Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pelaksanaan pekerjaan pada pertambangan dengan skala menengah sampai


besar hampir selalu melibatkan alat berat dalam pelaksanaannya, sehingga estimasi
produktivitas alat berat harus dihitung sebaik mungkin agar dapat mendekati
kenyataan di lapangan. Produktivitas alat berat dipengaruhi oleh tiga faktor utama,
yaitu kapasitas alat, waktu siklus dan faktor koreksi. Faktor koreksi atau faktor efisiensi
terdiri dari berbagai hal, diantaranya adalah kondisi medan tempat alat bekerja, kondisi
mesin, dan tingkat keahlian operator. Tingkat keahlian operator akan sangat
mempengaruhi produktivitas alat berat. Pengkategorian operator alat berat yang
selama ini dilakukan dibedakan menjadi 3, yaitu sangat baik, rata-rata baik dan kurang
yang berlaku umum untuk semua jenis alat berat Alat berat memiliki tingkat kesukaran
atau kerumitan yang berbeda pula dalam pengoperasiannya.
Loader memiliki bentuk yang hampir mirip dengan bulldozer namun bucket
loader dapat diangkat dengan ketinggian tertentu dan digunakan sebagai alat pemuat.
Loader dapat digunakan untuk material tanah yang telah terurai atau tidak keras
Fungsi utama alat berat loader pada pekerjaan adalah sebagai alat pemuat,
terutama untuk memuat material ke dalam dumptruck. Alat ini juga sering digunakan
di stock pile untuk memindahkan material hasil pemecahan dari stone crusher.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa kelebihan dan kekurangan loader ?
2. Bagaimana mendeskripsikan loader sebagai suatu alat yang mampu
meringankan pekerjaan manusia ?
3. Apa pengaruh loader terhadap efisiensi pekerjaan manusia ?
4. Cycle time dan produktifitas loader

1.3. Tujuan
1. Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan loader
2. Mendeskripsikan loader sebagai alat bantu untuk memudahkan pekerjaan.
3. Mengetahui dampak dari penggunaan loader dipekerjaan.
4. Menentukan cycle time dan produktifitas alat Loader.

1 | LOADER
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Loader


Loader adalah alat pemuat hasil galian/gusuran dari alat berat lainnya seperti
Buldoser, Grader dan sejenisnya. Pada prinsipnya Loader merupakan alat pembantu
untuk menngangkut material dari tempat-tempat penimbunan ke alat pengangkut lain.
Selain itu Loader dapat digunakan sebagai alat pembersih lokasi (Cleaning) yang
ringan, untuk menggusur bongkaran, menggusur tonggak-tonggak kayu kecil,
menggali pondasi basement dan lain-lain. Loader merupakan alat pengangkut material
dalam jarak pendek, bila digunakan sebagai alat pengangkut maka Loader dapat
bekerja lebih aik dari Buldoser, sebab dengan menggunakan Loader tak ada material
yang tercecer.
Alat penggerak loader dapat diklasifikasikan sebagai roda crawler atau ban.
Loader beroda crawler atau crawler-tractor-mounted mempunyai roda yang mirip
dengan dozer hanya dipasang lebih maju ke depan untuk menstabilkan alat pada saat
mengangkut material. Loader beroda ban atau wheel-tractor-mounted terdiri atas 4-
wheel-drive dan rear-wheel drive. Rear-wheel-drive biasanya dipakai untuk menggali 4-
wheel-drive cocok untuk membawa bucket bermuatan penuh.
Bucket digunakan untuk mmenggali, memuat tanah atau material yang granular,
mengangkatnya dan kemudian di angkut untuk dibuang (dumping) pada suatu
ketinggian pada dump truck dan sebagainya. Bucket yang dipasangkan pada loader
dapat berupa general purpose bucket, rock bucket, side dump bucket, dan multi
purpose bucket. Ukuran bucket berkisar antara 0,15 m3 sampai 15 m3. Ukuran yang
paling sering digunakan adalah 6 m3.
Penggunaan loader yang lain adalah untuk menggali pondasi basement, dengan
syarat ruangnya memungkinkan untuk bekerjanya loader. Disamping itu juga dapat
digunakan untuk memuat material yang telah diledakkan, misalnya pada pembuatan
terowongan, pada daerah pengambilan batu (quarrying). Loader juga dapat digunakan
untuk menggali butiran-butiran lepas bebatuan untuk dibongkar “grizly hopper” pada
crusher plant.

