Anda di halaman 1dari 10

MODUL PERKULIAHAN

Pengetahuan
Bahan Teknik
GELAS-1

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

10

Abstract Kompetensi
Setelah mengikuti materi
Gelas adalah zat padat amorf terbentuk sewaktu
kuliah ini diharapkan para
transformasi dari cairan menjadi kristal. Titik transisi
mahasiswa memahami
temodinamika yang disebut titik transisi gelas
meterial gelas serta
memisahkan gelas dari cairan dingin lanjut.Tidak
penggunaannya
seperti keadaan kristal di sini tidak ada keteraturan
jarak panjang dalam konfigurasi atomnya tetapi hanya
ada keteraturan jarak pendek.Konfigurasi atom jarak
pendek ini serupa dengan yang ada pada kristal yang
mempunyai komposisi kimia sama dengan gelas itu.
BAB XIII
GELAS
13.1 Pendahuluan (Definisi dan klasifikasi)

Gelas adalah benda yang transparan, lumayan kuat, biasanya tidak bereaksi dengan
barang kimia, dan tidak aktif secara biologi yang bisa dibentuk dengan permukaan yang
sangat halus dan kedap air. Oleh karena sifatnya yang sangat ideal gelas banyak digunakan
di banyak bidang kehidupan. Tetapi gelas bisa pecah menjadi pecahan yang tajam. Sifat
kaca ini bisa dimodifikasi dan bahkan bisa diubah seluruhnya dengan proses kimia atau
dengan pemanasan.
Gelas termasuk kelompok vitroida atau termogel, yang merupakan senyawa kimia
dengan susunan yang kompleks. Senyawa tersebut diperoleh dengan membekukan lelehan
yang lewat dingin. Gelas ialah produk yang “amorf dan bening dengan kekerasan dan
elastisitas yang cukup, tetapi sangat rapuh.
Gelas adalah zat padat amorf terbentuk sewaktu transformasi dari cairan menjadi
kristal. Titik transisi temodinamika yang disebut titik transisi gelas memisahkan gelas dari
cairan dingin lanjut. Tidak seperti keadaan kristal di sini tidak ada keteraturan jarak panjang
dalam konfigurasi atomnya tetapi hanya ada keteraturan jarak pendek. Konfigurasi atom
jarak pendek ini serupa dengan yang ada pada kristal yang mempunyai komposisi kimia
sama dengan gelas itu.
Gelas dapat diklasifikasikan menurut penggunaannya sebagai bahan,juga dapat di
klasifikasikan menurut komposisi kimia,gelas kapur soda, gelas borosilikat,gelas
halogenida,gelas khusus,dst.
Ada beberapa sifat gelas yang bisa dikatakan memiliki kelebihan dibanding dengan
material lainnya, antara lain:

Sifat Sifat tembus Sifat


estetika pandang Sifat elastic ketahanan
atau secara optik terhadap
keindahan (transparan) zat/reaksi
kimia

2013 Pengetahuan Bahan Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 http://www.mercubuana.ac.id
Definisi Teknik
Gelas mempunyai beberapa definisi teknis yang tergantung dari proses
pembentukan gelas, struktur atom dan keadaan thermodinamis nya. Secara empiris: 1.
Gelas adalah material non-organik hasil dari proses pendingan tanpa melalui proses
kristalisasi.

Definisi berdasarkan struktur


Gelas adalah benda padat yang tidak mempunyai struktur seperti halnya keramik atau
logam.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa metode yang dapat dilakukan
untuk membuat gelas, yaitu:
1.proses pendinginan dengan cepat
2.proses polimerisasi

Komponen – komponen Penyusun Gelas


1. Pasir : yang dikenal adalah jenis quartz
2. Soda : yaitu Na2O yang di suplai dalam berbagai soda abu (Na2CO3).
3. Feldspar : mempunyai formula umum : R2O, Al2O3 . 6 SiO2 di mana R2O dapat
berupa Na2O abu K2O abu campuran dari kedua oksidasi tersebut.
4. Borax : menurunkan koefisien ekspansi dan menaikkan ketahanan terhadap
bahan kimia.
5. Cullet : merupakan pecahan-pecahan kaca atau kaca yang berasal dari produk tak
lolos quality control. Cullet berfungsi untuk menurunkan temperatur leleh dari bahan
baku. Cullet yang diumpankan sebanyak 25% dari total bahan baku.
6. Bahan stabilizer : merupakan bahan yang mampu menurunkan kelarutan
di dalam air, tahan terhadap serangan bahan kimia lain termasuk materi-materi lain
yang terdapat di atmosfer.

