Anda di halaman 1dari 17

KAJIAN TEKNIS GEOMETRI PEMBORAN DAN

PELEDAKAN PADA PEMBUATAN TEROWONGAN


TAMBANG BAWAH TANAH PT. TELAGABARA MAKMUR
SEJATI.TMS (ALLIED INDO COAL.AIC)
SUMATERA BARAT

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :
I MADE SUTAMA
112010102

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2005
KAJIAN TEKNIS GEOMETRI PEMBORAN DAN
PELEDAKAN PADA PEMBUATAN TEROWONGAN
TAMBANG BAWAH TANAH PT. TELAGABARA MAKMUR
SEJATI.TMS (ALLIED INDO COAL.AIC)
SUMATERA BARAT

PROPOSAL SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat dalam melaksanakan
Skripsi pada jurusan Teknik Pertambangan

Oleh :
I MADE SUTAMA
112010102

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2005
BAB I

PENDAHULUAN

A. JUDUL SKRIPSI

KAJIAN TEKNIS GEOMETRI PEMBORAN DAN PELEDAKAN PADA


PEMBUATAN TEROWONGAN TAMBANG BAWAH TANAH PT.
TELAGABARA MAKMUR SEJATI.TMS (ALLIED INDO COAL.AIC)
SUMATERA BARAT
B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Pada suatu kegiatan penambangan, khususnya penambangan bawah tanah
(underground mining), ada suatu tahapan yang harus dilakukan sebelum dimulainya
kegiatan penambangan bahan galian (batubara), yang dikenal sebagai kegiatan
persiapan penambangan tambang bawah tanah (underground mining development).
Tahapan ini menjadi sangat penting pada tambang bawah tanah bila dibandingkan
dengan dengan tambang terbuka, karena pada tambang bawah tanah mempunyai
karakteristik penambangan yang lebih spesifik. Salah satu kegiatan persiapan
penambangan tersebut adalah pembuatan trowongan, yaitu suatu lubang bukaan yang
menghubungkan antar permukaan tanah dengan endapan batubara.
Umumnya, pembuatan trowongan dilakukan dengan pemboran dan
peledakan. Pada kegiatan pemboran dan peledakan tersebut sering kali diperoleh
hasil peledakan (dimensi trowongan) yang tidak sesuai dengan dimensi trowongan
yang direncanakan. Keadaan yang seperti ini akan sangat berpengaruh pada kegiatan
development dan kegiatan penambangan selanjutnya. Untuk mengatasi hal tersebut
maka sangat perlu dilakukan suatu kajian terhadap geometri pemboran dan
peledakan sehingga hasil peledakan akan dapat lebih sesuai dengan hasil yang
direncanakan.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dilakukannya penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan kajian
secara teknis terhadap rancangan geometri pemboran dan peledakan agar hasil
peledakan dapat sesuai dengan apa yang diharapkan.
Agar hasil peledakan pada dinding arah kemajuan terowongan dapat
membentuk terowongan yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
D. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang ingin diteliti disini yakni sejauh mana keefektifan pola
tersebut terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada area kerja beserta koreksi
yang perlu dilakukan. Demikian juga dengan perubahan pemakaian tipe mesin bor
yang berbeda. Dari sini diharapkan dapat dihasilkan rancangan pola pemboran dan
peledakan yang paling ideal untuk meningkatkan kelancaran produksi. Sehingga
hasil dari Pemboran dan peledakan untuk kemajuan terowongan dapat digunakan
untuk kelancaran operasional penambangan batubara maupun alat angkut dan muat
yang digunakan.
BAB II
ANALISIS MASALAH

A. DASAR TEORI

Pada dasarnya pola pengeboran pada tambang bawah tanah ada beberapa
macam yang kesemuanya itu digunakan sesuai dengan karakteristik dari pada batuan
dan adanya joint dan bidang lemah, tetapi juga kemampuan pada operator, peralatan,
ukuran peralatan, dan panjang lubang bukaan yang kesemuanya itu dibagi menjadi 4
type utama yaitu :

1) Centre Cut, disebut juga PIRAMID atau DIAMOND CUT. Dimana semua
lubang bor ditemukan pada satu titik dengan kedalaman satu titik dari round
(permukaan kerja) .

Depan Samping

2) Widge Cut, kadang disamakan dengan VEE CUT. Dimana semua lubang bor
dengan ujung -ujungnya bertemu, tetapi tidak pada titik.

