LOADER
LOADER
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan loader
2. Mendeskripsikan loader sebagai alat bantu untuk memudahkan pekerjaan.
3. Mengetahui dampak dari penggunaan loader dipekerjaan.
4. Menentukan cycle time dan produktifitas alat Loader.
1 | LOADER
BAB II
PEMBAHASAN
2 | LOADER
2.2 Aplikasi Loader
Fungsi loader yang paling umum adalah untuk memuat material kedalam alat
pengangkut. Pada area yang datar alat pengangkut dapat diletakkan didekat loader
sehingga gerakan loader akan lebih mudah.
Terdapat 3 metode pemuatan material dari kedalam truck yaitu
I shape loading
Pada metode ini truck bergerak maju pada saat loader mengambil
material dari timbunan kemudian mundur pada saat loader telah siap
memindahkan material ke dalam truck.
V shape loading
Pada metode ini truck tidak bergerak sampai bak terisi penuh dan
loader menggunakan gerakan V dari timbunan ke arah truck.
Pass loading
Pada metode Pass Loading truck bergerak menuju beberapa loader
yang bucketnya telah terisi penuh. Truck bergerak dari satu loader ke
loader lainnya sampai bak terisi penuh.
Awalnya pemuatan material kedalam alat pengangkut dilakukan oleh power
shovel atau front shovel, namun karena kapasitas loader makin besar maka
penggunaan loader menjadi lebih sering. Fungsi lain dari loader adalah untuk menggali
basement dan fondasi dengan lebar yang sama dengan lebar bucket. Loader juga
digunakan untuk memuat material hasil peledakan ke dalam alat pengangkut.
Sedangkan di quarry, loader digunakan untuk mengangkut material ke dalam hopper
yang selanjutnya diangkut ke crusher paint. Pada proses pembersihan lahan loader
juga digunakan untuk memindahkan semak, akar pohon dll.
3 | LOADER
Tipe Wheel loader ada dua yaitu, Wheel loader roda dua dan Wheel loader roda
empat. Jika dibandingkan dengan yang menggunakan roda empat Wheel loader roda
dua mempunyak kemungkinan selip yang lebih besar, tetapi sebaliknya Wheel loader
ruda dua memiliki kemampuan menarik yang lebih besar, sebab seluruh beratnya
dilimpahkan pada dua roda saja. Selain itu pemeliharaan Wheel loader dengan roda
dua lebih murah karena jumlah rodanya lebih sedikit; tetapi karena rodanya lebih
sedikit itulah maka Wheel loader mempunyai ketahanan gelinding yang lebih kecil.
Wheel loader roda empat lebih nyaman dikemudikan; pada kondisi kerja jalan yang
sangat jelek lebih stabil sehingga kemungkinan berjalan pada kecepatan yang lebih
tinggi lebih besar. Traktor jenis ini jika dilepas dapat bekerja sendiri.
4 | LOADER
• Kemiringan jalan (tanjakan/turunan)
• Panjang lintasan pengangkutan
5 | LOADER
bucker sampai dengan ukuran 5 cuyd. Dengan blade bulldozer dengan memperhatikan
perbandingan ukuran bucket dengan ukuran tracktor, sehingga pada waktu loader
bekerja dengan bucket penuh pada keadaan pada keadaan extrime tidak terjungkel ke
depan (terjungkal). Produsen alat berat biasanya memberikan angka keamanan 2
untuk mengimbangi “terjungkalnya“ loader ke depan, artinya berat tractor imbang
dengan berat bucket pada waktu penuh dalam keadaan extrime adalah dua kali. Untuk
memperbesar angka keamanan terhadap bahaya terguling-guling, maka berat
biasanya diperbesat 40% & 60% lebih besar dari kapasitas muatan terguling (tipping
load capacity) dengan demikian ukuran bucker dan tractor harus benar-benar
proporsional.
Keterangan :
1. Bucket 8. Turn signal lamp
2. Lift arm 9. Head lamp
3. Tilt lever 10. Lift cylinder
4. Bucket cylinder 11. Front wheel
5. Front working lamp 12. Rear working lamp
6. ROPS 13. Rear combination lamp
7. Rear wheel
6 | LOADER
d. Spesifikasi wheel loader
986 H / Large Wheel Loader (Caterpillar)
OPERATING SPESIFICATIONS
Operating weight 43717.0 kg
Bucket Capacitiy Range 5 – 10.3 m3
Cat Truck Match – Standard 770
Cat Truck Match – High Lift 772
7 | LOADER
OPERATING SPESIFICATIONS
8 | LOADER
b. Cara kerja power shovel
Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel ialah:
1. Maju untuk menggerakkan dipper menusuk tebing.
2. Mengangkat dipper/bucket untuk mengisi.
3. Mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing.
4. Swing (memutar) untuk membuang (dump).
5. Berpindah jika sudah jauh dan tebing galian, dan
6. Menaikkan/menurunkan sudut boom jika diperlukan
Sudut yang dibuat antara boom dengan bidang datar menyudut sebesar
45o, pekerjaan yang dilakukan dapat sebagai alat gali (utamanya) maupun utamanya
alat muat. Yaitu dengan cara “dipper” (mangkuk) dikerukkan dari bawah menengadah
keatas pada kaki jenjang (power shovelnya sebagai alat gali -- excavator); atau pada
kaki timbunan hasil bongkaran (hasil peledakan) – utamanya sebagai alat muat.
Setelah “dipper” (mangkuk) penuh; kemudian superstructure (kabin beserta
boom) berputar menghadap posisi truck untuk menumpahkan isi dipper
keatas/kedalam bak truck, dengan membuka “dasar dipper” dengan cara menarik
“latch” (grendel) sehingga isi “dipper” tertumpah.
Bila “power shovel” sebagai alat gali maka berat “counter weight”nya lebih
besar dibanding, apabila “power shovel” sebagai alat muat, pada ukuran “dipper” yang
sama.
Cara penempatan Power Shovel di tempat kerja ada bermacam-macam,
tergantung dari kondisi topografi lapangan dan tujuan pekerjaan tersebut, antara lain :
9 | LOADER
- Jika tempat kerja telah tersedia, misalnya pada daerah kerja yang sudah
merupakan lereng bukit, maka tidak perlu lagi dibuatkan jalan masuk dan
tempat kerja awal.
- Bila tempat yang akan digali masih merupakan daerah yang datar, maka perlu
dibuat dulu sebuah jalan masuk dan tempat kerja awal yang berbentuk lereng
landai. Pembuatantersebut dapat dilakukan nmenggunakan alat itu sendiri, atau
menggunakan Buldoser; kemudian kalau udah di tempat kerjanya, harus
diletakkan sedemikian rupa sehingga gerakannya efisien dan cukup tempat
untuk alat-alat angkut yang mendekat ke situ.
Pada umumnya semakin keras jenis material yang digali semakin kecil
ukuran skop yang harud dipakai, tetapi gigi-gigi pada skop tersebut harus terbuat dari
baja mangan (manganese steel) Fe2MgO3, cara penggaliannya tergantung pada cara
menggerakkan lengan sekop tersebut. Produktivitas Power Shovel tergantung dari :
Keadaan material (keras, lunak)
Kondisi lapangan, misalnya tinggi lereng yang digali.
Efisiensi alat muat dan alat angkut, serta keserasian ukuran ke dua alat
tersebut.
Pengalaman operator yang menanganinya.
Sebagai Alat Muat penggunaan “power shovel” sebagai alat muat adalah :
Memuat ke alat angkut (loading haul units)
Membuang material ke samping (side casting)
Menimbun ke atas tumpukan material (dumping onto spoil banks)
Menimbun ke dalam “hopper” (dumping into hoppers)
10 | LOADER
I. Cab
J. A-Frammy
K. Machinary House
L. Revolving Frame
M. Swing Circle
N. Lower Works
O. Ballast Box
P. Crowler Side Frame
11 | LOADER
PC3000LC-10 (Komatsu)
12 | LOADER
2.3.3 Excavator Backhoe
a. Pengertian backhoe
Backhoe sering juga disebut pull shovel, adalah alat dari golongan shovel yang
khusus dibuat untuk menggali material di bawah pennukaan tanah atau di bawah
tempat kedudukan alatnya. Galian di bawah permukaan ini misalnya parit, lubang
untuk fondasi bangunan, lubang galian pipa dan sebagainya. Keuntungan backhoe ini
jika dibandingkan dragline dan clamshell ialah karena backhoe dapat menggali sambil
mengatur dalamnya galian yang lebih baik. Karena kekauan konstruksinya, backhoe ini
lebih menguntungkan untuk penggalian dengan jarak dekat dan memuatkan hasil
galian ke truk. Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa hal antara lain dari alat
kendali dan undercarriagenya.
Menurut alat kendali:
Dengan kendali kabel (cable controlled).
Dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled)
Menurut undercarriage nya:
Roda rantai (crawler mounted).
Roda karet (wheel mounted)
13 | LOADER
c. Komponen backhoe
d. Spesifikasi backhoe
R9350 (Liebherr)
14 | LOADER
R9800 (Liebherr)
15 | LOADER
e. Produktifitas backhoe
Jenis material berpengaruh dalam perhitungan produktivitas backhoe.
Penentuan waktu siklus backhoe didasarkan pada pemilihan kapasitas bucket. Rumus
yang dipakai untuk menghitung produktivitas backhoe adalah (Rostiyanti, 2008):
60
Produktivitas = V x 𝐶𝑇
x S x BFF x efisiensi
Keterangan:
- Produktivitas dihitung dalam m3/jam.
- CT = waktu siklus
- S = faktor koreksi untuk kedalaman dan sudut putar
- BFF = Faktor koreksi untuk alat gali.
16 | LOADER
Tabel 2.1 Cycle time backhoe crawler (menit)
Ukuran alat
Jenis materi
< 0,76 m 3 0,94 – 1,72 m3 > 1,72 m3
Tabel 2.2 Faktor Koreksi (S) untuk Kedalaman dan Sudut Putar
Penggalian
45 60 75 90 120 180
(% dari Maks)
Material BFF(%)
17 | LOADER
2.4 Produktivitas Loader
Faktor-faktor yang harus diperhatikan didalam penentuan produktivitas loader
adalah sebagai berikut:
a. Kondisi material,
b. Tipe bucket dan kapasitasnya,
c. Area untuk pergerakan loader,
d. Waktu siklus loader ,
e. Waktu efisien loader.
𝐵𝑡 + 𝑆𝑡𝑓 + 𝐿𝑡 + 𝑆𝑡𝑒
𝐶𝑡 ( 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ) =
60
Keterangan:
- Bt (satuan detik) = Bucket time. Waktu yang dibutuhkan alat muat untuk
mengisi bucket.
- Stf (satuan detik) = Swing time full. Waktu yang dibutuhkan alat muat
untuk swing atau berputar sebelum pemuatan (kondisi
bucket penuh muatan).
- Lt (satuan detik) = Loading time. Waktu yang dibutuhkan alat muat untuk
mengisi muatan.
- Ste (satuan detik) = Swing time empty. Waktu yang dibutuhkan alat muat
untuk swing sebelum mengambil material (kondisi
bucket kosong).
- Angka 60 dari persamaan diatas adalah untuk mengubah 1 cycle time alat dari
satuan detik menjadi menit. 1 menit sama dengan 60 detik.
Jika ada faktor tambahan lain yang mempengaruhi cycle time alat muat, bisa di
tambahkan saja ke persamaan diatas. Misalnya ada faktor tambahan yaitu waktu yang
18 | LOADER
digunakan alat untuk menunggu unit angkut bergerak dan memposisikan unit, maka
tambahkan waktu ini dalam persamaan di atas.
Untuk mengetahui berapa nilai Faktor pengisian (Fp) alat, gunakan persamaan
berikut ini:
𝑉𝑟
𝐹𝑝 = 𝑥 100%
𝑉𝑠
Keterangan:
- Vr (satuan persen) = Volume real bucket yang bisa dihasil suatu alat.
- Vs (satuan persen) = Volume standard bucket alat.
Untuk mengetahui berapa volume standard bucket suatu alat muat, bisa
dengan melihat buku pedoman alat yang dikeluarkan oleh produsen yang membuat
alat muat tersebut. Misalnya Excavator Komatsu PC-400 mempunyai kapasitas
standard bucket 3,2 m3 dilihat dari buku pedoman yang dikeluarkan oleh pabrikannya
yaitu Komatsu.
Setelah anda memahami 2 faktor yang mempengaruhi productivity alat (cycle
time dan fill factor)diatas, sekarang saatnya untuk mengetahui dan menghitung
produktivitas suatu alat muat saat beroperasi di pertambangan.
Berikut rumus atau persamaan menghitung produktivitas alat muat di tambang.
60
𝑃= 𝑥 𝑉𝑟 𝑥 𝐹𝑝 𝑥 𝑀𝑎 𝑥 𝐸𝑢 𝑥 1 𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑡
Keterangan:
- P = Produktivitas alat muat dalam 1 jam (m3/jam).
- Ct = Cycle time alat muat (menit).
- Vr = Volume real bucket alat saat menggali (m3).
- Fp = Faktor pengisian alat muat (%).
- Ma = Mechanical availability alat muat (%).
- Eu = Effective utility alat muat (%).
19 | LOADER
Contoh kasus
Coba hitung berapa produktivitas alat muat Excavator PC-400 Komatsu
berdasarkan hasil observasi pengawas di bawah ini saat alat muat beroperasi di
tambang.
Pertama, cari hasil cycle time PC-400 Komatsu dari data yang ada di atas
menggunakan rumus hitungan cycle time alat.
𝐵𝑡 + 𝑆𝑡𝑓 + 𝐿𝑡 + 𝑆𝑡𝑒
𝐶𝑡 ( 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ) =
60
6+7+4+5
𝐶𝑡 ( 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ) =
60
𝐶𝑡 (𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) = 0,37 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Kedua, cari hasil Fill Factor PC-400 Komatsu dengan menggunakan rumus Faktor
pengisian alat muat
𝑉𝑟
𝐹𝑝 = 𝑥 100%
𝑉𝑠
3
𝐹𝑝 = 𝑥 100%
3,2
𝐹𝑝 = 93,75 %
20 | LOADER
Ketiga, barulah cari produktivitas PC-400 Komatsu dengan menggunakan rumus
productivity alat muat.
60
𝑃= 𝑥 𝑉𝑟 𝑥 𝐹𝑝 𝑥 𝑀𝑎 𝑥 𝐸𝑢 𝑥 1 𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑡
𝑃 = 398,6 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚
21 | LOADER
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Loader adalah alat yang umum digunakan di dalam proyek konstruksi untuk
pekerjaan pemuatan material hasil penggalian ke dalam truck atau langsung di
timbunkan pada tanah yang rendah.
Untuk produktifitas loader :
- Semakin rendah mechanical availability alat muat di tambang (alat sering rusak,
perbaikan), semakin sedikit juga produktivitasnya.
- Semakin tinggi Effective utility alat di tambang (alat tidak sering rusak, tidak
banyak standby,), maka semakin tinggi juga produktivitas alat tersebut. Begitu
juga sebaliknya.
- Semakin lama cycle time yang dibutuhkan alat muat di tambang (operator
masih baru, skill rendah), semakin rendah juga tingkat produktivitasnya.
- Semakin rendah fill factor suatu alat (operator kurang trampil, kondisi alat muat
tidak fit), semakin rendah juga produktivitas nya.
3.2 Saran
Berdasarkan dari proses dan presentasi dari kelompok 1 pada tanggal 07
Oktober 2015 Dengan judul materi “alat berat Loader” ditemukan hasil diskusi yang
cukup baik, dengan peran audience yang aktif dalam diskusi serta anggota kelompok
presentasi yang cukup aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
oleh audience. Diharapkan agar kelompok-kelompok pemateri selanjutnya lebih baik
dalam menyampaikan materinya dan peran audience yang aktif sehingga diskusi dapat
berjalan lebih efektif.
22 | LOADER
DAFTAR PUSTAKA
http://dunia-atas.blogspot.co.id/2012/03/wheel-loader.html
http://dunia-atas.blogspot.co.id/2012/03/tentang-power-shovel.html
23 | LOADER