Contoh bahan stabiliser yang biasa dipakai di industri gelas adalah:


1. Kalsium karbonat, membuat produk akhir menjadi tidak larut di dalam air.
2. Barium karbonat, meningkatkan berat spesifik dan indeks bias.
3. Timbal oksida, membuat produk menjadi transparan, mengkilat, dan memiliki indeks
bias yang tinggi.
4. Seng oksida, membuat gelas tahan terhadap panas yang mendadak,
memperbaiki sifat-sifat fisik dan mekanik, dan meningkatkan indeks bias.

2013 Pengetahuan Bahan Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 http://www.mercubuana.ac.id
5. Aluminium oksida, meningkatkan viskositas gelas, kekuatan fisik, dan ketahahan
terhadap bahan kimia

Komponen sekunder, di antaranya adalah :


1. Refining agent, menghilangkan gelembung-gelembung gas pada saat pelelehan
bahan baku. Bahan yang biasa digunakan sebagai refining agent pada industri gelas
adalah sodium nitrat dan sodium sulfat atau arsen oksida (As2O3).
2. Penghilang warna (decolorant), menghilangkan warna yang biasanya diakibatkan
oleh kehadiran senyawa besi oksida yang masuk bersama bahan baku. Bahan
penghilang warna yang digunakan adalah mangan dioksida (MnO2), logam
selenium (Se), atau nikel oksida (NiO).
3. Pewarna (colorant), digunakan untuk membuat gelas khusus sesuai dengan warna
yang dikehendaki.
4. Opacifiers. Bahan yang digunakan sebagai opacifier adalah fluorite (CaF2), kriolit
(Na3AlF6), sodium fluorosilika (Na2SiF6), timah phospat, seng phospat (Zn3(PO4)2),
dan kalsium phospat (Ca3(PO4)2).

13.2. Komposisi kimia


13.2.1 Gelas lembaran
Gelas lembaran termaksud gelas kapur soda. Komponen utamanya adalah
SiO2,Na2O dan CaO,dan Al2O3,MgO dan SO3 sebagai subkomponen. Komposisi gelas
lembaran agak berbeda-beda tergantung cara produksinya.Hal ini disebabkan oleh
perbedaan dalam viskosias yang diperlukan untuk berbagai proses pencetakan.

13.2.2 Gelas wadah


Banyak macam gelas wadah dan komposisi kimianya juga berbeda-beda pada
daerah yang luas. Komponen kimia botol yang di produksi secara otomatik adalah gelas
kapur soda. Peralatan makan dapat digolongkan pada gelas kapur soda an gelas timbal.
Yang pertama di pakai untuk piring dan mangkuk yang di buat dengan mesin pres,dan untuk
di produksi masa di buat oleh mesin otomatik cetak, sedanangkan yang kedua di pakai
untuk peralatan di bentuk dengan peniupan tangan dan untuk berbagai benda kerajinan.
Tabel 4.24 menunjukkan komponen kimia utama dari produk tersebut diatas.