Depan Samping
3) Draw Cut, hampir sama dengan “Wedge Cut”. Dimana digunakan dalam batuan
berlapis. (dalam arti tidak digunakan pada batuan yang keras)

Depan Samping

4) Burn Cut, pada tipe ini sesuai untuk batuan keras brittle seperti batu pasir atau
batu beku tetapi tidak efektif pada batuan yang bersifat pecah.

Depan Samping

Metode Heading adalah penggalian Tunnel/ Adit yang selalu diawali atau
didahului dengan pembongkaran awal berpenampang oval kecil. Dimana pada
metode ini digunakan khusus untuk menggali Tunnel yang berdiameter besar. Pada
metode Heading dibagi dalam 4 (empat) macam metode yaitu :
1) Pilot Heading, dimana peledakan awal dilakukan pada terowongan yang sudah
ada dengan cara membuat 2 (dua) buah lubang awal pada bagian atas
terowongan.

Depan Samping

2) Top Heading, dimana peledakan awal dilakukan pada terowongan yang sudah
ada dengan cara membuat lubang awal pada bagian atas terowongan.
Depan Samping

3) Central Heading, dimana peledakan awal dilakukan pada terowongan yang


sudah ada dengan cara membuat lubang awal pada bagian tengah terowongan.

Depan Samping

4) Bottom Heading, dimana peledakan awal dilakukan pada terowongan yang


sudah ada dengan cara membuat lubang awal pada bagian bawah terowongan.

Depan Samping

Metode penggalian dan pengeboran pada metode Heading tergantung pada :


a. Mesin Bor yang tersedia yang digunakan sesuai dengan masa batuan pada daerah
yang akan dibuat terowongan tersebut.
b. Rock Behavior atau karakteristik batuan tersebut.
c. Diameter penampang terowongan, tergantung seberapa besar luas terowongan
yang akan dubuat.
Berdasarkan Teori Langefors yang diutarakan dalam “The Modern Technique
Of Rock Blasting”, perhitungan Geometri pemboran adalah sebagai berikut :

1. Konstanta Batuan (Rock Constant)


Adalah Jumlah bahan peledak yang dibutuhkan untuk membongkar 1 m3 batuan
yang dinyatakan dengan kg/m3. Nilainya diperoleh dari pengukuran empiris dari
peledakan jenjang. Menurut penelitian besarnya adalah 0,3 kg/m3 untuk
“Sandstone” dan 0,4 kg/m3 untuk batuan Granit.

2. Perhitungan Burden dan Jumlah muatan


Jumlah muatan dalam lubang ledak ditentukan oleh berbagai faktor seperti :
- Volume batuan yang akan dibongkar
- kedalaman lubang tembak
- Kemiringan/arah lubang tembak
- Diameter lubang tembak
Volume batuan yang terbongkar dapat dihitung dengan melihat bentuk geometris
keseluruhan dari “Metode Cut”yang digunakan, dimana :
Volume setara = Volume batuan / Total kedalaman Lubang bor , (m3/m)
Sedangkan parameter lainnya ditentukan oleh bentuk lubang bukaan dan jarak
antar “drill drift” yang ada pada saat ini.
Besarnya maksimum Burden 1 dapat dihitung dengan formula :
D P .S
B1max =  
33 c. f. (S/B)’

Dimana :
B1max = Burden 1 maximum, m
D = Diameter Lubang tembak, mm
S = “Weight strength” ANFO terhadap LFB dynamite
C = Konstanta Batuan
C = Konstanta Batuan terkoreksi

Dimana , c = c + 0,05 ; Untuk batuan dengan Burden maximum 1,4 – 15 m


C = c + 0,07 untuk burden maximum <1,4
F = Faktor Fiksasi (Degree of Fixation)
S/B = Rasio Spasi Burden
P = Kerapatan ANFO dalam lubang bor (Packing degree), gr/cm3
Adalah : Berat ANFO / Volume Lubang bor
Setelah nilai B1max diketahui, dihitung nilai Burden maximum terkoreksi
terhadap konstanta lubang tembak (BC1max) dengan memperhitungkan
kemiringan lubang tembak (R1) dan konsatanta koreksi batuan (R2)
Dimana, BC1max = B1 max x R1 x R2
Kemudian setelah nilai ini diperoleh, maka dapat diketahui Nilai burden praktis
(B1)
B1 = BC1max – E, (m)
Dimana E adalah kesalahan pemboran yang dapat dihitung dengan,
E = d/1000 + (0,03 x H), m
0,03 x H adalah kesalahan pemboran (Allignment error) , dimana H adalah
kedalaman lubang bor.
D adalah kesalahan colarring (Colarring error)

3. Powder Factor
“Powder Factor adalah perbandingan jumlah bahan peledak yang dipakai dengan
Jumlah batuan yang terbongkar. Biasanya dinyatakan dengan kg bahan peledak
per ton batuan.
PF = WANFO / WBatuan ,kg/ton
Dimana :
WANFO = Hb x Q
Hb = H – Ho
Atau :
WANFO = (H – Ho) x Q
WBATUAN = Volume Batuan x bobot isi
H = Kedalaman lubang tembak
Q = Kemampatan ANFO
Hb = Panjang Kolom bermuatan
Ho = Panjang Kolom tak bermuatan
Yang besarnya untuk lubang tembak I adalah = 0,3 B1 dan faktor fiksasi
untuk lubang berikutnya disesuaikan dengan arah kemiringan lubang bor.
4. Blasting Ratio
“Blasting Ratio” adalah perbandingan berat batuan yang terbongkar dengan berat
bahan peledak yang digunakan. Angka ini Bisa dipakai sebagai salah satu
parameter untuk menentukan tingkat keekonomisan pemakaian suatu bahan
peledak.
Blasting Ratio = WBATUAN / WPELEDAK
Menurut GOUR S.SEN, 1995 dalam buku “Blasting Technology For Civil
and mining “ perhitungan burden dan spasi peledakan Pada metode Cut Drilling
dapat dibuat dengan persamaan :

B= ( Lch / Hb) x (Qc / q ) / 1,3

Dimana :
B = burden (m)
Lch = panjang isian bahan peledak (m)
Hb = panjang rata-rata lubang ledak (m)
D = diameter isian (mm)
Qc = densitas bahan peledak pada lubang ledak (kg/m)
q = powder factor batuan (kg/m3)
q = 1,1 untuk kuat tekan uniaksial >250 Mpa
= 0,6 untuk kuat tekan uniaksial 100 – 200 Mpa.

Nilai Lch dapat dihitung dengan menggunakan persamaan


Lch = Hb – 0,02 D.
D = diameter peledak atau diameter lubang ledak (m)

Sedangkan nilai Qc dihitung dengan menggunakan formula


Qc = (ρ x D2) / 1273
Ρ = densitas bahan peledak (gr/cm3)
Jarak spasi (m) dihitung berdasarkan nisbah S/B yaitu :
SxB = 1,3 B2
dimana S = 1,3 B.
B. DATA PENDUKUNG

Yang dimaksud dengan data pendukung adalah data-data yang dapat


mendukung data-data dari lapangan guna menganalisa permasalahan yang ada untuk
mencari alternatif penyelesaian masalah.
Data pendukung dapat diambil antara lain dari data hasil pengamatan di
lapangan, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan, brosur--brosur dari
perusahaan, data dari instansi yang terkait dan dari literatur-literatur.

C. ANALISIS PENYELESAIAN MASALAH

Permasalahan yang ada di lapangan selanjutnya dipelajari dan dikaji


berdasarkan data yang ada, baik data yang dikumpulkan dari hasil penyelidikan
maupun data penunjang dan didukung berbagai teori yang menunjang permasalahan
tersebut, selanjutnya dicarikan alternatif penyelesaiannnya.
Adapun rincian dari kajian teknis terhadap metode Heading yang digunakan untuk
kemajuan arah terowongan adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data geometri pengeboran dan
peledakan yang ada dan yang dipakai pada saat ini dan dasar-dasar teknis
penyusunan perancangan yang digunakan.

2. Tahap Penyelidikan pendahuluan


Pengumpulan data-data geologis area kerja yang mempengaruhi dalam
perancangan seperti struktur batuan, kekuatan batuan (rock strength), berat jenis
dan parameter lainnya.

3. Tahap Penyelidikan Terinci


Pengamatan dilapangan untuk mengetahui pelaksanaan pemboran dan peledakan,
data dan jumlah bahan peledak yang dipakai setiap peledakan serta masalah-
masalah yang dihadapi.
Setelah melalui tahap ini maka dilanjutkan dengan :

a. Analisis terhadap rancangan pola pemboran yang ada saat ini

Disini dilakukan perhitungan teoritis hasil yang akan dicapai serta


pemaparan masalah yang akan terjadi dengan pola yang digunakan.

b. Perencanaan perubahan terhadap pola pemboran yang perlu dilakukan

Penentuan rancangan yang paling sesuai serta perbandingannya terhadap


rancangan semula dikaitkan dengan keefektifan pemboran dan hasil
peledakan.

c. Perencanaan peledakan terhadap bentuk terowongan yang akan dibuat


serta panjang terowongan yang akan dibuat dengan metode Heading.
Membandingkan hasil peledakan terowongan dan panjang terowongan
dengan metode Heading dilapangan dengan rancangan terowongan yang telah
dibuat.

