“PYRROPHYTA”
KELOMPOK 4
GIDION MEDI TANDIROGANG
MELIANTY POPANG
SRI AMELIA PURBA
WINARSO USMAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Pyrrophyta
2. Mengetahui ciri-ciri Pyrrophyta
3. Mengetahui klasifikasi dari Pyrrophyta
4. Mengetahui cara reproduksi Pyrrophyta
5. Mengetahui fenomena dan peranan dari Pyrrophyta
BAB II
PEMBAHASAN
c. Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada Dynoflagellata biasanya disimpan dalam bentuk minyak atau
polisakarida.
d. Bentuk Hidup
Sebagian besar Dynoflagellata hidup secara endosimbiosis di dalam tubuh
invertebrate laut lainnya seperti pada ubur-ubur, koral, dan hewan moluska. Simbiosis pada
Dynoflagellata dikarenakan kekurangan lapisan selulosa dan flagel yang disebut
zooxanthellae. Fotosistesis zooxanthellae menyediakan karbohidrat untuk invertebrate yang
ditempatinya. Dynoflagellata lain yang tidak memiliki pigmen atau klorofil tidak dapat
melakukan fotosintesis didalam tubuh invertebrata yang ditempatinya, sehingga
Dynoflagellata yang demikian hidup dengan cara heterotrof maupun parasit pada inang yang
ditempati.
e. Habitat
Dinoflagellata sekarang terdiri dari bagian utama planktonik lautan, terlebih dalam
bentuk autotrof dan memegang peranan penting dalam rantai makanan. Jenis dinnoflagellata
autotrof biasanya hidup pada daerah fotik dan menerima sebagian besar nutrisi dari aktifitas
Up Welling.
Umumnya dinoflagellata hidup pada kisaran suhu 1-35 oC. Banyak dinoflagellata
yang tersebar secara geografis dan menggambarkan temperatur lautan yang digunakan
sebagai indikator pergeseran iklim, karena dinoflagellata spesies tertentu tumbuh optimal
pada suhu yang berbeda pula. Beberapa genera ditemukan pada air tawar dan air asin
meskipun sebagian besar hidup di perairan asin dan sangat sensitive pada perubahan salinitas.
2. Dinophyceae
• Flagelnya keluar dari posisi ventral. Satu flagel terletak pada bagian sulcul, yang
lainnya pada bagian cingulum
• Memiliki anggota lebih banyak
• Salah satu flagella terdapat pada bagian transversal, yang lainnya pada bagian
longitudinal
• Memiliki 6 ordo:
a. Dinophysiales
• Bersifat motil
• Hidupnya soliter
• Memiliki dinding sel
• Berbentuk pipih lateral
• Mempunyai tutup cingulum pada bagian ujung anterior
• Epitheca pendek
• Menghasilkan toksin
• Contoh spesies : Dinophysis sp, Ornithocercus thurni
Filum : Dinoflagellate
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Dinophysiales
Famili : Dinophysiaceae
Genus : Dinophysis
Spesies : Dinophysis sp
Ehrenberg, 1839
Filum : Dinoflagellate
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Dinophysiales
Famili : Dinophysaceae
Genus : Ornithocercus
Spesies : Ornithocercus thurni
b. Gymnodiniales
• Sel motil
• Tidak memiliki dinding sel
• Berbentuk oval
• Memliki girdle berbtk spiral
• Kosmopolitan
• Beberapa diantaranya holozik
• Tidak menghasilkan toksin
• Contoh spesies : Gymnodinium sp, Amphidinium sp
Phylum: Dinoflagellata
Class: Dinophyceae
Order: Gymnodiniales
Family: Gymnodiniaceae
Genus: Amphidinium
Species: A. Carterae
Phylum: Dinoflagellata
Class: Dinophyceae
Order: Gymnodiniales
Family: Gymnodiniaceae
Genus: Gymnodinium
Spesies: Gymnodinium sp.
Stein, 1878
c. Noctilucales
• Ukuran organisme ini sekitar 200 hingga 2000 µm.
• Menghasilkan cahaya bioluminescent
• Memiliki vacuola besar berperan sbg pelampung
• Pada umumnya holozoik, hidup di air Laut
• Memiliki tentakel panjang
• Tidak menghasilkan toksin
• Contoh spesies : Noctiluca Scintillans
Filum : Dinoflagellata
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Noctilucales
Family : Noctilucaceae
Genus : Noctiluca
Species: N. Scintillans
d. Peridiniales
• Berdinding sel tidak dapat berubah-ubah
• Holozoik, sebagian besar hidup di laut
• Beberapa spesies memiliki tanduk
• Contoh spesies : Peridinium sp.
Filum : Dinoflagellata
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Peridiniales
Famili : Peridiniaceae
Genus : Peridinium
Spesies : Peridinium sp.
e. Gonyaulucales
• Memiliki dinding yang keras
• Menghasilkan cahaya
• Kosmopolitan
• Epitecha membentuk sebuah tanduk, hipotheca membentuk dua atau tiga tanduk
• Mengalami cyclomorfosis
• Sebagian besar holofitik
• Contoh genus Ceratium, Gonyaulax
Phylum : Dinoflagellata
Class : Dinophyceae
Order : Gonyaulacales
Famili : Gonyaulaceae
Genus : Ceratium
Spesie : Ceratium sp.
Phylum : Dinoflagellata
Class : Dinophyceae
Order : Gonyaulacales
Family : Gonyaulacaceae
Genus : Gonyaulax
Spesies : Gonyaulax sp..
f. Pyrocystales
• Memiliki bentuk speris, bulan sabit
• Menghasilkan cahaya
• Pada umumnya holofitik
• Dinding sel tebal tersusun atas dua lapis (atas sporopellenin, bawah selulosa)
• Contoh spesies : Pyrocystis lunula
Phylum : Dinoflagellata
Class : Dinophyceae
Order : Pyrocystales
Family : Pyrocystaceae
Genus : Pyrocystis
Spesies : Pyrocystis lunula
2.4 Reproduksi
Reproduksi dari Pyrrophyta yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak. Jika sel
memiliki panser, maka selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah
membujur, lalu keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian masing –
masing membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang mempunyai
dinding mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar yang telanjang.
Dengan pembelahan biner, yaitu pembelahan sel dengan sel anak mendapatkan
sebagian dari sel induk (sel anak yang membentuk dinding baru).
2.5 Fenomena yang terjadi dengan adanya Pyrrophyta
a. Bioluminescens
Bioluminescence adalah pembentukan dan pemancaran cahaya oleh makhluk hidup.
Bioluminescence biasanya terbentuk karena reaksi kimia yang dihasilkan oleh makhluk
hidup. Reaksi kimia tersebut bisa terjadi baik di dalam sel, maupun di luar sel.
Bioluminescence bisa ditemui pada bermacam-macam hewan laut dalam, beberapa jenis
serangga, cacing, keong, mikroorganismee, dan juga jamur, kunang-kunang menyala
Bioluminescence Dynoflagellata
Kata bioluminescence terdiri dari dua bahasa, bio (=hidup, Yunani) dan lumen
(=cahaya, Latin). Bioluminescence adalah salah satu bentuk pemancaran cahaya, yang
menghasilkan cahaya dingin. Hanya 20% dari total cahaya yang menghasilkan panas. Jadi,
karakteristik bioluminescence bebeda dengan fluorescence atau phosphorescence ( Prakasita,
2012).
Dynoflagellata dalam jumlah yang kecil sebagai penyusun komunitas plankton laut,
tetapi lebih melimpah di perairan tawar. Fenomena yang menarik yang dihasilkan oleh
pyrrophyta adalah kemampuan bioluminescens (emisi cahaya oleh arganisme), seperti yang
dihasilkan oleh Noctiluna, Gonyaulax, Pyrrocystis, Pyrodinium, dan Peridinium sehingga
menyebabkan laut tampak bersinar pada malam hari ( Arianti, 2010).
Noctiluca scintillans atau disebut juga Sea Sparkle, merupakan jenis dinoflagelata
yang memiliki bioluminescence (kemampuan mengeluarkan cahaya secara alami).
Bioluminescence ini diproduksi oleh luciferin-luciferase system yang terletak di ribuan
organel-organel berbentuk bola atau “microsources”, lokasinya berada di sitoplasma pada
protista bersel tunggal. Ukuran organismee ini sekitar 200 hingga 2000 µm.
b. Red Tides
Dalam hal kontribusi ekologi, Dynoflagellata adalah salah satu kelompok paling
penting dari produsen dalam ekosistem laut. Beberapa Dynoflagellata diketahui memiliki
ledakan populasi atau mekar. Ledakan populasi ini, yang dikenal sebagai red tides atau
pasang merah, seringkali warna air menjadi oren, merah, bahkan menjadi coklat. Keadaan
lingkungan ledakan populasi ini tidak diketahui kapan mulai terjadi, tetapi pada umumnya hal
ini terjadi ketika suhu air menjadi hangat atau pada musim panas. Beberapa spesies
Dynoflagellata yang menyebabkan red tides menghasilkan racun untuk menyerang sistem
saraf ikan yang mengakibatkan kematian pada ikan .
Red tides sering dipicu oleh pengenalan gizi ke dalam air permukaan, baik dari atas
permukaan air yang lebih dalam atau dari limpasan pertanian yang mengandung pupuk
ternak. Termasuk angin yang menggerakkan fitoplankton lebih dekat ke pantai, suhu air yang
tinggi di dekat permukaan, dan hari yang cerah. Sebagai hasilnya, keracunan ikan dan hewan
lainnya biasanya terjadi selama musim panas.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa
Pyrrophyta(ganggang api) merupakan alga uniseluler yang menyebabkan air laut tampak
bercahaya (berpendar) di malam hari karena sel-selnya mengandung fosfor. biasanya hidup
pada daerah fotik. Pyrrophyta terdiri dari 2 kelas yaitu Desmopyceae dan Dinopyceae yang
terdiri dari 6 jenis ordo. Akibat dari adanya phyrrophyta menyebabkan beberapa fenomena,
yaitu Bioluminescence yang kelihatan indah dengan pancaran cahayanya dan ada juga
fenomena red tide yang merugikan bagi keberlangsungan hidup organisme lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Dadan. 2014. Ciri-ciri Pyrrophyta. (online), http://www.sridianti.com/ciri-ciri-
pyrrophyta.html
Berg, Linda. 2008. Introductory Botany Plants, People, and The Environment. USA :
Brooks/Cole.
http://endang-susyawati.blogspot.com/