Abstrak
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh penggunaan pendekatan POE
pada pokok bahasan reaksi redoks bervisi SETS, terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1
Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh penggunaan pendekatan POE
pada pokok bahasan reaksi redoks bervisi SETS, terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 1
Salatiga. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 1 Salatiga tahun
pelajaran 2008/2009. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-5 sebagai kelas eksperimen
dan kelas X-1 sebagai kelas kontrol. Teknik pemilihannya dengan cluster random sampling. Metode
yang digunakan dalam pengambilan data adalah dokumentasi dan tes. Hasil penelitian diperoleh rata-
rata hasil belajar kelas eksperimen 88, sedangkan kelas kontrol 81. Untuk aspek psikomotorik rata-
rata nilai siswa sebesar 96 dan afektif sebesar 85. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa penggunaan pendekatan POE bervisi SETS berpengaruh terhadap hasil belajar kimia siswa.
Kata Kunci : Pendekatan POE, Visi SETS, Hasil Belajar
strategi, model, atau metode pembelajaran alternatif solusi dalam meningkatkan hasil
inovatif. belajar siswa SMA N 1 Salatiga yaitu melalui
Pendekatan pembelajaran POE pendekatan POE.
(Predict-Observe-Explain) merupakan suatu
cara mengolah materi IPA dengan rumusan METODE PENELITIAN
pertanyaan dari guru sehingga siswa Penelitian ini menggunakan pendekatan jenis
melakukan prediksi, melakukan quasi eksperimen. Waktu pelaksanaan
pengamatan/percobaan untuk menjawab penelitian dilakukan pada bulan Maret- Mei
pertanyaan tersebut, kemudian menjelaskan tahun 2009.
hasil pengamatan/percobaan terkait dengan Populasi dalam penelitian adalah
prediksi yang mereka buat sebelumnya. seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Salatiga
Rustanto dalam Nawangsari (2005) tahun ajaran 2008/2009 yang berjumlah 362
menyatakan pendekatan POE menantang siswa. Berikut ini adalah tabel jumlah populasi
siswa untuk berpikir dan memberikan kelas X SMA N 1 Salatiga.
kepuasan tertentu apabila prediksi siswa Penentuan sampel dalam penelitian ini
ternyata sesuai dengan hasil pengamatan. dengan menggunakan teknik cluster random
Penelitian dari Raminah (2008) menunjukkan sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah
bahwa penggunaan pendekatan POE mampu kelas X-5 sebagai kelas eksperimen dan kelas
meningkatkan ketuntasan belajar secara X-1 sebagai kelas kontrol.
klasikal yaitu sebesar 89 % dengan rata- rata Metode pengumpulan data dilakukan
nilai 74. SETS (Science, Environment, dengan empat cara, yaitu metode dokumentasi
Technology, Society) merupakan visi baru untuk mendapatkan data awal berupa nama
dalam dunia pendidikan, dengan visi ini siswa dan hasil ulangan semester, metode tes untuk
tidak hanya mengkaji suatu materi dari sisi mendapatkan hasil belajar kognitif siswa,
ilmu pengetahuan saja tetapi juga pengaruhnya metode observasi untuk mendapatkan data
bagi lingkungan, kehidupan sosial manusia, nilai psikomotorik dan nilai afektif, dan
dan penerapannya dalam bidang teknologi. metode angket untuk mengetahui pendapat
Penggunaan SETS terbukti efektif dalam siswa tentang pelaksanaan pembelajaran.
pembelajaran, terbukti dari penelitian yang Instrumen dalam penelitian ini terdiri
dilakukan Ni‟mah (2004) di SMK N 3 atas silabus, rencana pelaksanaan
Purworejo menunjukkan hasil belajar kimia pembelajaran, lembar observasi afektif dan
siswa kelompok eksperimen menggunakan psikomotorik, bahan ajar atau materi ajar,
SETS mendapatkan rata-rata 8,23 sedangkan lembar kerja siswa, soal post test yang
kelas tanpa SETS 6,72. Penelitian lain yang validitasnya didapatkan dari pakar (expert
dilakukan Purwaningsih (2005) di SMA validity), dan soal-soal post test validitas
Muhammadiyah 1 Semarang terjadi didapatkan dari perhitungan setelah dilakukan
peningkatan hasil belajar siswa yang uji coba pada siswa kelas XII-IPA 4.
dibelajarkan dengan SETS dari rata-rata hasil Desain yang digunakan dalam
belajar 6,79 menjadi 7,07. penelitian ini adalah control group pre test-
SMA Negeri 1 Salatiga merupakan post test design.
salah satu SMA di kota Salatiga yang telah
menerapkan KTSP dan merupakan salah satu HASIL DAN PEMBAHASAN
rintisan sekolah bertaraf internasional Hasil Analisis Tahap Awal
memiliki input siswa yang baik. Pembelajaran Analisis tahap awal digunakan data
kimia, yang dilakukan selama ini masih nilai ujian akhir
kurang memberi penekanan pada aspek semester. Analisis tahap awal
aplikasi, analisis, evaluasi dan sintesis yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas.
merupakan ciri dari kemampuan kritis-kreatif, Perhitungan hasil uji normalitas terangkum
untuk itulah diperlukan adanya pendekatan pada tabel 2. Homogenitas diuji dengan uji
alternatif yang dapat digunakan di dalam dan Bartlett. Perhitungan mendapatkan hasil
di luar kelas, memiliki daya tarik yang cukup hitung = 12,8 dan χ2tabel = 16,92 untuk = 5
tinggi, sesuai dengan materi yang %, dan dk = 4-1 = 3. Karena hitung < χ2tabel
disampaikan, dan mampu meningkatkan maka dapat disimpulkan bahwa populasi
kemampuan kritis-kreatif siswa. Berdasarkan tersebut homogen dan pengambilan sampel
uraian tersebut, penulis berusaha memberikan
dapat dilakukan dengan teknik cluster random yang dilakukan diperoleh harga rb sebesar
sampling.
Hasil Analisis Tahap Akhir 0,54. Harga rb tersebut secara umum agak
Analisis tahap akhir berdasarkan pada rendah, akan tetapi secara khusus hubungan
hasil belajar kimia siswa yang disajikan dalam antara pendekatan POE bervisi SETS dengan
Tabel 1. hasil belajar kimia redoks siswa belum dapat
Tabel 1. Data Hasil Belajar Siswa ditentukan karena belum ada pembanding.
Rata-Rata Harga koefisien determinasi adalah 100 r2 %,
Kelas n
Pretest Posttest harga rb sebesar 0,54 sehingga harga
Eksperimen 37 29 88 koefisien determinasi sebesar 29%.
(X-5) Hasil belajar afektif diketahui dari
Kontrol 38 46 82 hasil observasi perilaku siswa ketika proses
(X-1) pembelajaran berlangsung.
Nilai afektif siswa diperoleh dari
Analisis tahap akhir meliputi uji normalitas, jumlah skor tiap aspek dibagi dengan skor
uji kesamaan dua varians, uji hipotesis dan total. Pada kelas eksperimen, rata-rata nilai
analisis deskriptif data hasil belajar aspek afektif siswa mencapai 96, hasil ini termasuk
afektif dan psikomotorik. . Uji hipotesis dalam kriteria sangat baik. Sedangkan pada
pendekatan POE bervisi SETS meliputi uji kelompok kontrol, rata-rata nilai afektif siswa
perbedaan dua rata-rata, uji ketuntasan hasil 96 dan termasuk dalam kriteria sangat baik.
belajar, uji korelasi, dan uji koefisien Hasil observasi aktivitas siswa
determinasi. digunakan untuk mengetahui kemampuan
Hasil uji normalitas nilai pretest dan psikomotorik siswa.
posttest terangkum dalam tabel4. Karena Observasi dilakukan pada awal
χ2hitung < χ2tabel maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran. Pada kelas eksperimen, rata-rata
data tersebut berdistribusi normal. nilai psikomotorik siswa mencapai 94, hasil
Uji kesamaan 2 varians untuk nilai ini termasuk dalam kriteria sangat baik.
pretest diperoleh Fhitung (1,65) < Ftabel (1,93), Sedangkan pada kelompok kontrol, rata-rata
sedangkan untuk nilai posttest diperoleh Fhitung nilai psikomotorik siswa 95 dan termasuk
(1,65) < Ftabel (1,93) yang berarti bahwa kedua dalam kriteria sangat baik.
kelompok mempunyai varians yang sama.
Uji perbedaan dua rata-rata untuk PEMBAHASAN
nilai posttest diperoleh thitung (3,52) > ttabel Berdasarkan masalah yang teridentifikasi
(1,99) yang berarti bahwa kelompok pada observasi awal peneliti berusaha untuk
eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol. mengetahui pengaruh pendekatan POE bervisi
SETS terhadap hasil belajar kimia siswa.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest Dengan data nilai UAS digunakan uji
dan Posttest normalitas dan homogenitas. Karena populasi
Kelompok Data hitung tabel berdistribusi normal dan homogen maka
teknik cluster random sampling dapat
Eksperimen Pre test 4,93 7,81
dilakukan. Pemilihan kelas eksperimen yaitu
Post test 6,00 7,81
kelas X-5 memang murni dilakukan secara
Kontrol Pre test 4,78 7,81
random, namun untuk kelas kontrol, pemilihan
Post test 6,64 7,81 dilakukan atas rekomendasi guru pembimbing.
Hal ini dilakukan karena kelas X-1 adalah
Uji ketuntasan hasil belajar, pada salah satu kelas unggulan sehingga guru
kelompok eksperimen diperoleh ketuntasan merasa bahwa peneliti tidak akan terlalu
sebesar 100% dengan rata-rata nilai adalah 88. kesulitan menghadapi siswa dalam proses
Ketuntasan kelas kontrol sebesar 92 % dengan penelitian.
rata-rata nilai adalah 82. Penelitian dilakukan sejak bulan
Uji korelasi digunakan untuk Maret hingga Mei 2009. Pelaksanaan
mengetahui adanya hubungan antara kegiatan pembelajaran untuk kelas ekperimen maupun
belajar menggunakan pendekatan POE bervisi kontrol dilakukan sebanyak 13 kali pertemuan.
SETS dengan hasil belajar kimia siswa Pre test dilakukan pada pertemuan pertama
menggunakan korelasi biseri. Perhitungan
baik untuk kelas ekperimen maupun kelas dihasilkan selama diskusi tersebut dalam
kontrol. Pertemuan kedua, siswa kelas bentuk makalah kelompok.
eksperimen melakukan praktikum reaksi 2. Melakukan pengamatan (observe)
redoks pencoklatan pada buah dan makanan Setelah siswa melakukan prediksi,
kadaluarsa, sedangkan kelas kontrol kemudian siswa diminta untuk mengamati
melakukan praktikum pencoklatan pada buah. secara seksama proses dan hasil perubahan itu.
Pembelajaran di kelas eksperimen Kegiatan pengamatan dapat dilakukan
menggunakan pendekatan POE bervisi SETS terhadap kegiatan demonstrasi ataupun
sedangkan pembelajaran di kelas kontrol praktikum sedangkan untuk sub topik konsep
menggunakan pendekatan konvensional redoks, bilangan oksidasi dan tata nama
bervisi SETS. senyawa pada tahap ini siswa diminta untuk
Secara ringkas penerapan pendekatan mengamati secara cermat permasalahan yang
POE pada materi reaksi redoks bervisi SETS ada lalu siswa diminta melihat kembali
dilaksanakan melalui tiga tahap sebagai prediksi awal mereka, mengamati dan
berikut: memahami konsep sains yang telah diterima
1. Membuat prediksi (predict) dan fakta yang ada di lapangan serta
Untuk kegiatan praktikum siswa kemungkinan adanya dampak yang timbul dari
dihadapkan pada kasus perubahan warna pada permasalahan yang ada dalam kehidupan
apel yang telah dikupas lalu diminta untuk siswa dalam kelompok mereka. Hasil
memprediksi apa yang akan terjadi jika pengamatan kemudian ditulis di lembar kerja
dilakukan perubahan terhadap situasi yang sudah disediakan.
tersebut(misal terhadap apel yang telah telah 3. Membuat penjelasan (explain)
dikupas kulitnya lalu dibiarkan diudara Pada tahap ini siswa menyesuaikan
terbuka, dengan apel yang telah direndam prediksi dan pengamatan mereka. Kemudian
dalam larutan garam dan apel yang telah siswa diminta menuliskan jawaban atau
direndam didalam larutan vitamin C). Selain simpulan yang sebenarnya dalam lembar kerja
itu siswa juga diminta untuk mengamati reaksi siswa. Pada tahap ini juga siswa diharapkan
redoks yang terjadi pada makanan kemasan dapat mencari solusi terhadap masalah-
yang telah kadaluarsa. Siswa hendaknya masalah yang timbul dari persoalan-persoalan
merasa mampu dan didorong untuk yang ada dalam kehidupan mereka.
mengambil resiko dalam membuat Selain itu siswa juga diminta untuk
prediksinya, jawaban benar atau salah tidak menyebutkan dan menjelaskan perbedaan-
lagi relevan. Hasil prediksi ditulis di lembar perbedaan antara hasil yang mereka harapkan
kerja praktikum yang sudah disediakan. dengan apa yang sesungguhnya terjadi. Tugas
Penerapan pembelajaran dengan guru selanjutnya adalah memberikan
pendekatan POE di kelas dengan sub topik penjelasan kepada siswa untuk menyamakan
konsep redoks, bilangan oksidasi dan tatanama pemahaman siswa terhadap konsep-konsep
senyawa menurut IUPAC siswa dalam sains yang mungkin berbeda dengan apa yang
kelompok-kelompok kecil diberi lembar kerja mereka harapkan. Ketika pemahaman siswa
POE (predict-observe-explain) materi reaksi telah didapat, lalu guru dapat mulai
redoks bervisi SETS yang berisi soal-soal memberikan siswa latihan soal untuk
cerita dan juga latihan soal mandiri berkaitan meningkatkan keterampilan mereka pada
dengan materi yang telah disampaikan dan aspek kognitif.
juga tentang masalah yang ada di lingkungan Pembelajaran baik di kelas
siswa lalu siswa diminta untuk berdiskusi eksperimen maupun di kelas kontrol
menentukan prediksi mengenai reaksi apa menggunakan lembar kerja siswa bervisi
yang berkaitan dengan soal tersebut. SETS berisi masalah-masalah yang
Sedangkan untuk sub topik aplikasi reaksi mengaitkan konsep materi dengan
redoks dalam kehidupan sehari-hari siswa penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
diberi lembar diskusi POE bervisi SETS untuk Masalah yang dijadikan sebagai fokus
berdiskusi menentukan permasalahan yang ada pembelajaran diselesaikan siswa melalui kerja
di lingkungan mereka sesuai dengan konsep kelompok sehingga dapat memberi
sains yang telah mereka pelajari yang pengalaman-pengalaman belajar yang
selanjutnya mereka rangkum prediksi yang beragam pada siswa seperti kerjasama dan
interaksi dalam kelompok, disamping
pengalaman belajar yang berhubungan dengan maka dapat disimpulkan bahwa kelompok
pemecahan masalah seperti membuat eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol.