BAB III
PENELITIAN DI LAPANGAN
A. METODOLOGI PENELITIAN
Didalam melaksanakan penelitian permasalahan ini, penulis menggabungkan
antara teori dengan data-data lapangan,sehingga dari keduanya didapat
pendekatan penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :
1. Study literatur, brosur-brosur, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan.
2. Pengamatan langsung di lapangan, dilakukan dengan cara peninjauan lapangan
untuk melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan di daerah
yang akan diteliti
3. Pengambilan Data, dengan pengukuran langsung di lapangan maupun
penelitian di laboratorium.
4. Akuisisi Data
a. Pengelompokan data
b. Jumlah data
c. Uji realitas
5. Pengolahan data
6. Analisis hasil Pengolahan data
7. Kesimpulan

B. RENCANA JADWAL PENELITIAN


I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII

1. STUDI LITERATUR

2. PENGAMATAN

3. PENGAMBILAN DATA

4. PENGOLAHAN DAN
ANALISIS DATA
5. PEMBUATAN
LAPORAN
C. RENCANA DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

Bab

I. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN UMUM

2.1. Lokasi dan Kesampaian Daerah


2.2. Keadaan Topografi dan Geologi
2.3. Peralatan yang digunakan
2.4. Sistem Penambangan

III. DASAR TEORI

3.1 Peledakan pada tambang bawah tanah


3.2 Rancangan Metode heading untuk kemajuan terowongan.
3.3 Sifat-sifat batuan yang mempengaruhi peledakan
3.3. 1 Kekuatan Batuan
3.3. 2 Densitas, Porositas dan derajat kejenuhan
3.3. 3 Struktur geologi
3.4 Sistem klasifikasi batuan
3.4. 1 RQD
3.4. 2 Klasifikasi Geomekanik
3.5 Karakteristik bahan peledak untuk rancangan peledakan
3.5. 1 Bobot isi
3.5. 2 Kecepatan detonasi
3.5. 3 Kepekaan
3.5. 4 Ketahanan terhadap air
3.5. 5 Sifat gas beracun
3.6 Mekanisme Pecahnya Batuan
3.7 Geometri pemboran dan peledakan
3.8 Perilaku Gelombang Ledakan

IV. KARAKTERISTIK MASSA BATUAN DAN PELEDAKAN

4.1 Karakteristik massa batuan


4.1.1 Komposisi Mineral
4.1.2 Struktur Batuan
4.1.3 Sifat Fisik Batuan
4.1.4 Sifat Mekanik
4.1.5 Klasifikasi massa batuan
4.2 Karakteristik peledakan
4.2.1 Geometri Peledakan
4.2.2 Pola dan Arah peledakan
4.2.3 Volume setara dan Powder factor
4.2.4 Tingkat fragmentasi
4.2.5 Produksi pemboran

V. PEMBAHASAN

5.1 Pemboran
5.2 Peledakan
5.3 Bentuk akhir terowongan hasil peledakan untuk metode Heading
5.4 Penilaian Terhadap Hasil Peledakan

VI. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
D. RENCANA DAFTAR PUSTAKA

1. Hemphill b., Gary, “Blasting Operation”, First Edition, Mc. Graw Hill Inc.,
New York

2. Langefors U., and Kihlstrom, B., “The Modern Technique of Rock Blasting”,
Second Edition, A Heelsted Press Book John Willey & Sons, New York,1973

3. Moelhim Karthodharmo, Irwandy Arif, Suseno Kramadibrata., “Teknik


Peledakan”, Diktat Kuliah Jilid I, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Mineral, Institut Teknologi Bandung, 1984

4. Made Astawa Rai, “Terowongan”, Laboratorium Geoteknik Pusat Antara


Universitas – Ilmu Rekayasa, Institut Teknologi Bandung, 1987/1988.

5. Koesnaryo, S., “Bahan Peledak dan Metode Peledakan”, Jurusan Teknik


Pertambangan, UPN “Veteran” Yogyakarta, 1985

6. Samhudi, “ Teknik Peledakan “, Departemen Pertambangan dan Energi,


Direktorat Jenderal Pertambangan Umum, Pusat Pengembangan Tenaga
Pertambangan, 1994.

7. Yanto Indonesianto, M.Sc, “Persiapan Pembukaan Tambang Bawah Tanah”,


Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran”
Yogyakarta, 1999.

Anda mungkin juga menyukai