PENDAHULUAN
A. JUDUL SKRIPSI
Pada massa sekarang ini berbagai macam penyanggan yang digunakan bermacam-
macam tergantung berbagai macam pertimbangan dan kebijakan dari perusahaan sendiri.
Seperti penggunaan baut batuan telah meluas, mengikuti perkembangan bidang Mekanika
Batuan dan peningkatan pemakaian penguat batuan lainnya di dalam penggalian tambang
Sistem rancangan penguat batuan pada saat ini di hadapkan pada suatu
baut batuan yang paling banyak mengalami perkembangan dalam teknik penguatan
batuan.
Sistem ini salah satunya di terapkan oleh PT. Freeport Indonesia Company, yaitu pada
tambang bawah tanah “Deep Ore Zone” (DOZ) diantara berbagai sistem penyanggan
yang lain. Sistem ini biasanya diterapkan pada bukaan (drift) yang baru dibuka.
Dari keterangan diatas judul ini dipilih untuk mempelajari aspek keteknikan dari
dalam pemilihannya.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan utama dari sistem penyanggaan batuan adalah untuk membantu massa
Penelitian ini bermaksud untuk mengerti lebih jauh tentang sistem penyanggaan baut
batuan dengan cara pengikat geser (Friction Anchored Rock Bolt), seperti cara kerja,
serta sejauh mana kapasitasnya dalam mencapai tujuan utama penyanggaan yang
diinginkan.
D. RUMUSAN MASALAH
BAB II
ANALISIS MASALAH
A. DASAR TEORI
Tujuan utama dari suatu sistem penyanggaan batuan adalah untuk membantu
Hal ini diperlukan pada saat batuan mempunyai kecenderungan untuk mengalami
keruntuhan karena perubahan tegangan dari keadaan aslinya sebagai akibat dari berbagai
macam hal, misalnya penggalian bawah tanah. Penyanggan ini ada yang bersifat sementara
maupun permanen bergantung pada maksud dan tujuan dalam penggalian tersebut.
Baut batuan yang dipergunakan sebagai penyangga akan merupakan suatu bagian
dari masssa batuan, akan mempunyai fungsi yang lain (juga fungsi yang sama) dari
misalnya penyangga kayu atau besi baja yang tidak merupakan bagian dari massa batuan
Adapun alasan mengapa baut batuan telah digunakan secara meluas sebagai
- Relatif murah
- Kerapatannnya (Jumlah baut batuan per skala luas) dengan mudah dapat disesuaikan
- Dapat dikombonasikan dengan sistem penyanggan yang lain seperti mes kawat, beton
yakni:
c. Baut batuan dengan cara pengikatan Geser (Friction Anchored Rock Bolt)
Yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah jenis baut batuan dengan cara pengikatan
Baut batuan dengan cara pengikatan geser merupakan baut batuan yang paling
Dua tipe baut batuan dengan pengikatan geser yang tersedia , yaitu “Split Set” dan
“Swellex”.
Mekanisme pengikatan baut batuan dengan “Split Set” timbul dari kekuatan geser dari
adanya pembebanan yang mendapat batas beban maksimum dari baut batuan saat baut
batuan akan tergelincir. Baut batuan dapat mengalami perpindahan yang besar
Mekanisme dari pengikatan baut batuan dengan “Swellex” tergantung dari kekuatan geser
kekuatan geser pembebanan ikatan mekanikantara baut batuan dan batuan mencegah
a. “Split Set”
TABEL
b. “Swellex”
TABEL
Diameter Pipa 26 mm
“Yield Load” pipa baja 130 kN
“Ultimate Load” pipa baja 130 kN
Regangan axial ultimate, pipa baja 10 %
Berat baut, tanpa “face Plate” 2 kg/m
Panjang Kabel sesuai panjang
yang dibutuhkan
Diameter lubang bor yang dianjurkan 35 ± 3 mm
GAMBAR
lain :
a. “Face Plate”
Sebuah “face Plate” dirancang untuk mendistribusikan beban pada kepala baut secara
merata disekitar batuan disekelilingnya. Untuk menjaga elastisitas dari sistem baut batuan,
Dua jenis wire mesh yang umumnya digunakan dengan kombinasi baut batuan yakni
“Weld mesh” terdiri atas kabel baj yang diatur dengan pola segi empat atau bujur sangkar
dan dipatri pada tiap titik perpotongannya. “Weld Mesh digunakan untuk memperkuat
Beton tembok biasa dikombinasikan dengan bautbatuan dalam kondisi bawah tanah yang
luas . Pada tambang bawah tanah beton tembok makin sering digunakn untuk
memberikan dukungan pada permukaan batuan yang terdapat diantara baut batuan.
