Oleh:
NIM: 70900119017
(...........................................) (...........................................)
2019
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt., atas rahmat dan hidayah-
Nya yang masih tercurah kepada penulis, sehingga laporan pendahuluan ini dapat
terselesaikan, dan tak lupa pula kita kirimkan salam dan salawat kepada Nabi
Muhammad SAW. yang telah mengantarkan kita dari alam kegelapan menuju ke
hambatan dan tantangan, namun atas bantuan, bimbingan,serta izin Allah SWT
akhirnya hambatan dan tantangan tersebut dapat diatasi serta mencapai tahap
penyelesaian.
karena itu, kritikan dan saran penyempurnaan sangat penulis harapkan. Semoga
Penulis
2
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ........... i
A. Defenisi….......................................................................... ………………….…..4
B. Etiologi…………….............................................................................................. 4
C. Klasifikasi .............................................................................................................5
D. Patofisiologi………………………………………………………………….…..6
E. Manifestasi Klinis………………………………………………….………..…...7
F. Pemeriksaan Diagnostiik……………………………………………..….….……8
G. Komplikasi……………………………………………………………….………8
H. Penyembuhan Luka…………………………………………………….…….…..9
3
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
BAB I
KONSEP MEDIS
A. Defenisi
Amputasi adalah hilangnya sebagian alat gerak yang menyebabkan
ketidakmampuan seseorang untuk melakukan aktivitas dalam derajat bervariasi ,
tergantung dari bagaimana alat gerak yang hilang , usia, dan penanganan operasi.
Operasi pengangkatan alat gerak manusia ini disebut dengan amputasi menurut
Crensaw dalam Vitriana (2002), angka kejadian amputasi di Indonesia kini
belum diketahui , tapi menurut Vitriana (2002) di Amerika Serikat terjai 43.000
kasus pertahun dari jumlah penduduk 280.562. 489 jiwa atau sekitar 0,02 %.
Sedangkan dalam Richael et al (2009) disebutkan bahwa terjadi kasus amputasi
sekitar 158.000 per tahun dari jumlah penduduk 307.212.123 atau sekitar 0,05%.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan kasus amputasi di
amerika serikat, baik secara jumlah, maupun secara persentase dari jumlah
penduduk.
Luka adalah keadaan hilang/terputusnya kontinuitas jaringan Menurut
InETNA, luka adalah sebuah injuri pada jaringan yang mengganggu proses
selular normal, luka dapat juga dijabarkan dengan adanya kerusakan pada
kuntinuitas/kesatuan jaringan tubuh yang biasanya disertai dengan kehilangan
substansi jaringan. Amputatum adalah luka dalam bentuk terpotongnya salah satu
bagian tubuh kita sehingga terpisah dari badan atau tubuh seperti Luka potong,
pancung dengan penyebab benda tajam ukuran besar atau berat, gergaji. Luka
membentuk lingkaran sesuai dengan organ yang dipotong.
B. Etiologi
Vulnus amputatum luka potong, pancung dengan penyebab benda tajam ukuran
besar/berat, gergaji. Luka membentuk lingkaran sesuai dengan organ yang dipotong.
Perdarahan hebat, resiko infeksi tinggi, terdapat gejala pathom limb.
4
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
C. Klasifikasi
1. Berdasarkan derajat kontaminasi
1) Luka bersih
Luka bersih adalah luka yang tidak terdapat inflamasi dan infeksi, yang
merupakan luka sayat elektif dan steril dimana luka tersebut berpotensi untuk
terinfeksi. Luka tidak ada kontak dengan orofaring, traktus respiratorius maupun
traktus genitourinarius. Dengan demikian kondisi luka tersebut tetap dalam
keadaan bersih. Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1%-5%.
2) Luka bersih terkontaminasi
Luka bersih terkontaminasi adalah luka pembedahan dimana saluran pernafasan,
saluran pencernaan dan saluran perkemihan dalam kondisi terkontrol. Proses
penyembuhan luka akan lebih lama namun luka tidak menunjukkan tanda infeksi.
Kemungkinan timbulnya infeksi luka sekitar 3% - 11%.
3) Luka terkontaminasi
Luka terkontaminasi adalah luka yang berpotensi terinfeksi spillage saluran
pernafasan, saluran pencernaan dan saluran kemih. Luka menunjukan tanda
infeksi. Luka ini dapat ditemukan pada luka terbuka karena trauma atau
5
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
4) Luka kotor
Luka kotor adalah luka lama, luka kecelakaan yang mengandung jaringan mati
dan luka dengan tanda infeksi seperti cairan purulen. Luka ini bisa sebagai akibat
pembedahan yang sangat terkontaminasi. Bentuk luka seperti perforasi visera,
abses dan trauma lama.
2. Berdasarkan pelaksanaan amputasi, dibedakan menjadi :
1) Amputasi selektif/terencana
Amputasi jenis ini dilakukan pada penyakit yang terdiagnosis dan
mendapat penanganan yang baik serta terpantau secara terus-menerus.
Amputasi dilakukan sebagai salah satu tindakan alternatif terakhir
3) Amputasi darurat
Kegiatan amputasi dilakukan secara darurat oleh tim kesehatan. Biasanya
merupakan tindakan yang memerlukan kerja yang cepat seperti pada
trauma dengan patah tulang multiple dan kerusakan/kehilangan kulit yang
luas.
6
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
terjadinya infeksi hebat. Proses yang terjadi secara alamiah bila terjadi luka dibagi
menjadi 3 fase :
a. Fase inflamsi atau ‘lagphase’
berlangsung sampai 5 hari. akibat luka ter"adi pendarahan, ikut keluar
sel-sel trombosit radang. Terjadi Vasekontriksi dan proses penghentian
pendarahan. sel radang keluar dari pembuluh darah dan menuru daerah luka
secara khemotaksis. Dengan demikian timbul tanda-tanda radang leukosit,
limfosit dan monosit menghan urkan dan menahan kotoran dan kumas
b. Fase proferasi atau fase fibriflasi
berlangsung dari hari 6-3minggu. Tersifat oleh proses preforasi. Serat-
serat baru dibentuk, diatur, mengkerut yang tidak perlu dihancurkan dengan
demikian luka mengkerut-mengecil.Pada fase ini luka diisi oleh sel radang,
fibrolas, serat-serat kolagen, kapiler-kapiler baru yang membentuk jaringan
kemerahan dengan permukaan tidak rata, disebut jaringan granulasi.pitel sel
basal ditepi luka lepas dari dasarnya dan pindah menututpi dasar luka. Proses
migrasi epitel hanya berjalan kepermukaan yang rata dan lebih rendah, tak
dapat naik, pembentukan jaringan granulasi berhenti setelah seluruh
permukaan tertutup epitel dan mulailah proses pende/asaan penyembuhan
luka(Ganong, 2012).
c. Fase “ remodeling
fase ini dapat berlangsung berbulan-bulan. Dikatakan berahir bila
tanda-tanda radang sudah hilang. Parut dan sekitarnya berwarna pucat, tipis,
lemas, tidak ada rasa sakit maupun gatal.
E. Manifestasi Klinis
1. Deformitas: Daya terik kekuatan otot menyebabkan fragmen tulang berpindah dari
tempatnya perubahan keseimbangan dan contur terjadi seperti: rotasi pemendekan
tulang, penekanan tulang.
2. Bengkak: edema muncul secara cepat dari lokasi dan ekstravaksasi darah dalam
jaringan yang berdekatan dengan fraktur
7
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
8
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang
sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan.
2. Kompartement Syndrom
Kompartement Syndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi karena
terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut. Ini
disebabkan oleh oedema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh
darah.
3. Infeksi
4. Shock
Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas
kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi
5. Kontraktur
6. Hipertropi jaringan parut
7. Komplikasi amputasi meliputi perdarahan, infeksi dan kerusakan kulit. Karena ada
pembuluh darah besar yang dipotong, dapat terjadi perdarahan masif. Infeksi
merupakan infeksi pada semua pembedahan; dengan peredaran darah buruk atau
kontaminasi luka setelah amputasi traumatika, resiko infeksi meningkat.
Penyembuhan luka yang buruk dan iritasi akibat prostesis dapat menyebabkan
kerusakan kulit.
9
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
Proses penyembuhan terjadi lebih kompleks dan lebih lama. Luka jenis ini
biasanya tetap terbuka.
3) Tertiary Intention Healing (penyembuhan luka tertier) yaitu luka yang
dibiarkan terbuka selama beberapa hari setelah tindakan debridement.
Setelah diyakini bersih, tepi luka dipertautkan (4-7 hari). Luka ini
merupakan tipe penyembuhan luka yang terakhir (Mansjoer,2001).
2. Fase Penyembuhan Luka
Proses penyembuhan luka memiliki 3 fase yaitu fase inflamasi, proliferasi
dan maturasi. Antara satu fase dengan fase yang lain merupakan suatu
kesinambungan yang tidak dapat dipisahkan.
1) Fase Inflamasi
2) Tahap ini muncul segera setelah injuri dan dapat berlanjut sampai 5 hari.
Inflamasi berfungsi untuk mengontrol perdarahan, mencegah invasi
bakteri, menghilangkan debris dari jaringan yang luka dan mempersiapkan
proses penyembuhan lanjutan.
3) Fase Proliferasi
Tahap ini berlangsung dari hari ke 6 sampai dengan 3 minggu. Fibroblast
(sel jaringan penyambung) memiliki peran yang besar dalam fase
proliferasi.
4) Fase Maturasi
Tahap ini berlangsung mulai pada hari ke 21 dan dapat berlangsung
sampai berbulan-bulan dan berakhir bila tanda radang sudah hilang.
Dalam fase ini terdapat remodeling luka yang merupakan hasil dari
peningkatan jaringan kolagen, pemecahan kolagen yang berlebih dan
regresi vaskularitas luka (Mansjoer,2001).
10
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
pada proses regenerasi yang bersifat lokal saja pada luka, namun dipengaruhi
pula oleh faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik
Terjemahan :
11
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
Secara anatomis, lapisan kulit manusia terdiri dari tiga lapisan global, yakni
epidermis, dermis, dan subcutis. Pada lapisan terakhirlah, yakni subcutis, terdapat
ujung-ujung pembuluh darah dan syaraf. Salah satu keajaiban yang ditunjukkan pada
saat terjadi combustio grade III (luka bakar yang telah menembus lapisan
subcutis),yaitu hilangnya sensasi nyeri.
Hal itu disebabkan oleh tidak berfungsinya ujung-ujung serabut syaraf afferent
yang mengatur sensasi persepsi. Itulah sebabnya Allah menumbuhkan kembali kulit
yang rusak dan selama mekanisme pergantian kulit baru atas kulit lama yang sudah
rusak/terbakar diberlakukan oleh Allah Swt, maka selama itu pulalah kepedihan dari
azab Allah Swt bagi orang kafir dapat terus dirasakan (Pramita.2013).
Keteraturan dan keseimbangan fungsi organ akan mengalami ketundukan dalam
sistem yang telah ditetapkan oleh sang Pencipta organ sesuai dengan nilai-nilai al-
Qur’an. Ilmu anatomi telah mampu membongkar sebuah kenyataan ilmiah terpendam
bahwa dibalik susunan tubuh manusia tersimpan mukjizat dan kemahabesaran Allah
SWT. Keajaiban al-Qurán bukan suatu narasi yang spekulatif karena semuanya,
sampai yang terkecil sekalipun, dapat dibuktikan kebenarannya dengan fakta dan
argumentasi yang obyektif .
12
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Biografi
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pekerjaan dan alamat
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama, riwayat keluhan utama, riwayat penyakit masa lalu, keluhan
saat dikaji, riwayat kesehatan keluarga (genogram)
3. Data dasar Pengkajian
a. Aktifitas / istirahat
Gejala: kelemahan dan keletihan, perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan
tidur pada malam hari, ada faktor yang mempengaruhi tidur
misalnya : Nyeri, berkeringat malam, keterbatasan partisipasi, hobi
latihan, pekerjaaan dengan pemajanan karsinogen lingkungan,
tingkat stres tinggi.
b. Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada dan pengerahan kerja, kebiasaaan perubahan
pada tekanan darah
c. Integritas ego
Gejala: faktor stres, dan cara mengatasi stres. Masalah tentang perubahan
dalam penampilan.Misalnya : alopesia, lesi, cacat, pembedahan
menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak
mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi,
Tanda: menyangkal menarik diri
d. Eiliminasi
Gejala: perubahan pda pola defikasi misalnya nyeri pada defikasi, perubahan
eliminasi, urinarius misalnya : rasa nyeri dan terbakar, pada saat
berkemih hematura sering berkemih
13
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
14
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
bulan.
(membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, kartilago, kapsul sendi dan atau
ligament).
3. Resiko infeksi
5. Ansietas
Definisi: Kondisi emosi dan pengalaman subyektif terhadap obyek yang tidak
15
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
C. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan
Diagnosis Keperawatan
Luaran
Intervensi Rasional
Keperawatan
16
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
17
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
Rencana keperawatan
Diagnosis Keperawatan
Luaran
Intervensi Rasional
Keperawatan
18
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
Rencana keperawatan
Diagnosis Keperawatan
Luaran
Intervensi Rasional
Keperawatan
19
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
Rencana keperawatan
Diagnosis Keperawatan
Luaran
Intervensi Rasional
Keperawatan
20
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E., Mary Frances Moorhouse., & Alice C. Murr. 2010.
Nursing Diagnosis Manual : Planning, Individualizing, and Documenting
Client Care. Philadelphia : F.A Davis Company
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI) Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI) Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI) Edisi 1 Cetakan 3(Revisi) . Jakarta : Dewan Pengurus Pusat PPNI
21
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)
Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah
Penyimpangan KDM
Etiologi vulnus
Kerusakan integritas
Kerusakan intergritas kulit jaringan
Traumatic jaringan
Pendarahan berlebih
Kerusakan syaraf perifer
Terpapar lingkungan
Nyeri akut
ansietas
Pergerakan terbaras
22
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XV
Muh Syahrul Ramli, S.Kep (70900119017)