2 | LOADER
2.2 Aplikasi Loader
Fungsi loader yang paling umum adalah untuk memuat material kedalam alat
pengangkut. Pada area yang datar alat pengangkut dapat diletakkan didekat loader
sehingga gerakan loader akan lebih mudah.
Terdapat 3 metode pemuatan material dari kedalam truck yaitu
 I shape loading
Pada metode ini truck bergerak maju pada saat loader mengambil
material dari timbunan kemudian mundur pada saat loader telah siap
memindahkan material ke dalam truck.
 V shape loading
Pada metode ini truck tidak bergerak sampai bak terisi penuh dan
loader menggunakan gerakan V dari timbunan ke arah truck.
 Pass loading
Pada metode Pass Loading truck bergerak menuju beberapa loader
yang bucketnya telah terisi penuh. Truck bergerak dari satu loader ke
loader lainnya sampai bak terisi penuh.
Awalnya pemuatan material kedalam alat pengangkut dilakukan oleh power
shovel atau front shovel, namun karena kapasitas loader makin besar maka
penggunaan loader menjadi lebih sering. Fungsi lain dari loader adalah untuk menggali
basement dan fondasi dengan lebar yang sama dengan lebar bucket. Loader juga
digunakan untuk memuat material hasil peledakan ke dalam alat pengangkut.
Sedangkan di quarry, loader digunakan untuk mengangkut material ke dalam hopper
yang selanjutnya diangkut ke crusher paint. Pada proses pembersihan lahan loader
juga digunakan untuk memindahkan semak, akar pohon dll.

2.3 Jenis-jenis Loader


2.3.1 Wheel Loader
a. Pengertian wheel loader
Wheel loader menggunakan ban karet sehingga memiliki mobilitas yang lebih
tinggi dibandingkan dengan crawler loader. Wheel loader menggunakan ban karet
yang dipompa dan penggunaannya dimaksudkan untuk memperoleh kecepatan yang
lebih besar dari Crawler loader, tetapi Wheel loader memiliki daya tarik yang lebih kecil
dari Crawler loader.

3 | LOADER
Tipe Wheel loader ada dua yaitu, Wheel loader roda dua dan Wheel loader roda
empat. Jika dibandingkan dengan yang menggunakan roda empat Wheel loader roda
dua mempunyak kemungkinan selip yang lebih besar, tetapi sebaliknya Wheel loader
ruda dua memiliki kemampuan menarik yang lebih besar, sebab seluruh beratnya
dilimpahkan pada dua roda saja. Selain itu pemeliharaan Wheel loader dengan roda
dua lebih murah karena jumlah rodanya lebih sedikit; tetapi karena rodanya lebih
sedikit itulah maka Wheel loader mempunyai ketahanan gelinding yang lebih kecil.
Wheel loader roda empat lebih nyaman dikemudikan; pada kondisi kerja jalan yang
sangat jelek lebih stabil sehingga kemungkinan berjalan pada kecepatan yang lebih
tinggi lebih besar. Traktor jenis ini jika dilepas dapat bekerja sendiri.

Wheel loader mempunyai bucket container yang dipasang dibagian depan.


Loader dibuat kebanyakan dengan kendali hidrolis yang dilengkapi dengan tangan-
tangan (arms) yang kaku untuk mengoperasikan bucketnya. Ukuran dari bucket
bervariasi antara ¼ cuyd sampai dengan 25 cuyd kapasitas munjung terbesar. Yang
biasa dipakai dan tersedia banyak adalah loader dengan ukuran bucket sampai dengan
5 cuyd. Bucket loader direncanakan untuk membongkar muatan yang mempunyai
ketinggian 8 sampai 15 ft dengan ketinggian tersebut cukup untuk membongkar
muatan keatas dump truck.
Sesuai dengan namanya wheel loader menggunakan roda yang terbuat dari
karet sebagai penggerak. Pemilihan pekerjaan dengan wheel loader harus
memperhatikan :
• Jenis landasan untuk beroperasinya
• Jenis pekerjaan : mendorong, menarik
• Kekerasan jalan yang akan dilalui.

4 | LOADER
• Kemiringan jalan (tanjakan/turunan)
• Panjang lintasan pengangkutan

b. Cara Kerja Wheel Loader


Wheel loader adalah Alat yang digunakan untuk mengangkat material yang
akan dimuat kedalam dumptruck atau memindahkan material ke tempat lain. Saat
loader menggali, bucket didorongkan pada material, jika bucket telah penuh maka
traktor mundur dan bucket diangkat ke atas untuk selanjutnya dipindahkan.
Wheel loader bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan cara membawa
muatan untuk dimuatkan ke alat angkut atau alat yang lain. Gerakan bucket yang
penting ialah menurunkan bucket diatas permukaan tanah, mendorong ke depan
(memuat /menggusur), mengangkat bucket, membawa dan membuang muatan.
Apabila material harus dimuatkan ke alat angkut, misalnya truk, ada beberapa cara
pemuatan ialah:
a. V loading, ialah cara pemuatan dengan lintasan seperti bentuk huruf V,
b. L loading, truk di belakang Loader, kemudian lintasan seperti membuat garis
tegak lurus,
c. Cross loading, cara pemuatan dengan truk juga ikut aktif,
d. Overhead loading, dengan Loader khusus, bucket dapat digerakkan melintasi
di atas kabin opeator.
Pada prakteknya, wheel loader diperoleh dengan menambahkan bucket
container yang dipasang di bagian depan konstruksinya. Bucket digunakan menggali,
memuat tanah atau material yang granular, menganakatnya dan diangkut untuk
kemudian dibuang (dumping) pada suatuketinggian pada dump truck dan sebagainya.
Loader ini sangat kaku, untuk menggerakkan bucket dapat dengan cable atau
hydraulic. Tenaga gali pada keadaan horizontal (bucket tidak diangkat) didapat dari
gerakan prime movernya, sehingga menggerakkan bucket ke atas dan ke bawah.
Untuk menggali, bucket harus didorong pada material, jika telah penuh, tracktor
mundur dan bucket di angkat ke atas untuk selanjutnya material dibongkar di tempat
yang sudah ditentukan. Untuk saat ini umumnya loader dibuat dngan kendali hydraulic
tang dilengkapi dengan “tamgam-tamgam (arms)” yang kaku untuk mengoperasikan
bucketnya.
Ukuran bucket bervareasi antara ¼ cuyd sampai dengan 25 cuyd kualitas
munjung terbesar. Yang biasa terpakai dan tersedia adalh loader dengan ukuran

5 | LOADER
bucker sampai dengan ukuran 5 cuyd. Dengan blade bulldozer dengan memperhatikan
perbandingan ukuran bucket dengan ukuran tracktor, sehingga pada waktu loader
bekerja dengan bucket penuh pada keadaan pada keadaan extrime tidak terjungkel ke
depan (terjungkal). Produsen alat berat biasanya memberikan angka keamanan 2
untuk mengimbangi “terjungkalnya“ loader ke depan, artinya berat tractor imbang
dengan berat bucket pada waktu penuh dalam keadaan extrime adalah dua kali. Untuk
memperbesar angka keamanan terhadap bahaya terguling-guling, maka berat
biasanya diperbesat 40% & 60% lebih besar dari kapasitas muatan terguling (tipping
load capacity) dengan demikian ukuran bucker dan tractor harus benar-benar
proporsional.

c. Komponen wheel loader

Keterangan :
1. Bucket 8. Turn signal lamp
2. Lift arm 9. Head lamp
3. Tilt lever 10. Lift cylinder
4. Bucket cylinder 11. Front wheel
5. Front working lamp 12. Rear working lamp
6. ROPS 13. Rear combination lamp
7. Rear wheel

6 | LOADER
d. Spesifikasi wheel loader
 986 H / Large Wheel Loader (Caterpillar)

OPERATING SPESIFICATIONS
Operating weight 43717.0 kg
Bucket Capacitiy Range 5 – 10.3 m3
Cat Truck Match – Standard 770
Cat Truck Match – High Lift 772

HYDRAULIC CYCLE TIME

Dump 3.5 Seconds


Lower 5.2 Seconds
Rackback 4.5 Seconds

Raise 9.0 Seconds

 994 H / Large Wheel Loader (Caterpillar)

7 | LOADER
OPERATING SPESIFICATIONS

Operating weight 195343.0 kg

Bucket Capacitiy Range 14 – 36 m3


Cat Truck Match – Standard 785, 789
Cat Truck Match – High Lift 789, 793

HYDRAULIC CYCLE TIME

Dump 3.3 Seconds

Lower 4.4 Seconds


Rackback 5.5 Seconds
Raise 12.2 Seconds

2.3.2 Power shovel


a. Pengertian power shovel
Power Shovel merupakan alat berat gali dan muat tambang yang sering
digunakana berupa skop mekanasi yang amat besar. Alat ini digerakkan oleh mesin
uap, mesin bensin, mesin diesel,atau dapat juga motor listrik. Ukuran alat ini
ditentukan oleh besarnya sekop yang dapat digerakkan, baik dalam arah horizontal
maupun vertikal. Ukuran skop Power Shovel kecil berkisar ½ sampai 2 yard3 (1 yard =
3 ft = 90 cm) atau sekitar 0,36 m3 sampai 1,56 m3; ukuran sedang berkisar 2 sampai 8
yard3 ( 1,56-18,2 m3), dan ukuran besar 8 – 35 yard3 (18,2 – 25,5 m3).
Dengan memberikan shovel attachment pada excavator, maka didapatkan alat
yang disebut dengan power shovel. Alat ini baik untuk pekerjaan menggali tanah tanpa
bantuan alat lain, dan sekaligus memuatkan ke dalam truk atau alat angkut lainnya.
Alat ini juga dapat untuk membuat timbunan bahan persediaan (stock pilling).
Pada umumnya power shovel ini dipasang di atas crawler mounted, karena
diperoleh keuntungan yang besar antara lain stabilitas dan kemampuan floatingnya.
Power shovel di lapangan digunakan terutama untuk menggali tebing yang letaknya
lebih tinggi dari tempat kedudukan alat. Macam shovel dibedakan dalam dua hal, ialah
shovel dengan kendali kabel (cable controlled), dan shovel dengan kendali hidrolis
(hydraulic controlled).

8 | LOADER
b. Cara kerja power shovel
Pada dasarnya gerakan-gerakan selama bekerja dengan shovel ialah:
1. Maju untuk menggerakkan dipper menusuk tebing.
2. Mengangkat dipper/bucket untuk mengisi.
3. Mundur untuk melepaskan dari tanah/tebing.
4. Swing (memutar) untuk membuang (dump).
5. Berpindah jika sudah jauh dan tebing galian, dan
6. Menaikkan/menurunkan sudut boom jika diperlukan
Sudut yang dibuat antara boom dengan bidang datar menyudut sebesar
45o, pekerjaan yang dilakukan dapat sebagai alat gali (utamanya) maupun utamanya
alat muat. Yaitu dengan cara “dipper” (mangkuk) dikerukkan dari bawah menengadah
keatas pada kaki jenjang (power shovelnya sebagai alat gali -- excavator); atau pada
kaki timbunan hasil bongkaran (hasil peledakan) – utamanya sebagai alat muat.
Setelah “dipper” (mangkuk) penuh; kemudian superstructure (kabin beserta
boom) berputar menghadap posisi truck untuk menumpahkan isi dipper
keatas/kedalam bak truck, dengan membuka “dasar dipper” dengan cara menarik
“latch” (grendel) sehingga isi “dipper” tertumpah.
Bila “power shovel” sebagai alat gali maka berat “counter weight”nya lebih
besar dibanding, apabila “power shovel” sebagai alat muat, pada ukuran “dipper” yang
sama.
Cara penempatan Power Shovel di tempat kerja ada bermacam-macam,
tergantung dari kondisi topografi lapangan dan tujuan pekerjaan tersebut, antara lain :

9 | LOADER
- Jika tempat kerja telah tersedia, misalnya pada daerah kerja yang sudah
merupakan lereng bukit, maka tidak perlu lagi dibuatkan jalan masuk dan
tempat kerja awal.
- Bila tempat yang akan digali masih merupakan daerah yang datar, maka perlu
dibuat dulu sebuah jalan masuk dan tempat kerja awal yang berbentuk lereng
landai. Pembuatantersebut dapat dilakukan nmenggunakan alat itu sendiri, atau
menggunakan Buldoser; kemudian kalau udah di tempat kerjanya, harus
diletakkan sedemikian rupa sehingga gerakannya efisien dan cukup tempat
untuk alat-alat angkut yang mendekat ke situ.
Pada umumnya semakin keras jenis material yang digali semakin kecil
ukuran skop yang harud dipakai, tetapi gigi-gigi pada skop tersebut harus terbuat dari
baja mangan (manganese steel) Fe2MgO3, cara penggaliannya tergantung pada cara
menggerakkan lengan sekop tersebut. Produktivitas Power Shovel tergantung dari :
 Keadaan material (keras, lunak)
 Kondisi lapangan, misalnya tinggi lereng yang digali.
 Efisiensi alat muat dan alat angkut, serta keserasian ukuran ke dua alat
tersebut.
 Pengalaman operator yang menanganinya.
Sebagai Alat Muat penggunaan “power shovel” sebagai alat muat adalah :
 Memuat ke alat angkut (loading haul units)
 Membuang material ke samping (side casting)
 Menimbun ke atas tumpukan material (dumping onto spoil banks)
 Menimbun ke dalam “hopper” (dumping into hoppers)

c. Komponen power shovel


A. Dipper
B. Dipper Door
C. Dipper Stick (handle)
D. Point Sheave
E. Boom
F. Shopper Shaft
G. Saddle Block
H. Suspension Cabl

10 | LOADER
I. Cab
J. A-Frammy
K. Machinary House
L. Revolving Frame
M. Swing Circle
N. Lower Works
O. Ballast Box
P. Crowler Side Frame

d. Spesifikasi power shovel


 PC2000LC-10 (Komatsu)

11 | LOADER
 PC3000LC-10 (Komatsu)

Boom Length 6000 mm

Stick Length 4300 mm

Max. cutting height 15100 mm

Max. dumping height 10200 mm

Max. digging depth 3300 mm

Max. digging reach 13300 mm

Level Crowd at ground level 4700 mm

Bucket opening width 2330 mm

12 | LOADER
2.3.3 Excavator Backhoe
a. Pengertian backhoe
Backhoe sering juga disebut pull shovel, adalah alat dari golongan shovel yang
khusus dibuat untuk menggali material di bawah pennukaan tanah atau di bawah
tempat kedudukan alatnya. Galian di bawah permukaan ini misalnya parit, lubang
untuk fondasi bangunan, lubang galian pipa dan sebagainya. Keuntungan backhoe ini
jika dibandingkan dragline dan clamshell ialah karena backhoe dapat menggali sambil
mengatur dalamnya galian yang lebih baik. Karena kekauan konstruksinya, backhoe ini
lebih menguntungkan untuk penggalian dengan jarak dekat dan memuatkan hasil
galian ke truk. Tipe backhoe dibedakan dalam beberapa hal antara lain dari alat
kendali dan undercarriagenya.
Menurut alat kendali:
 Dengan kendali kabel (cable controlled).
 Dengan kendali hidrolis (hydraulic controlled)
Menurut undercarriage nya:
 Roda rantai (crawler mounted).
 Roda karet (wheel mounted)

b. Cara kerja backhoe


Sebelum mulai bekerja dengan backhoe sebaiknya kita pelajari lebih dahulu
kemampuan alat seperti yang diberikan oleh pabrik pembuatnya, terutama mengenai
jarak jangkauan, tinggi maksimal pembuangan dan dalamnya galian yang mampu
dicapai, karena kemampuan angkat alat ini tidak banyak berpengaruh terhadap
kemampuan standar alatnya. Untuk mulai menggali dengan backhoe bucket dijulurkan
ke depan ke tempat galian, bila bucket sudah pada posisi yang diinginkan lalu bucket
diayun ke bawah seperti dicangkulkan, kemudian lengan bucket diputar ke arah
alatnya sehingga lintasannya seperti terlihat pada gambar di bawah. Setelah bucket
terisi penuh lalu diangkat dari tempat penggalian dan dilakukan swing, dan
pembuangan material hasil galian dapat dilakukan ke truk atau tempat yang lain.

13 | LOADER
c. Komponen backhoe

d. Spesifikasi backhoe
 R9350 (Liebherr)

14 | LOADER
 R9800 (Liebherr)

15 | LOADER
e. Produktifitas backhoe
Jenis material berpengaruh dalam perhitungan produktivitas backhoe.
Penentuan waktu siklus backhoe didasarkan pada pemilihan kapasitas bucket. Rumus
yang dipakai untuk menghitung produktivitas backhoe adalah (Rostiyanti, 2008):

60
Produktivitas = V x 𝐶𝑇
x S x BFF x efisiensi

Keterangan:
- Produktivitas dihitung dalam m3/jam.
- CT = waktu siklus
- S = faktor koreksi untuk kedalaman dan sudut putar
- BFF = Faktor koreksi untuk alat gali.

16 | LOADER
Tabel 2.1 Cycle time backhoe crawler (menit)

Ukuran alat
Jenis materi
< 0,76 m 3 0,94 – 1,72 m3 > 1,72 m3

Kerikil, pasir, tanah organik 0,24 0,30 0,40

Tanah, lempung lunak 0,30 0,375 0,50

Batuan, lempung lunak 0,375 0,462 0,60

Tabel 2.2 Faktor Koreksi (S) untuk Kedalaman dan Sudut Putar

Kedalaman Sudut Putar (◦)

Penggalian
45 60 75 90 120 180
(% dari Maks)

30 1,33 1,26 1,21 1,15 1,08 0,95

50 1,28 1,21 1,16 1,10 1,03 0,91

70 1,16 1,10 1,05 1,00 0,94 0,83

90 1,04 1,00 0.95 0,90 0,85 0,75

Tabel 2.3 Faktor Koreksi (BFF) untuk Alat Gali

Material BFF(%)

Tanah dan tanah organik 80-100

Pasir dan kerikil 90-100

Lempung keras 65-95

Lempung basah 50-90

Batuan dengan peledakan buruk 40-70

Batuan dengan peledakan baik 70-90

17 | LOADER
2.4 Produktivitas Loader
Faktor-faktor yang harus diperhatikan didalam penentuan produktivitas loader
adalah sebagai berikut:
a. Kondisi material,
b. Tipe bucket dan kapasitasnya,
c. Area untuk pergerakan loader,
d. Waktu siklus loader ,
e. Waktu efisien loader.

2.4.1 Cycle time alat muat.


Cycle time alat muat berbeda dengan cycle time alat angkut, karena cara kerja
2 alat tersebut juga berbeda. Cycle time alat muat bisa diartikan waktu yang
dibutuhkan alat tersebut untuk menyelesaikan 1 putaran kerja atau 1 trip. Semakin
sedikit cycle time alat tersebut, maka semakin tinggi produktivitas yang dihasilkan.
Untuk menghitung berapa 1 cycle time (Ct) yang dibutuhkan suatu alat muat
ditambang dalam 1 menit, anda bisa menggunakan persamaan:

𝐵𝑡 + 𝑆𝑡𝑓 + 𝐿𝑡 + 𝑆𝑡𝑒
𝐶𝑡 ( 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ) =
60

Keterangan:
- Bt (satuan detik) = Bucket time. Waktu yang dibutuhkan alat muat untuk
mengisi bucket.
- Stf (satuan detik) = Swing time full. Waktu yang dibutuhkan alat muat
untuk swing atau berputar sebelum pemuatan (kondisi
bucket penuh muatan).
- Lt (satuan detik) = Loading time. Waktu yang dibutuhkan alat muat untuk
mengisi muatan.
- Ste (satuan detik) = Swing time empty. Waktu yang dibutuhkan alat muat
untuk swing sebelum mengambil material (kondisi
bucket kosong).
- Angka 60 dari persamaan diatas adalah untuk mengubah 1 cycle time alat dari
satuan detik menjadi menit. 1 menit sama dengan 60 detik.
Jika ada faktor tambahan lain yang mempengaruhi cycle time alat muat, bisa di
tambahkan saja ke persamaan diatas. Misalnya ada faktor tambahan yaitu waktu yang

18 | LOADER
digunakan alat untuk menunggu unit angkut bergerak dan memposisikan unit, maka
tambahkan waktu ini dalam persamaan di atas.

2.4.2 Faktor pengisian atau fill factor suatu alat muat.


Selain cyle time diatas, produktifitas alat muat juga dipengaruhi oleh berapa
banyak material yang bisa di ambil dalam 1 bucket alat muat berbanding dengan
berapa kapasitas muat standard bucket alat muat tersebut.

Untuk mengetahui berapa nilai Faktor pengisian (Fp) alat, gunakan persamaan
berikut ini:
𝑉𝑟
𝐹𝑝 = 𝑥 100%
𝑉𝑠

Keterangan:
- Vr (satuan persen) = Volume real bucket yang bisa dihasil suatu alat.
- Vs (satuan persen) = Volume standard bucket alat.
Untuk mengetahui berapa volume standard bucket suatu alat muat, bisa
dengan melihat buku pedoman alat yang dikeluarkan oleh produsen yang membuat
alat muat tersebut. Misalnya Excavator Komatsu PC-400 mempunyai kapasitas
standard bucket 3,2 m3 dilihat dari buku pedoman yang dikeluarkan oleh pabrikannya
yaitu Komatsu.
Setelah anda memahami 2 faktor yang mempengaruhi productivity alat (cycle
time dan fill factor)diatas, sekarang saatnya untuk mengetahui dan menghitung
produktivitas suatu alat muat saat beroperasi di pertambangan.
Berikut rumus atau persamaan menghitung produktivitas alat muat di tambang.

60
𝑃= 𝑥 𝑉𝑟 𝑥 𝐹𝑝 𝑥 𝑀𝑎 𝑥 𝐸𝑢 𝑥 1 𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑡
Keterangan:
- P = Produktivitas alat muat dalam 1 jam (m3/jam).
- Ct = Cycle time alat muat (menit).
- Vr = Volume real bucket alat saat menggali (m3).
- Fp = Faktor pengisian alat muat (%).
- Ma = Mechanical availability alat muat (%).
- Eu = Effective utility alat muat (%).

19 | LOADER
Contoh kasus
Coba hitung berapa produktivitas alat muat Excavator PC-400 Komatsu
berdasarkan hasil observasi pengawas di bawah ini saat alat muat beroperasi di
tambang.

Hasil observasi pengawas:


Mechanical availability (Ma) PC-400 Komatsu = 95%
Effective utility (Eu) PC-400 Komatsu = 92%
Cycle time (Ct) PC-400 Komatsu :
Bucket time (Bt) PC-400 Komatsu = 6 detik
Swing time full (Stf) PC-400 Komatsu = 7 detik
Loading time (Lt) PC-400 Komatsu = 4 detik
Swing time empty (Ste) PC-400 Komatsu = 5 detik

Fill factor (Ff) PC-400 Komatsu:


Volume real bucket (Vr) PC-400 Komatsu = 3 m3
Volume standard bucket (Vs) PC-400 Komatsu = 3,2 m3

Jawaban contoh kasus di atas.

Pertama, cari hasil cycle time PC-400 Komatsu dari data yang ada di atas
menggunakan rumus hitungan cycle time alat.
𝐵𝑡 + 𝑆𝑡𝑓 + 𝐿𝑡 + 𝑆𝑡𝑒
𝐶𝑡 ( 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ) =
60
6+7+4+5
𝐶𝑡 ( 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 ) =
60
𝐶𝑡 (𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) = 0,37 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
Kedua, cari hasil Fill Factor PC-400 Komatsu dengan menggunakan rumus Faktor
pengisian alat muat
𝑉𝑟
𝐹𝑝 = 𝑥 100%
𝑉𝑠
3
𝐹𝑝 = 𝑥 100%
3,2
𝐹𝑝 = 93,75 %

20 | LOADER
Ketiga, barulah cari produktivitas PC-400 Komatsu dengan menggunakan rumus
productivity alat muat.
60
𝑃= 𝑥 𝑉𝑟 𝑥 𝐹𝑝 𝑥 𝑀𝑎 𝑥 𝐸𝑢 𝑥 1 𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑡
𝑃 = 398,6 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚

21 | LOADER
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Loader adalah alat yang umum digunakan di dalam proyek konstruksi untuk
pekerjaan pemuatan material hasil penggalian ke dalam truck atau langsung di
timbunkan pada tanah yang rendah.
Untuk produktifitas loader :
- Semakin rendah mechanical availability alat muat di tambang (alat sering rusak,
perbaikan), semakin sedikit juga produktivitasnya.
- Semakin tinggi Effective utility alat di tambang (alat tidak sering rusak, tidak
banyak standby,), maka semakin tinggi juga produktivitas alat tersebut. Begitu
juga sebaliknya.
- Semakin lama cycle time yang dibutuhkan alat muat di tambang (operator
masih baru, skill rendah), semakin rendah juga tingkat produktivitasnya.
- Semakin rendah fill factor suatu alat (operator kurang trampil, kondisi alat muat
tidak fit), semakin rendah juga produktivitas nya.

3.2 Saran
Berdasarkan dari proses dan presentasi dari kelompok 1 pada tanggal 07
Oktober 2015 Dengan judul materi “alat berat Loader” ditemukan hasil diskusi yang
cukup baik, dengan peran audience yang aktif dalam diskusi serta anggota kelompok
presentasi yang cukup aktif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
oleh audience. Diharapkan agar kelompok-kelompok pemateri selanjutnya lebih baik
dalam menyampaikan materinya dan peran audience yang aktif sehingga diskusi dapat
berjalan lebih efektif.

22 | LOADER
DAFTAR PUSTAKA

Febrianda.2012.Alat berat yang umum digunakan.http://febrian-


tekniksipil.blogspot.co.id/2012/02/makalah-alat-berat-yang-umum-
digunakan_02.html

Hety.2010.Loader dan alat


peengangkutan.http://jazztea.blogspot.co.id/2010/04/loader-dan-alat-
pengangkutan.html

http://dunia-atas.blogspot.co.id/2012/03/wheel-loader.html

Muhlis, Ermanto.2013.Alat gali dan alat angkut


pertambangan.http://ermantomuchlis.blogspot.co.id/2013/05/alat-gali-dan-alat-
muat.html

Indra.2011.Artikel alat berat


loader.https://indrachieez.wordpress.com/2011/04/06/altikel-alat-berat-loader/

http://dunia-atas.blogspot.co.id/2012/03/tentang-power-shovel.html

23 | LOADER

Anda mungkin juga menyukai