Nama : Tn. DZ
Jenis Kelamin : Laki - laki
Tanggal Lahir : 17 Agustus 2018
IDENTITAS PASIEN
Nama (initial) : Tn. S No RM : 832465
Umur : 1 thn 0 bln Ruang : Anak / Baji Minasa
Jenis Kelamin : Laki – laki Tgl Masuk : 27 Agustus 2019
Agama : Islam Tgl Kasus : 27 Agustus 2019
Pekerjaan/Peng
: - Alamat : Jl. Dr. Ratulangi, Makassar
hsilan
Diagnosis Hypereksia + Anemia + Low
Pendidikan : Belum sekolah :
Medis Intake
Aktivitas fisik : Ringan Suku/Bangsa : Makassar
ASSESMENT GIZI
1. Antropometri
BB : 9,1 kg
BBI : 2n + 8
: 10 kg
PB : 75 cm
Status gizi : (BBA/BBI) x 100%
: 9,1/ 10 x100%
: 91% (st.Gizi Normal)
Kriteria Penilaian Menurut Waterlow
Kriteria Nilai
Obesitas >120% standar
Overweight 110 -120% standar
Gizi Baik 90 -110% standar
Gizi kurang 70 – 90% standar
Buruk 70% standar
(Nutrition Growt- Development,2006)
2. Biokimia
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 11 Agustus 2019
Parameter Hasil Nilai Rujukan Satuan Ket
WBC 7,8 4.0-10.0 x 103/uL Normal
3. Fisik / Klinis
Keadaan Umum : Sakit/GCS 15, makan dan minum kurang, susah BAB, perut
kembung.
4. Riwayat Gizi
Alergi Makanan Ya Tidak
Telur
Susu Sapi & Produk Olahan
Kacang Kedelai / Tanah
Gluten / Gandum
Udang
Ikan
Hazelnut / Almond
5. Pola Makan
a. Frekuensi makan 2-3 x/hari
b. Kebiasaan Makan :
- Makanan pokok nasi 2 centong tiap kali makan @100 gr.
- Roti, biscuit, dan kue-kue setiap hari
- Makanan sumber protein hewani yang sering di konsumsi yaitu telur, itupun hanya 1-
2/seminggu.
- Jarang makan sayur dan buah. sayur dan buah biasa 1-2x/seminggu. Kondisi anak yang
malas makan sayur dan hanya menyukai sayur tertentu saja seperti sayuran hijau yang
dimasak bening.
- Anak lebih sering makan nasi dengan dicampur air putih tanpa lauk dan sayur.
- Masih ASI, biasanya 11 kali dalam sehari.
6. Dietary History
Riwayat asupan makan pasien saat di Rumah Sakit dengan recall 24 jam tanggal 13
Agustus 2019, dengan Diet TKTP (Tinggi Energi Tinggi Protein.
Asupan Oral
787,25 18,75 19,73 134,88
Kebutuhan
1142,4 42,84 31,73 171,36
% Asupan
68,91 43,77 62,17 78,71
Keterangan Kurang Defisit Kurang Sedang
Defisit : <60%
7. Riwayat Personal
Pasien adalah anak laki-laki yang baru saja genap 1 tahun. Pasien masuk rumah sakit dengna
keluhan demam sejak 2 hari yang lalu disertai pilek. Pasien memiliki riwayat sulit buang air besar
dari lahir, biasanya buang air besar hanya 2 minggu sekali.
DIAGNOSA GIZI
- NI-2.1 Asupan makanan dan minuman per oral tidak adekuat yang berhubungan dengan keadaan
umum lemah yang ditandai dengan asupan E : 68,91%, P : 43,77%, L : 62,17%, KH 78,71%
- NI-5.10.1 kekurangan intake mineral Fe yang berkaitan dengan riwayat makan dahulu yang
ditandai dengan HGB 10,1 g/dL (Rendah).
INTERVENSI GIZI
a. Pemberian Diet:
1. Jenis Diet : Diet TKTP
2. Bentuk Diet : Makanan lunak
3. Prinsip Diet : Tinggi energi dan protein
4. Tujuan Diet :
- Memberikan makanan lebih banyak daripada keadaan biasa untuk memenuhi kebutuhan
energi dan protein yang meningkat.
- Mempertahankan dan atau menambah berat badan normal.
