Anda di halaman 1dari 2

PERBEDAAN KORUPSI DI INDONESIA DAN NEGARA LAIN

Liputan6.com, Jakarta - Gara-gara koruptor, uang rakyat untuk pembangunan negara terus dikurangi
demi kepentingan pribadi. Tentu saja, para pejabat korup yang menyelewengkan negara sudah
seharusnya dihukum berat.

Di Indonesia sendiri bukan jadi hal aneh jika sejumlah pejabat terbongkar melakukan praktik korupsi
bersama dengan pejabat lainnya. Namun, hukum di Tanah Air terkadang tumpul ke atas dan runcing ke
bawah.

Sejumlah koruptor di Indonesia justru mendapat hukuman yang terbilang ringan. Malahan mereka lebih
sebentar menekam di penjara, dibandingkan dengan hukuman pelaku pencuri sAndal. Sehingga tak
jarang kalau masyarakat Indonesia miris terhadap hukum di Indonesia.

Namun, ada negara lain yang justru memberlakukan hukuman berat sampai kehilangan nyawa, kalau
ketahuan terlibat praktik korupsi. Beda dengan Indonesia, berikut negara yang memiliki hukuman mati
untuk para koruptor.

1. Tiongkok

Para koruptor di Tiongkok akan dihukum mati jika mereka melakukan korupsi lebih dari 100.000 yuan
atau setara dengan Rp 215 juta. Salah satunya koruptor kakap Zhou Yongkang yang saat itu berusia 72
tahun.

Pada 9 Februari 2015, Zhou dieksekusi mati oleh Pengadilan Rakyat Tiongkok. Konglomerat bidang
pertambangan itu dihukum mati sejak Mei tahun lalu karena terbukti korupsi, menjual senjata ilegal,
serta mengatur pembunuhan berencana.

Hukuman mati bagi para koruptor mulai dilakukan sejak Xi Jinping menjabat menjadi Presiden Tiongkok.
Sejak Desember 2014, Zhou sudah dicopot dari posisinya di partai. Ratusan koruptor dihukum mati
selama dua tahun terakhir.

2. Vietnam

Hukuman mati untuk koruptor juga diterapkan di Vietnam. Hukuman mati kerap diberikan kepada
pejabat negara atau perusahaan milik negara yang terbukti melakukan korupsi.

Hukuman tidak berlaku untuk wanita hamil dan wanita yang merawat anak di bawah usia 36 tahun saat
vonis diberikan. Biasanya hukuman diubah menjadi hukuman seumur hidup dalam beberapa kasus.

Pejabat yang pernah dihukum mati atas kasus korupsi adalah mantan Direktur Utama PetroVietnam,
Nguyen Xuan Son. Pengadilan Vietnam memvonis mati Son karena terbukti menerima gratifikasi saat
menjabat dan diduga keliru menetapkan kebijakan mengakibatkan perusahaan negara itu merugi hingga
USD 69 juta atau setara dengan Rp 993 miliar.

3. Singapura
Singapura dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat korupsi paling rendah di dunia. Salah satu
sebabnya adalah hukuman keras terhadap pelaku korupsi.

Hukum di Singapura tegas terhadap pelaku kejahatan seperti pembunuhan, penyelundupan obat
terlarang dan juga korupsi. Pada kurun 1994-1999, hukuman mati diberikan pada lebih dari seribu orang.

Amnesty Internasional mencatat Singapura sebagai negara yang paling sering mengeluarkan hukuman
mati. 21 orang divonis hukuman mati hanya pada 2001.

4. Taiwan

Sebelum tahun 2000, tingkat eksekusi hukuman mati di Taiwan sangat tinggi. Tetapi setelah melewati
perdebatan ramai, angkanya menurun dengan hanya tiga kasus hukuman mati pada 2005 dan tidak ada
pada 2006-2009.

Eksekusi hukuman mati diberikan kepada pelanggaran seperti pembunuhan, penyelundupan obat
terlarang dan juga korupsi. Namun, dalam undang-undang antikorupsi di Taiwan, hukuman mati hanya
diberikan kepada mereka yang maling uang untuk bencana alam dan dana untuk mengatasi krisis
ekonomi.

Reporter:
Fellyanda Suci Agiesta
Sumber: Merdeka.com

Anda mungkin juga menyukai