Anda di halaman 1dari 27

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF

Converter

BAB II

KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Marasmus adalah suatu bentuk malgizi protein energi karena

kelaparan, semua unsur diet kurang. Marasmus terjadi karena masukan kalori

yang tidak adekuat, panyakit usus menahun, kelainan metabolik atau infeksi

menahun seperti tuberkolosis (Arisman, 2004).

Marasmus adalah kekurangan kalori dalam diit yang berlangsung lama

yang akan menimbulkan gejala undernutrition yaitu pertumbuhan kurang atau

terhenti, anak masih menangis walaupun telah mendapat minum / susu, sering

bangun waktu malam, konstitipasi / diare, jaringan bawah kulit menghilang,

kulit keriput, lemak pipi menghilang sehngga seperti wajah orang tua.

(Mansjoer, 2000)

Marasmus adalah malnutrisi energi protein berat yang disebabkan oleh

defisiensi makanan sumber energi (kalori) dapat terjadi bersama / tanpa di

sertai defisiensi protein. (Betz, 2002)

Marasmus adalah suatu pernyakit yang disebabkan oleh kekurangan

kalori protein (Suriyadi, 2001)

Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

marasmus adalah suatu penyakit malnutrisi energi protein berat akibat dari
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

kurang mendapat masukan makanan dalam waktu lama yang ditandai dengan

penurunan berat badan dan atropi jaringan tubuh secara bertahap terutama

subkutan sehingga anak tampak lebih tua dengan kulit keriput dan turgor kulit

menurun.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI

1. Anatomi

Gambar 1. Sistem Pencernaan Tubuh Manusia


This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

(Sumber: Pearch, 2006)

a.
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

Usus Halus

Usus halus adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang

berpangkal pada pilorus dan berakhir pada seikum panjangnya ± 6 m,

merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan

absorbsi hasil pencernaan.

Usus halus besar dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :

1) Duodenum

Disebut juga usus 12 jari, panjangnya ± 25 cm, berbentuk

sepatu kuda melengkung, pada lengkungan ini terdapat pankreas.

Bagian kanan duodenum terdapat selaput lendir yang membukit

disebut papila vateri yang didalamnya bermuara saluran empedu.

Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak

mengandung kelenjar, kelenjar ini disebut kelenjar-kelenjar

brunner, berfungsi untuk memproduksi getah intestinum.

2) Yeyenum dan Ileum

Yeyenum dan ileum mempunyai panjang sekitar ± 6 m. Dua

per lima bagian atas adalah yeyenum yang panjangnya ± 2-3 meter.

Sedangkan ileum panjangnya ± 4-5 m. Ujung bawah ileum

berhubungan dengan seikum dengan parantaraan lubang yang

bernama orifisium ileosekalis. Orifisium ini diperkuat oleh spinter

ileosekalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula selkalis /


This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

valvula baukini yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam

kolon asendens tidak masuk kembali kedalam ileum.

b. Usus Besar

Panjangnya ± 1 ½ m, lebarnya 5-6

cm. Bagian-bagian usus besar adalah:

1) Seikum

Di bawah seikum terdapat apendiks vermiformis yang berbentuk

seperti cacing sehingga disebut juga umbal cacing panjangnya 6

cm. Seluruhnya ditutupi peritonium mudah bergerak walaupun

tidak mempunyai mesentrium dan dapat diraba melalui dinding

abdomen pada orang yang masih hidup.

2) Kolon Asendens

Panjangnya ± 13 cm, terletak di bawah abdomen sebelah kanan

membujur ke atas dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati

membengkok ke kiri. Lengkungan ini disebut fleksura hepatika,

dilanjut sebagai kolon transversum

3) Kolon transversum

Panjangnya ± 38 cm dari kolon asenden sampai ke kolon desenden

berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat flektura hepatika

dan sebelah kiri terdapat flektura lienalis.

4) Apendiks
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir

seikum mempunyai pintu keluar yang sempit tapi masih

memungkinkan dilewati oleh beberapa isi usus.

5)
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

Kolon desendens

Panjangnya ± 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri

membujur dari atas ke bawah dari flektura lienalis sampai ke depan

ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.

6) Kolon sigmoid

Merupakan lanjutan dari kolon disendens terletak miring dalam

rongga pelvis sebelah kiri, bentuknya menyerupai huruf S. Ujung

bawahnya berhubungan dengan rektum.

c. Rektum dan Anus

Terletak di bawah kolon sigmoid yang menghubungkan intestinum

mayor dengan anus, terletak dalam rongga pelvis di depan os sakrum

dan os koksigis.

Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan

rektum dengan dunia luar (udara luar) terletak di dasar pelvis

dindingnya diperkuat oleh 3 spinter yaitu Spinter Ani Interus bekerja

tidak menurut kehendak, Spinter Levatop Ani bekerja tidak menurut

kehendak, Spinter Ani Eksternal bekerja menurut kehendak

d. Sirkulasi

Pasokan darah kolon berasal dari arteri mesenterika superior dan

lnferior.Pola pasokan darah sangat penting dalam menentukan daerah

yang memungkinkan terkena iskemia dan sangat bermanfaat

meramalkan distribusi metastasis kelenjar limfe dari lokasi tumor.


This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

e.
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

Persyarafan

Usus mempunyai jaringan syaraf yang kompleks terdiri atas

neuron otonom motorik dan sensorik serta sistem saraf enterik yang

terpisah. Pleksus saraf menciptakan dan mengkonduksi irama elektrik

dasar pada usus. Rangsangan saraf parasimpatis meningkatkan

kontraksi muskular (terutama pada lapisan sirkulasi bagian bawah

dalam). Pasokan darah dan aktivitas sekresi, merangsang pasokan

sistem yang mempunyai efek berlawanan. Sistem saraf enterik

mempunyai reseptor sensor pada mukosa dan dinding usus besar, yang

akan merespon volume dan komposisi usus, dan melalui hubungan

dengan neuron yang menimbulkan respon yang cepat pada sistem

reseptor.

2. Fisiologi

a. Usus Halus

Fungsi usus halus antara lain menerima zat-zat makanan yang sudah

dicerna untuk diserap melalui kapilet-kapiler darah dan saluran-saluran

limfe. Menyerap protein dalam bentuk asam amino dan karbohidrat

diserap dalam bentuk emulsi lemak

Di dalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah

usus yang menyempurnakan makanan yaitu enterokinase yang

mengaktifkan enzim proteolitik dan eripsin yang menyempurnakan


This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

penceranaan protein menjadi asam amino. Laktose mengubah latase

menjadi monosokarida, maltosa mengubah maltosa menjadi

monosakarida, sukrosa mengubah sukrosa menjadi monosakarida.

Usus halus mempunyai epitel khusus yang mempunyai daerah

permukaan yang luas, strukturnya seperti vi dan pada mukosa dapat

mengoptimalkan absorbsi baik di bawah kendali aktif maupun pasif.

1) Sel endokren

Sel endokrin ditemukan diantara sel-sel proliferasi (enteroblas) dari

kripta intestinum. Di sini banyak ditemukan sel endokrin berupa

enterokromafin dan memproduksi serotonin yang mempunyai

peranan penting dalam pengendalian usus dan pasokan darah.

2) Sel paneth

Keberadaannya pada epitel metaplastik memberi petunjuk

kemungkinan memproduksi faktor lokal yang meregulasi sel

proliferasi dan berdiferensiasi.

3) Kelenjar brunner

Berupa kumpulan asinus yang mensekresi banyak mukus yang

berfungsi untuk melindungi mukosa terhadap serangan asam pada

duodenum proksimal.

4) Jaringan Limfoid

Jaringan ikat mukosa yang mengandung banyak limfatik (laktasol),

kapiler darah, sel limfosit yang infiltratif, sel plasma, eosinofil dan
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

sel mast. Sel limfoid membentuk lengan imunitas mukosa yang

penting, dikenal sebagai mukosa assoceiated lymphoid tissue

(MALT).

b. Usus Besar

Menurut Pearch 2006, usus besar mempunyai beberapa fungsi

yaitu menyerap air dan makanan, tempat tinggal bakteri coli serta

tempat feces

Banyak bakteri yang terdapat dalam usus besar berfungsi

mencerna bahan makanan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.

Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting

seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.

Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan bakteri

di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan

dikeluarkannya lendir dan air dan terjadilah diare.

Jenis pergerakan pada saluran pencernaan, gerakan mencampur

yang membuat isi usus terus menerus tercampur setiap saat dan

gerakan mendorong yang menyebabkan makanan bergerak ke depan

sepanjang saluran pencernaan dengan kecepatan sesuai untuk

pencernaan dan obsorbsi.

c. Rektum dan Anus

Merupakan bagian yang berawal dari ujung usus besar dan

berakhir dianus. Biasanya rektum ini kosong karena disimpan di


This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon

desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul

keinginan untuk BAB. Anus merupakan lubang diujung saluran

pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus

terbentuk dari permukaan tubuh / kulit dan sebagian lainnya dari usus.

Spinter ani adalah suatu cincin berotot yang menjaga anus tetap

tertutup.

C. ETIOLOGI

Etiologi dari penyakit marasmus antara lain masukkan zat gizi yang

tidak adekuat, kebiasaan makan yang tidak tepat, kelainan metabolik dan

malabsorbsi, malformasi kongenital pada saluran pencernan, penyakit ginjal

menahun, keadaan ekonomi keluarga (Arisman, 2004)

D. PATOFISIOLOGI

Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan

kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet (Arisman, 2004).

Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk

mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi.

Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak

merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan.

Karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat

sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya

katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam

amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal. Selama puasa

jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot

dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi

kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan

mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira

kehilangan separuh dari tubuh (Muchsan Lubis, 2002)

E. MANIFESTASI KLINIS

Pada mulanya ada kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan

kehilangan berat badan sampai berakibat kurus,dengan kehilangan turgor pada

kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak subkutan hilang

dari bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama

beberapa waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput. Abdomen dapat

kembung dan datar. Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya

normal, nadi mungkin melambat, mula-mula bayi mungkin rewel, tetapi

kemudian lesu dan nafsu makan hilang. Bayi biasanya konstipasi, tetapi dapat

muncul apa yang disebut diare tipe kelaparan, dengan buang air besar sering,

tinja berisi mukus dan sedikit (Nelson, 2000).


This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

Selain itu, manifestasi dari penyakit marasmus antara lain badan kurus

kering tampak seperti orangtua, lethargi, irritable, kulit keriput (turgor kulit

jelek), ubun-ubun cekung pada bayi, jaingan subkutan hilang, malaise,

kelaparan dan apatis

F. PENATALAKASANAAN

Penatalaksanaan pada anak dengan marasmus yaitu perlu dilakukan

pengkajian tentang riwayat status sosial ekonomi, riwayat pola makan,

antropometeri, maniprestasi klines, monitor hasil laboratorium, timbang berat

badan dan, kaji tanda-tanda vital. Pada anak dengan maramus memerlukan diit

yang berisi cukup protein yang kualitas biologiknya baik, tinggi kalori,

mineral dan vitamin. Selain perbaikan gizi juga perlu pemberian terapi cairan

dan eletrolit. Terapi ini diberikan karena pada umumnya penderita maramus

juga mengalami diare sehingga perlu adanya cairan pengganti.

G. KOMPLIKASI

Komplikasi dari penyakit marasmus antara lain hipoglikemi, hipotermi

(suhu aksiler kurang dari 35), infeksi / sepsis, diare dan dehidrasi serta

anemia berat.

H. PENGKAJIAN FOKUS

Pengkajian fokus pada penderita marasmus antara lain :


This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

a. Riwayat kesehatan.

Biasanya pada penderita marasmus sering dibarengi dengan diare,

peningkatan suhu tubuh, penurunan berat badan, penurunan nafsu makan

dan perubahan aktifitas

b.
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

Riwayat penyakit dahulu.

Biasanya pada penderita marasmus memiliki riwayat prematur, diit yang

tidak baik dan sering sakit-sakitan karena terjadi penurunan ketahanan

tubuh.

c. Riwayat keluarga.

Ada anggota keluarga lain yang menderita penyakit yang sama dengan

pasien, atau menderita penyakit seperti asma, TBC, jantung, DM.

d. Pola-pola fungsi kesehatan meliputi;

Pola nutrisi : Pada penderita marasmus biasanya mengalami

penurunan nafsu makan dan mual muntah.

Pola Eliminasi : Penderita marasmus biasanya sering disertai

dengan diare.

Pola aktivitas : Penderita marasmus biasanya mengalami

gangguan dengan aktifitasnya karena mengalami

kelemahan tubuh yang disebabkan adanya

gangguan metabolisme.

Pola istirahat dan tidur : Anak dengan marasmus biasanya sering rewel

karena selalu merasa lapar meskipun sudah diberi

susu sehingga sering terbangun di malam hari.

1. Pengkajian fisik

a. Keadaan umum yang meliputi: kesadaran Composmentis, lemah,

rewel, kebersihan kurang, berat badan, tinggi badan, nadi, suhu, dan
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

pernapasan.

b. Kepala : Lingkar kepala biasanya lebih kecil

dari ukuran normal, warna rambut kusam.

c. Muka : Tampak seperti wajah orang tua

Mata : Pada penderita marasmus biasanya konjungtifa anemis

Hidung : Pada penderita marasmus biasanya terpasang sonde

untuk memenuhi intake nutrisi, terdapat sekret

Mulut : Biasanya terdapat lesi dan mukosa bibir kering.

d. Leher : Biasanya leher mengalami kaku

kuduk.

e. Torax : Ada tarikan dinding dada, wheezing,

ronchi.

f. Abdomen : Ada acites, bising usus meningkat,

suara hipertympani.

g. Extremitas : Atas :

Lingkar lengan atas standar normal, akral

hangat

Bawah : Edema tungkai

h. Kulit : Keadaan turgor kulit menurun,

kapilary refill lebih dari 3 detik, kulit keriput.

2. Pemeriksaan Penunjang
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

Pada pemeriksaan laboratorium, anemia selalu ditemukan terutama

jenis normositik normokrom karena adanya gangguan sistem eritropoesis

akibat hipoplasia kronis sum-sum tulang di samping karena asupan zat

besi yang kurang dalam makanan, kerusakan hati dan gangguan absorbsi.

Selain itu dapat ditemukan kadar albumin serum yang menurun.

Pemeriksaan radiologis juga perlu dilakukan untuk menemukan adanya

kelainan pada paru.

I.
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

PATHWAY’S KEPERAWATAN
Etiologi
 Diit yang tidak sehat

 Kebiasaan makan yang tidak tepat

 Kelainan metabolik, malabsorbsi

 Malformasi kongenital
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

Defisiensi asam
Defisiensi kalori dan protein

Katabolisme protein dan lemak

MARASMUS

Lemak bawah Penurunan mekanisme Defisiensi energi

Gangguan Kulit keriput Inflamasi Gangguan pada aktivitas

Mudah iritasi / Peningkatan suhu


Malabsorbsi Kecemasan orang

Invasi bakteri Hipersekresi mukus


Tekanan Osmotik Kurang informasi
Resti inveksi terhadap kondisi,
prognosis dan
Pergeseran cairan Akumulasi Anoreksia
Kerusakan
integritas Kurang
kulit Bersihan Perubahan
Penurunan isi usus jalan nafas kurang dari
tidak kebutuhan
Diare

Output berlebih

Kekurangan volume
cairan

 Keadaan ekonomi
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

Carpenito, 2000

J.
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

FOKUS INTERVENSI DAN RASIONAL


N Diagnosa Tujuan dan
Intervensi Rasional
o Keperawatan Kriteria Hasil
1. Bersihan jalan Tujuan : setelah a. Lakukan a. Menilai tingkat
nafas tidak dilakukan fisioterapi dada ketidakefektifan
efektif tindakan sebelum pernafasan dan
berhubungan keperawatan melakukan menentukan
dengan selama 3x24 jam suction. intevensi
akumulasi diharapkan jalan selanjutnya.
sputum. nafas menjadi
efektif. b. Lakukan b. Mengencerkan dan
Kriteria Hasil : nebulizer mengeluarkan
 sekret hilang sesuai advis dahak.
 tidak sesak dokter
 bunyi nafas c. Berikan obat c. Mengencerkan
bersih mukolitik dahak.
.eksperimen
sesuai terapi.
d. Kaji status d. Mengencerken
pernafasan dahak.
(frekuensi,
irama,
kedalaman,dan
bunyi nafas)
2. Kekurangan Tujuan : setelah a. Observasi a. Upaya hidrasi perlu
volume cairan dilakukan pemberian dilakukan untuk
berhubungan tindakan cairan perinfus mengatasi masalah
dengan output keperawatan / sonde /oral defisit volume
berlebih. selama 3x24 jam sesuai program. cairan.
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