5. Syarat Diet:
- Energi diberikan sesuai AKG yaitu 102 kkal/BBI ditambah dengan peningkatan suhu
1°C sehingga didapatkan energi sebesar 1.142,4 kkal
- Kebutuhan lemak 25% dari total kebutuhan energi yaitu sebesar 31,73 gr/hari
- Kebutuhan protein 15% dari total kebutuhan pasien yaitu sebesar 42,84 gr/hari
- Kebutuhan karbohidrat merupakan sisa dari pemenuhan energi melalui lemak dan
protein, yaitu sebesar 60% dari total energi atau sebesar 171,36 gr/hari.
6. Perhitungan Zat Gizi:
BBI : 2n + 8
: 2(1) + 8
: 10 kg
P : 15% x 1.142,4
4
: 42,83gr
L : 25% x 1.142,4
9
: 31,73 gr
KH : 60% x 1.142,4
4
: 171,36 gr
MONITORING DAN EVALUASI
No. Monitoring Evaluasi Waktu Hasil
Hari I :
E : 64,22%
P : 40,83%
L : 61,36%
Meningkatkan asupan
KH : 71,96%
energi protein lemak dan
1. Asupan Setiap hari
karbohidrat
Hari II :
E : 84,33%
P : 63,62%
L : 133,55%
KH : 70,66%
Hari I :
N : 100 x/Menit
P : 27 x/Menit
S : 37,2 °C
Ku : Sakit Sedang
Mengontrol tekanan darah
3. Fisik/Klinis untuk tetap normal Setiap hari Hari II :
N : 77 x/Menit
P : 28 x/Menit
S : 36,4 °C
KU : Membaik
7°C. Ini adalah tanda medis yang umum. Demam adalah gejala penyakit yang disebabkan oleh
Anemia adalah kondisi dimana kadar haemoglobin didala tubuh berkurang, hal ini disebabkan
karena masukkan makanan sehari-hari tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pemberian bahan
makanan yang banyak mengandung sumber protein hewani yang bioavailability tinggi seperti
Berdasarkan hasil monitoring pada tingkat asupan pasien mengalami perubahan dimana pada
hari sebelum intervensi pasien mengalami defisit. setelah pertama intervensi tingkat asupan
meningkat walau masih tergolong defisit yakni Energi sebesar 64,22%, protein 40,83%, lemak
61,36% dan karbohidrat 71,96%, dan pada hari kedua asupan berada pada tingkat baik yakni energi
84,33%, protein 63,62%, lemak 133,55% dan karbohidrat 70,66%. Kenaikan asupan yang dialami
terjadi seiring dengan keadaan umum pasien yang mulai membaik dari hari sebelumnya. Setelah
mendapatkan perawatan yang intensif pasien mulai membaik secara bertahap sambil mengontrol
daya terima pasien terhadap makanan yang diberikan dan terus memberikan edukasi berkaitan
Untuk monitoring antropometri pasien diperoleh hasil berat badan yaitu 9,2 kg, berat badan
Untuk monitoring fisik/klinis pasien di peroleh hasil hari pertama suhu tubuh masih tinggi ada
penurunan dibanding sebelumnya dengan keadaan umum sakit sedang dan hari kedua suhu tubuh
Selain mengalami demam dan anemia alasan rawat inap pasien juga karena low intake yang
dialami oleh pasien. Dimana berdasarkan data riwayat nutrisi dahulu dan FFQ pasien hanya makan
makanan pokok berupa nasi tanpa campuran lauk hewani maupun nabati serta sayur dan buah. Si
anak sudah terbiasa hanya makan nasi dan air putih saja. dan selebihnya si anak ASI. Konsumsi ASI
si anak memang banyak yaitu 11 kali dalam sehari. Namun ASI saja tak cukup.
Pemberian ASI untuk anak umur 12 bulan atau 1 tahun hanya berkisar di 100 – 150 ml/hari.
Sehingga harus di tambah dengan asupan makanan yang bergizi dan sesuai kebutuhan si anak.
Makanan bergizi dan seimbang akan sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel-
sel motorik anak serta sistem imunnya. Untuk itu perlu adanya edukasi kepada pihak orangtua untuk
memperhatikan makanan anaknya dan mengubah kebiasaan buruk itu menjadi lebih baik secara
bertahap agar anak tumbuh menjadi anak yang sehat dan kuat.