hipotesis, merancang percobaan, melakukan Pengujian selanjutnya adalah
penyelidikan, mengumpulkan data, menjawab hipotesis dengan uji korelasi
menginterpretasikan data, membuat biserial untuk mengetahui adanya pengaruh
kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi, variabel, dalam penelitian ini yaitu pengaruh
dan membuat laporan. Hasil LKS didiskusikan pendekatan POE pada pokok bahasan reaksi
tiap dua minggu sekali untuk dievaluasi siswa redoks bervisi SETS terhadap hasil belajar
dan guru. siswa SMA Negeri 1 Salatiga. Setelah
Bedanya untuk siswa di kelas dianalisis, diperoleh hasil besarnya koefisien
eksperimen langsung berinteraksi dengan korelasi biserial adalah 0,54 yang jika
bahan sedangkan siswa di kelas kontrol hanya diinterpretasikan ke dalam koefisien korelasi
diberikan lembar diskusi. Diskusi kelas baik menunjukkan adanya hubungan yang agak
kelas eksperimen maupun kontrol dilakukan rendah. Untuk mengetahui pengaruh ini
tiga jam pertemuan. signifikan atau tidak, dilakukan uji signifikansi
Presentasi LKS baik dikelas dengan menggunakan uji t. Hasil perhitungan
eksperimen maupun di kelas kontrol dilakukan diperoleh nilai thitung(3,52)> ttabel(1,99), yang
pada pertemuan terakhir sebelum post test berarti bahwa pendekatan POE bervisi SETS
karena waktu yang tidak memungkinkan. pada pokok bahasan reaksi redoks
Kelas kontrol diberikan pengajaran mempengaruhi hasil belajar siswa.
menyesuaikan kelas yang lain yaitu Hasil perhitungan koefisien
pengajaran konvensional diselingi tanya jawab determinasi menunjukkan harga 29%, hal ini
dan diskusi kecil dengan menggunakan LKS berarti pendekatan POE bervisi SETS pada
reaksi redoks bervisi SETS, dengan jumlah pokok bahasan reaksi redoks dapat
alokasi waktu sama dengan kelas eksperimen. menjelaskan 29% hasil belajar yang diperoleh
Post test dilakukan pada pertemuan ketiga siswa, sedangkan 71% dijelaskan oleh faktor
belas. lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini,
Selama proses pembelajaran, siswa karena dalam pembelajaran banyak faktor
diberi kesempatan untuk memperhatikan yang mempengaruhi hasil belajar antara lain
daftar bahan kimia yang ada dalam makanan materi, tujuan pembelajaran, metode
yang mereka konsumsi. Siswa diminta pembelajaran, serta sarana dan prasarana. Hal
membawa pembungkus makanan yang telah ini berarti 71% hasil belajar dipengaruhi oleh
mereka makan. Hal ini menarik karena dengan faktor-faktor lain tersebut. Persentase
ini, guru dapat memantau pola makan siswa ketuntasan belajar siswa pada kelompok
sekaligus memberi informasi tentang apa yang eksperimen secara klasikal sebesar 100%
baik dan buruk mengenai kimia makanan. dengan nilai rata-rata 88, sedangkan pada
Pada awalnya siswa memang terlihat tidak kelompok kontrol sebesar 92% dengan nilai
terbiasa, tetapi kemudian siswa menjadi rata- rata 82. Pencapaian ketuntasan minimal
tertarik dengan pembelajaran kimia. yang ditetapkan sekolah terjadi di kedua kelas.
Ketertarikan mereka muncul karena ternyata Siswa di kelas kontrol yang tidak tuntas
kimia berkaitan juga dengan kehidupan dikarenakan beberapa hal. Faktor kesehatan
mereka. Pada akhirnya siswa menjadi antusias dan minat siswa menjadi penyebabnya. Kelas
dengan pembelajaran yang ada. eksperimen mencapai ketuntasan 100%
Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan sehingga dapat dikatakan bahwa pendekatan
data hasil belajar kognitif siswa kelompok POE bervisi SETS pada pokok bahasan reaksi
eksperimen dan kontrol yang selanjutnya redoks efektif digunakan sehingga mampu
digunakan dalam analisis data. Analisis data mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
tahap akhir menunjukkan bahwa kedua (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah. Jika
kelompok memiliki distribusi normal. Selain nilai normalized gain <g> dihitung, diperoleh
itu, uji perbedaan dua rata-rata data hasil post N-gain kelompok eksperimen sebesar 0,84,
test kelompok eksperimen dan kontrol sedangkan kelompok kontrol sebesar 0,66.
dilakukan untuk melihat kelompok eksperimen Kelompok eksperimen mengalami
lebih baik daripada kontrol. Hasilnya peningkatan dengan kriteria tinggi sedangkan
diperoleh t hitung (3,52) t (1 )( n1n 22) (1,99) , kelompok kontrol mengalami peningkatan
sedang.