13.2.3 Gelas optik

2013 Pengetahuan Bahan Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 http://www.mercubuana.ac.id
Lebih ari 200 macam gelas optik dapat di peroleh. Jenis itu dilukiskan pada Gb. 4.42
tehadap indeks bias Nd (pada garis d dari Na, panjang gelombang 587,6 m ) dan bilanga
Abbe v .Bilangan Abbe juga disebut dispersi relatif ditentukan sebagai berikut:

v=
Diamana NF indeks bias untuk panjang gelombang 486, 1 mµ juga dalam spektrum hidrogen
Nc indek bias untuk panjang gelombang 623,3 mµ juga dalam spektrum hidrogen. Dalam
gambar tersebut PSK dan PK aalah untuk gelas mahkota dan BaF, BaK, SSK, BaLF, SK
dan BaSF adalah untuk gelas baarium. SF dan KF adalah untuk gelas flint, LaK, LaF dan
LaSF untuk gelas lantanum, dan TiF, TiSF, TiK untuk gelas khusus mengandung fluorida

13.2.4 Gelas fisikokimia dan gelas kedokteran


Gelas yang dipergunakan dalam bidang fisikokimia dan bidang keokteran harus
memiliki ketahanan kimia yang tinggi, tahan panas dan tahan kejut termal yang baik. Bahan
uyang mempunyai sifat tsb adalah gelas kuarsa, gelas silikat tinggi, gelas borosilikat dan
gelas aluminosilikat

13.2.5 Gelas Listrik


Gelas yang utamanya untuk penerangan yaitu untuk bola lampu dan bola fluoresen.
Gelas kapur soda dipakai untuk bola lampu an gelas timbal yang berkadar 20-30 % PbO
dipakai untuk komponen bagian dalam. Gelas kapur soda yang dipakai juga untuk lampu
fluoresen (Tabel 4.27).
Untuk tabung sinar katoda, dipakai gelas yang kurang berubah warna oleh sinar
elektron dan sinar-X, dan mempunyai absorpsi sinar X yang tinggi seperti ditunjukkan pada
Gb. 4.43 tabung sinar katoda terdiri dari panel, tabung funel dan leher, masing-masing
dipergunakan gelas yang komposisi kimianya berbeda. Untuk panel dipakai gelas yang
mengandung BaO, SrO, PbO, ds, dengan sifat koefisien absorpsi massa yang tinggi untuk
sinar-X, dan untuk tabung funel dipakai gelas yang mengandung PbO kira-kira 20% atau
yang mengandung PbO dan SrO. Untuk tabung leher dipakai gelas yang mengandung PbO,
SiO dan K2O sebagai komponen utama. Gelas ini mempunyai voltase putus yang tinggi an
tahanan listrik yang tinggi.

13.3 Sifat dan Penggunaan

13.3.1 Sifat Termal dan Pengguanaan

2013 Pengetahuan Bahan Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 http://www.mercubuana.ac.id
Kalau gelas dipanaskan, tidak seperti halnya bahan berkristal, viskositanya perlahan-
lahan menurun, dan akhirnya mencair. Viskositas gelas berubah menurut temperatur
(Gb.4.44) maka temperatur yang berhubungan dengan visikositas spesifik ditetapkan, dan
dipakai sebagai petunjuk proses produksi seperti fusi, pencetakan dan penganilan. Ada titik

regangan (visikositas ƞ= 1013 poise), titik pelunakan (ƞ=4,5x107 poise), dst.

Berbagai bentuk teori dan empiris telah disarankan untuk perubahan viskositas ƞ
terhadap temperatur.

Log
Ini adalah persamaan empiris an Fulcher,di mana A3,B dan To merupakan
konstanta yang berubah menurut komposisi gelas
Kalau gelas dipergunakan dalam temperatur tinggi, teperatur pelunakannya dapat
dijadikan patokan sebagai tahanan termal.Akan tetapi karena viskositas gelas berubah
secara kontinu oleh perubahan temperatur seperti dijelaskan di atas,maka mungkin terjadi
deformasi melar walaupun berbeda pada atau dibawah temperatur pelinakan.
Koefisien mulai panjang bahan gelas adalah sifat yang penting dalam mengevaluasi
tahanan terhadap kejutan termalnya. Seperti ditunjukkan dalam, kurva muai panjang gelas
berbeda anatara yang dianil dan yang dicelup dingin. Tetapi pada umumnya, ada dua titik
belok ialah Tg dan Td, Tg disebut temperatur transisi dan Td disebut temperatur deformasi.
Koefisien pemuaian panjang berubah jelas pada temperatur transisi itu.
Koefisien pemuaian panjang rata-rata α berubah karena komposisi gelas sampai
disekitar temperatur transisi dan hubungan secara empiris adalah :

