Disusun oleh :
1. Aulia rahma
2. Muhammad rizki
3. Ledina
4. Hana natalia
5. Resha
6. Yosep
Kelas : XII Mipa 2
Guru Pembimbing : Drs. Supri
Sekolah : SMA Negeri 33 Jakarta
Tahun Pelajaran 2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya.
Titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat
pelarutnya harus membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku
lebih lama daripada pelarut. Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda.
Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan oleh
masuknya suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni, maka titik
bekunya berubah (nilai titik beku akan berkurang).
Seperti yang kita tahu bahwa titik beku pelarut murni berada pada suhu 0°C, tapi dengan
adanya zat terlarut misalnya saja kita tambahkan gula ke dalam air tersebut maka titik beku
larutan ini tidak akan sama dengan 0°C lagi, melainkan akan turun menjadi dibawah 0°C, dan
inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Dalam percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik beku pelarut murni yang telah
ditambahkan zat terlarut lain kedalamnya dan mencoba pembuktian bahwa titik beku
larutanya akan lebih rendah dibandingkan pelarut murninya.
B. Rumusan Masalah
C. Larutan NaCl
Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur, atau halit, adalah senyawa kimia
dengan rumus molekul NaCl. Senyawa ini adalah garam yang paling memengaruhi
salinitas laut dan cairan ekstra selular pada banyak organisme multiselular. Sebagai
komponen utama pada garam dapur, natrium klorida sering digunakan sebagai bumbu
dan pengawet makanan
D. Larutan Urea
Urea adalah senyawa organik yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen, oksigen
dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO.
Urea juga dikenal dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa.
Nama lain yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide
dan carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organic sintesis pertama yang
berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep vitalisme.
Urea ditemukan pertama kali oleh Hilaire Roulle pada tahun 1773. Senyawa ini
merupakan senyawa organik pertama yang berhasil disintesis dari senyawa anorganik.
BAB III
PEMBAHASAN
B. Cara Kerja
1. Masukkan es batu ke dalam beakerglass 250 ml hingga tiga perempatnya, es batu telah
berukuran kecil – kecil, kemudian tambahkan 3 sendok makan garam dapur.
2. Masukkan 5 ml larutan CO(NH2)2 1 M ke dalam tabung reaksi, lalu tabung reaksi
tersebut masukkan ke dalam beakerglass pada nomor 1 di atas.
3. Aduklah larutan yang ada dalam tabung reaksi hingga membeku.
4. Keluarkan tabung reaksi dan biarkan larutan beku di dalamnya mencair sebagian.
5. Ganti spatula dengan termometer.
6. Ukur suhu yang tetap dari campuran zat padat dan cair dalam tabung tersebut dan
catat sebagai titik beku larutan.
7. Ulangi langkah eksperimen di atas untuk mencari titik beku larutan CO(NH2)2 2 M,
NaCl 1 M, dan NaCl 2 M
C. Hasil Pengamatan
No. Larutan Selisih titik beku
Zat terlarut kemolalan Titik beku air dengan titik
beku larutan
1. 1. CO(NH2)2 1m -1,3 -1,3
2. CO(NH2)2 2m -1,5 -1,5
NaCl 1m -1,7 -1,7
3.
D. Pembahasan
Dari data di atas dapat diketahui bahwa air memiliki titik beku terbesar dari
semua larutan.Ini diakibatkan karena sebagian partikel air dan sebagian partikel-partikel
terlarut membentuk ikatan baru. Sehingga ketika membeku yang memiliki titik
beku paling tinggi yaitu air akan membeku terlebih dahulu kemudian diikuti oleh
molekul larutan. Penambahan zat terlarut dalam pelarut akan mengakibatkan
peningkatan konsentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik bekunya.
Kedua larutan tersebut memiliki molalitas yang sama tetapi memiliki titik beku
yang berbeda, titik beku larutan elektrolit dan non elektrolit berbeda karena zat elektrolit
sebagian atau seluruhnya terurai menjadi ion. Larutan elektrolit mempunyai sifat
koligatif lebih besar daripada sifat koligatif.
E. Dokumentasi
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah kami laksanakan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Titik beku larutan (yang dalam hal ini digunakan larutan urea dan NaCl) memiliki titik beku
yang lebih rendah dibandingkan dengan titik beku air (pelarut murni) karena di dalam
larutan urea dan NaCl terkandung zat terlarut berupa molekul-molekul urea dan molekul-
molekul NaCl yang menyebabkan terhalangnya molekul-molekul air untuk membeku
sehingga dibutuhkan suhu yang lebihrendahuntukmembekukanlarutan urea
danNaCltersebut.
2. Makin besarmolalita slarutan, makin tinggi penurunan titik beku larutan
3. Penurunan titik beku larutan (ΔTf) berbanding lurus dengan molalitas larutan
4. Titik beku larutan elektrolitlebihrendahdaripadalarutannonelektrolitpadakemolalan yang
sama, dikarenakan larutan elektrolit terurai sehingga jumlah partikelnya lebih banyak
dibandingkan larutan nonelektrolit
5. Pada konsentrasi yang sama penurunan titik beku(ΔTf) larutan elektrolit akan lebih besar
dibandingkan larutan non elektrolit, Karena penurunan titik beku(ΔTf) larutan elektrolit
dipengaruhi oleh factor Van’t Hoff