Anda di halaman 1dari 13

KESIAPSIAGAAN DALAM MENGANTISIPASI BENCANA

DI PERPUSTAKAAN DAN PUSAT ARSIP


Apallidya Sitepu, Cut Armansyah, Rina S. Saary, dan Rochani Nani Rahayu

ABSTRAK
This article covers disaster preparedness, kinds of disaster and its recovery procedures and res-
toration of library materials and archives damaged caused by flood. Step by step on disaster
prevention, disaster preparedness and early warning system are also included in this article.
Keyword : disaster management, archive, flood, library collections, documents

PENDAHULUAN
Bencana, baik bencana alam maupun terhadap informasi terhambat. Dengan
yang disebabkan oleh manusia dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan
terjadi kapan saja dan di mana saja. oleh bencana, dapat ditentukan
Oleh karena itu, kesiagaan menghadapi langkah-langkah antisipasinya. Dengan
bencana wajib dilakukan oleh setiap kata lain, menyusun perencanaan
institusi. Perpustakaan, kantor arsip, penanggulangan bencana.
museum, pusat dokumentasi, dan pusat-
pusat informasi lainnya merupakan Secara umum, bencana dapat
tempat yang perlu mendapat perhatian dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu
khusus dalam hal perlindungan bencana alam dan bencana yang
terhadap bencana karena menyimpan disebabkan oleh manusia. Bencana
arsip atau dokumen penting yang alam adalah bencana yang disebabkan
menjadi aset bangsa dan negara. oleh alam, seperti gempa bumi, banjir,
Bencana alam tidak dapat dihindari, tsunami, atau gunung meletus.
tetapi dapat diminimalkan dampaknya Sementara itu, bencana yang
dengan mengetahui jenis, sifat, dan disebabkan oleh manusia antara lain
dampak yang ditimbulkannya. Dampak perusakan bahan pustaka (vandalisme),
bencana berupa kerusakan koleksi serta kebocoran pada sistem pemipaan air,
sarana di perpustakaan dan pusat-pusat gangguan listrik, tertumpahnya zat
arsip dapat mengakibatkan akses beracun, dan kecelakaan dalam bekerja.

BACA Vol. 30, No.1, Agustus 2009 (01-72) 1


Perlu diketahui pula bahwa ada penanggulangan bencana pun bisa lebih
bencana yang disebabkan oleh alam dan cepat karena semua pihak menerapkan
manusia. Misalnya, banjir yang sering prosedur penanggulangan yang telah
terjadi di Indonesia. Keadaan geografis ditetapkan.
dan buruknya sistem drainase serta Artikel ini akan menjabarkan kesiap-
kurangnya kesadaran masyarakat
siagaan penanggulangan bencana bagi
terhadap kelestarian lingkungan
pusat inforrmasi. Artikel ini diharapkan
merupakan penyebab terjadinya banjir.
dapat memperkaya pengetahuan
Satu jenis bencana bisa menimbulkan pembaca tentang manajemen pe-
bentuk bencana lain. Misalnya, gempa nanggulangan bencana, terutama
bisa menimbulkan rusaknya sistem bencana banjir. Dalam artikel ini,
pemipaan sehingga menimbulkan bencana yang menjadi pusat perhatian
tumpahan dan genangan air. Gempa adalah bencana yang berhubungan
juga bisa pula menimbulkan percikan dengan air, dengan pertimbangan
api akibat arus pendek yang akan bahwa hampir seluruh jenis bencana
memicu kebakaran. Dengan kata lain, akan berujung pada air.
satu bencana bisa muncul akibat dari
bencana lain. Oleh karena itu, PERENCANAAN PENANGANAN
penanggulangan perlu dilakukan secara BENCANA
terpadu dan terencana.
Perencanaan penanganan bencana
Perencanaan kesiagaan merupakan dimaksudkan untuk mengorganisir
kegiatan yang penting. Jika terjadi penyelamatan manusia maupun benda
bencana, lembaga akan memberikan berharga dan aset penting lainnya.
perlindungan dan penyelamatan Penyelamatan tersebut tidak dapat
terhadap pemustaka dan staf dari dilakukan oleh satu atau dua orang,
bencana yang menimpa. Dengan tetapi harus ada sekelompok orang yang
perencanaan yang matang, perpus- bekerja bersama dan bertanggung
takaan dan pusat arsip mampu jawab terhadap tugas yang telah
melanjutkan fungsinya dengan segera disepakati. Oleh karena itu, dalam satu
setelah serangan bencana. Di samping pusat informasi, perlu dibentuk satu tim
mengurangi kerusakan koleksi, waktu khusus penanganan bencana yang

2 BACA Vol. 30, No.1, Agustus 2009 (01-72)


terdiri atas beberapa koordinator. Tiap intelektual dan artefaktual. Untuk
koordinator bersama-sama dengan memudahkan penyelamatan, peng-
anggotanya melakukan tugas yang telah golongan tingkat kerusakan perlu
ditentukan dan akan bertanggung jawab ditetapkan untuk mempermudah
terhadap penanganan kasus tertentu. menentukan penanganan.
Unsur penting dalam perencanaan Untuk sosialisasi prosedur sekaligus
penanggulangan bencana adalah meningkatkan keterampilan staf dalam
strategi komunikasi, yakni informasi penanggulangan bencana, perlu
kontak dan telepon orang-orang kunci diadakan pelatihan secara berkala,
dalam penanggulangan baik di dalam misalnya menjelang musim kemarau
maupun luar lingkungan kantor. atau penghujan saat bencana kebakaran
Misalnya, kepala kantor, kepala bagian, atau banjir sering terjadi. Pelatihan ini
pasukan pemadam kebakaran, rekanan, bisa diadakan dengan bekerja sama
dan lain sebagainya. Selain itu, kita dengan pihak luar yang terkait,
harus membentuk tim penanggulangan misalnya Palang Merah Indonesia,
dan menentukan peran masing-masing Dinas Pemadam Kebakaran, atau Badan
anggota tim ketika bencana terjadi. Penanggulangan Bencana.
Prosedur penyelamatan perlu disusun
dan disosialisasikan pada staf MENGHADAPI BANJIR
perpustakaan baik melalui pertemuan Bila suatu bencana terjadi di
atau melalui selebaran berupa booklet,
perpustakaan atau pusat informasi,
atau leaflet tercetak.
karyawan atau anggota tim pe-
Menentukan prioritas penyelamatan nanggulangan bencana wajib mem-
perlu ditetapkan dalam perencanaan beritahukan kepada koordinator yang
penanggulangan bencana. Tentu saja, sudah ditunjuk. Bila koordinator tidak
keselamatan staf, pustakawan, dan berada di tempat dan tidak dapat
pemustaka menjadi prioritas utama. dihubungi, anggota tim yang pertama
Prioritas penyelamatan koleksi berada di lokasi yang mengambil alih
ditetapkan sesuai dengan misi fungsi koordinator pada saat itu.
organisasi, tentu saja dengan Koordinator dan anggota tim bersama-
mempertimbangkan aspek kandungan sama menanggulangi keadaan darurat

BACA Vol. 30, No.1, Agustus 2009 (01-72) 3


dan menghubungi atasan/kepala kantor bersih dari barang-barang yang
untuk melaporkan setiap perkembangan menghalangi.
yang terjadi.
PADA SAAT BANJIR
SEBELUM BANJIR Hal pertama yang perlu diingat saat
Kesiagaan sebelum terjadi banjir banjir adalah tetap tenang. Perhatikan
dilakukan dengan memantau ke- pengunjung, terutama anak-anak, orang
tinggian air sungai terdekat apabila tua, dan orang-orang yang mempunyai
musim hujan tiba. Untuk meng- keterbatasan fisik, dan segera evakuasi
antisipasi, sebaiknya letakkan benda mereka. Segera matikan listrik dari
yang rentan terhadap air, terutama sentralnya dan hubungi PLN untuk
buku, alat elektronik di tempat yang mematikan listrik di wilayah tersebut.
aman. Apa yang dimaksud dengan
Setelah itu, barulah dilakukan
tempat yang aman adalah tempat yang
penyelamatan dokumen. Pindahkan
diperkirakan tidak terjangkau air bila
terjadi banjir sehingga benda-benda dokumen dan peralatan elektronik dari
tersebut terhindar dari genangan air. genangan ke tempat yang aman. Bahan
kimia dijaga agar tidak tumpah untuk
Alat komunikasi dan penolong, seperti
menghindari pencemaran lingkungan.
radio, telepon genggam dan baterainya,
Bila terpaksa berjalan melewati air,
senter dan baterai cadangan, serta
jangan berjalan melewati arus air.
peralatan lainnya akan diperlukan bila
Gunakan tongkat atau kayu untuk
terjadi banjir. Alat-alat ini bermanfaat
memeriksa keadaan jalan di depan.
untuk menghubungi pihak-pihak
terkait. Oleh karena itu, diperlukan pula Demi keamanan, sedapat mungkin ada
catatan nomor telepon penting yang yang menjaga gedung dan isinya, bila
dapat dihubungi jika terjadi banjir. tidak dapat bertahan, hubungi ke
Jalur evakuasi perlu direncanakan amanan setempat.
dengan baik, terutama bila ada SETELAH BANJIR
pengunjung dan staf yang berusia lanjut Sebaiknya selalu hindari genangan air
dan memiliki keterbatasan fisik. Pintu yang masih tersisa. Jika terpaksa kontak
darurat dan lorong penyelamatan harus dengan air banjir, segeralah mem-

4 BACA Vol. 30, No.1, Agustus 2009 (01-72)


bersihkan diri untuk menghindari prosedur yang sesuai dengan tingkat
terkontaminasi bakteri. Periksakan kerusakannya.
kesehatan di posko kesehatan setempat.
FOTO, SLIDE, MIKROFIS/MIKROFILM
Pertukaran udara yang lancar
Mikrofilm, mikrofis, atau slide
diperlukan sehingga suhu tidak naik
berwarna tidak boleh dibekukan kecuali
sehingga memungkinkan terjadinya
jika dapat dikeringkan secara
ledakan jamur, baik di dokumen, arsip,
profesional (ditangani oleh ahli
maupun gedung dan fasilitasnya. Untuk
konservasi dan menggunakan alat yang
itu, ventilasi dan pintu tiap ruangan
sesuai). Jika bahan-bahan tersebut
perlu dibuka memperlancar pertukaran
harus dibekukan, harus dilakukan
udara. Udara untuk bersih diperlukan
secepat mungkin.
untuk mengurangi kelembapan dan
naiknya suhu. Keringkan semua alat Segel film negatif hitam putih dan yang
elektronik sebelum dipakai kembali. tercetak dalam tas polyethylene
Selain itu, waspadalah selalu akan tempatkan dalam kotak nonlogam.
banjir susulan. Kemudian, rendam dalam air bersih dan
sejuk sampai bahan tersebut dikirim.
PENANGANAN BAHAN PUSTAKA Bahan-bahan tersebut dapat di-
DAN ARSIP PASCABENCANA tinggalkan dalam kondisi ini selama
BANJIR lebih dari 3 hari sebelum proses emulsi
Hampir pada setiap kejadian bencana, yang akan memisahkan bahan tersebut
dampak yang terjadi adalah kerusakan, dari lapisan film bagian belakang.
baik gedung maupun isinya, seperti Untuk pembersihan dan pengeringan,
perabotan, peralatan, dokumen, alat- bahan-bahan dapat ditangani oleh
alat elektronik dan lain-lain. Benda- perusahaan yang menyediakan
benda yang tidak sempat dievakuasi pelayanan tersebut dalam waktu 48 jam.
akan rusak, misalnya dokumen Bahan-bahan tersebut sebaiknya
terendam banjir akan basah dan rusak dikirim ke laboratorium dalam air
oleh air. Bahan-bahan tersebut bila dingin. Untuk perjalanan yang
nilainya sangat penting harus membutuhkan waktu beberapa jam
diselamatkan dengan cara-cara atau sebaiknya ditambahkan es ke dalam air

BACA Vol. 30, No.1, Agustus 2009 (01-72) 5


untuk menjaga air tetap dingin. kotak sebagaimana keadaan pada saat
ditemukan.
FOTO BERBINGKAI
(FRAMED PHOTOGRAPHS) REKAMAN GRAMOFON
Lepaskan foto dari bingkainya (secara (PHONOGRAPH RECORDS)
perlahan) agar foto tidak melekat pada Keluarkan piringan hitam dari jaketnya
bingkainya. Kemudian, letakkan foto- yang basah atau rusak. Selalu pegang
foto tersebut di antara kertas penyerap piringan pada pinggirnya. Usap
agar mengering. piringan secara perlahan dengan kain
yang lembut dan letakkan pada sebuah
LEMBAR KERTAS
rak untuk mengeringkannya di dalam
Jangan memaksa untuk memisahkan
ruangan yang tidak berdebu. Jika
lembar kertas yang sangat basah.
piringan berlumpur, cuci dengan air
Bekukan sebagaimana adanya dan
bersih secara perlahan (dalam suhu
pisahkan setelah dimasukkan ke dalam
kamar atau sejuk) tanpa tambahan
vacuum atau freezy drying. Jangan
sabun. Keringkan dengan diangin-
memaksa untuk membersihkan jamur
pada permukaan kertas karena gesekan anginkan, jangan gunakan handuk
bahan pembersih ke kertas akan kertas. Jaga agar label-label piringan
merusak kertas. tidak hilang atau rusak.

BAHAN-BAHAN DI DALAM LACI DAN PITA KASET AUDIO DAN VIDEO

KOTAK (TERMASUK KOTAK PENYIM- (AUDIO AND VIDEO TAPES)

PANAN ARSIP) Bilas tanah dan lumpur pada pita kaset.


Jangan pindahkan kotak manuskrip Keringkan dalam waktu 48 jam jika
yang basah karena isinya dapat melekat kotak kertas dan label basah. Selain itu,
pada kotak dan akan robek. Jika isi bahan-bahan ini dapat kering setelah
kotak benar-benar basah, bekukan isi beberapa hari. Jangan dibekukan.
beserta kotak tersebut. Jika bahan- Jangan menyentuh media magnet
bahan tersebut lembap dan tidak akan dengan tangan telanjang. Tangani
rusak dengan penanganan, susun gulungan terbuka pada bagian tengah
kembali dalam kotak yang kering pita kaset, kemudian kering-anginkan.
sebelum dibekukan. Jika ragu, bekukan Setelah dapat dioperasikan kembali,

6 BACA Vol. 30, No.1, Agustus 2009 (01-72)


jika memungkinkan, gandakan dan lumpur. Di bawah ini dijelaskan
jagalah agar label tidak hilang atau tentang prosedur membersihkan bahan
rusak. pustaka, khususnya membersihkan
buku dari lumpur.
DISKET (FLOPPY DISKS)
Hindari menyentuh permukaan BAHAN BERLUMPUR
magnetik disket. Jaga agar tetap kering Metode ini membutuhkan ruangan yang
dan susun segera secara vertikal dalam besar dengan sistem pemipaan dan
kotak plastik atau kayu. Kering- drainase yang memadai. Sediakan bak
anginkan secepat mungkin. berisi sekitar 400 liter air dengan selang
di dasarnya. Rendamlah bahan
CAKRAM (COMPACT DISC/CD)
berlumpur ke dalam bak tersebut dan
Kering-anginkan semua CD segera.
biarkan air tetap mengalir, agar kotoran
Jangan membuat goresan pada
permukaan. Jika CD tidak dapat hanyut bersama air. Jika bahan itu
dikeringkan segera, susun secara berupa buku, biarkan tertutup rapat dan
vertikal dalam kotak plastik atau kotak jangan membuka buku, karena akan
karton. mudah terlepas dari jilidannya. Usaplah
kotoran dengan lembut menggunakan
NASKAH KULIT BINATANG spons dalam air. Janganlah digosok atau
(PARCHMENT OR VELLUM) disikat karena akan menyebabkan
Segera kering-anginkan, vacuum dry kotoran semakin melekat.
atau freeze dry. Lembap menyebabkan
bahan-bahan ini berkerut. Carilah Bilaslah buku ke air bak air bersih lain
bantuan ahli konservasi untuk atau semprot dengan air mengalir.
mengetahui bagaimana cara mera- Setelah itu di tekan dengan tangan agar
takannya kembali. air keluar (jangan gunakan alat
mekanik). Setelah itu, keringkan atau
bekukan.
PROSEDUR PEMBERSIHAN
BAHAN PUSTAKA DAN ARSIP PROSEDUR PENGERINGAN BAHAN
Banjir biasanya tidak hanya PUSTAKA DAN ARSIP (MEDIA KERTAS)
menyebabkan bahan pustaka menjadi Pengeringan bahan pustaka yang basah
basah, tetapi juga disertai dengan oleh air dapat dilakukan dengan dua

BACA Vol. 30, No.1, Agustus 2009 (01-72) 7


cara, yaitu mengeringkan dengan cara PENGERINGAN DENGAN KERING
kering angin dan menggunakan alat ANGIN (AIR DRYING)
pengering (freezy drying dan vacuum Pengeringan sebaiknya dilakukan
dry chamber). dalam ruangan khusus yang luas dengan
Jika bahan pustaka yang akan sirkulasi udara yang baik dan
kelembapan udara yang terjaga.
dikeringkan tersebut berada dalam
Temperatur udara sebaiknya diatur
bentuk cetak dan dapat digantikan,
pada suhu 65-70 0F (maksimum)
perlu dipertimbangkan biaya
dengan kelembaban udara 35-46 %
pengeringan dan restorasi karena biaya
(maksimum). Alat pengukur suhu dan
pengeringan dengan vacuum dry cham-
kelembaban udara sebaiknya di-
ber atau freeze drying sangat mahal.
tempatkan di ruangan tersebut.
Pengeringan menggunakan alat tersebut
Kelembapan bahan yang dikeringkan
dilakukan bila bahan pustaka yang
juga perlu diukur. Kertas pembungkus
rusak merupakan bahan pustaka yang
dan kertas penyerap air yang sudah
langka, nilainya sangat mahal, dan
basah dipindahkan dari ruangan secepat
sudah tidak dapat diperoleh lagi.
mungkin untuk menjaga kelembapan
Keputusan mengenai metode
udara tetap rendah.
pengeringan apa yang akan dipilih
harus dibuat sebelum pengeringan Prosedur pengeringan dengan cara
dilakukan. kering angin dilakukan sesuai dengan
tingkat kebasahan buku, yaitu buku
Setelah pengeringan, pertimbangan
yang sangat basah, buku basah
selanjutnya adalah biaya restorasi
sebagian, buku yang lembap, dan buku
karena biasanya bahan pustaka yang
yang hampir kering.
rusak memerlukan perbaikan yang
biayanya mahal. Jika memungkinkan 1. Buku yang Sangat Basah
Jika buku-buku kotor, sebaiknya
untuk mengganti dengan yang baru
dibersihkan dahulu. Tempatkan
(membeli lagi bahan pustaka yang kertas penyerap di atas meja atau
sama), biaya akan lebih murah daripada lantai tempat buku akan
restorasi. dikeringkan. Segera ganti kertas

8 BACA Vol. 30, No.1, Agustus 2009 (01-72)


tersebut bila kertas penyerap dijilid kembali. Gunakan kipas
menjadi basah. Letakkan buku di angin untuk menciptakan
atas meja, bagian luar buku sirkulasi udara dalam ruangan.
berada pada bagian tepi meja. Jika buku sudah cukup kering,
Perlahan, tekan buku dari bagian buku siap untuk perlakuan
punggung ke arah bagian luar selanjutnya.
buku, sehingga air keluar dan 2. Buku yang Basah Sebagian
mengalir ke bawah. Perlahan Buka buku dengan sudut
buka lembaran buku dan selipkan
pembukaan yang tidak terlalu
di antara lembar tersebut kertas
handuk (paper towel) pada setiap besar pada bagian yang berbatas
ketebalan 20-25 halaman. Ganti dengan yang basah lalu selipkan
kertas handuk jika kertas tersebut kertas penyerap di antara
sudah basah. Jika sampul buku lembaran buku.
sangat basah dan hampir copot Menyelipkan kertas penyerap
dari buku, pindahkan dan
dimulai dari halaman belakang
letakkan pada tempat yang
mudah terlihat agar tidak hilang. buku dan selipkan pada setiap 20
Biasanya buku yang rusak harus halaman atau lebih.
Biarkan buku dalam keadaan
Gambar 1. Mengeluarkan air dari buku yang tertutup sampai kertas penyerap
sangat basah dapat menyerap air semaksimal
mungkin, misalnya dalam satu
jam. Ganti kertas penyerap secara
teratur sampai buku benar-benar
berada dalam kondisi lembap.
Bila buku sudah berada dalam
kondisi lembap dapat diper-
lakukan langkah berikutnya.

Sumber : Syracuse University Library Disaster Manual

BACA Vol. 30, No.1, Agustus 2009 (01-72) 9


Gambar 2. Mengeringkan buku yang basah 4. Buku Hampir Kering
sebagian :
Susun buku yang hampir kering
secara horizontal sampai benar-
benar kering. Letakkan plat
pemberat ke atas susunan buku
untuk mengurangi kerutan dan
lengkungan pada buku.

Gambar 4. Cara menekan dengan plat

Sumber : Syracuse University Library Disaster Manual

3. Buku yang Lembap


Buku yang lembab diberdirikan
secara vertikal lalu dikeringkan
dengan kipas angin. Jika sampul
buku lebih lembap dari pada
halaman teks, letakkan kertas
penyerap di antara buku dan
lantai tempat tegaknya buku. Sumber : Syracuse University Library Disaster Manual

Gambar 3. mengeringkan buku yang lembap Waktu pengeringan dilakukan


selama 1-7 hari, tergantung
tingkat kebasahan kertas. Untuk
kertas yang bersalut atau berkilat
(coated paper) pisahkan tiap
lembar dengan stick secara
perlahan dan hati-hati, lalu
selipkan kertas penyerap pada
Sumber : Syracuse University Library Disaster Manual
setiap lembar kertas sampai
lembarannya hampir kering.
Selanjutnya perlakukan seperti

10 BACA Vol. 30, No.1, Agustus 2009 (01-72)


pada butir 4. Lembaran dokumen menjadi kering karena proses
dan pamflet, dikeringkan dengan penyerapan udara.
cara menggantungkan kertas atau Pengeringan menggunakan alat vakum
pamflet di atas tali, dan gunakan dan pengeringan beku dilakukan
kipas angin agar sirkulasi udara apabila bahan pustaka merupakan
terjaga. bahan yang langka, tidak dapat
Gambar 5. Cara mengeringkan dengan diperoleh kembali, dan sangat berharga.
menggantung dokumen pada tali: Keadaan bahan pustaka sangat basah
dan bila dipegang akan remuk. Alat
pengering vakum dan pengering beku
saat ini masih sulit diperoleh di Indo-
nesia. Bila harus menggunakan alat ini,
sebaiknya berkonsultasi dengan ahli
konservasi dan lembaga yang
memilikinya.
Prosedur perlakuan dokumen sebelum
dimasukkan ke dalam alat vakum:
1. Buku yang basah, dalam waktu
48 jam dibersihkan dan direndam
Sumber : Syracuse University Library Disaster Manual
dalam larutan alkohol 70 %
PENGERINGAN VAKUM DAN sampai air memasuki tiap lembar
BEKU (VACUUM DRYING DAN kertas.
FREEZY-DRYING) 2. Angkat buku perlahan dan
Freeze drying menyebabkan air dalam bungkus dengan kertas roti.
bahan melewati dari fase beku menjadi 3. Masukkan buku-buku yang
fase uap tanpa melewati fase cair. sudah dibungkus ke dalam
Keadaan lembap berubah menjadi uap kontainer.
dan bercampur dengan udara. Udara 4. Buku-buku siap dimasukkan ke
menyebabkan hilangnya kelembaban. dalam alat Freeze Drying dan
Vacuum drying biasanya dipahami dilanjutkan dengan Vacuum dry-
sebagai perubahan dari kondisi beku ing)

BACA Vol. 30, No.1, Agustus 2009 (01-72) 11


Setelah buku dikeluarkan dari alat bahan pewarna yang digunakan pada
pengering, sebaiknya tidak segera peta tertentu dan yang sejenisnya, tidak
dikembalikan ke rak, simpan dulu disarankan menggunakan cara tersebut.
dalam suatu ruangan khusus selama 6 Carilah bantuan ahli konservasi.
bulan dengan kelembaban 35-45% dan
terpisah dari ruang koleksi. Ruangan KESIMPULAN
ini harus memiliki ventilasi yang baik Bencana dapat terjadi di mana saja dan
dan ber-AC, dengan suhu udara tidak kapan saja. Walaupun bencana tidak
lebih dari 65 0F. Di ruangan tersebut dapat dicegah, kerusakan yang
buku-buku diperiksa, apakah ada yang ditimbulkan bencana dapat
perlu diperbaiki, dijilid kembali, atau diminimalisir. Pada pusat informasi,
mebutuhkan restorasi. Pemeriksaan seperti perpustakaan dan pusat
secara acak untuk infeksi jamur juga dokumentasi, perlu dipikirkan
perlu dilakukan. Bahan-bahan yang penanggulangan bencana secara tepat
baru dikeringkan tidak boleh agar pelayanan kepada masyarakat
dimasukan ke dalam kotak sebelum tidak terputus. Dengan demikian, akses
pengamatan pertumbuhan jamur yang masyarakat terhadap informasi tidak
dilakukan selama lebih dari dua hari. terhambat.

Rak buku sebaiknya dicuci dengan Kesiapsiagaan terhadap bencana banjir


seksama menggunakan desinfektan, dapat dilakukan dengan memper-
termasuk sudut-sudut, bagian dasar, dan siapkan diri terhadap kemungkinan
bagian samping rak. Jangan pindahkan terjadinya bencana dan melakukan
bahan-bahan kembali ke tempatnya perencanaan menghadapi bencana;
sampai rak tersebut kering sempurna kesiagaan saat menghadapi bencana;
dan dibiarkan selama beberapa hari. serta penanganan benda pustaka dan
Selanjutnya buku dapat disusun arsip yang terkena bencana (air).
kembali ke dalam rak. Penanganan bahan pustaka dan arsip
Perlu dicatat bahwa pencucian bahan- yang terkena banjir berbeda-beda,
bahan yang berisi komponen- bergantung pada bahan/jenis media dan
komponen yang larut dalam air, seperti kondisinya. Prosedur penanganan buku
tinta, cat air, lukisan terbuat dari cat air, dibedakan atas buku yang sangat basah,

12 BACA Vol. 30, No.1, Agustus 2009 (01-72)


buku basah sebagian, buku lembab, dan 5. Peraturan Kepala Arsip Nasional
buku yang hampir kering. Teknik Republik Indonesia Nomor: 06
pengeringan dapat dilakukan/dibantu Tahun 2005 Tentang Pelin-
dengan alat-alat yang sederhana, seperti dungan, Pengamanan dan Penye-
kipas angin, kertas handuk, kertas lamatan Dokumen/arsip Vital
penyerap, dan hair dryer. Namun, selain Negara Terhadap Musibah/
itu, untuk dokumen-dokumen yang Bencana, 2005.
langka dan sangat berharga, dapat pula 6. Rahardjo, H. Sungkowo. Kebi-
dilakukan pengeringan vakum dan beku jakan Perpustakaan Nasional RI
(Vacuum drying dan Freezy-drying). dalam Perencanaan dan Pe-
nanggulangan Meng-hadapi
DAFTAR PUSTAKA
Bencana. Makalah disampaikan
1. Anonim. (2007) Penyelamatan
dalam Seminar On Preservation
Terhadap Arsip Kertas (milik
of Manuscript and Workshop on
BPN) yang Terkena Tsunami (26
Disaster Preparedness Planning.
Desember 2004). Jakarta : Arsip
Hotel Sahid Raya, Kuta-Bali, 7-
Nasional Republik Indonesia.
9 Mei 1997. 33 hal.
2. Heritage Preservation in support
of the Heritage Emergency Na- 7. Syracuse University Library Di-
tional Task Force. Field Guide To saster Manual. http://library.syr.
Emergency Response, 2006. edu/information/preservation/
3. Undang-undang Republik Indo- manual.htm.
nesia Nomor 24 Tahun 2007 8. Tips menghadapi Bencana Alam:
Tentang Penanggulangan Ben- Angkasa Booklet (2006).
cana, 2007. (Jakarta): Angkasa.
4. Undang-undang Republik Indo- 9. Michigan State Univesity Disas-
nesia Nomor 24 Tahun 2007 ter Recovery Manual. http://
Tentang Penanggulangan Ben- w w w. l i b . m s u . e d u / a p d /
cana, 2007. disaster_man_lib.htm.

BACA Vol. 30, No.1, Agustus 2009 (01-72) 13

Anda mungkin juga menyukai