Dimana An disebut faktor koefisien pemuaian yang konstan bagi setiap komponen, dan Pn
persentase berat setiap komponen.
Koefisien pemuaian panjang bahan gelas yang diperdagangkan ditunjukkan dalam
Tabel 4.28. Pada umumnya bahan gelas yang mempunyai koefisien pemuaian panjang
kurang dari 50x101-7 dipakai sebagai gelas tahan panas. Untuk memperbaiki tahanan
kejutan termal penguatan termal penguatan bahan gelas memberikan pengaruh sangat
efektif yang akan dijelaskan pada pembahasan sifat-sifat mekanik.

13.3.2.Sifat optik dan penggunaannya

Kalau gelombang cahaya dengan panjang gelombang dari 380 sampai 770mm yang
disebut cahaya tampak menembus gelas, cahaya dengan panjang gelombang tertentu

2013 Pengetahuan Bahan Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 http://www.mercubuana.ac.id
diserap. Hal ini akan memberikan warna tertentu pada gelas yang terlihat oleh mata.
Hubungan antara intensitas sumber cahaya I dan I0 yang diteruskan melalui gelas adalah
sebagai berikut :
I=I0 (1-R)2e-αd
dimana R adalah pantulan pada bidang gelas, α adalah koefisien absorpsi dan d ketebalan
gelas. I/I0 disebut tembusan. Ion logam transisi dan ion unsur tanah jarang memberikan
warna tertentu pada gelas. Unsur tersebut adalah : Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, Cu, Mo, Rh,
Ce, Pr, Hd, Pm, Eu, Ho, W, Pt, U dst. Sebagai tambahan gelas diwarnai juga oleh koloid
logam. Gelas ruby oleh koloid emas disebut gelas emas ruby yang telah bersejarah lama
dalam hal gelas seni.
Gelas berwarna dipakai untuk berbagai alat optik sebagai saringan. Gb. 4.46
menunjukkan contoh kurva tembusan dari saringan gelas. Saringan sinar UV menyerap
lengkap cahaya yang berpanjang gelombang lebih pendek dari beberapa panjang
gelombang tertentu didaerah ultra lembayung. Saringan biru B-380 menunjukkan
penyerapan pada 450-700mm dari daerah tampak. Sejumlah banyak saringan yang memiliki
kurva penyerapan dibuat dan dipakai umumnya pada ala potret sebagai saringan kontras,
saringan pembetul dan saringan transformasi warnatemperatur juga yang khusus seperti
saringan tembusan UV, saringan serapan UV, saringan serapan infra merah, dst.

13.3.3. Sifat mekanik gelas dan penggunaannya

Gelas mempunyai sifat khas yaitu gelas pada temperatur kamar. Sesuai dengan itu
kekuatan mekaniknya tergantung pada ukuran retakan Griffith. Telah dikenal bahwa
kekuatan patah dari bahan gelas tanpa retakan Griffith mendekai teoritisnya yang diturunkan
dari kekuatan ikatan kimia dalam gelas, yaitu kekuatan lentur gelas kuarsa yang
diperkirakan tanpa retakan Griffith berkisar 570kg/mm2. Gelas yang diperdagangkan
memiliki retakan Griffith dan kekuatan mekaniknya sekitar 1/100 kekuatan teoritisnya.
Gelas retak akibat pertumbuhan reakan Griffith yang disebabkan tegangan tarik pada
permukaannya. Oleh karena itu, kalau teganggan tekan diberikan pada permukaan gelas,
tegangan tarik yang datang dari luar dapat dikurangisebesar tegangan tekan yang ada.
Sebagai akibatnya kekuatan mekanik dari gelas itu meningkat. Gelas yang ditemper
berdasrkan prinsip ini, yang dibagi menjadi 2 jenis yaitu bagi gelas yang ditemper secara
fisik dan yang ditemper secara kimia.
Penemperan gelas secara fisik dilakukan dengan mengeluarkan gelas yang
dipanaskan dari tungku secara cepat dan mendinginkan permukaannya dengan semprotan
udara. Maka terjadi tegangan sisa oleh perbedaan temperatur antara bagian permukaan dan

2013 Pengetahuan Bahan Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 http://www.mercubuana.ac.id
bagian dalam gelas. Penemperan fisik gelas sangat memperbaiki tahanan kejut termal dan
tahana impak dibandingkan dengan gelas yang tidak diemper.
Penemperan gelas secara kimia dilakukan dengan membentuk tegangan tekan pada
permukaan melalui berbagai cara kimia. Yaitu termasuk cara dealkalisasi pada permukaan,
penutupan dengan gelas yang memiliki koefisien pemuainan termal lebih kecil yang
penukaran ion antara ion logam alkali, dsb.
Ada proses temperatur tinggi dan proses temperatur rendah dalam penukaran ion
antara logam alkali. Pada proses temperatur tinggi, gelas yang mengandung ion Na+ dan K+
dicelupkan kedalam garam litium cair pada temperatur dibawah temperatur pelunakan untuk
← +
Na+, terjadi reaksi penukaran K+ → Li . Permukaan gelas menjadi kaya oleh Li yang
mengakibatkan koefisien pemuaiannya lebih rendah dibandingkan dengan bagian dalamnya
dimana tidak terjadi penukaran ion. Kalau gelas didinginkan ketemperatur kamar, perbedaan
antara koefisien muai antara permukaan dan bagian dalam mengakibatkan tegangan tekan
pada permukaan maka gelas menjadi kuat.
Kalau ion alkali didalam gelas diganti oleh ion alkali yang radius ionnya lebih besar
pada temperatur dibawah temperatur transisi, maka terjadi tegangan tekan pada permukaan
gelas setelah didinginkan ke temperatur kamar. Ini adalah proses penukaran ion pada
temperatur rendah, penukarannya adalah Li+ →←Na, Na →←K.
Penguatan secara fisik cocok bagi bentuk yang sederhana seperti pada gelas rata,
gelas minum dst. Penguatan penukaran ion dapat dilakukan terhadap bentuk yang rumit
seperti perkakas gelas untuk laboratorium atau dalam penggunaan ibidang kedokteran.

13.4 Aplikasi Gelas

Aplikasi gelas sangat luas: kaca jendela, glass fibre (untuk isolasi), untuk kedap
suara, filler pada plastik, penguat pada plastik laminasi, untuk melindungi dan penerus
radiasi, tanki berlapis gelas untuk wadah yang tahan bahan kimia. Untuk wadah pada
industri makanan,untuk bahan pada bangunan, fibre optic (untuk komunikasi), metallic glass
foil. Gambar 10.1 di bawah ini adalah contoh-contoh produk yang menggunakan bahan
dasar gelas.

2013 Pengetahuan Bahan Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 http://www.mercubuana.ac.id
Gambar 10.1. Contoh produk berbahan dasar gelas

2013 Pengetahuan Bahan Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Begeman, Myron L., Manufacturing Processes, John Wiler & Sons, New York.
Budinski, K.G. dan Budinski M.K., 2010, Engineering Materials, Properties and Selection,
Pearson Prentice Hall
Geng, Hwaiyu, 2004, Manufacturing Engineering Handbook, McGraw-Hill
Hasanzainudidin.wordpress.com
Maisiregar.blogspot.com:
Schey.Jhon.A, 2009, Proses Manufaktur : Introduction to Manufacturing Process, Andi,
Yogyakarta.
Surdia, Tata dan Saito, Shinroku, 1992, Pengetahuan Bahan Teknik, Pradnya Paramita,
Jakarta
Wargadinata, Arijanto S., 2002, Pengetahuan Bahan, Penerbit Universitas Trisakti
William,, J.C. (2003). Progress in Structural Materials for Aerospace Systems (edisi ke-51st).
Acta Materialia.. hlm. 5775-5799.
Wirjosumarto, Harsono, tanpa tahun, Kekuatan dan Penguatan Logam, Laboratorium Teknik
Metalurgi, Departemen Mesin, FTI, ITB, Bandung

2013 Pengetahuan Bahan Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai