Anda di halaman 1dari 3

Komunikasi dengan keluarga

Komunikasi dengan keluarga merupakan proses segi tiga antara perawat,orang tua,
dan anak. Walaupun orang tua merupakan fokus penting dalam berkomunikasi segi tiga.
Saudara kandung,sanak keluarga lainnya dan pengasuhannya juga merupakan bagian dari
proses komunikasi.

Melaksanakan penjajakan terhadap anak memerlukan input dari anak itu sendiri
(verbal dan non verbal), informasi dari orang tua dan observasi perawat sendiri. Orang tua
merupakan fokus penting dalam komunikasi segi tiga (anak-orang tua-perawat) walaupun
tidak mengabaikan saudara kandung,sanak saudara atau pembantunya.

Dalam proses komunikasi dalam keluarga kita dapat menggunakan langkah-langkah


seperti: mendorong orang tua untuk berbicara, mengarahkan pada pokok permasalahan,
mendengar, diam sejenak, meyakinkan, menentukan masalah, memecahkan masalah,
mengantisipasi bimbingan dan menghindari hambatan-hambatan komunikasi.

1. Mendorong Orang Tua Untuk Berbicara


Informasi tentang faktor kehidupan anak. Berhati-hati dan gunakan pertanyaan-
pertanyaan terbuka untuk menggali data sebanyak mungkin. Misalnya “bu, bisa
dijelaskan bagaimana kondisi putra ibu sebelum dibawa ke rumah sakit ini?”
2. Mengarahkan Pada Pokok Permasalahan
Kemampuan untuk mengarahkan pada pokok permasalahan selama berwawancara
adalah salah satu kesulitan dalam mencapai tujuan komunikasi efektif. Salah satu
pendekatan adalah menggunakan pertanyaan terbuka dan luas. Langkah ini
dilakukan untuk menghindari komunikasi yang tidak relevan dan mengefektifkan
komunikasi yang terapeutik
3. Mendengarkan
Mendengarkan adalah unsur yang paling penting dalam komunikasi yang efektif.
Dalam proses mendengarkan perawat harus mengarahkan perhatiannya dengan
sungguh-sungguh pada klien. Ini merupakan proses aktif karena konsentrasi dan
perhatian ditujukan pada semua aspek percakapan yaitu : verbal,non verbal, dan
yang bersifat abstrak.
4. Diam Sejenak
Diam sebagai satu respon, sering kali merupakan tehnik wawancara yang sulit
untuk dipelajari. Diam bertujuan untuk mengalihkan pikiran,perasaan dan untuk
saling memahami emosinya kadang-kadang perlu menghentikan taktik diam ini
dan kembali berkomunikasi.
5. Bersikap Empati
Empati berarti ikut merasakan perasaan orang lain secara obyektif. Perawat yang
empati berusaha sebanyak mungkin melihat keadaan dari sudut pandang klien atau
keluarga. Empati berbeda dengan simpati, simpati tidak selalu ada unsur hubungan
“membantu” dengan klien. Ungkapan empati tersebut,misalnya : “Kami bisa
merasakan apa yang ibu rasakan saat ini, mudah-mudahan ibu sabar dan mendapat
kekuatan dari Tuhan”.
6. Meyakinkan
Hampir semua orang tua ingin menjadi orang tua yang baik dan ingin
menunjukkan kemampuannya dalam perannya. Orang tua membutuhkan perawat
yang menghargai dan memperhatikan perannya sebagai orang tua dan ingin agar
perawat memperhatikan anaknya. Hindarkan pembicaran yang menyinggung harga
diri sebagai orang tua. “kami akan berusaha maksimal membantu mengatasi
masalah putra ibu dan kita berharap semoga dapat segera teratasi”
7. Menentukan Masalah
Perawat dan orang tua harus sepakat bahwa masalah itu ada. Perawat akan
bersama ibu menetapkan apakah masalahnya ini benar atau tidak. Misalnya :
“kalau saya perhatikan mata putra ibu ini cowong,mukosa bibirnya kering dan
turgor kulitnya menurun, apa benar putra ibu tadi dehidrasi?”
8. Memecahkan Masalah
Pemahaman dan pengenalan masalah harus disepakati oleh orang tua kemudian
mulai merencanakan pemecahannya. Perawat harus mendiskusikan resikonya
terhadap keluarga dan mencoba mencari pemecahan masalah yang lebih efektif.
Misalnya : “kalau benar putra ibu dehidrasi, maka kita harus segera melakukan
rehidrasi, sebab bila terlambat dapat berakibat vatal bagi kondisi putra ibu”.
9. Mengadaptasi Bimbingan
Segera setelah masalah diindentifikasi dan disetujui oleh perawat dan orang tua,
maka dapat mulai merencanakan pemecahannya. Orang tua yang dilibatkan dalam
memecahkan masalah berpartisipasi penuh selama perawatan berlangsung. Bila
situasi memungkinkan, keputusan yang diambil adalah berasal dari orang tua dan
perawat berperan sebagai fasilitator dalam pemecahan masalah.
10. Mengindari hambatan-hambatan komunikasi
Hambatan yang mempengaruhi proses hubungan dalam berkomunikasi :
a. Sosoalisasi kepada sasaran yang tidak tepat
b. Memberi nasehat-nasehat yang tidak ada kaitannya dan yang diperlukan
c. Memberikan dorongan sepintas
d. Melindungi suatu situasi atau opini
e. Menawarkan keyakinan yang kurang sesuai
f. Memberikan pujian secara stereoptipi
g. Menahan ekspresi emosi dengan pertanyaan tertutup
h. Menginterupsi dan menyelesaikan kalimat seseorang
i. Lebih banyak bicara dari pada orang yang diintervensi
j. Membuat konklusi yang menghakimi
k. Mengubah fokus pembicaraan dengan sengaja.

Anda mungkin juga menyukai