. m (Sumber: FHWA WA-RD 612.1, 2005).. a 28 Gamba A.13 - Grafik jarak angkur ve beban angkur untuk jaring kawat heksagonal tn ganda paa tend curam dak ada gosekan pemukeen) dengan tinggi lrg #8 ‘m-~800-m (Sumber : FHWA WA-RD 612.1, 2008)... ‘Gambar A14 = Grafik jrak angkur vs beban angkur untuk jering seling pada lereng ‘curam (dak ada gesskan permkaen) dengan tga eng 15 m~ 60 m (Sumber : FHWAWA-RD 612.1, 2008), ‘GambarE.1- Sketsa keseimbangan contoh perhitungan GambarE2~- Grafk A-10., ‘Gambar £3- Plot grafkjrak angkur vs thggiereng Tabel 1- _ Rekomendasi penggunaan bahan Jaring tral Tabel2-Persyaratan bahan ‘Tabel 3- Panjang maksimum kabel seling penahsn jaring trai jaring kevat heksagonal, Tabet 4 - Panjang maksimun kabel sing penshen jing unt jing sali yang ddikxombinasikan dengen jering kawat neksagonal Tabel 5- Tipe Pengeliman jaring kawat. abel 6 Jarak angkur maksimum sebiga lungs dan kelinggin leven Batvan ‘Tabel 7-Sudut tananan antarmdka dan Kekssaran peruksan.. 28 ey 37 38 38 Prakata Pedoman perancangan dan pelaksanaan penanganan keruntuhan jatuhan batuan dengan rmetode jaring tial disueun berdasarkan hasit penelitian Pusat Litbang Jalan dan Jembatan pada tahun 2008 sampai 2011 dan mengacu pada FHIVA WARD 612.1. Analysis and Design Guidelines for Wire Mesh/Cable Net Slope Protection (2005) dan “HWA WA-RD 8122 Design Guidolins for Wre Mesh/Cable Net Slope Protection (20081. Pedoman ini ‘metupakan pegangan dan petunjuk bagi pemilik proyek dan praktisi dalam perancangan dan poleksanaan penanganan jatuhan batuan dengan metode jaring tir Pecoman ini dpersiapkan oleh Paniia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi 3angunan dan Rekayasa Sipl pada Subpaniia Teknis Rekayasa Jalan dan Jembatan 91-0182 melalui Gugue Kerja Gootoknik Jalan, Pusat Litbang Jalan dan Jembatan. “Tata cara penuiisan disusun mengikuli Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) 08:2007 dan dibahas dalam forum rapat koneeneus yang diselenggarekan,pada tanggal 2 September 2014 di Bandung oleh Subpaniia Teknis, yang melivatkan para nerasumber, paker dan fombage terkait Pendahuluan Penanganan runtuhan jatuhan batuan dapat ditakuken dengan memasang jaring tial pada PPermukaan lereng batuan untuk mengurangi bahaya jetunan batuan memasuki badan jalan, Penanganan tersebut dapat dllakukan dengan dua metode, yaltu metode akti dan pas. Pada metode aki, jaring menatan dan memperkuat area yang tidak stabil dengan ‘memasang engkur pada dinding lereng dan tidak mengiinkan batvan jatuh, Sedangkan pada ‘metode pasi, batuan dijinkan jatun, jaring dipasang sebagal trl yang menutup lereng ‘untuk melokalisasi batuan tidak memesuki badan jalan dan angkur pasang dibagian alas Jating sebagai penopang jaring tal. Dimensi dan skema parmasengan Jaring tral dltentukan berdasarkan perhitungan empiri dan perhitungan anailis yang didasarkan pada kondisllapangan, beban reneana yang terdi dari beban debris (material atuhan batuan) dan beratjaring tal, Teknologi jaring tral inl telah i uj coba cl ruas jalan di Russ ruas jalan Ene ~ Maumere KM 78dan Kit 13, Nusa Tenggara Timur Perancangan dan pelaksanaan penanganan keruntuhan jatuhan batuan dengan ‘metode jaring tirat 41 Ruang lingkup Pedoman ini menetapkan ketentuan dan prosedur perancangan serta pelaksanaan jaring bbatuan berupa jarng tral (drapery system) yang meliput jaring Kawat (wire net) dan jaring sling (cable net) termasuk angkur yang dipasang di bagian alas untuk penanganan ‘eruntuhan jatunan batuan. Perancangan jaring tsi pada pedoman ini hanya beriaku pada ‘rons dengan ukuran blok batuan yang akan disangga memilki diameter maksimum 1,5 m ddan volume material jatuhan batuan yang terjadi secara berulang-uiang maksimum 5m. ‘Jka ukuran dan volume material jatuhan batuan melebii batasen tersebut, maka jaring kkawat akan berpotensi tidak stabil dan diperiukan metode _penanganan lainnya. Perancangan, pelaksanaan, dan pemeliharaan jaring batuan dengan jaring angkur {anchored mes/vnt) dan jaring bahan geogrd tidek djlaskan dalam pedoman ini 2 Acuan normatif Dokumen referensi di bawah i harlis digunakan dan|tdek dapat cltinggakken untuk melaksanakan pedoman i SSNI 03.0090-1999, Bronjonig kawat, 'SNI16-2049-2004, Sento portland. NI 7974:2013}.Spesifikas! ar pencampur yang digunaken dalam produksi beton semen idrauis. ‘ANSI 288.1:2008, Industrial hoad protection. ANSI A10.14-1975, Requirements for safety belts, hamessess, lanyards, lifelines and drop lines for construction and industal use. [ASTM A36-1999, Standard specification for carbon structural stool [ASTM AS7S- 2008, Standard specification for doubleTwisted hexagonal mesh gablons and ravet matirosses (metallecoated steel wit or metalle-coated stool wire with polyvinyl ‘hiord) (pvc) coating, [ASTM A158-09, Standard specifeation for zinc coating (hot-aip) on ron and stee! hardware. 3 Istilah dan definist Untuk tujuan penggunaan pedoman i itilah dan defnisi berkut digunakan, 3 ‘angkur (anchor) batuan bes! atau baja yang dipasang pada batuan dengan kedalaman tertentu untuk menyangga bboban jaring 1 aan 44 32 baja kuattarik tinggi (high tensile stee! fasteners) ‘baja kuat tarktinggl yang digunakan sebagai pengikat dalam pengslimen jering kawat 33 ‘beban material runtuhan batuan (debris load) «gaya atau beban yang terjadiskibat akumulas! dal runtuhan jatunan batuan a4 bbeban tumbukan (impact loads) ‘gaya yang tej akivat material jtuhan batuan jaluh bebas dan menumbuk sistem jaring a5 tiincin baja (steo! ring) icin baja yang mengikat jaring kawat atau jaring seling dengan kabel seling penahan jaring tral 38 debris ‘material jatuhan batuan 37 Jating angkur susunian [aring kawat atau jaring’seling yang dipasang dengan angkur utama dan angkur ‘minor pada lereng untuk penariganan jatuhan batuan 38 jaring kawat (wire mesh/wire net) susunn kawat ‘heksagonal dan mata rantal yang Berupa anyanan yang dipasang dengan ‘angkurutama pada lereng untuk penangianan jatuhan batuan 39 {ating kawat heksagonal (hexagonal mesh) Jaring kawat berbentuk heksagonal, liltan berulang dleebut double histed hexagonal 3.10 jaring seling (cable net) susunen seiing yang dipasang bersama jaring Kawat dengan angkur wiama pada lereng Untuk penanganan jatuhan batuan aat jating tirai (drapery sistem) susunan jaring kawat atau jaring soing yang dip Untuk penanganan jatuhan batuan 1ng dengan angkur utama pada lereng 3.12 Jatuhan batuan (rockfal) Pergerakan baluan yang menuruni lereng mencapal permukaan tanah akibat gelapukan, ferosi atau struktur batuannya sendin 3.43 kawat pengikat (lacing wire) awa galvanis pengiat antaranyaman jaring kawat 2 dar 46 3a4 kkabol soling penahan jaring irl (support rope) kabel seling baja yang berfungs! menahan jaring kawat atau jarng seting a8 kekasaran makro kelidakteraturan permukaan lereng batuan yang berukuran besar 3.18 kokasaran mikro {kstur permukasn lereng batuan aa7 Idip kawat pengikat (wire rope elias) lat untuk menjapt kawat pangikat 3.18 lereng bergelombang Jereng dengan konis! permukaan bergelombarg merrilki bebefapa tonjolan kecll dengan ‘sudut geser antarmuka eebesar 36° eampal dengan 60" 3.9 lereng kasar Jereng dengan kondisi paemukaah sangat tidak teratur dan bergelombang danistau ‘mempunyai banyak Ionjolan dengan sudut geser antarmuka datas 60° 320 {ereng planar lereng dengan Kondis! permukaan rata dan cetatifhalus serta sedkit bergelombang dengan ‘Sudut geser antarmuka sebesar 25° sampal dengan 38° 324 tall panjat statis (static climbing rope) jis tal statis yang digunakan untuk pemanjaten lereng, 4 Ketontuan 44 Umum ‘, Perancangan penanganan keruntuhan jetuhan batuan dengan metode jaing tira harus berdasarkan hasil evaluasiterhadap Kondia lapangan dan kondisi pembabanan, . Kegiatan inspeksi dan pomeliharaen harus dllakukan di fokasi penanganan etka ‘material runtuhan batuan menumpuk dan membsbani jarng tira dari a4 4.2 kriteria perancangan 4.24 Kondisi lereng batuan ‘2. Penetapan ukuran blok batuan dan potensi volume debris untuk seliep Kejadianjatuhan batuan harus diakukan berdaserkan pengamatan langsung dan informasi perstiva yang terjadi sebelumaya, . Karakterisasi Kondisi lereng batuan diskuken untuk mengetahui jenis, luas, volume, frekuensi, dan lokasi debris yang mungkin menumpuk pada saat Jating terpasang, imensi ‘ereng. keseragaman permukaen, kekasaran, bidang Kontak jaring dan petmukasn lereng balan, ©. Persiapan kondisilahan sebelum pemasangan jarng dilakukan dengan evaluasi koncisi fahan untuk mengetshul pembersihan lahan yang ciperiukan agar jatunan batuan yang tejadi dapat cibersinkan tanpa mengganggu Kestabilanlereng. 4. Aspek yang penting dari pembersihen lahan batuan ini adalah pemiingh metode yang tidak mengganggu Kestabilan loreng, Karena setelah pembersihan tersebut dapat engakibatkan lereng menjadi tidak stabil sshingga area tersebut menjadi tek eman bagi elu intas kendaracn, 2. Pengaturan lly intas dilakukan sama penaiganan jatuhan batuan dengan jaring ti selesai diskucan 422. Bahan jaring trai, 8, Pomihan baban jaring tial balk jaring kawat /maupun jaring seling berdasarkan Perkiraan ukuran lok batuan atau velume maksimum debris jatunan batvan yang akan dthan oleh jaring trai pada Tabo! 1 '. Dari identiissi ini dinasikan tipe jering tral yang akan digunakan jka ukuran blok batuan 1.5 m. Apabila ukuran biok batuan > dari 1.6m, maka diakukan penanganan keruntuhan jatuhan batuan dengan metode lain. abel 1 - Rekomondasi penggunaan bahan jaring tira Bahan jaring ta Ukuran diameter blok bbatuan _| saving kawat 0.6m daring Seing 08 m-15m ‘6. Bahan-bahan yang digunakan untuk sistem jarig tral adalah sebaga berkut 1) Jating kawat sJaring kewat bentuk enyaman heksagonal dengan liltan ganda dan harus simeti Sesuat SNI03-0090-1999. Permuksan jaring kawal harus halus dan rata serta hebas ati cacat-cacat yang berupa serpin, etak, balk pengelupasan maupun cacet yang {dapat merugikan dalam pemakaian.Jaring Kawat heksagonel yang clgunakan harus ‘memitki ukuran enyaman minimum 80 mm x 100 mm (s x I} dan diameter kavat ‘minimum 3 mm atau menggunakan kawat yang digpisi PVC. dengen diameter inimum 2,7 mm dan ukuran panjang titan (4) = 83 mm, sepert lustasi dan notast yang ditujukkan pada Gambar 1. dai a Keterangan = lebar anyaman 4: panjang titan 1 panjang anyamen Gambar 4 - Jaring kawat heksagonal (Sumber : SNI 02-0090-1999) Bahan _jaring kawat_hoksagons! harus memenuhj/persyaratan kekuat ssebagaimana disajkan pada Tabel 2, abel 2 +Persyaratan bahan No. Uraign Nila ‘Acuan 1 | Kast ark Minium 42. SeN | ASTI ASTS-11 1277 2 | Kut tusuk Minimum 23;2kNim"[ ASTM A975 13.1.4 3 | Beban, tunibokan agian | Maksimum 1OKN:m | FHWA WA-RD 612.7 |_| atas instalast [ _ T-Tumbukan dalam jarak 7 | Maksimam 30kNem | FHWA WA-RD 613.1 ‘meter dari perimeter jaring 2) Jaring seting Jaring seling dengan tall seling befdiameter 8 mm yang dlanyam dengan bent Persegi, ukuran lubang bukaan 180 mm, 200 mm, atau 300 mm. Jaring seling rus 5 3 2 5 Jarak angkur (m) Gambar A.3 - Grafik jarak angkur vs beban angkur untuk jaring kawat heksagonal lilitan ganda pada tereng bergelombang dengan sudut lereng 45° dan tinggi lereng, 418 mn ~ 90 m (Sumbor : FHWA WA-RD 612.1, 2005) 2sdari a4 Pm { I 2 EJ - { : Zw = sel t o F ? 3 3 30 EF s 2 2 is arak angktr(m) _. -_ __} Gambar As ngkut'vs beban angkur untuk jaring Kawat heksagonal Iiltan ganda pada lereng bergelombang dengan sudut lereng 60" dan ting lerong, 18m-~99 m (Sumber : FHWA WA-RD 612.1, 2008) —— I 35 Tea 3 ; 90 =. 4 i > E25 rt =| co & Fi Ly | rl 2 Roo og a” lta a B ar Ls os tL + | f f oth eel td ° 3 6 3 2 3 Jarak angkur (en) ‘Gambar A. - Grafik jarok angkur vs beban angkur jaring kawat heksagonal iftan ‘ganda pada lereng kasar dengan sudut lereng 45° dan tinggi lereng 19m 90 m (Sumber : FHWA WA-RD 612.1, 2008), 24 dani as z i bt 3B TL 2 & ee | os LL Beem j ott a 5 6 ° 2 35 Jarai angku (m) 1 Gambar A.6~ Grafik java ahghur Vs boban angkur untuk jaring kawat hoksagonal Iilitan ganda pada lereng kaser

Anda mungkin juga menyukai