diharapkan anak
menunjukkan b. Monitor TTV b. Mengetahui tingkat
keadaan hidrasi dan tanda-tanda defisit cairan dalam
yang adekuat. dehidrasi tubuh.
Kriteria Hasil : c. Hitung balance c. Mengetahui
 asupan cairan cairan keseimbangan
adekuat cairan tubuh.
 mukosa bibir d. Anjurkan d. Bubur tempe dapat
lembab kepada menghentikan diare
 turgor kulit keluarga untuk sehingga mengatasi
baik memberikan / defisit volume
 suhu tubuh memasukkan cairan.
normal diit bubur
 frekuensi tempe sesuai
defekasi  1 x program.
/ 24 jam e. Berikan obat e. Mencukupi
dengan untuk kebutuhan cairan
konsistensi mengganti tubuh yang telah
lembek. cairan tubuh hilang.
3. Perubahan Tujuan : setelah a. Dapatkan a. Mengetahui pola
nutrisi kurang dilakukan riwayat diit makan anak
dari kebutuhan tindakan anak. sebelum sakit.
tubuh badan keperawatan b. Berikan diit b. Meningkatkan
anoreksia. selama 3x24 jam sesuai program masukan nutrisi
diharapkan c. Timbang berat c. Mengetahui status
kebutuhan nutrisi badan setiap nutrisi / tingkat
menjadi adekuat. hari keberhasilan
Kriteria Hasil : perbaikan nutrisi
 Peningkatan anak.
BB
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

 Nafsu makan d. Berikan d. Meningkatkan nafsu


meningkat penambah makan.
nafsu makan
sesuai advis
dokter.
4. Kerusakan Tujuan : a. Observasi a. Area ini meningkat
integritas kulit Setelah kemerahan, resikonya untuk
badan gangguan dilakukan pucat dan lesi kerusakan dan
nutrisi/status tindakan pada kulit. memerlukan
metabolik. keperawatan pengobatan lebih
selama 3x24 jam, intensif.
diharapkan b. Gunakan krim b. Melicinkan kulit dan
kerusakan kulit 2 x sehari menurunkan gatal.
integritas kulit dan setelah
tidak terjadi. mandi.
Kriteria Hasil : c. Pijat kulit c. Memperbaiki
 Tidak ada khususnya sirkulasi pada kulit
kemerahan. diatas dan meningkatkan
 Tidak ada penonjolan tonus kulit.
luka pada tulang. d. Meningkatkan
kulit. d. Diskusikan sirkulasi dan perfusi
pentingnya kulit dengan
perubahan mencegah tekanan
posisi sesering lama pada jaringan.
mungkin. e. Perbaikan nutrisi
e. Tekankan dan hidrasi akan
pentingnya memperbaiki
masukan nutrisi kondisi kulit.
dan cairan
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

adekuat.
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

5. Resti infeksi Tujuan : setelah a. Observasi a. Peningkatan suhu


berhubungan dilakukan tanda-tanda tubuh merupakan
dengan invasi tindakan vital dan salah satu tanda
bakteri. keperawatan peningkatan terjadinya infeksi.
selama 3x24 jam suhu tubuh.
diharapkan tidak b. Melakukan b. Menurunkan resiko
terjadi infeksi. pencucian penyebaran bakteri.
Kriteria hasil : tangan yang
 Tidak ada baik sebelum
tanda-tanda dan sesudah
infeksi tindakan.
 Suhu tubuh c. Pastikan semua c. Mengurangi
dalam batas alat yang kontaminasi bakteri.
normal kontak dengan
o
(36-37 C) pasien dalam
keadaan bersih
/ steril.
d. Ajurkan kepada
keluarga untuk d. Lingkungan yang
selalu menjaga bersih memberikan
kebersihan rasa nyaman dan
anak dan mengurangi
lingkungan perkembang biakan
sekitar. bakteri.
6. Kurang Tujuan : Setelah a. Kaji tingkat a. Mengetahui tingkat
pengetahuan dilakukan pengetahuan pengetahuan anak.
berhubungan tindakan anak
dengan keperawatan b. Berikan b. Meningkatkan
kurangnya selama 3x24 jam pengetahuan pengetahuan anak
This document was created by Unregistered Version of Word to PDF
Converter

informasi diharapkan kesehatan


tentang kondisi, pengetahuan tentang
prognosis dan pasien dan marasmus
tindakan. keluarga juga c. Ajarkan cara c. Keluarga mampu
bertambah memberikan merawat dan
Kriteria Hasil : makanan per membiarkan diit
 Keluarga sonde. secara tepat.
mampu d. Ajarkan cara d. Keluarga mampu
menjelaskan membuat bubur memberikan diit
kembali tempe. yang tepat saat
tentang anaknya diare.
marasmus.
 Mampu
mendemons-t
rasikan cara
pemberian
makanan
personde.

Sumber Doengoes, 1999

Anda mungkin juga menyukai