Anda di halaman 1dari 7

TINGKAT PEMANFAATAN IKAN LAYANG

Vol. 5, No. 1, Juni 2016


(Decapterus spp) BERDASARKAN HASIL ISSN: 2130-7163
TANGKAPAN PUKAT CINCIN
www.airaha.org di PERAIRAN TIMUR SULAWESI TENGGARA
H
TINGKAT PEMANFAATAN IKAN LAYANG (Decapterus spp)
BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN
di PERAIRAN TIMUR SULAWESI TENGGARA
Rita .L. Bubun 1*), Amir Mahmud1)
1
Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Muhammadiyah Kendari
Jl. KH. Ahmad Dahlan No. 10 Kendari Sulawesi Tenggara
*Korespondensi : rl.bubun@gmail.com

ABSTRACT
Application of the rules of the Decapterus spp fishing in east coastal Southeast Sulawesi has not been
implemented in full. This is not available information about utilization extent Decapterus spp. When
these condition do not get attention and management wisely, so can trigger exploitation arrest that
exceeds maksimum suistanable yield Decapterus spp. The Research purposes is determines the
utilization extent of resources Decapterus spp in east coastal Southeast Sulawesi. The method of this
research is survey. Schaefer Model was used to estimate the utilization extent Decapterus spp based
on the data time series from year 2007 to 2013. The research results show : the average of utilization
extent of Decapterus spp in east coastal of Southeast Sulawesi is 89,04 % and the category of the
utilization extent is high fishing level.

Key word : decapterus spp, utilization extent, southeast sulawesi

PENDAHULUAN Statistik Perikanan Kota Kendari (termasuk


Pengetahuan mengenai sumberdaya ikan dan PPS Kendari), Kabupaten Konawe, dan
kemampuan yang memadai dari sumberdaya Konawe Utara.
manusia merupakan salah satu syarat penentu Penerapan aturan kegiatan penangkapan
keberhasilan pengelolaan perikanan [1]. Langkah ikan layang di Perairan Timur Laut Sulawesi
awal yang perlu dilakukan adalah mengetahui Tenggara yang belum dilaksanakan secara
potensi sumberdaya ikan di suatu perairan laut maksimal, disebabkan oleh informasi
melalui suatu analisis. Hal tersebut penting untuk mengenai tingkat pemanfaatan ikan layang
mengontrol kegiatan penangkapan ikan sehingga belum tersedia. Apabila kondisi ini tidak
dapat mencegah eksploitasi berlebihan yang dapat mendapat perhatian dan pengelolaan secara
merusak kelestarian sumberdaya ikan. Analisis bijak, maka dapat memicu eksploitasi
potensi ikan dimaksudkan untuk menghasilkan penangkapan yang melebihi produksi
informasi tentang kelimpahan stok ikan di suatu maksimum lestari ikan layang. Tujuan
perairan, rekomendasi jumlah upaya penangkapan penelitian yaitu menentukan tingkat
optimum, dan jumlah tangkapan ikan yang pemanfaatan sumberdaya ikan layang di
diperbolehkan. Perairan Timur Sulawesi Tenggara.
Ikan layang (Decapterus spp) merupakan
salah satu sumberdaya ikan ikan pelagis kecil yang METODE PENELITIAN
memiliki potensi dan nilai ekonomis tinggi di Penelitian menggunakan metode survei
Sulawesi Tenggara. Kegiatan pemanfaatan untuk mendapatkan gambaran yang dapat
sumberdaya ikan layang di Sulawesi Tenggara mewakili potensi dan tingkat pemanfaatan
umumnya dilakukan oleh unit penangkapan ikan ikan layang di Perairan Timur Laut Sulawesi
purse seine (pukat cincin). Beberapa daerah Tenggara. Pendekatan dilakukan dengan cara
penangkapan ikan layang di Sulawesi Tenggara menganalisis data upaya penangkapan dan
adalah di Perairan Menui, Perairan Saponda, dan data hasil tangkapan (produksi) ikan layang
Perairan Wawonii (Selanjutnya disebut “Perairan oleh unit penangkapan pukat cincin yang di
Timur Laut Sulawesi Tenggara”). Produksi ikan daratkan di PPS Kendari.
layang dari perairan tersebut terekam dalam catatan
Data yang dikumpulkan dalam penelitian Hubungan antara hasil tangkapan (c)
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dan upaya penangkapan (f)
melalui kuisioner dan wawancara untuk memperoleh = − ..................................... (4)
informasi tentang kondisi umum PPS Kendari dan Produksi maksimum lestari (MSY) diperoleh
usaha perikanan pukat cincin yang berpangkalan di dengan formula :
PPS Kendari. Data sekunder diperoleh dari Kantor = − ......................................(5)
Pusat PPS Kendari, yang meliputi data daerah
penangkapan, operasi penangkapan ikan (jumlah trip Tingkat pemanfaatan ikan tongkol dihitung
operasi, hasil tangkapan per trip, jumlah kapal, dan dengan menggunakan formula
tempat pemberangkatan) selama tujuh tahun = 100 % ...........................(6)
terakhir, yaitu dari Tahun 2007 sampai dengan
Tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data Tingkat pemanfaatan dibagi atas empat
tahunan hasil tangkapan ikan layang yang di kategori [3]. Emapt kategori tingkat
daratkan di PPS Kendari (satuan: ton/tahun). pemanfaatan yaitu tahap rendah
Adapun jumlah upaya penangkapan pukat cincin (0-33,3%), berkembang (33,4-66,7%), padat
yang beroperasi sama dengan banyaknya trip tangkap (66,8-100%), dan lebih tangkap (>
penangkapan pada suatu periode tahun. 100%).
Analisis data untuk menentukan potensi
sumberdaya ikan Layang yaitu dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan model Schaefer yaitu Unit Penangkapan Pukat Cincin
menghubungkan upaya penangkapan (effort) dan Unit penangkapan ikan pukat cincin
CPUE ikan tongkol. Hubungan fungsi dalam model yang beroperasi di perairan bagian timur
Schaefer dengan persamaan [2] : Sulawesi Tenggara terdiri dari berbagai
= + + ...................(1) ukuran. Ukuran kapal antara 5 GT –
Dimana: 50 GT. Jumlah unit penangkapan ikan pukat
: Peubah tak bebas (nilai CPUE) cincin pada Tahun 2007 – 2013
(ton/trip); sangat fluktuatif. Data ukuran dan jumlah
: Upaya penangkapan, sebagai peubah kapal unit penangkapan pukat cincin dapat
bebas dalam satuan trip operasi dilihat pada Tabel 1.
penangkapan jenis alat tangkap standar Pukat cincin yang dikenal dengan nama
untuk menangkap ikan tertentu; lokal kapal gae mempunyai peran penting
: Intersep (titk potong); dalam pemanfaatan sumberdaya perikanan di
: Koefisen regresi; Sulaweai Tenggara. Fluktuasi jumlah unit
: Simpangan baku. penangkapan ikan pukat cincin dari tahun
Nilai dan dapat ditentukan sebagai berikut: 2007 – tahun 2013 di dominasi oleh armada
(∑ ∑ )
= ....................................(2) yang berukuran 5 GT – 10 GT.
∑ ∑ ∑
= ∑ (∑ )
............................... (3)

33
pada 3°52’27” - 3°58’56” Lintang Selatan dan
Fluktuasi jumlah unit penangkapan ikan dari 122°50’48” - 122°58’27” Bujur Timur. Suhu
berbagai ukuran disebabkan kapal pukat cincin yang permukaan laut (SPL) berkisar antara 28°C -
mendaratkan hasil tangkapannya di Pelabuhan 30°C. Salintas perairan berkisar antara 32‰ -
Perikanan Samudera (PPS) Kendari terdiri dari kapal 33‰.
pukat cincin lokal dan kapal pukat cincin pendatang. Distribusi ikan layang dapat ditemukan
Kapal pukat cincin pendatang berasal dari Sulawesi di seluruh perairan dunia. Dapat tersebar pada
Selatan yang dikenal masyarakat nelayan setempat perairan tropis dan subtropis di Indo-Pasifik
dengan kapal putih. dan Lautan Atlantik [4]. Daerah penagkapan
Kapal pukat cincin pendatang melakukan ikan layang di Indonesia dapat ditemukan di
pendaratan hasil tangkapan di PPS Kendari pada saat Laut Banda pada 100 meter. Salinitas
harga ikan lebih tinggi daripada daerah asalnya, perairan yang disenangi oleh ikan layang
kondisi ini menyebabkan jumlah unit penangkapan berkisar antara 30‰ - 34‰. Suhu perairan
ikan setiap tahun tidak tetap. Hal ini berdampak memiliki peranan penting bagi penyebaran
pada jumlah upaya penangkapan (trip penangkapan) ikan layang. Suhu perairan untuk ikan layang
pukat cincin. berkisar antara 20°C - 30°C [5].
Kosentrasi klorofil-a perairan Sulawesi
Daerah Penangkapan Ikan Layang Tenggara memiliki 0,18 mg/m3–0,74 mg/m3.
Kondisi perairan dengan tingkat klorofil-a
yang relatif tinggi, menjadikan perairan
tersebut berpotensi sebagai habitat ikan-ikan
pelagis. Kondisi oseanografi perairan ini
sesuai dengan habitat ikan layang deles
(Decapterus macrosoma)[4].

Musim Penangkapan Ikan Layang


Musim penangkapan ikan layang di
perairan bagian timur Sulawesi Tenggara
berdasarkan hasil analisis volume produksi
hasil tangkapan ikan layang dari bulan Januari
Gambar 1. Lokasi observasi daerah penangkapan
– Desember pada ukuran 5 GT – 30 GT.
ikan pukat cincin
Volume produksi ikan layang tertinggi terjadi
pada bulan Januari yaitu 107.691 ton. Musim
Hasil observasi daerah penangkapan ikan penangkapan ikan layang berdasarkan volume
layang berada pada Wilayah Pengelolaan Perikanan produksi dapat dilihat pada Gambar 2.
(WPP) 714 Laut Banda (Gamabr 1). Koordinat
operasi penangkapan ikan kapal pukat cincin berada

34
Produksi dan Prosuktivitas Hasil
Ikan layang dapat ditemukan sepanjang Tangkapan Ikan Layang
tahun di Selat Sunda, Selat Makassar, Teluk Ambon, Produksi hasil tangkapan ikan layang di
Teluk Kupang, Sulawesi Tenggara dan Teluk perairan bagian timur Sulawesi Tenggara pada
Tomini. Musim penangkapan ikan di Perairan Tahun 2007 – 2013 berfluktuasi. Hal ini
Sulawesi Tenggara dapat ditemukan pada bulan sehubungan dengan upaya penangkapan (trip)
Januari – April dan bulan Juli – September [6]. yang fluktuatif. Produksi hasil tangkapan
Hasil analisis musim penangkapan ikan ikan tertinggi pada Tahun 2007 yaitu 6.763
layang di Perairan Sulawesi Tenggara pada Tahun ton dengan upaya penangkapan sebanyak
2007 – 2013, diperoleh informasi bahwa musim 2.996 trip. Produksi hasil tangkapan ikan
puncak penangakapan ikan layang terjadi pada bulan terendah pada Tahun 2008 yaitu 2.313 ton
Januari – Juni. Kondisi ini dapat dilihat berdasarkan dengan upaya penangkapan sebanyak 2.574
volume hasil tangkapan ikan layang selama bulan trip. Hubungan antara besarnya produksi hasil
Januari – Juni. Volume hasil tangkapan mulai tangkapan ikan dengan upaya penangkapan
menurun pada bulan Juli – Desember (Gambar 2). yang dilakukan dalam satuan trip
Musim penangkapan ikan layang sangat penangkapan, berpengaruh secara fluktuatif
dipengaruhi dengan salinitas perairan sebagai habitat terhadap produktivitas hasil tangkapan
spesies tersebut. Berdasarkan hasil observasi yang (CPUE). Produksi dan produktivitas hasil
dilakukan selama bulan Mei – Juli diketahui salinitas tangkapan ikan layang akan meningkat
perairan berkisar antara 32‰ - 33‰. Pada musim apabila upaya penangkapan ikan (trip) dapat
timur (Juni – September), massa air dikurangi. Produksi hasil tangkapan, upaya
massa bersalinitas tinggi yang berasal dari Laut penangkapan dan produktivitas hasil
Flores dan Samudera Pasifik mengalir melalui Selat tangkapan dapat dilihat pada Gambar 3.
Makassar menuju ke Laut Jawa [6]. Pada musim Produksitivitas hasil tangkapan
barat (Desember- Maret) arus permukaan bergerak menunjukan bersarnya stok ikan yang dapat
dari Laut Cina Selatan (Natuna) memasuki Laut dimanfaatkan secara berkelanjutan. Dinamika
Jawa dari arah barat ke arah timur. Pergerakkan populasi stok ikan yang terdapat di perairan
arus ini membawa massa iar laut dengan salinitas dapat dipengaruhi oleh kelahiran, kematian,
tinggi. imigrasi dan emgirasi [7]. Peningkatan dan
Perairan Wawonii dan Perairan Saponda penurunan stok ikan di perairan
sebagai lokasi penelitian terletak di Laut Banda. mempengaruhi stok populasi ikan [8].
Perairan ini pada musim timur memiliki salinitas Peningkatan stok dipengaruhi oleh
perairan yang tinggi berasal dari Samudera Pasifik. pertumbuhan dan rekruitmen. Penurunan stok
Pergerakkan massa air yang bersalinitas tinggi dipengaruhi oleh mortalitas alami dan
diikuti oleh migrasi ikan layang. Hal ini penangkapan. Produktivitas hasil tangkapan
menyebabkan pada bulan Januari – Juni ikan layang dapat ditentukan dengan
merupakan musim ikan layang membandingkan besarnya produksi hasil
tangkapan dengan besaranya upaya
di sekitar perairan Laut Banda termasuk perairan
timur Sulawesi Tenggara.

35
penangkapan yang dilakukan. Dalam penelitian ini akan bertambah. Kebijakan pemerintah dalam
upaya penangkapan yaitu banyaknya trip hal pengaturan waktu penangkapan perlu
penangkapan per tahun dari tahun 2007 – 2013. dilakukan, sehingga produktivitas ikan layang
Fluktuasi produktivitas hasil tangkapan ikan di daerah penangkapan ikan dapat
layang pada Gambar 5 dapat dijelaskan bahwa dikendalikan secara lestari.
besarnya volume produktivitas dipengaruhi oleh
besarnya upaya penangkapan yang dilakukan. Potensi Maksimum Lestari (MSY) Ikan
Semakin tinggi upaya penangkapan (trip) maka Layang
volume produktivitas menjadi berkurang. Potensi maksimum lestari (MSY)
Produktivitas pada Tahun 2007 sebesar 2,6 ton/trip. merupakan suatu upaya penangkapan yang
Pada Tahun 2008 mulai menurun sampai pada dapat menghasilkan hasil tangkapan
Tahun 2012. Produktivitas ikan layang meningkat maksimum secara lestari tanpa mempengaruhi
kembali pada Tahun 2013. Kondisi tersebut dapat produktivitas stok secara jangka panjang [9].
dikatakan bahwa ikan layang melakukan rekruitmen Penentuan Hasil tangkapan maksimum lestari
di daerah penangkapan ikan dalam jangka waktu 5 – dapat dilakukan dengan menggunakan model
6 tahun. Penurunan produktivitas dipengaruhi oleh produksi surplus. Perhitungan model
penurunan volume produksi, dimana aktivitas produksi surplus dalam penelitian ini
penangkapan yang lebih besar dibandingkan dengan berdasarkan nilai CPUE ikan layang dan
kemampuan rekruitmen stok ikan layang pada upaya penangkapan selama tujuh tahun pada
daerah penangkapan ikan di tahun tersebut. unit penangkapan pukat cincin.
Rekruitmen stok ikan dapat terjadi apabila terdapat Hasil analisis terhadap produksi hasil
ikan yang dibiarkan menjadi dewasa, sebaliknya tangkapan ikan layang pada Tahun 2007 –
rekruitmen stok ikan di perairan tidak dapat terjadi 2013, diperoleh potensi maksimum lestari
apabila tidak ada ikan yang dibiarkan menjadi (MSY) ikan layang di perairan bagian timur
dewasa dan memijah [9]. Ukuran panjang ikan Sulawesi Tenggara sebesar 5.748 ton/tahun.
mempengaruhi dinamika stok dan produktivitas ikan Besarnya potensi maksimum lestari (MSY),
layang diperairan, sebab apabila ukuran panjang effort dan produksi ikan layang dapat dilihat
ikan mencapai ukuran panjang ikan dewasa maka pada Gambar 4.
berat tubuh ikan

36
dapat dilihat bahwa pada Tahun 2007, Tahun
2010 dan Tahun 2013 persentase tingkat
pemanfaatan berada pada kategori lebih
tangkap dengan persentase lebih dari 100%.
Tingkat pemanfaatan ikan secara umum
menunjukkan seberapa besar pemanfaatn
sumberdaya perikanan di suatu wilayah
perairan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa tingkat pemanfaatan ikan layang di
perairan bagian timur Sulawesi Tenggara dari
Tahun 2007 – 2013, rata-rata mencapai
89,04%. Tingkat pemanfaatan sumberdaya
Gambar 4. Potensi Maksimum Lestari SY). ikan dikategorikan sebagai perairan padat
tangkap, jika persentase tingkat pemanfaatan
MSY merupakan hasil tangkapan terbanyak mencapai 66,8% -100% , dan jika tingkat
berimbang yang dapat dipertahankan sepanjang pemanfaatan mencapai lebih dari 100%, maka
masa pada suatu intensitas penangkapan tertentu dikategorikan sebagai peraiaran dengan
yang mengakibatkan biomas sediaan ikan pada akhir tingkat pemanfaatan lebih tangkap [3].
suatu periode tertentu sama dengan sediaan
Tingkat pemanfaatan ikan layang di

perairan bagian timur Sulawesi Tenggara


biomas pada permulaan periode tertentu tersebut dengan rata-rata 89,04% dalam kurun waktu
[10]. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat enam tahun, telah berada dalam kategori padat
dijelaskan bahwa besarnya hasil tangkapan ikan tangkap. Tingkat pemanfaatan pada tahun
yang dapat dimanfaatkan setiap tahun di perairan 2007, 2010 dan 2013 telah melebihi angka
bagian timur Sulawesi Tenggara sebesar 5.747,61 100%. Kondisi ini dapat dikatakan bahwa
ton. Potensi sumberdaya ikan layang yang dapat pada tahun-tahun tersebut telah terjadi lebih
dimanfaatkan oleh nelayan sebesar 5.747,61 ton tangkap. Hal ini dapat dilihat bahwa produksi
akan memberikan sediaan biomas sumberdaya ikan hasil tangkapan pada Tahun 2008 dan 2011
pada beberapa periode, sebab kondidi ini menjadi berkurang (Gambar 5).
memberikan kesempatan sumberdaya ikan di Kategori tingkat pemanfaatan ikan
perairan timur Sulawesi Tenggara untuk melakukan layang di perairan bagian timur Sulawesi
rekruitmen. Tenggara yang mencapai padat tangkap dan
cenderung mencapai lebih tangkap, menjadi
Tingkat Pemanfaatan Ikan Layang informasi penting dalam membuat suatu
Tingkat pemanfaatan ikan layang di perairan kebijakan. Langkah untuk membuat
bagian timur Sulawesi Tenggara dari Tahun 2007 – kebijakan sehubungan dengan pengaturan
2013 rata-rata sebesar 89,04%. Persentase tingkat waktu penangkapan perlu dilakukan,
pemanfaatan ikan layang tersebut berada pada mengingat eksploitasi sumberdaya ikan
kategori padat tangkap. Berdasarkan Gambar 5 layang diperairan bagian timur Sulawesi

37
Tenggara dapat berlangsung sepanjang waktu. Agar [8] Sudradjat, A. 2006. Studi pertimbuhan,
pemanfaatan sumberdaya perikanan dapat dilakukan mortalitas dan tingkat eksploitasi ikan
secara berkelanjutan dan berwawasan lingkungan, selar kuning, Selaroides leptolepis
maka perlu dilakukan upaya pengelolaan yang dapat (Cuvier dan Valenciennes) di Perairan
Pulau Bintan, Riau. Journal Fisheries
menyeimbangkan tingkat pemanfaatannya [11].
Science. 7(2):223 – 228.
[9] Sparre P, Venema SC. 1999. Introduksi
KESIMPULAN DAN SARAN Pengkajian Stok Ikan Tropis. Buku I
Hasil penelitian mengenai tingkat (Manual). FAO. Roma. Diterjemahkan
pemanfaatan ikan layang (Decapterus spp) oleh Pusat Penelitian dan
berdasarkan hasil tangkapan pukat cincin di perairan Pengembangan Perikanan. Jakarta (ID).
timur Sulawesi Tenggara dapat disimpulkan bahwa Badan Litbang Pertanian.
tingkat pemanfaatan ikan layang di rata-rata [10] Gulland, J.A. 1983. Fish Stock
mencapai 89,04%, termasuk kategori padat tangkap. Assesment. A Manual of Basic
Methods. John Wiley and Sons. Inc.
Hal yang disarankan yaitu berdasarkan hasil
New York.
penelitian diperoleh informasi mengenai tingkat [11] Alder J, Pritcher TJ, Preikshot D, Kaschner
pemanfaatan ikan layang yang telah mencapai K, Ferriss B, 2001. How Good is
kategori padat tangkap. Hal ini perlu mendapat Good?: A Rapid Appraisal Technique
perhatian pemerintah sebagai pembuat kebijakan, for Evaluation of the Sustainability
agar dapat membuat aturan dalam pemanfaatan Status of Fisheries of the North Atlantic.
sumberdaya ikan layang sehubungan dengan upaya Fisheries Centre. Vancouver,
penangkapan (jumlah armada dan waktu Canada.University of British Columbia.
penangkapan), sehingga pemanfaatan sumberdaya Hal. 31–43.
ikan layang dapat dilakukan secara berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Widodo J, Suadi. 2006. Pengelolaan Sumberdaya
Perikanan Laut. Yogyakarta (ID). Gadja Mada
University Press. Dwiponggo, A. 1994.
Taman akuarium air tawar - TMII sebuah
replika dari ekosistem air tawar. Jakarta.
[2] Supeni EA, Tanjaya E, Dobo J. 2014. Potensi dan
tingkat pemanfaatan sumberdaya ikan tongkol
(Auxis thazard) di perairan Maluku Tenggara
Provinsi Maluku. Simposium Nasional
Pengelolaan perikanan Tuna Berkelanjutan;
2014 Des 10 – 11; Bali. Hlm 97 – 104.
[3] Uktolseja, JCB, R. Purwasasmita; K. Susanto dan AB
Sulistiadji. 1998. Sumberdaya Ikan Pelagis
Besar. Dalam Potensi dan Penyebaran
Sumberdaya Ikan Laut di Perairan Indonesia.
Komnas Pengkajian Stok Sumberdaya Ikan
Laut, LIPI. Jakarta.
[4] Simbolon D, Alimina N. 2008. Analisis perikanan
pancing tonda madidihang (Thunnus
albacares) di perairan bagian Selatan Sulawesi
Tenggara. Buletin SWIMP Akademi Perikanan
Sorong. Juni 2008.8:18–24.
[5] Nontji , A , 2002. Laut Nusantara. Jakarta (ID).
Djambatan.
[6] Simbolon, D. 2011. Bioekologi dan Dinamika Daerah
Penangkapan Ikan. Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan. Bogor (ID). Institut
Pertanian Bogor.
[7] Hasibuan, KM. 1987. Permodelan Matematika di
Dalam Biologi Populasi. Bogor (ID). Institut
Pertanian Bogor.

38

Anda mungkin juga menyukai