Biasanya dibuat dengan besi baja berukuran tebal 1/4 inci dengan lebar sekitar 4 inci dan
berbagai ukuran rock starps lainnya digunakan dimana kondisi batuan jelek dan sering
terjaadi batuan lepas pada sekitar ujung baut batuan. Untuk menghalangi terjadinya
keruntuhan jenis ini, baut batuan dapat dipergunakan bersama-sama dengan “Steel
Baut batuan dipandang sebagai suatu sistem penyangga yang mempunyai 2 misi
klasik, yaitu :
2. Fungsi Penekan
3. Fungsi Penguat (Reinforcement)
GAMBAR
Rancangan harus terus dijalankan pada periode konstruksi dengan menggunakan hasil
pemantauan
Suatu pertimbangan Faktor ekonomi dan faktor keselamatan harus dijaga pada saat
- Keselamatan kerja
- Geometri penggalian
- Teknik penggalian
- Pengalaman-pengalaman sebelumnya
Baut batuan dengan sistem pengikatan Geser tidak direkomendasikan untuk kondisi
sebagai berikut :
“Swellex” tidak direkomendasikan uuntuk kondisi daerah dimana ada deformasi yang
besar.
B. DATA PENDUKUNG
Yang dimaksud dengan data pendukung adalah data-data yang dapat mendukung
data-data dari lapangan guna menganalisa permasalahan yang ada untuk mencari alternatif
penyelesaian masalah.
Data pendukung dapat diambil antara lain dari data hasil pengamatan di lapangan,
laporan penelitian terdahulu dari perusahaan, brosur--brosur dari perusahaan, data dari
data yang ada, baik data yang dikumpulkan dari hasil penyelidikan maupun data
penunjang dan didukung berbagai teori yang menunjang permasalahan tersebut,
Adapun rincian dari analisa penyelesaian masalh rancangan teknis sistem penyanggan baut
1. Tahap Persiapan
Untuk dapat menentukan sistem penyanggan pada suatu lubang bukaan tambang
bawah tanah, maka perlu dipelajari tentang fungsi/tujuan dari dibuatnya lubang bukaan
tersebut, ukuran yang diinginkan, dan bagaimana bentuk lubang bukaan yang akan
dibuat serta aktivitas penggalian lain yang berdekatan dengan lubang bukaan yang
akan dibuat.
daerah yang akan diselidiki, meliputi pengambilan conto batuan dengan pemboran,
Parameter yang diperlukan untuk rancangan sistem penyanggaan antara lain adalah bobot
isi,modulus elastik, koefisien Poisson, kuat tekan uniaksial, kuat geser, kohesi, sudut
geser dalam, tegangan in situ dan beberapa parameter lain, seperti kedudukan umum arah
bidang kekar, data spasi bidang kekar, kondisi air tanah pada kedalaman tertentu dan
analisis empirik maupun analisis numerik. Analisa yang akan digunakan pada tulisan ini
adalah analisis empirik.Setelah semua data yang diperlukan diperoleh maka dapat
ditentukan panjang maupun jumlah baut batuan yang dibutuhkan untuk perkuatan suatu
lubang bukaan
BAB III
PENELITIAN DI LAPANGAN
A. METODOLOGI PENELITIAN
Didalam melaksanakan penelitian permasalahan ini, penulis menggabungkan antara
akan diteliti
laboratorium.
4. Akuisisi Data
a. Pengelompokan data
b. Jumlah data
c. Uji realitas
5. Pengolahan data
7. Kesimpulan
1. STUDI
B. LITERATUR
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
2. PENYELIDIKAN
GEOLOGI LOKAL WAKTU
MINGGU
JENIS KEGIATAN
3.PENGUKURAN I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
PARAMETER RANCANGAN
4. PENENTUAN TIPE
DAN JUMLAH PENYANGGA
YANG DIBUTUHKAN
5. PEMBUATAN LAPORAN
C. RENCANA DAFTAR PUSTAKA
1. Bieniawski; ZT, “Rock Mechanics Design in Mining and Tunnelling” The Pensylvania
3. Irwandy Arif, Made Astawa Rai, “Orientasi sistem Penyanggaan Dengan Baut Batuan
Publication, 1986
RENCANA DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
RINGKASAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I. PENDAHULUAN
A. UMUM
1. Faktor Pemilihan Baut Batuan Sebagai Penyangga
2. Fungsi baut Batuan
3. Jenis Baut Batuan
4. Syarat Pengikatan dengan Baut Batuan
5. Perlengkapan Penunjang
B. BAUT BATUAN DENGAN PENGIKAT GESER
1. Pemilihan Baut Batuan Dengan Pengikat Geser
2. Baut Batuan Pengikat Geser dengan “Split Set”
3. Baut Batuan Pengikat Geser dengan “Swellex’
4. Pemasangan Baut Batuan
C. PEMANTAUAN (MONITORING)
IV. SISTEM PENYANGGAAN DENGAN BAUT BATUAN PADA LUBANG
BUKAAN TAMBANG BAWAH TANAH I.O.Z PT. FREEPORT INDONESIA
COMPANY.
A. LOKASI PENGAMATAN
B. PENJANGKARAN DENGAN BAUT BATUAN
C. KEMAMPUAN BAUT BATUAN
D. PENILAIAN PENYANGGAAN BAUT BATUN DENGAN “FRICTION
ANCHORED ROCK BOLT”
E. JUMLAH BAUT BATUAN YANG DIBUTUHKAN
V. PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN