Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PLANKTONOLOGI LAUT

“PYRROPHYTA”

KELOMPOK 4
GIDION MEDI TANDIROGANG
MELIANTY POPANG
SRI AMELIA PURBA
WINARSO USMAN

DEPARTEMAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 2
BAB I ................................................................................................................................ 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 3
1.3. Tujuan..................................................................................................................... 3
BAB II............................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Pyrrophyta ............................................................................................. 4
2.2 Ciri-ciri Pyrrophyta ................................................................................................. 5
a. Struktur Sel ............................................................................................................ 5
b. Alat Gerak.............................................................................................................. 6
c. Cadangan Makanan................................................................................................ 6
d. Bentuk Hidup ......................................................................................................... 6
e. Habitat .................................................................................................................... 6
2.3 Klasifikasi Pyrrophyta ............................................................................................. 7
2.4 Reproduksi ............................................................................................................ 11
2.5 Fenomena yang terjadi dengan adanya Pyrrophyta............................................... 12
a. Bioluminescens .................................................................................................... 12
b. Red Tides ............................................................................................................. 13
2.6 Peranan Pyrrophyta ............................................................................................... 14
BAB III ........................................................................................................................... 15
PENUTUP....................................................................................................................... 15
3.1 Kesimpulan............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Plankton adalah makhluk (tumbuhan atau hewan) yang hidupnya mengapung,
mengambang, atau melayang di dalam air yang kemampuan renangnya (kalaupun ada) sangat
terbatas hingga selalu terbawa hanyut oleh arus. Istilah plankton diperkenalkan oleh Victor
Hensen tahun 1887, berasal dari bahasa Yunani yaitu planktos, yang berarti menghanyut atau
mengembara. Plankton dapat dibagi menjadi beberapa golongan sesuai dengan fungsinya,
ukurannya, daur hidupnya, atau sifat sebarannya. Berdasarkan fungsinya, plankton dapat
digolongkan menjadi empat golongan utama, yakni fitoplankton, zooplankton,
bakterioplankton, dan virioplankton.
Fitoplankton terdiri dari lima divisi, yaitu Cyanophyta, Chlorophyta, Chrysophyta,
Euglenophyta, dan Pyrrophyta. Masing-masing mempunyai perbedaan dalam hal pigmen
yang dimiliki, habitat, ukuran tubuh, cara reproduksi, alat gerak, maupun bentuk hidup.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Pyrrophyta?
2. Apa saja ciri-ciri yang dimiliki Pyrrophyta?
3. Bagaimana klasifikasi dari Pyrrophyta?
4. Bagaimana cara reproduksi Pyrrophyta?
5. Apa saja fenomena dan peranan dari Pyrrophyta?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Pyrrophyta
2. Mengetahui ciri-ciri Pyrrophyta
3. Mengetahui klasifikasi dari Pyrrophyta
4. Mengetahui cara reproduksi Pyrrophyta
5. Mengetahui fenomena dan peranan dari Pyrrophyta
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pyrrophyta


Pyrrophyta (Yunani, pyrrhos = api) atau ganggang api adalah alga uniseluler yang
menyebabkan air laut tampak bercahaya (berpendar) di malam hari karena sel-selnya
mengandung fosfor. Pyrrophyta atau Dinophyta disebut juga Dynoflagellata (Yunani, dinos =
berputar, flagel = cambuk) karena memiliki flagella. Tubuh Pyrrophyta terdiri atas satu sel,
memiliki dinding sel berupa lempengan selulosa yang berbentuk poligonal dengan alur
membujur dan melintang, memiliki klorofil a, klorofil c, fikobilin, dinoxantin, dan xantofil,
serta dua flagela yang terletak di bagian samping atau ujung sel sehingga dapat bergerak
aktif.
Pyrrophyta adalah alga uniselular (bersel satu) dengan dua flagel yang berlainan,
berbentuk pita, keluar dari sisi perut dalam suatu saluran. Mengandung pigmen (klorofil A,
C2 dan pirimidin, sementara yang lain memiliki klorofil A, C1, C2 dan fucosantin) yang
dapat berfotosintesis. Hanya Dynoflagellata yang memiliki kemampuan untuk berfotosintesis
.
Pyrophyta disebut juga Dynoflagellata dimana tubuhnya tersusun atas satu sel,
memiliki dinding sel dan dapat bergerak aktif serta habitat di laut, bersifat fosforesensi yaitu
memiliki fosfor yang memancarkan cahaya, yang kemampuannya disebut bioluminescent
(dapat menghasilkan cahaya sendiri).
Nama Dynoflagellata berasal dari gerakan berputar dari sel swimming. Meskipun
kebanyakan Dynoflagellata adalah flagellata uniselular, koloni dari sel flagellata, sel non-
flagellata, pengumpulan palmelloid, dan filamen telah diketahui. Cadangan makanan
berbentuk tepung atau minyak.
Dynoflagellata merupakan komponen penting dari fitoplankton laut dan air tawar.
Terdapat sekitar 3000 spesies, masing-masing memiliki bentuk yang khas. Bentuk dari
masing-masing spesies, ditentukan oleh plat selulosa keras yang terletak di bawah vesikel
membran plasma.
2.2 Ciri-ciri Pyrrophyta
a. Struktur Sel

Sebagaian besar spesiesnya merupakan organisme uniseluler dan ada yang


membentuk koloni. Sel Dynoflagellata ditutupi oleh cangkang dari selulosa, beberapa
diantaranya juga mengandung silica yang memberikan kekuatan terhadap cangkangnya.
Sebagian besar Dynoflagellata merupakan organisme fotosintetik dan memiliki pigmen
klorofil a, klorofil c, dan karotenoid. Keistimewaannya, karotenoid kuning-coklat,
fucoxanthin, hanya terdapat pada Dynoflagellata dan beberapa diantaranya pada beberapa
kelompok alga (diatom dan alga coklat). Akan tetapi, Dynoflagellata yang lain ada yang tidak
berwarna (atau bukan Dynoflagellata fotositetik) dan memakan organisme lain untuk
dijadikan makanan.
Sel Dynoflagellata terbagai secara transversal oleh cingulum menjadi epiteka dan
hipoteka. Pada Peridinium, epiteka tersusun atas 2 seri: apical dan precingular. Pada beberapa
genus terdapat seri pelat yang tidak sempurna pada permukaan dorsal dengan 1-3 pelat
interkalar anterior. Hipoteka tersusun atas 2 seri transversal: cingular dan antapikal juga
sering terdapat seri yang tidak sempurna yaitu interkalar posterior.
Sel-selnya mengandung satu atau lebih kloroplas, sering (dimana kloroplas tidak
diduga menjadi endosimbion) berwarna coklat tua warna sebagai konsekuensi dari sejumlah
besar dari pigmen peridinin. Sebuah stigma sering hadir dalam spesies motil dan zoospora.
Inti dari Dynoflagellata yang periculiar dalam mengandung kromosom yang tetap melingkar
sepanjang siklus nukleus, seperti pada prokariota yang kekurangan protein histon.
b. Alat Gerak
Dinofalgelata memiliki dua cambuk (flagela) yang dapat menghasilkan pergerakan
memutar. Oleh karena itu, filum ini diberi nama Dynoflagellata (Yunani, dino = pusaran air)
(Karmana, 2007).
Tubuh Dynoflagellata primitif pada umumnya berbentuk ovoid tapi asimetri,
mempunyai dua flagella, satu terletak di lekukan longitudinal dekat tubuh bagian tengah yang
disebut sulcus dan memanjang ke bagian posterior. Sedangkan flagella yang lain ke arah
transversal dan ditempatkan dalam suatu lekukan (cingulum) yang melingkari tubuh atau
bentuk spiral pada beberapa belokan. Lekukan tranversal disebut girdle, merupakan cincin
yang simpel dan jika berbentuk spiral disebut annulus. Flagellum transversal menyebabkan
pergerakan rotasi dan pergerakan kedepan, sedangkan flagellum longitudinal mengendalikan
air ke arah posterior .

c. Cadangan Makanan
Cadangan makanan pada Dynoflagellata biasanya disimpan dalam bentuk minyak atau
polisakarida.

d. Bentuk Hidup
Sebagian besar Dynoflagellata hidup secara endosimbiosis di dalam tubuh
invertebrate laut lainnya seperti pada ubur-ubur, koral, dan hewan moluska. Simbiosis pada
Dynoflagellata dikarenakan kekurangan lapisan selulosa dan flagel yang disebut
zooxanthellae. Fotosistesis zooxanthellae menyediakan karbohidrat untuk invertebrate yang
ditempatinya. Dynoflagellata lain yang tidak memiliki pigmen atau klorofil tidak dapat
melakukan fotosintesis didalam tubuh invertebrata yang ditempatinya, sehingga
Dynoflagellata yang demikian hidup dengan cara heterotrof maupun parasit pada inang yang
ditempati.

e. Habitat
Dinoflagellata sekarang terdiri dari bagian utama planktonik lautan, terlebih dalam
bentuk autotrof dan memegang peranan penting dalam rantai makanan. Jenis dinnoflagellata
autotrof biasanya hidup pada daerah fotik dan menerima sebagian besar nutrisi dari aktifitas
Up Welling.
Umumnya dinoflagellata hidup pada kisaran suhu 1-35 oC. Banyak dinoflagellata
yang tersebar secara geografis dan menggambarkan temperatur lautan yang digunakan
sebagai indikator pergeseran iklim, karena dinoflagellata spesies tertentu tumbuh optimal
pada suhu yang berbeda pula. Beberapa genera ditemukan pada air tawar dan air asin
meskipun sebagian besar hidup di perairan asin dan sangat sensitive pada perubahan salinitas.

2.3 Klasifikasi Pyrrophyta


Pyrrophyta terdiri dari 2 kelas, yaitu:
1. Desmophyceae
• Memiliki flagel yang keluar dari ujung anterior (apical, subapical)
• Motil
• Memiliki 1 ordo: Prorocentrales
• Memiliki dinding sel yang tebal, tersusun atas dua belahan (theca)
• Berbentuk speris, oval, atau tetes air mata (teardrops)
• Terdapat di air tawar, payau, laut
• Contoh spesies :
Filum : Dinoflagellata
Kelas : Desmophyceae
Ordo : Prorocentrales
Famili : Prorocentraceae
Genus : Prorocentrum
Species : Prorocentrum micans
Ehrenberg 1833, (Guiry and Guiry 2011)

2. Dinophyceae
• Flagelnya keluar dari posisi ventral. Satu flagel terletak pada bagian sulcul, yang
lainnya pada bagian cingulum
• Memiliki anggota lebih banyak
• Salah satu flagella terdapat pada bagian transversal, yang lainnya pada bagian
longitudinal
• Memiliki 6 ordo:
a. Dinophysiales
• Bersifat motil
• Hidupnya soliter
• Memiliki dinding sel
• Berbentuk pipih lateral
• Mempunyai tutup cingulum pada bagian ujung anterior
• Epitheca pendek
• Menghasilkan toksin
• Contoh spesies : Dinophysis sp, Ornithocercus thurni

Filum : Dinoflagellate
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Dinophysiales
Famili : Dinophysiaceae
Genus : Dinophysis
Spesies : Dinophysis sp
Ehrenberg, 1839

Filum : Dinoflagellate
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Dinophysiales
Famili : Dinophysaceae
Genus : Ornithocercus
Spesies : Ornithocercus thurni

b. Gymnodiniales
• Sel motil
• Tidak memiliki dinding sel
• Berbentuk oval
• Memliki girdle berbtk spiral
• Kosmopolitan
• Beberapa diantaranya holozik
• Tidak menghasilkan toksin
• Contoh spesies : Gymnodinium sp, Amphidinium sp
Phylum: Dinoflagellata
Class: Dinophyceae
Order: Gymnodiniales
Family: Gymnodiniaceae
Genus: Amphidinium
Species: A. Carterae

Phylum: Dinoflagellata
Class: Dinophyceae
Order: Gymnodiniales
Family: Gymnodiniaceae
Genus: Gymnodinium
Spesies: Gymnodinium sp.
Stein, 1878

c. Noctilucales
• Ukuran organisme ini sekitar 200 hingga 2000 µm.
• Menghasilkan cahaya  bioluminescent
• Memiliki vacuola besar berperan sbg pelampung
• Pada umumnya holozoik, hidup di air Laut
• Memiliki tentakel panjang
• Tidak menghasilkan toksin
• Contoh spesies : Noctiluca Scintillans

Filum : Dinoflagellata
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Noctilucales
Family : Noctilucaceae
Genus : Noctiluca
Species: N. Scintillans
d. Peridiniales
• Berdinding sel  tidak dapat berubah-ubah
• Holozoik, sebagian besar hidup di laut
• Beberapa spesies memiliki tanduk
• Contoh spesies : Peridinium sp.
Filum : Dinoflagellata
Kelas : Dinophyceae
Ordo : Peridiniales
Famili : Peridiniaceae
Genus : Peridinium
Spesies : Peridinium sp.

e. Gonyaulucales
• Memiliki dinding yang keras
• Menghasilkan cahaya
• Kosmopolitan
• Epitecha membentuk sebuah tanduk, hipotheca membentuk dua atau tiga tanduk
• Mengalami cyclomorfosis
• Sebagian besar holofitik
• Contoh genus Ceratium, Gonyaulax
Phylum : Dinoflagellata
Class : Dinophyceae
Order : Gonyaulacales
Famili : Gonyaulaceae
Genus : Ceratium
Spesie : Ceratium sp.

Phylum : Dinoflagellata
Class : Dinophyceae
Order : Gonyaulacales
Family : Gonyaulacaceae
Genus : Gonyaulax
Spesies : Gonyaulax sp..
f. Pyrocystales
• Memiliki bentuk speris, bulan sabit
• Menghasilkan cahaya
• Pada umumnya holofitik
• Dinding sel tebal tersusun atas dua lapis (atas sporopellenin, bawah selulosa)
• Contoh spesies : Pyrocystis lunula

Phylum : Dinoflagellata
Class : Dinophyceae
Order : Pyrocystales
Family : Pyrocystaceae
Genus : Pyrocystis
Spesies : Pyrocystis lunula

2.4 Reproduksi
Reproduksi dari Pyrrophyta yaitu dengan pembelahan sel yang bergerak. Jika sel
memiliki panser, maka selubung akan pecah. Dapat juga dengan cara protoplas membelah
membujur, lalu keluarlah dua sel telanjang yang dapat mengembara yang kemudian masing –
masing membuat panser lagi. Setelah mengalami waktu istirahat zigot yang mempunyai
dinding mengadakan pembelahan reduksi, mengeluarkan sel kembar yang telanjang.

Siklus pembelahan sel Dynoflagellata

Dengan pembelahan biner, yaitu pembelahan sel dengan sel anak mendapatkan
sebagian dari sel induk (sel anak yang membentuk dinding baru).
2.5 Fenomena yang terjadi dengan adanya Pyrrophyta
a. Bioluminescens
Bioluminescence adalah pembentukan dan pemancaran cahaya oleh makhluk hidup.
Bioluminescence biasanya terbentuk karena reaksi kimia yang dihasilkan oleh makhluk
hidup. Reaksi kimia tersebut bisa terjadi baik di dalam sel, maupun di luar sel.
Bioluminescence bisa ditemui pada bermacam-macam hewan laut dalam, beberapa jenis
serangga, cacing, keong, mikroorganismee, dan juga jamur, kunang-kunang menyala

Bioluminescence Dynoflagellata
Kata bioluminescence terdiri dari dua bahasa, bio (=hidup, Yunani) dan lumen
(=cahaya, Latin). Bioluminescence adalah salah satu bentuk pemancaran cahaya, yang
menghasilkan cahaya dingin. Hanya 20% dari total cahaya yang menghasilkan panas. Jadi,
karakteristik bioluminescence bebeda dengan fluorescence atau phosphorescence ( Prakasita,
2012).
Dynoflagellata dalam jumlah yang kecil sebagai penyusun komunitas plankton laut,
tetapi lebih melimpah di perairan tawar. Fenomena yang menarik yang dihasilkan oleh
pyrrophyta adalah kemampuan bioluminescens (emisi cahaya oleh arganisme), seperti yang
dihasilkan oleh Noctiluna, Gonyaulax, Pyrrocystis, Pyrodinium, dan Peridinium sehingga
menyebabkan laut tampak bersinar pada malam hari ( Arianti, 2010).
Noctiluca scintillans atau disebut juga Sea Sparkle, merupakan jenis dinoflagelata
yang memiliki bioluminescence (kemampuan mengeluarkan cahaya secara alami).
Bioluminescence ini diproduksi oleh luciferin-luciferase system yang terletak di ribuan
organel-organel berbentuk bola atau “microsources”, lokasinya berada di sitoplasma pada
protista bersel tunggal. Ukuran organismee ini sekitar 200 hingga 2000 µm.
b. Red Tides
Dalam hal kontribusi ekologi, Dynoflagellata adalah salah satu kelompok paling
penting dari produsen dalam ekosistem laut. Beberapa Dynoflagellata diketahui memiliki
ledakan populasi atau mekar. Ledakan populasi ini, yang dikenal sebagai red tides atau
pasang merah, seringkali warna air menjadi oren, merah, bahkan menjadi coklat. Keadaan
lingkungan ledakan populasi ini tidak diketahui kapan mulai terjadi, tetapi pada umumnya hal
ini terjadi ketika suhu air menjadi hangat atau pada musim panas. Beberapa spesies
Dynoflagellata yang menyebabkan red tides menghasilkan racun untuk menyerang sistem
saraf ikan yang mengakibatkan kematian pada ikan .
Red tides sering dipicu oleh pengenalan gizi ke dalam air permukaan, baik dari atas
permukaan air yang lebih dalam atau dari limpasan pertanian yang mengandung pupuk
ternak. Termasuk angin yang menggerakkan fitoplankton lebih dekat ke pantai, suhu air yang
tinggi di dekat permukaan, dan hari yang cerah. Sebagai hasilnya, keracunan ikan dan hewan
lainnya biasanya terjadi selama musim panas.

Gambar Red Tides Gambar Red Tides fish death

Pertumbuhan yang cepat dari plankton Dynoflagellata mungkin akan menghasilkan


warna coklat atau merah dimana perubahan wama air disebut red tide. Red tide biasanya
terjadi pada air pesisir pantai dan muara. Beberapa Dynoflagellata menghasilkan red tide
adalah Luminescent, spesies lain mungkin mengandung racun yang dapat dilepaskan kedalam
air atau terakumulasi dalam rantai makanan. Dalam beberapa kasus, racun dapat
menyebabkan kematian ikan atau menyebabkan keracunan manusia yang makan makanan
yang terkontaminasi oleh moluska atau ikan.
Red tide merupakan blooming Pyrrophyta dengan 1- 20 juta sel per liter. Red tide
dapat menyebabkan:
a) Kematian ikan dan invertebrata, jika yang blooming adalah Ptychodiscus brevis.
b) Kematian invertebrata jika yang blooming adalah Gonyaulax, Ceratium dan
Cochlodinium.
c) Kematian organismee laut, yang lebih dikenal sebagai paralytic shellfish poisoning, jika
yang blooming adalah Gonyaulax.

Gambar Gonyaulax, Ceratium dan Cochlodinium

2.6 Peranan Pyrrophyta


a. Peranan Menguntungkan
• Sebagai produsen primer.
b. Peranan Merugikan
• Menyebabkan red tide.
• Menghasilkan toksin yang dapat menyebabkan keracunan. Dalam beberapa kasus,
racun dapat menyebabkan kematian ikan atau menyebabkan keracunan pada manusia
yang makan makanan tersebut.
• Noticula sebagai food competion ikan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan materi di atas, dapat disimpulkan bahwa
Pyrrophyta(ganggang api) merupakan alga uniseluler yang menyebabkan air laut tampak
bercahaya (berpendar) di malam hari karena sel-selnya mengandung fosfor. biasanya hidup
pada daerah fotik. Pyrrophyta terdiri dari 2 kelas yaitu Desmopyceae dan Dinopyceae yang
terdiri dari 6 jenis ordo. Akibat dari adanya phyrrophyta menyebabkan beberapa fenomena,
yaitu Bioluminescence yang kelihatan indah dengan pancaran cahayanya dan ada juga
fenomena red tide yang merugikan bagi keberlangsungan hidup organisme lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Dadan. 2014. Ciri-ciri Pyrrophyta. (online), http://www.sridianti.com/ciri-ciri-
pyrrophyta.html

Alia,Nur,Nur fitriana,Muh.badawi yanas,IstiqamahIka astriana. 2013. Makalah


Dynoflagellata. (online), https://www.academia.edu/3432655/Ekologi_Dinoflagellata

Anonime. Tanpa tahun. Pyrrophyta. (online),


http://site.iugaza.edu.ps/elnabris/files/2014/11/2_plankton diversity_phytoplankton.pdf

Berg, Linda. 2008. Introductory Botany Plants, People, and The Environment. USA :
Brooks/Cole.

Prakasita, Nira.2012. Gangang Api (Pyrrophyta/Dinoflagellata).(online),


http://nira15.blogspot.com/2012/07/ganggang-api-pyrrophytadinoflagellata.html#more

Susyawati, Endang. 2011. Euglenophyta ( Pyrrophyta). (online),

http://endang-susyawati.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai